Rabu, 29 Januari 2020

Dalil bolehnya mengeraskan suara dalam berdzikir.


Dalil bolehnya mengeraskan suara dalam berdzikir.
           
Dari Ibnu Abbas ra. berkata :

أَنَّ رَفْعَ الصّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ – رواه البخاري ومسلم

Artinya : Sesungguhnya mengeraskan suara dalam berdzikir ketika jamaah selesai shalat fardlu terjadi pada zaman Rasulullah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra. berkata :

كُنَّا نَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلاَةِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِالتَّكْبِيرِ

Artinya : Kami dahulu mengetahui berakhirnya shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui suara takbir. (HR. Bukhari No. 806 dan Muslim No. 583)

عن أبي قتادة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم خرج ليلة فإذا هو بأبى بكر رضى الله عنه يصلى يخفض من صوته . قال : و مر بعمر رضى الله عنه و هو يصلى رافعا صوته. قال : فلما اجتمعا عند النبى صلى الله عليه و سلم. قال   يا أبا بكر مررت بك و أنت تصلى تخفض صوتك. قال : قد أسمعت من ناجيت يا رسول الله . قال : فارفع قليلا . ثم قال لعمر : مررت بك و أنت تصلى رافعا صوتك ؟  فقال يا رسول الله أوقظ الوسنان و أطرد الشيطان. قال : إخفض من صوتك شيئا

Artinya : Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra. bahwasanya Rasulullah saw. pernah keluar pada suatu malam. Lantas beliau mendapati Abu Bakar ra. sedang shalat dengan melirihkan suaranya. Beliau juga mendapati Umar ra. sedang shalat dengan mengeraskan suaranya. Tatkala mereka berdua berkumpul bersama Nabi saw., Nabi bersabda: “Wahai Abu Bakar, aku melewatimu saat kamu shalat dengan suara lirih.” Abu Bakar berkata: “Sungguh suaraku terdengar oleh Dzat yang menjadi obyek munajatku wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Keraskanlah sedikit suaramu!.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda kepada Umar ra.: “Aku berjalan melewatimu saat kamu shalat dengan mengeraskan suara.” Umar berkata: “Wahai Rasulullah, aku ingin membangunkan orang yang kantuk dan mengusir setan.” Rasulullah SAW bersabda: “Pelankanlah sedikit suaramu!. (HR. Abu Dawud)

Dalil Pendapat Ulama.

Al Imam An Nawawi dalam Kitab Haqiqot Al Tawwasulu wa Al Wasilat Al Adhow’il kitabi wa As Sunnah.
"Bahwa bacaan dzikir sir (samar) lebih utama apabila takut riya', atau khawatir mengganggu orang yang sedang sholat atau tidur. Sedangkan yang jahar (dzikir keras) lebih baik apabila tidak ada kekhawatiran tentang hal ini, mengingat amalan di dalamnya lebih banyak manfaatnya, karena ia dapat membangkitkan kalbu orang yang membaca atau yang berdzikir, ia mengumpulkan semangat untuk berfikir, mengalahkan pendengaran kepadanya, mengusir tidur, dan menambah kegiatan”.

Asy Syekh Ibrahim Al Mabtuli ra. menerangkan juga dalam kita kifayatul At Qiya hal 108.
"Keraskanlah suaramu didalam berdzikir, sehingga sampai menghasilkan al jam’iyah (keteguhan hatimu) seperti orang-orang yang telah mengenal Allah. Dan wajib bagi murid-murid yang masih didalam tahap belajar menuju Allah, untuk mengangkat suaranya dalam berdzikir, sampai terbongkarlah hijab (yaitu penghalang kepada Allah yang telah menjadikan hati jadi keras bagaikan batu, penghalangnya yaitu seperti sipat malas, sombong, ria, iri dengki dan sebagainya)”.

Al Imam Al Ghozali: "Sunnat dzikir keras (jahar) diberjamaahkan di mesjid karena dengan banyak suara keras akan memudahkan cepat hancurnya hati yang keras bagaikan batu, seperti satu batu dipukul oleh orang banyak maka akan cepat hancur".

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Instagram Majelis Nuurus Sa'aadah : @majlisnuurussaadah
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi   
Telegram : @habibshulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : @majlisnuurussaadah
Pin BBM : D45BD3BE       
Pin BBM Channel Majelis Ta’lim Nuurus Sa’aadah : C003BF865
Facebook : https://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Tidak ada komentar:

Posting Komentar