Sabtu, 25 Juli 2020

Do’a Abu Darda’.

Do’a Abu Darda’.
جاء رجل إلى أبي الدرداء فقال: يا أبا الدرداء قد احترق بيتك فقال: ما احترق لم يكن الله عز وجل ليفعل ذلك بكلمات سمعتهن من رسول الله من قالها أوّل نهاره لم تصبه مصيبة حتى يمسي، ومن قالها آخر النهار لم تصبه مصيبة حتى يصبح: اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت عليك توكلت، وأنت ربّ العرش العظيم، ما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن لا حول ولا قوّة إلا بالله العليّ العظيم، أعلم أن الله على كل شيء قدير، وأن الله قد أحاط بكل شيء علماً، اللهم إني أعوذ بك من شرّ نفسي، ومن شر كل دابة أنت آخذ بناصيتها، إن ربي على صراط مستقيم، وابن السني
Seseorang datang kepada Abu Darda’ ra. memberitahu: “Hai Abu Darda’ (daerah) rumahmu terbakar.” Dijawab oleh Abu Darda’: “Tidak mungkin Allah akan berbuat itu, karena beberapa yang telah saya dengar dari Rasulullah saww. barangsiapa membaca kalimat-kalimat itu diwaktu pagi maka tidak akan terkena musibah sepanjang hari hingga sore, dan barangsiapa membacanya diwaktu sore tidak akan terkena musibah hingga pagi, yaitu:
اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت عليك توكلت، وأنت ربّ العرش العظيم، ما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن لا حول ولا قوّة إلا بالله العليّ العظيم، أعلم أن الله على كل شيء قدير، وأن الله قد أحاط بكل شيء علماً، اللهم إني أعوذ بك من شرّ نفسي، ومن شر كل دابة أنت آخذ بناصيتها، إن ربي على صراط مستقيم
ALLAAHUMMA ANTA ROBBII, LAA ILAAHA ILLA ANTA ‘ALAIKA TAWAKKALTU, WA ANTA ROBBUL ‘ARSyIL ‘AZhIIM(I), MAA SyAA’ALLAAHU KAANA WA MAA LAM YASyAA’ LAM YAKUN, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘AZhIIM(I), A’LAMU ANNALLAAHA ‘ALAA KULLI SyAI’IN QODIIR(UN), WA ANNALLAAHA QOD AHAAThO BIKULLI SyA’IN ‘ILMA(N), ALLAAHUMMA INNII A’UUDzUBIKA MIN SyARRI NAFSII WA MIN SyARRI KULLI DAABBATIN ANTA AKhIDzUM BINAAShIYYATIHAA INNA ROBBII ‘ALAA ShIROOThIM MUSTAQIIM(I).
(Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada Tuhan kecuali Engkau, kepada-Mu aku berserah diri, dan Engkau Tuhan arsyi yang agung, sekehendak Allah pasti terjadi, yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, saya mengetahui bahwa Allah atas segala sesuatu Maha Kuasa, dan ilmu pengetahuan Allah telah meliputi segala sesuatu. Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan dari kejahatan tiap-tiap binatang yang melata, yang nasibnya ditangan-Mu, sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.”) (HR. Ibn As Sunni)
Di kisahkan Abu Darda pun segera menghampiri rumahnya diikuti orang-orang. Ternyata rumah-rumah tetangganya telah habis dilahap si jago merah. Hanya rumah Abu Darda saja yang masih kokoh berdiri, seolah-olah tak tersentuh api. Allah melindungi rumahnya dan menyelamatkan dari kebakaran.
رسول الله يقول: مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ هذه الكلمات لم يصبه في نفسه ولا أهله ولا ماله شي
Dilain riwayat Rasulullah saww. mengatakan : “Barangsiapa yang membaca (tiap pagi) kalimat-kalimat ini (do’a diatas) maka tidak akan ditimpa musibah dirinya, keluarganya dan harta kekayaannya.”
رواية أخرى له: من قالها ثم مات دخل الجنة
Juga dilain riwayat: “Barangsiapa yang membacanya (do’a diatas) kemudian mati pada hari itu masuk surga.”
Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan do’a tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, do’a tersebut dibaca pagi dan sore 1x atau 3x, do’a tersebut juga ada terangkum didalam Wirdhul Lathif karangan Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
Doa tersebut selain dibaca di pagi hari dan sore hari, dapat juga di baca dalam keadaan ketakutan minta perlindungan kepada Allah, seperti dari kebakaran, angin topan, badai, gempa, hujan angin, dll agar Allah menjaga diri kita, keluarga kita maupun harta benda kita dari hal-hal buruk yang tidak kita inginkan.
Allahu a’lam bishawab.
Dikutip dari :
* Ihya Ulumiddin – Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
* Al Adzkar – Al Imam An Nawawi.
* Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad – Asy Syaikh Zinuddin Al Maribariy.
Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa’aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/
Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس



Kamis, 23 Juli 2020

Tanya jawab dan permasalahan tentang Jimat, Suwuk, Wafak.


Berikut ini tanya jawab dan permasalahan tentang Jimat, Suwuk, Wafak.

Suatu hari, serombongan orang datang menemui Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah membaiat 9 orang dan tersisa 1 orang. Mereka berkata : “Ya Rasulallah, Anda membaiat 9 orang di antara kami dan tidak pada orang ini”. Rasulullah bersabda : “Padanya terdapat “tamimah (jimat)”. Lalu Rasulullah memasukkan tangan beliau dan memotong jimat itu, baru kemudian beliau membaiatnya. Beliau bersabda : “Barang siapa yang mengalungkan tamīmah, maka ia menyekutukan (syirik) Allah”. (Musnad Ahmad bin Hambal 4/156)

Beberapa orang setelah membaca hadits di atas akan serta merta mengatakan bahwa memakai jimat adalah hal yang dilarang dalam Islam. Ditambah dengan adanya hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Kitab Haditsnya, bahwa Rasulullah saw. bersabda :

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

“Sesungguhnya Ruqyah (suwuk),Tamīmah (jimat) dan Tiwālah (pengasihan) adalah syirik”. (Sunan Abi Dawud 4/10).

Juga banyak beredar meme bertuliskan hadits riwayat Bukhari dari Sahabat Ibn Abbas bahwa Rasulullah bersabda :

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ، وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Ada 70.000 orang dari umatku yang akan masuk surga tanpa melalui hisab, yaitu orang-orang yang tidak pernah beruqyah dan tidak pernah merasa sial dan bertawakkal kepada Tuhannya” (Shahih Bukhari 8/124).

Maka sebenarnya bagaimana pandangan islam tentang Jimat, Suwuk (Ruqyah) dan semacamnya?

Syekh Abu At-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-Adzim Abadi dalam Kitab ‘Aun al-Ma’būd Syarh Sunan Abī Dāwud berkata :

وَالتَّمِيمَة يُقَال إِنَّهَا خَرَزَة كَانُوا يُعَلِّقُونَهَا يَرَوْنَ أَنَّهَا تَدْفَع عَنْهُمْ الْآفَات وَاعْتِقَاد هَذَا الرَّأْي جَهْل وَضَلَال إِذْ لَا مَانِع وَلَا دَافِع غَيْر اللَّه سُبْحَانه، وَلَا يَدْخُل فِي هَذَا : التَّعَوُّذ بِالْقُرْآنِ وَالتَّبَرُّك وَالِاسْتِشْفَاء بِهِ لِأَنَّهُ كَلَام اللَّه سُبْحَانه وَالِاسْتِعَاذَة بِهِ تَرْجِع إِلَى الِاسْتِعَاذَة بِاَللَّهِ ، إِذْ هُوَ صِفَة مِنْ صِفَات ذَاته

“Tamimah (jimat) adalah sebutan untuk tulang yang dikalungkan oleh mereka dengan meyakini bahwa hal itu mencegah terjadinya mara bahaya. Keyakinan semacam ini adalah bodoh dan sesat. Sebab tidak ada yang dapat menolak dan mencegah terjadinya bahaya kecuali Allah Swt. Namun berlindung, bertabarruk (berharap keberkahan) dan berobat dengan Al Qur’an tidak masuk dalam hal ini, karena merupakan bagian dari kalam Allah. Maka berharap perlindungan dengan kalam Allah adalah berharap perlindungan kepadaNya, sebab itu adalah sebagian dari beberapa sifatNya”.

Dalam halaman yang lain beliau berkata :

قَالَ الْخَطَّابِيُّ : وَأَمَّا الرُّقَى فَالْمَنْهِيّ عَنْهُ هُوَ مَا كَانَ مِنْهَا بِغَيْرِ لِسَان الْعَرَب فَلَا يَدْرِي مَا هُوَ وَلَعَلَّهُ قَدْ يَدْخُلهُ سِحْرٌ أَوْ كُفْرٌ وَأَمَّا إِذَا كَانَ مَفْهُومَ الْمَعْنَى وَكَانَ فِيهِ ذِكْرُ اللَّه سُبْحَانه فَإِنَّهُ مُسْتَحَبّ مُتَبَرَّك بِهِ وَاَللَّه أَعْلَمُ

“Al Khatthaby berpendapat bahwa ruqyah yang dilarang adalah yang tidak menggunakan bahasa Arab, sehingga tidak diketahui maknanya dan khawatir termasuk sihir dan kufur. Namun apabila dapat difahami maknanya dan termasuk dzikir di dalamnya, maka itu sunnah dan mendatangkan barakah. Wallahu A’lam”.

Syekh Ahmad bin Ali bin Hajar Abu Al Fadl Al Asqalany As Syafi’i dalam kitab Fath al-Bari berkata :

وقد أجمع العلماء على جواز الرقي عند اجتماع ثلاثة شروط أن يكون بكلام الله تعالى أو بأسمائه وصفاته وباللسان العربي أو بما يعرف معناه من غيره وأن يعتقد أن الرقية لا تؤثر بذاتها بل بذات الله تعالى

“Ulama sepakat atas bolehnya Ruqyah bila memenuhi 3 syarat :
1. Menggunakan Kalam Allah, Asma atau Sifat-sifatNya.
2. Dengan bahasa arab atau bahasa lain yang difahami maknanya.
3. Meyakini bahwa ruqiyah tidak memberi dampak lantaran dzatnya sendiri tapi dengan lantaran dzat Allah SWT”.

Sampai di sini, jelas bisa diambil kesimpulan bahwa jimat dan ruqyah tidak serta merta mengakibatkan kesyirikan. Asalkan memenuhi kriteria diatas maka boleh bagi setiap muslim untuk memanfaatkannya.

Bahkan beberapa Ulama ada yang lebih memberikan kelonggaran terhadap ruqyah atau suwuk yang menggunakan bahasa selain bahasa arab atau bahasa yang tidak difahami maknanya sekalipun. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Sahabat Auf bin Malik RA. dia berkata :

كنا نرقى في الجاهلية فقلنا يا رسول الله كيف ترى في ذلك فقال اعرضوا علي رقاكم لا بأس بالرقى ما لم يكن فيه شرك

“Kami pernah beruqyah pada masa jahiliyah. Maka kami berkata : “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentang itu? Rasulullah menjawab : “Tunjukkan padaku ruqyah kalian, tidak mengapa beruqyah asal tidak mengandung kesyirikan”.

Dalam riwayat Sahabat Jabir diceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. melarang ruqyah. Lalu keluarga Amr bin Hazm datang kepada beliau dan berkata :

عندنا رقية نرقى بها من العقرب قال فعرضوا عليه فقال ما أرى بأسا من استطاع أن ينفع أخاه فلينفعه

“Kami mempunyai ruqyah untuk mengobati sengatan Kalajengking. Rasulullah bersabda : “Tunjukkan padaku!” Kemudian beliau bersabda : “Aku tidak melihat bahaya (pada ruqyah kalian), maka barang siapa yang mampu memberikan kemanfaatan untuk saudaranya, berikanlah”

Dan dari keumuman Hadits diatas inilah, Ulama berkesimpulan pada hukum boleh untuk setiap tindakan ruqyah yang jelas manfaatnya walaupun menggunakan bahasa yang maknanya tidak difahami atau tidak masuk akal. (Fath al-Bari 10/195)

Pemakaian Jimat dan praktek ruqyah yang banyak kita temui di kalangan muslim tetap membutuhkan pendampingan dan penjelasan bahwa hakikat penyembuh, pemberi manfaat dan pencegah bahaya adalah Allah Swt, tidak lantas dipojokkan dengan tuduhan sesat bahkan syirik. Karena Rasulullah pernah di-ruqyah oleh Malaikat Jibril (Syarh Muslim Li An Nawawy, 7/325). Sang Pedang Allah, Khalid bin Walid memakai rambut Rasulullah sebagai jimatnya. Pernah suatu ketika beliau kehilangan topinya. Seluruh pasukannya diperintah untuk mencari sampai ketemu. Ternyata topi yang dicari adalah topi butut yang sudah kumal, sehingga menarik perhatian salah satu tentaranya untuk bertanya. Kholid lalu menjelaskan : “Suatu kali Nabi Muhammad umroh dan saat ber-tahallul beliau mencukur rambut beliau lalu memberikan potongan-potongan rambut itu kepada orang-orang sekitar beliau. Sejak saat itu, aku meletakkan rambut beliau di topiku. Dan di setiap aku peperangan yang aku memakai topi ini selalu dianugerahi kemenangan oleh Allah Swt.” (Majma’ Az Zawāid wa Manba’ al-Fawā’id)

Saat Imam Ahmad bin Hanbal berpulang, Imam Syafi’i diberitahu tentang peninggalan Imam Ahmad berupa 2 potong baju. Lalu beliau meminta agar baju itu direndam kedalam air, kemudian air rendaman itu beliau simpan dalam sebuah botol kecil. Maka sejak saat itu, setiap hari Imam Syafi’i membasuh wajahnya dengan air dari botol itu guna bertabarruk kepada Imam Ahmad bin Hanbal. Subhanallah… (Manaqib Al Imam Ahmad bin Hanbal).

Melihat terkadang dampak dari jimat dan ruqyah adalah hal yang di luar nalar manusia, apakah keduanya tidak berpotensi sebagai perbuatan sihir?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka terlebih dahulu kita harus tahu aneka ragam bentuk keanehan sekaligus penamaannya. Hal-hal aneh atau luar biasa yang terjadi di sekitar kita ada 4 macam: Mu’jizat, Karamah, Istidraj dan Sihir. Mu’jizat adalah keanehan yang tampak pada seseorang bersamaan dengan pengakuannya sebagai Nabi atau utusan. Sedangkan Karamah adalah hal luar biasa yang tampak pada seseorang yang sangat baik dalam mengikuti Nabinya. Karamah sendiri ada 2 macam : Irhash, yaitu keluarbiasaan yang tampak pada seorang Nabi sebelum diangkat sebagai Nabi, dan Ma’unah, yaitu keluarbiasaan yang tampak pada orang beriman yang tidak fasiq dan tidak sembrono. Yang ketiga, Istidraj, adalah keluarbiasaan yang tampak pada orang fasiq dan sembrono. Sementara sihir adalah keluarbiasaan dengan cara mempelajari dan mengetahui sebab-sebabnya dan tampak pada kuasa orang fasiq atau kafir. (Bughyah al-Mustarsyidin: 298)

Jika melihat semua definisi di atas, maka tidak semua keanehan atau keluarbiasaan disebut sihir. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menentukan nama dari hal di luar nalar yang terjadi. Syekh Abu Yahya Zakaria bin Muhammad bin Ahmad Al-Anshari As-Syafi’i berkata dalam kitab Syarah Al Bahjah Al Wardiyah 17/350 berkata :

فَإِنْ كَانَ مَنْ يَتَعَاطَى ذَلِكَ خَيِّرًا مُتَشَرِّعًا فِي كَامِلِ مَا يَأْتِي وَيَذَرُ وَكَانَ مَنْ يَسْتَعِينُ بِهِ مِنْ الْأَرْوَاحِ الْخَيِّرَةِ وَكَانَتْ عَزَائِمُهُ لَا تُخَالِفُ الشَّرْعَ وَلَيْسَ فِيمَا يَظْهَرُ عَلَى يَدِهِ مِنْ الْخَوَارِقِ ضَرَرٌ شَرْعِيٌّ عَلَى أَحَدٍ فَلَيْسَتْ مِنْ السِّحْرِ بَلْ مِنْ الْأَسْرَارِ وَالْمَعُونَةِ

“Bila praktisi Khariq Al Adah (keluar biasaan) adalah orang yang baik, berpegang teguh terhadap syariat secara baik, dan yang dimintai partisipasi adalah ruh-ruh orang baik sedangkan tujuan-tujuan dilakukannya tidak bertentangan dengan syara’ serta tidak menimbulkan bahaya terhadap seseorang, maka bukan termasuk sihir akan tetapi termasuk dari Asrar (keistimewaan yang terahasiakan) dan pertolongan Allah”.
Jelas di sini, bahwa Khariq Al Adah berpotensi sebagai sihir bila terdapat beberapa hal berikut: pelakunya orang fasiq atau orang kafir, medianya bertentangan dengan syara’, tidak membahayakan dan tidak untuk tujuan yang tidak dibenarkan syara’. Sehingga, bahkan bila menggunakan media ayat Al Qur’an namun tujuannya adalah kehancuran, maka tetap dinyatakan sihir (Hasyiyah aL-Jumal 3/21).

Wal Iyadzu Billah.


Pertanyaan.

Assalamu ’alaikum wr. wb. Redaksi Bahtsul Masail NU Online yang saya hormati. Saya mendengar salah seorang ustadz membahas sejumlah bentuk-bentuk kemusyrikan. Ia menyebut salah satunya adalah rajah atau jimat yang dikalungkan di tubuh anak-anak (orang Cirebon menyebutnya “suwuk”. ).

Saya teringat pada orang-orang di kampung saya dulu yang melindungi anak-anak balitanya melalui kalung yang dikenakan kepada anak mereka. Mohon penjelasannya. Terima kasih. Wassalamu ’alaikum wr. wb.

Jawaban,

Assalamu ’alaikum wr. wb. Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah SWT. Setiap orang tua secara naluriah menginginkan keselamatan anak dan keturunannya di dunia dan akhirat. Mereka berupaya sedapat mungkin melindungi anaknya dari gangguan manusia dan makhluk halus.

Karenanya banyak orang tua zaman dahulu menutup pintu rumahnya di kala matahari tenggelam karena saat itu dipercaya oleh mereka banyak makhluk halus bergentayangan. Mereka pada saat itu memastikan anaknya berada di dalam rumah. Mereka juga menghindari tempat tertentu yang dianggap membahayakan anak balitanya.

Makhluk halus ini tidak hanya menyasar anak-anak. Mereka juga dapat mengganggu orang dewasa. Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa keluar malam sebagai permohonan kepada Allah untuk melindungi umatnya dari gangguan ular, binatang yang berkeliaran di waktu malam, dan makhluk halus yang mendiami suatu tempat.

Lalu bagaimana dengan kalung, gelang, benang, dan benda lain yang dikenakan para orang tua kepada anak mereka agar terlindung dari marabahaya dan gangguan makhluk halus? Apakah kepercayaan semacam ini terbilang kategori syirik?

Sebelum sampai sana, kita harus melihat terlebih dahulu apa itu syirik. Syirik adalah pengakuan segala sifat ketuhanan terhadap selain Allah. Sehingga selain Allah, dalam keyakinan yang bersangkutan, memiliki kekuatan setara dengan-Nya yang dapat memberikan manfaat dan mudharat kepada makhluk-Nya. Padahal tidak ada kekuatan selain Allah. Tidak ada satupun yang dapat memberikan manfaat dan mudharat sedikitpun kecuali Allah SWT.

Adapun berlindung kepada Allah merupakan sebuah perintah mutlak bagi orang yang beriman. Karenanya tidak heran kalau para orang tua memohon perlindungan Allah untuk anak-anak mereka. Hal ini dapat kita temukan dalam riwayat hadits berikut ini.

 وروينا في سنن أبي داود ، والترمذي ، عن عمرو بن شعيب ، عن أبيه ، عن جده ، " أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعلمهم من الفزع كلمات : أعوذ بكلمات الله التامة من غضبه وشر عباده ، ومن همزات الشياطين ، وأن يحضرون " ، وكان عبد الله بن عمرو يعلمهن من عقل من بنيه ، ومن لم يعقل كتبه فعلقه عليه. قال الترمذي حديث حسن.

Artinya, “Sebuah hadits diriwayatkan oleh Sunan Abu Dawud dan At-Turmudzi dari Amr bin Syu‘aib, dari bapaknya, dari kakeknya bahwa mengajarkan mereka sejumlah kalimat ketika rasa takut mencekam. ‘Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan para hamba-Nya, dan godaan setan. Aku pun berlindung kepada-Nya dari kepungan setan itu.’ Abdullah bin Amr mengajarkan kalimat ini kepada anak-anaknya yang sudah bisa mengerti pelajaran. Kepada anak-anak balitanya yang belum bisa menangkap pelajaran, Abdullah menulis kalimat (yang diajarkan Rasulullah SAW) itu, lalu menggantungkannya di tubuh mereka. Imam At-Turmudzi mengatakan, hadits ini hasan,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar Al-Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar, Mesir, Darul Hadits, tahun 2003 M/1424 H, halaman 102).

Hemat kami, hadits di atas jelas menerangkan kepada kita bahwa kalung, gelang, atau apapun yang mengandung kalimat thayyibah merupakan bentuk permohonan dan doa kepada Allah untuk anak-anak yang belum bisa melazimkan kalimat thayyibah itu.

Simpulan kami, mengalungkan kalimat thayyibah kepada anak-anak dibolehkan sebagai bentuk doa yang dimohonkan kepada Allah SWT, bukan meyakini kalung dan gelang itu mengandung kekuatan. Kalung dan gelang yang mengandung kalimat thayyibah adalah ikhtiar doa para orang tua. Selebihnya mereka bertawakkal kepada Allah SWT.

Demikian jawaban sederhana ini yang dapat kami sampaikan. Saran kami, orang tua banyak-banyak berdoa kepada Allah SWT untuk keselamatan anaknya. Semoga Allah mengabulkan doa para orang tua. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, Wassalamu ’alaikum wr. wb.

(Alhafiz Kurniawan)

Ini beberapa tanya jawab yang pernah di tanyakan kepada Sulthonul Qulub Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawa.

Pertanyaan.

Assalamu’alaikum

semoga habib dan keluarga selalu dilimpahi nikmat kesehatan dan perlindungan dari Allah SWT

Habib yang saya cintai, ada beberapa pertanyaan yang masih mengganjal saya,

1. Bagaimana hukumnya memakai jimat pada bayi dan ibu hamil untuk menangkal
dukun jahat, ditempat saya di namakan palasik, biasanya pada bayi di beri gelang besi atau bawang putih.apakah termasuk syirik?

cukup sekian dulu bib

wassalamu’alaikum.

Jawaban.

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kesejukan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,

Saudaraku yang kumuliakan,

Hal itu boleh saja, tidak syirik, namun baiknya adalah azimat berupa asma-asma Allah SWT yang dilipat dan dibungkus, hal itu diperbolehkan oleh ulama sebagai tabarruk dengan kalimat kalimat ilahiyah, namun para ulama kita memperbolehkannya untuk anak anak, karena mereka belum bisa membaca ayat kursi, Fatihah, atau doa-doa penangkal sihir dan doa lainnya, namun yang telah dewasa maka tak perlu lagi, karena lafad doa yang ia ucapkan jauh lebih bermanfaat,

namun ulama-ulama masa lalu memakaikan azimat-azimat itu bagi para muallaf di negeri ini, karena mereka belum banyak hafal surat Fatihah apalagii ayat kursi dan doa, maka ditulislah dan dijahit dengan kain, lalu dipakaikan, jika sudah pintar membaca maka tak di pakaikan lagi, itu saja hikmahnya.

hal itu bukan syirik, karena syirik adalah menyembah selain Allah, dan menyamakan sesuatu dengan Allah, tentunya mereka tak menyamakan kulit bawang dengan Allah swt,

namun saran saya yang dipakai adalah kalimat-kalimat Al Qur’an lalu dipakaikan padanya, selama ia belum bisa mengaji,

Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita-cita,

Wallahu a’lam.

Pertanyaan
Assalamualaikum.wr.wb
Semoga Allah S.W.T selalu mencurahkan rahmatnya kepada Hb.Munzir…
Habib ana mau tanya tentang jimat & namimah…Apakah kita diperbolehkan memiliki jimat & pusaka lainnya..? soalnya hati ana gamang kalau sebagian ustadz memperbolehkan jimat yang diambil dr nukilan Al quran tapi ada juga yang mengharamkan… mohon penjelasannya….

Jawaban.

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya kemuliaan semoga selalu menaungi anda setiap kejap,

Mengenai pertanyaan anda telah saya jawab pada pertanyaan yang sama oleh saudara Muhammad, dua pesan sebelum ini.

yang Jelas Imam Qurtubi membolehkannya dan beberapa ulama lainnya,

namun terus terang saja, pribadi saya tak suka dengan Jimat dan Pusaka keramat dan lain-lain, terkecuali kalau bekas wudhunya Rasul saw atau bekas-bekas Rasul saw, karena Mahabbah.

namun ketidak sukaan kita tak dapat merubah hukum yangg memperbolehkannya.

saya sama seperti anda, dan guru sayapun demikian.

Wallahu a’lam.

Pertanyaan.

Assalamu’alaikum Habib Munzir yang saya cintai, ayah saya pengasuh suatu perguruan pencak silat,salah satu kegiatannya mengobati orang sakit guna-guna dan sakit yang disebabkan pengaruh dari jimat-jimat yang dimiliki oleh pasien, jimat-jimat seperta keris, batu bertuah dll dengan cara mengambil penunggu jimat tersebut kemudian dimasukkan ke jasad seseorang tejadilah komunikasi, bila si penumggu jin kafir maka di islamkan dengan membaca dua kalimat syahadat, kemudian jin dilepas dan tidak boleh lagi menghuni ajimat tersebut (dikosongkan).

Habib bagai mana hukumnya, dan selama ini saya berbohong tidak mengerjaka wiridan-wiridan yang di perintahkan ayah saya karena takut menyimpang dari hukum islam.

Jawaban.

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

semoga kesucian Iedul fitri, cahaya keberkahan kemenangan dalam Jihad Hawa nafsu dibulan Ramadhan, dan kemuliaan Fitrah selalu menerangi hari-hari anda.

Saudaraku yang kucintai dan kumuliakan,
metode itu tak kita kenal pada sunnah sang Nabi saw, namun selama ritualnya tidak bertentangan dengan syariah tidak ada larangannya.

penyusupan jin pada tubuh seseorang, baiknya dihindari.

mengenai dusta pada ayah, sebaiknya anda berterus terang, katakanlah anda belum merasa pantas mengamalkannya, risau dan tidak tenang, Insya Allah ayahanda akan menerima.

Demikian saudaraku yg kucintai dan kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita cita,

Wallahu a’lam.                  

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Kitab Lubabul Hadits Bab 23.


Kitab Lubabul Hadits Bab 23.

ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ

Keutamaan Taubat.

ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺍﻟﺘَّﺎﺋِﺐُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻧْﺐِ ﻛَﻤَﻦْ ﻻ ﺫَﻧْﺐَ ﻟَﻪُ، ﻭﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻧْﺐِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻘِﻴﻢٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻛﺎﻟﻤُﺴْﺘَﻬْﺰِﻯﺀِ ﺑِﺮَﺑِّﻪِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Orang yang bertaubat dari dosanya itu seperti orang yang tanpa dosa sama sekali dan orang yang meminta ampun dari dosanya sedangkan dia tetap menjalankannya itu bagaikan orang yang mentertawakan Tuhannya.

Penjelasan : Orang yang bertaubat nashuha dari seluruh dosa-dosanya terutama dari dosa besarnya (karena wajib taubat dari dosa besar) maka Allah mengampuni seluruh dosa besar dan kesalahannya itu tanpa tersisa satu dosapun, karena Dia yang Maha Mengampuni Dosa dan Kesalahan dan Maha Penerima Taubat hambaNya, sedangkan orang yang bertaubat dari dosa besarnya tetapi masih melakukan dosa yang sama (dosa besarnya itu) maka bagaikan orang yang sedang mentertawakan (mengejek) Tuhannya (taubatnya main-main).

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺍﻟﻨَّﺪَﻡُ ﺗَﻮْﺑَﺔٌ ﻭﺍﻟﺘَّﺎﺋِﺐُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻧْﺐِ ﻛَﻤَﻦْ ﻻَ ﺫَﻧْﺐَ ﻟَﻪُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Penyesalan itu taubat dan orang yang bertaubat itu seperti orang yang tanpa dosa.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﺣَﺐُّ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣِﻦْ ﺷَﺎﺏٍّ ﺗَﺎﺋِﺐٍ ﻭَﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﺑْﻐَﺾُ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ ﻣِﻦْ ﺷَﻴْﺦٍ ﻣُﻘِﻴﻢٍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴﻪِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai oleh Allah daripada anak muda yang bertaubat dan tidak ada sesuatu yang lebih dibenci oleh Allah daripada orang tua yang tetap menjalankan maksiat.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲﺀٍ ﺣِﻴﻠﺔٌ ﻭﺣﻴﻠﺔُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏِ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap sesuatu itu ada perhiasannya dan perhiasannya dosa adalah taubat.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺩَﻭﺍﺀٌ ﻭَﺩَﻭﺍﺀُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏِ ﺍﻟﺘَّﻮﺑَﺔُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap sesuatu itu ada obatnya dan obatnya dosa adalah taubat.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﺗَﻬْﺪِﻡُ ﺍﻟﺤَﻮْﺑَﺔَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Taubat merobohkan (menghapus) kesalahan.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺗُﻮﺑﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﺈﻧﻲ ﺃﺗُﻮﺏُ ﺇﻟَﻴْﻪِ ﻛُﻞَّ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepadanya setiap hari seratus kali.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻻَ ﺗَﻴْﺄَﺳُﻮﺍ ﻓَﺈﻥَّ ﺍﻟﻴَﺄْﺱَ ﻛُﻔْﺮٌ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bertaubatlah kalian kepada Allah dan jangan berputus asa karena sesungguhnya putus asa itu kufur.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻋَﺠِّﻠﻮﺍ ﺑﺎﻟﺘَّﻮْﺑَﺔِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻋَﺠِّﻠُﻮﺍ ﺑﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﻔَﻮْﺕِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Segeralah kalian bertaubat sebelum mati dan segeralah kalian shalat sebelum terlambat (keluar waktunya).

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻗَﺒْﻞَ ﺃﻥْ ﺗَﻤُﻮﺗُﻮﺍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bertaubatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian semua mati.

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Taubat, Halaman 56, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Kitab Lubabul Hadits Bab 22.

Kitab Lubabul Hadits Bab 22.

في فضيلة التسبيح

Keutamaan Tasbih.

 قال النبي الله صلى الله عليه وسلم:  ما عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لا  إلٰه إلا الله والله أكْبَرُ وسُبْحَانَ الله وَلاَ حَوْلَ وَلا قُوَّةَ  إلاَّ بالله إلاَّ غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ  البَحْرِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Tidak ada seorang laki-laki di atas bumi yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAHU AKBARU WA SUBHAANALLAAHI WALHAMDULILLAAHI WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA  BILLAAH(I) terkecuali dosa-dosanya diampuni walaupun bagaikan buih (busa) di lautan.

Penjelasan : Dosa-dosa yang di ampuni disini adalah dosa-dosa kecilnya, sedangkan dosa besarnya harus dengan bertaubat nashuha.

وقال صلى الله عليه وسلم:  مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ في  يَوْمٍ مائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَاياهُ وإنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ  البَحْرِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Barang siapa mengucapkan SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIH(I) seratus kali maka dihapus kesalahannya walaupun bagaikan buihnya lautan.

وقال صلى الله عليه وسلم:  سُبْحَانَ الله نِصْفُ المِيزانِ، والحَمْدُ  لله مِلْءُ الميزانِ، والله أَكْبَرُ مِلْءُ السَّمواتِ والأرْضِ، وَلا إله  إلا الله لَيْسَ دُونَها سِترٌ وَلا حِجَابُ حَتَّى تَخْلَصَ إلى ربِّها  عَزَّ وَجَلَّ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : SUBHAANALLAAHI itu setengah timbangan, ALHAMDULILLAAHI itu memenuhi timbangan, ALLAHU AKBAR itu memenuhi langit dan bumi, LAA ILLAAHA ILLALLAAH tidak ada tabir maupun penghalang sehingga bisa sampai kepada Tuhannya Azza wa Jalla.

وقال صلى الله عليه وسلم:  مَنْ هَلَّلَ  مَائَةً وَسَبَّحَ مَائَةً وَكَبَّرَ فإنَّهُ خَيْرٌ مِنْ عَشْرِ رِقَابٍ  يَعْتِقُهَا وَسَبْعِ بَدنَاتٍ يَنْحَرُهَا

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa membaca tahlil (LAA ILLAAHA ILLALLAAH) seratus kali, membaca tasbih (SUBHAANALLAAHI) seratus kali dan membaca takbir (ALLAHU AKBAR) seratus kali maka itu lebih baik daripada memerdekakan sepuluh orang budak dan berkurban tujuh ekor unta.

وقال صلى الله عليه وسلم:  مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله والحَمْدُ لله ولا  إلٰه إلا الله وَالله أَكْبَرُ ولا حَوْلَ وَلاَ قُوَّة إلا بالله العَلي  العظيم مَرَّةً وَاحِدةً كَتَبَ الله لَهُ مائَةَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا  عَنْهُ مائَة ألْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ مائَةَ أَلْفِ دَرَجَةٍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa mengucapkan SUBHAANALLAAHI WALHAMDULILLAAHI WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBARU WA LAA HAULA QUWWATA ILLA BILLAAHIL ALIYYIL ‘AZhIM(I) sekali maka Allah menulis untuknya seratus ribu kebaikan, menghapus seratus ribu kejelekan dan mengangkanya serratus ribu derajat.

وقال صلى الله  عليه وسلم:  مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله إلى آخِرِهَا تَنَاثَرَتْ عَنْهُ  الخَطَايا والذُّنُوبُ كَتَناثُرِ أوْراقِ الشَّجَرِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa mengucapkan SUBHAANALLAAHI hingga akhirnya, maka dosa dan kesalahannya rontok bagaikan rontoknya dedaunan.

وقال صلى الله عليه وسلم:  مَنْ قَالَ سُبْحَانَ رَبي العَظيم غُرِسَتْ لَهُ بِهَا شَجَرَةٌ في الجَنَّةِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa mengucapkan SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZhIIM(I), maka ditanam baginya sebuah pohon di surga.

وقال صلى الله عليه وسلم:  مَنْ قَالَ سُبْحانَ رَبي الأعْلَى غَفَرَ الله لَهُ وَأَدْخَلَهُ الجَنَّة

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa mengucapkan SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan memasukannya kedalam surga.

وقال صلى الله عليه وسلم:  التَّسْبِيحُ يَجْلُبُ الرِّزْقَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Bertasbih itu (dapat) mendatangkan rizki.

وقال صلى الله عليه وسلم:  كَلِمَتَان خَفِيفتان عَلَى اللِّسانِ،  ثَقيلتانِ في الميزان، حَبيبتان إلى الرَّحمٰنِ سُبْحَانَ الله  وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله العَظِيمِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Dua kalimat yang ringan pada lisan, berat pada timbangan, dan dicintai  Ar Rahman adalah SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL ‘AZhIIM(I).

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Tasbih, Halaman 54, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Rabu, 22 Juli 2020

Kitab Lubabul Hadits Bab 21.

Kitab Lubabul Hadits Bab 21.

في فضيلة ذكر الله تعالى

Keutamaan Dzikir Kepada Allah.

 قال النبي الله صلى الله عليه وسلم: ذِكْرُ الله عِلَمُ الإيمانِ  وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ وَحِصْنٌ مِنَ الشِّيْطَانِ وَحِرْزٌ مِنَ  النيرانِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Dzikir kepada Allah adalah bendera iman, kebebasan dari munafik, tameng (benteng) dari setan dan penjagaan dari neraka.

وقال صلى الله عليه وسلم:  أَفْضَلُ الذِّكْرُ الخَفِيُّ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Dzikir yang paling utama adalah dzikir khofi (dzikir dalam hati).

وقال صلى الله عليه وسلم:  أَشَدُّ الأَعْمالِ ثَلاَثٌ ذِكْرُ الله  تَعَالى عَلَى كُلِّ حَالٍ وَمُوَاسَاةُ الأخِ مِنْ مالِكَ وإنْصَافُ  الفَقيرِ البَائِسِ مِنْ نَفْسِكَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Amal yang paling berat itu ada tiga : Dzikir kepada Allah Ta’ala pada setiap keadaan, menyenangkan saudara dengan hartamu dan melayani orang yang sangat faqir darimu.

وقال صلى الله عليه وسلم: عَلاَمَةُ حُبِّ الله حُبُّ ذِكْرِ الله وَعَلامَةُ بُغْضِ الله بُغْضُ ذِكْرِ الله عَز وَجَل

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tandanya mencintai Allah adalah cinta berdzikir kepada Allah, dan tandanya benci kepada Allah adalah benci berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla.

وقال صلى الله عليه وسلم حِكَايَة عَنِ الله تَعَالى:  أَنَا مَعَ عَبْدي إذا ذَكَرني وَتَحَرَّكَتْ بي شَفَتَاهُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, menceritakan dari Allah Ta’ala : Aku bersama hamba-hamba-Ku ketika ia dzikir kepada-Ku, dan kedua bibirnya bergerak-gerak karena berdzikir kepada-Ku.

وقال صلى الله عليه وسلم:  ذِكْرُ الله تَعَالَى بالغَدَاةِ والعَشِيِّ أَفْضَلُ مِنْ ضَرْبِ ٱلسُّيُوفِ فِي سَبِيلِ الله

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Berdzikir kepada Allah Ta’ala diwaktu pagi dan sore adalah lebih utama daripada memukulkan pedang fi sabilillah (menegakkan agama Allah)

وقال صلى الله عليه وسلم:  أَفْضَلُ الذِّكْرِ لا إلهَ إلاَّ الله

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Dzikir yang paling utama adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH (Tiada Tuhan Selain Allah).

وقال صلى الله عليه وسلم:  اذْكُروا الله ذِكْرا خَامِلاً، قيل: وَمَا الذِكْرُ الخَامِلُ؟، قال: الذِّكْرُ الخَفِيُّ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Berdzikirlah kamu semua kepada Allah dengan dzikir khomil, sahabat bertanya kepada beliau : Apa dzikir khomil itu ?, beliau menjawab : yaitu dzikir khofi (dzikir di dalam hati).

وقال صلى الله عليه وسلم:  أَفْضَلُ العِبَادِ دَرَجَةً عِنْدَ الله يَوْمَ القِيَامَةِ الذَّاكِرونَ الله كَثِيرا

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Para hamba yang paling utama deajatnya di sisi Allah di hari kiamat kelak adalah orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.

وقال صلى الله عليه وسلم:  خَيْرُ الذِّكْرِ الذِّكْرُ الخَفِيُّ، وَخَيْرُ العِبَادَةِ أَخَفُّها، وَخَيْرُ الرِّزْقِ مَا يَكْفِي

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sebaik-baik dzikir adalah dzikir khofi (rahasia dalam hati), sebaik-baik ibadah adalah yang ringan lagi rutin di lakukan (sedikit tapi istiqomah), dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi.

Penjelasan : Sebaik-baik dzikir adalah dzikir khofi (rahasia dalam hati), karena dzikir khofi dzikir yang dilakukan di dalam hati sehingga tidak ada yang tahu bahwa dirinya sedang berdzikir kepada Allah dan hanya Allah yang tahu, juga mengurangi dari perasaan riya asalkan tidak mempunyai rasa ujub dihatinya (bahwa dirinya merasa menjadi orang yang ahli berdzikir, dll) sehingga dzikirnya itu bisa menjadi menjadi ikhlash, sebaik-baik ibadah adalah yang ringan lagi rutin di lakukan (sedikit tapi istiqomah), karena dengan sedkit tapi rutin menjadikan dirinya bisa setiap waktu dapat berdzikir (mengingat) kepada Allah dibandingkan banyak tapi jarang-jarang, dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi, sebab dengan merasa cukup maka kita tidak menjadi orang yang hubbud dunya yaitu mencintai dunia, yang selalu merasa kurang, sehingga terus dan terus mencari dunia untuk memenuhi keinginannya itu (tidak ada puasnya) sehingga bisa menghalalakan segala cara dan melalaikan ibadah untuk bekal akhiratnya karena mencintai duniannya.

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Dzikir Kepada Allah, Halaman 52, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس