Senin, 17 Agustus 2020

Beberapa amalan dibulan Muharram.

Beberapa amalan dibulan Muharram.

Bulan Muharram bulan pertama di dalam penanggalan Hijriyah yang memiliki pahala berlipat ganda apabila berbuat baik ataupun berbuat dosa. Bulan Muharram menjadi bulan yang sangat berpengaruh untuk sejarah umat Islam dan penuh akan barokah serta rahmah. Pada ulasan kali ini, kami akan berikan penjelasan mengenai amalan amalan di bulan Muharram secara lengkap untuk anda.

Perbanyak Amalan Shalih.

Mengingat akan besarnya pahala yang akan diberikan Allah SWT dalam bulan Muharram melebihi bulan lainnya, hendaknya kita sebagai umat muslim lebih memperbanyak amalan amalan ketaatan pada Allah SWT di bulan Muharram yakni dengan membaca Al Quran, berdzikir, puasa, shadaqah dan amalan shalih lainnya.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bersabda di dalam tafsir firman Allah ta’ala pada Surat At Taubah ayat 36, “maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian…, Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemuliaan-kemuliaannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)

Jauhi Maksiat.

Bulan Muharram juga menjadi bulan untuk menjauhi kemaksiatan pada Allah, sebab dosa yang diperbuat pada bulan bulan haram, akan lebih besar jika dibandingkan dengan dosa selain bulan haram.

Qotadah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”

Memperbanyak Puasa.

Saat bulan Muharram juga sebaiknya memperbanyak puasa sebab puasa yang dijalankan pada Muharram sama baiknya seperti puasa bulan Ramadhan.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR. Muslim no. 1163)

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)

Puasa Asyuro.

Hari Asyuro merupakan hari yang selalu dijaga keutamaannya oleh Rasulullah seperti dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut ini,

عن ابن عباس – رضي الله عنه – أنه سئل عن يوم عاشوراء فقال: ” ما رأيت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يوماً يتحرى فضله على الأيام إلا هذا اليوم – يعني يوم عاشوراء – وهذا الشهر يعني رمضان

Dari ‘Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hari ‘Asyura, maka beliau menjawab: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu menjaga keutamaan satu hari diatas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (maksudnya, hari ‘Asyura) dan bulan yang ini (maksudnya, bulan Ramadhan)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah sudah bersabda jika seseorang yang melaksanakan puasa di sunnah Asyuro yakni di tanggal 10 Muharram akan mendapat pahala penebus dosa selama setahun yang sudah berlalu.

Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim No. 1162).

Selisihi Orang Yahudi Dengan Puasa Tasu’a.

Satu tahun sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, beliau memiliki tekad untuk tidak berpuasa hanya hari Asyuro saja yakni tanggal 10 Muharram saja, namun juga menambah puasa pada hari sebelumnya yakni puasa Tasu’a yang jatuh pada tanggal 9 Muharram dengan tujuan untuk menyelisihi puasa orang Yahudi Ahli Kitab.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan jika saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berpuasa Asyuro dan menganjurkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata, 

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani”. Maka beliau bersabda, “Kalau begitu tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (Tasu’a, untuk menyelisihi Ahli kitab)”. Ibnu ‘Abbas berkata, “Belum sampai tahun berikutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim)

Muhasabah dan Intropeksi Diri.

Amalan berikutnya yang harus diperbanyak pada bulan Muharram adalah muhasabah dan juga intropeksi diri seiring dengan bertambahnya usia. Ini semua dilakukan sebagai bekal menuju perjalanan panjang di akhirat yakni dengan memperbanyak amalan amalan shalih. 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr : 18)

Taubat.

Taubat merupakan kembali pada Allah SWT dari perkara yang Allah SWT benci secara lahir dan batin menuju ke perkara yang Allah SWT senangi. Taubat memiliki arti menyesal dengan semua dosa yang sudah diperbuat pada masa lalu dan kemudian meninggalkannya serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali dan taubat ini merupakan tugas yang berlangsung untuk seumur hidup. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim yang jatuh dalam dosa dan perbuatan maksiat untuk segera bertaubat khususnya pada bulan Muharram dan tidak menundanya sebab kematian yang menjemput tidak diketahui waktu kedatangannya.

Puasa Sunnah 11 Muharram.

Sebagian ulama juga menganjurkan untuk melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram sesudah puasa Asyura.

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ (HR. Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)

Dalam hadits diatas yang dihasankan Syaikh Ahmad Syakir menguatkan tentang anjuran puasa sunnah 11 Muharram dan juga diperkuat oleh hadits lainnya yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra, “Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”

Tidak Berbuat Dzalim.

Pada bulan Muharram juga sangat dianjurkan untuk tidak berbuat dzalim baik dalam perkara kecil atau pun perkara besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, 

فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. At Taubah: 36)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنﱠ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad)

Beliau juga bersabda dalam hadits lainnya, 

يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturahim. (Ash Shahihah No.915)
 
Menyantuni Anak Yatim.

Selain lebih memperbanyak puasa, bulan Muharram juga menjadi bulan yang disarankan untuk menyantuni anak yatim sebab termasuk dalam pahala yang dianjurkan Allah SWT.

Menjenguk Orang Sakit.

Saat bulan Muharram juga disarankan untuk menjenguk dan menengok satu orang yang sedang sakit sebab pahalanya seperti sudah menengok orang satu dunia. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat 4 raka’at dan setiap raka’at sesudah membacakan surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membacakan surat Al Ikhlas sebelas kali sehingga akan diampuni dosanya selama 50 tahun yang dilakukan pada waktu dhuha dengan niat sholat sunnah mutlak.

Meluaskan Belanja.

Bulan Muharram yakni pada hari Asyura juga disarankan untuk meluaskan belanja pada keluarga sehingga Allah SWT juga akan meluaskan atas belanja selama setahun. Sebagian ulama hadits memang melemahkan hadits tersebut, akan tetapi sebagian ulama lagi mengatakan jika hadits tersebut adalah shahih dan sebagian lagi mengatakan hasan.

Ulama yang menshahihkan diantaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi, Ibnu Nashiruddin. As-Suyuthi dan juga Al Hafidz Ibnu Hajar yang mengatakan jika sangat banyak jalur periwayatan hadits tersebut sehingga derajat hadits ini menjadi hasan dan bahkan menjadi shahih.

Bersedekah.

Bersedekah juga menjadi amalan di bulan Muharram, dimana seseorang yang melakukan sedekah pada bulan tersebut maka akan seperti bersedekah selama setahun. Kalangan mazhab Malik juga menyarankan banyak bersedekah, namun untuk mazhab lainnya tidak memiliki landasan dalil yang dengan khusus membahas akan hal tersebut dan memiliki derajat hadits yang kuat sehingga mendhaifkan hadits tersebut.

Puasa Hari Kesembilan.

Selain itu, sangat dianjurkan juga untuk menambah puasa pada hari ke kesembilan seperti yang sudah disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim : 1134/2666)

Membaca Doa Tanggal 1 Sampai 10 Muharram.

Dianjurkan juga untuk membacakan doa setiap hari yang dimulai pada tanggal 1 Muharram sampai dengan 10 Muharram dan doanya adalah:

اللهم إنك قديم وهذا العام جديد قدأقبل وسنة جديدة قد أقبلت نسألك من خيرها ونعوذ بك من شرها ونستكفيك فواتها وشغلها فارزقنا العصمة من الشيطان الرجيم اللهم إنك سلطت علينا عدوا بصيرا بعيوبنا ومطلعا على عورتنا من بين أيدينا ومن خلفنا وعن أيماننا وعن شمائلنا يرانا هو وقبيله من حيث لا نراهم، اللهم آيسه منا كما آيسته من رحمتك وقنطه منا كما قنطته من عفوك، وباعد بيننا وبينه كما حلت بينه وبين مغفرتك، إنك قادر على ذلك، وأنت الفعال لما يريد، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

ALLAHUMMA INNAKA QODIIMUN WA HADzAL ‘AAAM JADIIDUN QOD AQBALA, WASANATUN JADIIDATUN QOD AQBALAT, NAS ALUKA MIN KhOIRIHAA WA NA’UUDzUBIKA MIN SyARRIHAA, WANASTAKFIIHAA FAWAATAHAA WASyUGhLAHAA, FARZUQNAL ‘IShMATA MINASy SyAIThOONIRROJIIM, ALLAHUMMA INNAKA SALLAThTA ‘ALAINAA ‘ADUWWAN BAShIIRON BI’UYUUBINAA, WAMUThThOLI’AN ‘ALAA ‘AUROOTINAA, MIN BAINI AIDIINAA WA MIN KhOLFINAA, WA ’AN AIMANINAA WA SyAMAA ILINAA, YAROONAA HUWA QOBIILUHU MIN HAITsU LAA NAROOHUM, ALLAHUMMA AAYISHU MINNAA KAMAA AAYASTAHU MIN ROHMATIKA WA QONNIThU MINNAA KAMAA QONNAThTAHU MIN ‘AFWIKA WA BAA’ID BAINANAA WABAINAHU KAMAA HULTA BAINAHU WA BAINA MAGhFIROTIKA INNAKA QOODIRUN ‘ALAA DzAALIKA WA ANTAL FA’ALU LIMAA YURIIDU WAShOLLALLAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ’ALAA AALIHI WAShOHBIHI WASALLAM.

Ya Allah, tahun baru telah datang, aku meminta kebaikannya dan berlindung dari keburukannya, maka jagalah aku dari godaan syetan. Ya Allah ! Engkau telah menjadikan syetan sebagai musuhku yang tahu akan kelemahan-kelemahanku, syetan dapat melihat aku namun aku tidak dapat melihatnya. Maka jadikanlah syetan putus asa untuk menggodaku dan janganlah Engkau jadikan ia penghalang ampunan-MU. Engkau Dzat Yang Maha Kuasa.

Membaca Doa Akhir Tahun.

Pembacaan doa akhir tahun hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali pada akhir waktu Ashar tanggal 29 atau 30 Dzulhijah.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَ اَللَّهُمَّ مَاعَمِلْتُ فيِ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَـنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَ دَعَوْتَنِي إِلىَ التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي أَسْتَـغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِي وَ مَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَوَابَفَأَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمَ وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَسَلَّمَ امين

WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShOHBIHII WASALLAM. ALLAAHUMMA MAA ‘AMILTU FII HAADzIHIS-SANATI MIMMAA NAHAITANII ‘ANHU FALAM ATUB MINHU WALAM TARDhOHU WALAM TANSAHU WAHALIMTA ‘ALAYYA BA’DA QUDROTIKA ‘ALAA ‘UQUUBATII WA DA’AUTANII ILAT-TAUBATI MINHU BA’DA JUR’ATII ‘ALAA MA’ShIYATIKA FA’INNII ASTAGhFIRUKA FAAGhFIRLII WA MAA ‘AMILTU FIIHAA MIMMAA TARDhOOHU WA WA’ADTANII ‘ALAIHITs-TsAWAABA FAAS’ALUKA ALLAAHUMMA YAA KARIIMU YAA DzALJALAALI WAL-IKROOMI AN TATAQOBBALAHU MINNII WALAA TAQThO’ ROJAA’II MINKA YAA KARIIMU. WAShALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WAShOHBIHII WASALLAM. AAMIIN.

Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya.Ya Allah apa yang telah kuperbuat dari perbuatan yang melanggar larangan-Mu di tahun ini lalu aku belum bertaubat darinya dan engkau belum ridho atasnya dan aku telah lupa namun belum engkau lupakan dan engkau masih bermurah hati padaku padahal engkau kuasa untuk menhukumku lalu engkau memanggilku untuk bertaubat setelah kelancanganku dalam bermaksiat pada-Mu, Maka sungguh kini aku beristigfar memohon ampunan-Mu maka ampunilah dosaku Dan apa yang telah aku lakukan di tahun ini dari amal yang Engkau ridhoi dan  Engkau janjikan pahala untukku karena amal itu maka aku memohon pada-Mu Wahai Dzat yang maha pemurah Yang memiliki keagungan dan kemulyaan, terimalah amal itu dariku jangan  Kau putus harapanku dari-Mu wahai Dzat yang maha pemurah. Semoga rahmat dan salam tetap tercurahkan pada junjungan kami Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya, aamiin.

Membaca Doa Awal Tahun.

Amalan membacakan doa saat memasuki tanggal 1 Muharram bisa dilakukan selepas Maghrib atau sesudahnya dan dengan doa ini, kita sebagai Mu’min memohon pada Allah SWT supaya bisa memasuki tahun baru dengan amal kebajikan dan juga ketaqwaan.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا و مولنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَاَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ القَدِيْمُ اْلأَوَّلُ وَ عَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَ جُوْدِكَ اْلُمعَوَّلِ  وَ هَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلأَسْأَلُكَ اْلعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِهِ و جنوده وَ اْلعَوْنَ عَلَى هذه النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَ اْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَا اْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ ياارحم الراحمين وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا و مولنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ امين

WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShAHBIHII WASALLAM. ALLAAHUMMA ANTAL-ABADIYYUL-QADIIMUL-AWWALU WA’ALAA FADhLIKAL-‘AZhIIMI WA JUUDIKAL-MU’AWWALI WAHAADzAA ‘AAMUN JADIIDUN QAD AQBALA AS’ALUKAL’IShMATA FIIHI MINASy-SyAITHOONI WA AULIYAA’IHI WAJUNUUDIHII WAL’AUNA ‘ALAA HAADzIHIN-NAFSIL-AMMAAROTI BIS-SUU’I WAL-ISyTIGhOOLA BIMAA YUQORRIBUNII ILAIKA ZULFAA. YAA DzAALJALAALI WAL-IKROOMI YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN. WAShALLALLOOHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA ShOHBIHII WASALLAM. AAMIIN.

Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Dzat yang Maha Abadi, Dzat yang Terdahulu dan Dzat yang Pertama, hanya pada keutamaan-Mu yang Agung dan mulyanya kemurahan-Mu yang sempurnalah tempat meminta pertolongan. Tahun baru ini telah datang, maka aku meminta dari-Mu penjagaan di dalamnya dari syaitan dan para pengikutnya, dan aku juga meminta pertolongan-Mu atas nafsu amarah ini serta aku minta kesibukan yang mendekatkanku pada-Mu Wahai dzat Yang memiliki keagungan dan kemulyaan. Dan semoga rahmat dan salam tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad juga keluarga dan sahabatnya, aamiin.

Demikian beberapa amalan yang bisa di amalkan saat berada di bulan Muharram.

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan amalan-amalan dan doa-doa tersebut di atas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/ 
Instagram : @shulfialaydrus 
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus 
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ 

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Faidah Keutamaan hari ‘Asyuro (10 Muharram).

Faidah Keutamaan hari ‘Asyuro (10 Muharram).

Disebutkan dalam kitab I’anatut Thalibin Juz 2 hal 267 :

عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله عزوجل افترض على بين إسرائيل صوم يوم في السنة، وهو يوم عاشوراء، – وهو اليوم العاشر من المحرم – فصوموه ووسعوا على عيالكم فيه، فإنه من وسع فيه على عياله وأهله من ماله وسع الله عليه سائر سنته فصوموه، فإنه اليوم الذي تاب الله فيه على آدم فأصبح صفيا، ورفع فيه إدريس مكانا عليا، وأخرج نوحا من السفينة ونجى إبراهيم من النار، وأنزل الله فيه التوراة على موسى، وأخرج فيه يوسف من السجن، ورد فيه على يعقوب بصره، وفيه كشف الضر عن أيوب، وفيه أخرج يونس من بطن الحوت، وفيه فلق البحر لبني إسرائيل، وفيه غفر لداود ذنبه، وفيه أعطى الله الملك لسليمان، وفي هذا اليوم غفر لمحمد صلى الله عليه وسلم ما تقدم من ذنبه وما تأخر، وهو أول يوم خلق الله فيه الدنيا. وأول يوم نزل فيه المطر من السماء يوم عاشوراء، وأول رحمة نزلت إلى الارض يوم عاشوراء. فمن صام يوم عاشوراء فكأنما صام الدهر كله، وهو صوم الانبياء. ومن أحيا ليلة عاشوراء بالعبادة فكأنما عبد الله تعالى مثل عبادة أهل السموات السبع. ومن صلى فيه أربع ركعات يقرأ في كل ركعة الحمد لله مرة، وقل هو الله أحد، إحدى وخمسين مرة، غفر الله له ذنوب خمسين عاما. ومن سقى في يوم عاشوراء شربة ماء سقاه الله يوم العطش الاكبر كأسا لم يظمأ بعدها أبدا، وكأنما لم يعص الله طرفة عين. ومن تصدق فيه بصدقة فكأنما لم يرد سائل قط. ومن اغتسل وتطهر يوم عاشوراء لم يمرض في سنته إلا مرض الموت. ومن مسح فيه على رأس يتيم أو أحسن إليه فكأنما أحسن إلى أيتام ولد آدم كلهم. ومن عاد مريضا في يوم عاشوراء فكأنما عاد مرضى أولاد آدم كلهم. وهو اليوم الذي خلق الله فيه العرش، واللوح، والقلم. وهو اليوم الذي خلق الله فيه جبريل، ورفع فيه عيسى. وهو اليوم الذي تقوم فيه الساعة

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menfardhukan kepada Bani Israil puasa satu hari dalam setahun, hari ‘Asyura’, yaitu hari kesepuluh dari bulan Muharram.

Maka berpuasalah kalian dan perluaskan rizqi untuk keluarga kalian pada hari tersebut, karena sesungguhnya barangsiapa melapangkan nafkah kepada keluarganya dari harta bendanya pada hari ‘Asyura, niscaya Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.

Lakukanlah puasa Asyura’, karena pada hari itu Allah :

1. Menerima taubat Nabi Adam, maka jadilah beliau orang yang bersih,

2. Allah mengeluarkan Nabi Nuh dari kapalnya,

3. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api,

4. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa,

5. Allah mengeluarkan Nabi Yusuf dari penjara,

6. Allah mengembalikan mata penglihatan Nabi Ya’qub,

7. Allah membebaskan Nabi Ayyub dari bencana (penyakit),

8. Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan,

9. Allah membelah lautan (menjadi daratan) bagi bani Israil,

10. Allah pada hari itu mengampuni dosa Nabi Dawud,

11. Allah pada hari itu memberikan kerajaan kepada Nabi Sulaiman,

12. Allah pada hari itu mengampuni dosa-dosa Nabi Muhammad yang telah lalu maupun yang akan datang,

13. Hari Asyura’ adalah hari pertama yang Allah ciptakan dunia,

14. Pada hari Asyura’ Allah menurunkan hujan dari langit untuk pertama kalinya,

15. dan pada hari Asyura pertama kali rahmat Allah turun di bumi,

Barangsiapa berpuasa Asyura’, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun. Puasa Asyura’ adalah puasanya para Nabi,

Dan barangsiapa menghidupkan malam Asyura’ maka seakan-akan ia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya para penghuni tujuh langit,

Barangsiapa sholat empat rokaat dan pada setiap rokaat ia membaca Alhamdu Lillah sekali dan Qul Huwallah Ahad 50 (lima puluh) kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun,

Barangsiapa memberi seteguk air minum maka Allah akan memberikan kepadanya satu gelas minuman pada hari haus yang besar, yang mana dia tidak akan dahaga sesudah itu selamanya, dan seakan-akan ia tidak pernah bermaksiat kepada Allah sekejap pun,

Barangsiapa bersedekah dengan suatu sedekah pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia tidak pernah menolak seorang pun yang meminta-minta,

Barangsiapa mandi pada hari Asyura’, maka ia tidak akan mengalami sakit apapun kecuali kematian,

Barangsiapa tangannya mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepadanya, maka seakan-akan ia ia telah berbuat baik kepada semua anak yatim bani Adam,

Dan barangsiapa menjenguk orang sakit pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua orang sakit dari keturunan nabi Adam,

Pada hari Asyura’ Allah menciptakan ‘Arasy, Lauh, Qalam, dan hari itu Allah menciptakan Jibril, dan mengangkat nabi Isa dan pada hari itu terjadinya kiamat.

(Kitab I’anatut Thalibin Juz 2 hal 267 – As Sayyid Asy Syeikh Abu Bakar bin Muhammad Syatho)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/ 
Instagram : @shulfialaydrus 
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus 
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ 

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Dalil keutamaan berpuasa di tanggal 9 Muharram, tanggal 10 Muharram dan 11 Muharram.

Dalil keutamaan berpuasa di tanggal 9 Muharram, tanggal 10 Muharram dan 11 Muharram.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seutama-utama puasa setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat Fardhu, ialah shalat malam." (HR. Muslim No.1982, At Tirmidzi No.671, Abudaud No.2074, Ibnumajah No.1732, An Nasai No.1595, dan Ahmad No.8178) 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

Dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharam ('Asyura') sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka'bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata'ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsipa yang mau shaum hari 'asyura' laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah". (HR. Bukhori No.1489, Muslim No.1900 dan Ahmad No.24874) 

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ سَأَلَهُ رَجُلٌ فَقَالَ أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِي أَنْ أَصُومَ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ لَهُ مَا سَمِعْتُ أَحَدًا يَسْأَلُ عَنْ هَذَا إِلَّا رَجُلًا سَمِعْتُهُ يَسْأَلُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا قَاعِدٌ عِنْدَهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِي أَنْ أَصُومَ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ إِنْ كُنْتَ صَائِمًا بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَصُمْ الْمُحَرَّمَ فَإِنَّهُ شَهْرُ اللَّهِ فِيهِ يَوْمٌ تَابَ فِيهِ عَلَى قَوْمٍ وَيَتُوبُ فِيهِ عَلَى قَوْمٍ آخَرِينَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mushir dari Abdurrahman bin Ishaq dari An Nu'man bin Sa'ad dari Ali dia berkata, seorang laki-laki bertanya kepadanya, pada bulan apakah kamu menyuruhku untuk berpuasa setelah bulan Ramadlan? Dia (Ali radliallahu 'anhu) berkata kepadanya, saya tidak pernah mendengar orang yang bertanya demikian kecuali seorang lelaki yang bertanya demikian kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, sadangkan saya duduk disampingnya, maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: " Jika kamu ingin berpuasa selain bulan Ramadlan, maka berpuasalah pada bulan Muharram, karena sesungguhnya ia bulan dimana Allah telah memberi taubat kepada kaumnya Musa dan memberikan taubat kepada kaum yang lain." Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan gharib. (HR. At Tirmidzi No.672, Ahmad No.1253) 

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Ibnu 'Uyainah dari 'Ubaidullah bin Abu YAzid dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Tidak pernah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sengaja berpuasa pada suatu hari yang Beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari 'Asyura' dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan". (HR. Bukhori No.1867, An Nasa’I No.2330 dan Ahmad No.1837)

وعنْ أَبي قَتَادةَ رضيَ اللَّه عَنْهُ ، أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عاشُوراءِ ، فَقَال : يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ . رواه مُسْلِمٌ

Dari Abu Qathadah ra. Bahwasanya Rasulullah saww. pernah ditanya tentang puasa hari Asyura (10 Muharram), kemudian beliau menjawab: “Puasa itu dapat menebus dosa setahun yang telah lewat”. (HR. Muslim, didalam Kitab Riyadhush Sholihin hadits No.1252) 

وعَنِ ابنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّه عنْهُمَا ، قَالَ : قالَ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : لَئِنْ بَقِيتُ إِلى قَابِلٍ لأصُومَنَّ التَّاسِعَ .  رواهُ مُسْلِمٌ

Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saww. bersabda: “Sesungguhnya seandainya aku masih sampai pada tahun depan niscaya aku akan puasa tasu’a pada hari kesembilan bulan Muharram. (HR. Muslim, didalam Kitab Riyadhush Sholihin hadits No.1253) 

Sebagian ulama juga menganjurkan untuk melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram sesudah puasa Asyura.

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ (HR. Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)

Dalam hadits diatas yang dihasankan Syaikh Ahmad Syakir menguatkan tentang anjuran puasa sunnah 11 Muharram dan juga diperkuat oleh hadits lainnya yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra, “Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/ 
Instagram : @shulfialaydrus 
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus 
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ 

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Amalan Untuk Rezeki (dibaca tanggal 10 Muharram).

Amalan Untuk Rezeki (dibaca tanggal 10 Muharram). 

Barangsiapa membaca doa ini empat puluh kali (40x) setiap tanggal 10 Muharram, maka insya Allah, Allah berikan kecukupan selama satu tahun kedepan.

Ini doanya : 

حَسْبِىَ اللهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلىٰ وَ نِعْمَ النَّصِيْرُ سُبْحَانَ اللهُ مِلْءَ الْمِيْزَانَ وَ مُنْتَهٰى الْعِلْمِ وَ مَبْلَغَ الرِّضٰى وَ زِيْنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَاءَ وَ لَا مَنْ جَاءَ مِنَ اللهِ اِ لَّاا اللهُ سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَ الْوَتْرِ وَ عَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ كُلِّهَا اَسْئَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَ لَا حَوْلَ وَ لَا قُوةَ اِ لَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمَ وَ حَسْبِىَ اللهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ

HASBIYALLAAHU WANI'MAL WAKIIL(U), NI'MAL MAULAA WANI'MAN NASHIIR(U), 
SUBHAANALLAAHI MIL'AL MIIZAAN(A) WAMUNTAHAL 'ILMI WAMABLAGhOR RIDhOO WAZIINATAL 'ARSY(I), LAA MALJAA'A WA LAA MAN JAA'A MINALLAAHI ILLALLAAHU SUBHAANALLAAHI 'ADADASy SyAF'I WAL WATRI WA 'ADADA KALIMAATILLAAHIT TAAMMATI KULLIHAA, AS-ALUKAS SALAMAA(TA/H) BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIINA, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL-'ALIYYIL-'AZhIIM(I) WA HASBIYALLAAHU WA NI'MAL-WAKIIL(U). 

Artinya : "Cukuplah Allah menjadi sandaran saya, dan Dia sebaik-baik  Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah  sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan 'arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya  kepada Allah. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi  lagi Maha Agung. Dan cukuplah Allah menjadi sandaran saya.".

Berkata Sayyid Ali Al-Ajhuri, barang siapa yang membaca do'a di bawah ini (sebanyak 70x), maka ia akan dijauhkan dari marabahaya dan akan Allah cukupkan untuk tahun ini:

حَسْبِىَ اللهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلِ نِعْمَ الْمَوْلَى وَ نِعْمَ النَّصِيْرِ

HASBIYALLAHU WA NI'MAL WAKIIL, NI'MAL MAULAA WA NI'MAN NAShIIR.

"Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong"

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan amalan-amalan dan doa-doa tersebut di atas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/ 
Instagram : @shulfialaydrus 
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus 
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ 

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Senin, 10 Agustus 2020

Makna di Balik Ucapan "Kembali ke Rahmatullah" dan "Semoga Meninggalnya Husnul Khatimah".


Makna di Balik Ucapan "Kembali ke Rahmatullah" dan "Semoga Meninggalnya Husnul Khatimah".

Kematian adalah sebuah kata yang sudah akrab di telinga. Kita sangat sering mendengar kata ini terlepas dari apakah kita suka mendengarnya atau tidak. Bagi sebagian atau mungkin banyak dari kita, kata ini sedikit manakutkan. Walaupun kejadian kematian adalah sebuah keniscayaan, tetapi tetaplah sebagian kita merasa bahwa sebaiknya kata ini tidak perlulah didiskusikan. Jika kita merupakan bagian dari orang orang ini, maka mungkin perlu dipertanyakan tingkat kecerdasan kita. Mengapa, karena definisi cerdas dari Nabi Muhammad SAW adalah mereka yang mau mengingat, membicarakan (mendiskusikan) tentang kematian dan kemudian mempersiapkan diri menghadapinya.

Terkadang, kabar kematian yang kita dengar dari seseorang adalah:

“Telah kembali ke Rahmatullah, bapak/ibu/sdr/sdri kita pada hari A karena sakit, misalnya”

Apa yang salah dengan kalimat ini?

Jika kita memperhatikan makna dari kata-kata ini, maka kembali ke Rahmatullah berarti kembali ke Rahmatnya Allah. Apa makna ucapan ini? Ketika kita mengucapkan kembali ke Rahmatullah bagi seseorang yang telah meninggal, maka itu berarti kita telah yakin bahwa orang itu akan masuk surga.

Mengapa demikian? karena ukuran masuk tidaknya seseorang ke surganya Allah adalah Rahmat Allah, sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW:

“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817)

Jadi ketika kita mengucapkan kembali ke Rahmatullah, maka saya khawatir, kita sudah bersikap kurang sopan kepada Allah.. karena kita sudah mendahului ketetapan Allah. Tidak ada seorang pun dari kita yang bisa haqqul yaqin apakah kita akan masuk surganya Allah atau nerakaNya kecuali nabi dan beberapa sahabatnya yang sudah dijamin oleh Allah untuk masuk surga. Selebihnya wallahu a’lam.

Jadi pada saat mengabarkan kematian seseorang, ada baiknya kita tidak mengucapkan kata kata itu tetapi cukup (misalnya) dengan kata kata: “telah meninggal dunia si A pada hari A karena sakit (misalnya).

Jikapun kita tetap ingin mengucapkan kata kata itu, maka tambahkanlah sesudah kabar kematian itu dengan kata semoga: “Semoga dia kembali ke Rahmatullah”. Artinya disini kita berharap semoga dia yang meninggal itu mendapatkan Rahmat Allah.

Nah sekarang, ketika mendengar kabar kematian seperti di atas, maka umumnya kita akan berucap “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya lah kami kembali / QS. 2:156) kemudian biasa ditambahkan “semoga (meninggalnya) Husnul khotimah” dan seterusnya.

Sekali lagi kata “semoga (meninggalnya) Husnul Khatimah” ini agak kurang tepat.

Jika tujuan kita mengucapkan kata-kata itu adalah untuk menghibur kepada keluarga yang ditinggalkan, maka tidak ada yang salah dengan kata-kata itu karena kata-kata itu merupakan ucapan pengharapan (hiburan) kepada keluarga yang ditinggalkan agar dia yang meninggal itu pada akhir hidupnya Husnul Khatimah.

Apakah ucapan pengharapan itu ada manfaatnya untuk orang yang meninggal, sayang sekali TIDAK, mengapa? Karena kematian telah menemuinya. Terlepas dari apakah dia memang meninggal dengan Husnul Khatimah atau Su’ul Khatimah. Jadi bagi orang yang meninggal, ucapan itu sia-sia.

Jadi jika kita ingin mendoakan orang yang meninggal itu, kita bisa melakukannya dengan ucapan doa bagi orang yang meninggal, misalnya:

“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun… dst. (HR. Muslim)

Atau doa lainnya.

Ucapan semoga meninggalnya Husnul Khatimah sebaiknya hanya diucapkan bagi kita yang masih hidup bukan kepada orang yang telah meninggal. Karena dengan ucapan itu, kita berharap (yang seharusnyalah diiringi dengan usaha dan doa) agar pada saat kematian menemui kita, kita bisa meninggal dengan Husnul Khotimah.

Mungkin kita bisa mengucapkan itu pada orang yang sedang sakit atau pada keluarga orang yang sakit, tetapi masalahnya adalah dengan mengucapkan itu, kita akan diduga keras mendoakan orang yang sakit itu cepat mati dan ini akan cukup menyakitkan bagi orang yang sakit itu atau bagi keluarganya walaupun tidak ada yang salah dengan kata-kata itu.

Juga hati-hatilah dalam berdoa atau mengucapkan kata HUSNUL, dalam kalimat HUSNUL KHATIMAH (حُسْن الْخَاتِمَة). Untuk diketahui bahwa, HUSNUL asal katanya adalah “HASAN (حسن)” yang berarti BAIK. “HUSNUL” berarti TERBAIK. Jadi makna dari kalimat “HUSNUL KHATIMAH (حُسْن الْخَاتِمَة)” adalah : “MENINGGAL DI SAAT (dalam keadaan) YANG TERBAIK”.

Lalu bagaimana jika ditulis dan dibaca dengan “KHUSNUL KHATIMAH (خُسْن الْخَاتِمَة)” – “KHUSNUL” dengan menggunakan huruf Kho (خ), artinya TERHINA atau TERENDAH. Maka makna kalimat “KHUSNUL KHATIMAH (خُسْن الْخَاتِمَة) adalah “MENINGGAL DISAAT (dalam keadaan) DIHINAKAN atau DIRENDAHKAN.

Astaghfirullahal ‘Azhiim, jauh sekali maknanya kalau kita salah mengucapkan atau salah menulisnya.

Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Minggu, 09 Agustus 2020

Adab dan Tata Cara Ziarah Kubur.


Adab dan Tata Cara Ziarah Kubur.

1. Meluruskan niat.

Sebagaimana Imam Qurthubi di dalam tafsirnya menyatakan:

"Hendaknya ketika berziarah, seseorang berniat untuk menggapai keridhaan Allah, memperbaiki hati yang rusak atau memberikan manfaat kepada mayit dengan membacakan Al Quran atau berdoa di makamnya." (Abu `Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi, Al-Jami'u Li Ahkamil Quran, juz 20, Darul Ihyait Turatsil `Arabi, hal 171.)

2. Kehadiran hati.

Untuk dapat memetik hikmah dari ziarah, yaitu memetik pelajaran yang dapat melunakkan hati yang kasar sehingga kekerasan hati seseorang dapat luluh dan menitiskan air mata sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Majah ra. bahwa Sayidina Utsman bin `Affan menangis sehingga jenggotnya basah jika berdiri di depan sebuah makam.

3. Mempunyai wudhu.

Seseorang yang akan berziarah hendaknya suci dari hadats kecil dan hadats besar dan najis. Karena ketika berziarah dianjurkan untuk berdoa, dan doa dalam keadaan suci akan mudah diijabah Allah SWT.

4. Mengucapkan salam.

Ketika memasuki area pekuburan hendaknya mengucapkan salam secara umum: 

السَّلامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ القُبُورِ مِنَ المُسْلِمِينَ وَالمُؤمِنينَ أَنْتُمْ لَنَا سَلَفٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تُبَعٌ وَإِنَّا إنْ شَاءَ الله بِكُمْ لاحِقُونَ

As Salaamu ‘alaikum yaa ahlal qubuuri minal muslimiina wal mu’miniina antum lanaa salafun wanahnu lakum taba’un wa innaa insyaa’allaahu bikum laa hiquuna.

Kesejahteraan atas kalian, wahai penghuni kubur dari golongan yang beriman dan beragama Islam, dan kami insya Alloh juga akan menyusul kalian telah mendahului kami dan kami akan mengikuti kalian. (HR. Muslim)

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ يَغْفِرُ اللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ أَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ

Assalamu'alaikum yaa ahlal quburi, yaghfirullaahu lanaa wa lakum antum salafnaa wa nahnu bil atsari"

Artinya: "Salam sejahtera bagi kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kalian. Kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul" (HR. At Tirmidzi)

Untuk doa salam lainnya silahkan lihat di tulisan habib tentang ziarah kubur.

5. Tidak menduduki makam dan tidak menginjak makam.

Tidak menginjak, melangkahi ataupun duduk di atas sebuah makam. Sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda:

لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ، فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

Dari Abu Hurairah ra., Nabi Muhammad SAW. bersabda : Sesungguhnya jika salah seorang di antara kalian duduk di atas bara api hingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas sebuah makam. (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Majah)

لَأَنْ أمشِيَ على جَمْرَةٍ أو سيف أو أَخْصِفَ نعلي برجلي أحب إلي من أن أمشي على قبر

Rasulullah SAW. bersabda : Sesungguhnya jika aku menginjak bara api atau pedang yang tajam atau menjahit alas kaki dengan kulit kakiku lebih kusukai daripada menginjak (melangkahi) sebuah makam. (HR. Ibnu Majah)

6. ketika mau menuju makam yang kita tuju menurut para ulama.

Imam Qurtubi di dalam Tafsirnya beliau berkata:

"Seorang peziarah hendaknya mendatangi makam yang dia kenal (yang dituju), dari arah wajahnya (membelakangi kiblat) dan segera mengucapkan salam kepadanya. Sebab, menziarahi makam seseorang adalah seperti bercakap-cakap dengannya semasa hidup. Jika masih hidup, kita akan berbicara dengan menghadapkan wajah ke arahnya, maka setelah wafat, hendaknya kita melakukan hal yang sama dalam menziarahinya."

Sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Tidaklah seseorang melewati makam saudaranya sesama muslim yang ia kenal (semasa hidup) di dunia, kemudian ia ucapkan salam kepadanya, melainkan Allah kembalikan ruh saudaranya itu (ke jasadnya) hingga ia dapat menjawab salamnya." (HR.Ibnu `Abdul Bar) (Hadits ini Hadits Sahih yang tercantum dalam Tafsir Ibn Katsir, Juz 3., Daarul Ihyaail Kutubil `Arabiyyah, hal.438)

7. Duduk berdekatan dengan makam.

Selanjutnya disunnnahkan duduk berdekatan dengan makam yang diziarahi agar ia merasa senang. Sebagaimana dinyatakan oleh Ummul Mukminin `Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

Tidaklah seseorang berziarah ke makam saudaranya dan duduk di dekat makamnya, melainkan saudaranya tersebut merasa senang dengan (kehadiran) nya. (HR. Ibnu Abid Dunyaa).

8. Membaca Al Quran atau surah Yasin, Tahlil serta berdoa'a.

Ketika Ummul Mukminin mengikuti Rasulullah Saw. berziarah ke Baqi' dan menanyakan mengapa beliau keluar menuju Baqi' di akhir malam, Rasulullah Saw. menjawab: "Jibril memerintahkan aku untuk mendatangi pemakaman Baqi' dan memohonkan ampun bagi mereka." (HR. An Nasa’i).

Dari Anas sesungguhnya dia berkata; "Rasulullah saw bersabda:
"Barang siapa memasuki area pekuburan, maka membaca surat Yaasin (dan menghadiahkan pahalanya untuk orang-orang mati) pada saat itu juga Allah swt meringankan (siksa) mereka, dan bagi orang (yang) membaca mendapat pahala sebanyak kebaikan yang dihadiahkannya kepada orang-orang yang mati. Maka bacakanlah surat Yaasin untuk orang-orang yang telah mati diantara kamu." (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hibban dan Hakim dari Ma'qal bin Yasar, Hadits Hasan)

Juga hendaknya membaca surat-surat berikut ini.

Surat Al Qadar sebanyak 7x.
Surat Al Fatihah sebanyak 3x.
Surat Al Falaq sebanyak 3x.
Surat An Nas sebanyak 3x.
Surat Al Ikhlas sebanyak 3x.
Ayat kursi 3x.

Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”

Membaca do’a ini tiga kali.

أللهم بحق محمد وال محمد لا تعذب هذا الميت

Allahumma bihaqqi muhammadin wa aali muhammadin laa tu’adzdzib hadzal mayyit.

Ya Allah dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini,

Rosulullah SAW bersabda, tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut tiga kali di kuburan seorang mayit atau saat melihat iring-iringan jenazah lewat, kecuali Allah SWT menjauhkan darinya azab (diberhentikan adzabnya) kubur.

lalu letakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa :

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâna yatawallâhu.

“Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.”

Ibnu Thawus mengatakan :

“Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburannya dan membaca doa tersebut.”

Untuk doa tahlil dan kirim arwah insya Allah lain waktu di broadcest, atau untuk melihat di kitab Majmu Syarif atau Yasinan.

(Referensi dari berbagai sumber)

Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Berziarah ke Makam Rasulullah saww.


Berziarah ke Makam Rasulullah saww.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ زَارَ قَبْرِيْ وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِي 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa berziarah ke makamku, maka wajib baginya mendapat syafaatku. (HR. Ad Daruquthni No.2695 dan Al Baihaqi dalam Syu'ab Al Iman No.3862)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَاءَنِي زَائِرًا لاَ يُعْلَمُ لَهُ حَاجَةٌ إِلاَّ زِيَارَتِي كَانَ حَقًّا عَلَيَّ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ شَفِيْعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa datang kepadaku yang tidak ada kepentingan kecuali berziarah kepadaku, maka wajib bagiku memberi syafaat kepadanya di hari kiamat. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu'jam Al Ausath No.4546 dan Al Kabir No.12971)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَجَّ فَزَارَ قَبْرِي فِي مَمَاتِي كَانَ كَمَنْ زَارَنِي فِي حَيَاتِي 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa melakukan haji kemudian berziarah kepadaku setelah aku wafat, maka sama seperti ziarah ketika aku hidup. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir No.13315 dan Al Ausath No.3376)

Al Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

لَيَهْبَطَنَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً وَإِمَامًا مُقْسِطًا وَلَيَسْلُكَنَّ فَجًّا حَاجًّا أوْ مُعْتَمِرًا أوْ بِنِيَّتِهِمَا وَلَيَأْتِيَنَّ قَبْرِيْ حَتَّى يُسَلِّمَ عَلَيَّ وَلأرُدَنَّ عَلَيْه "  رَوَاهُ الحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ الذَّهَبِيّ 

Sungguh, Isa ibn Maryam akan turun menjadi penguasa dan Imam yang adil, dia akan menempuh perjalanan untuk pergi haji atau umrah atau dengan niat keduanya dan sungguh, dia akan mendatangi makamku sehingga berucap salam kepadaku dan aku pasti akan menjawabnya. (diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Al Mustadrak dan dishahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi).

Imam Nawawi dalam Al Majmuk 8/253 menyatakan:

واعلم أن زيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم من أهم القربات وأنجح المساعي ، فإذا انصرف الحجاج والمعتمرون من مكة استحب لهم استحبابا متأكدا أن يتوجهوا إلى المدينة لزيارته صلى الله عليه وسلم وينوي الزائر من الزيارة التقرب وشد الرحل إليه والصلاة فيه ، وإذا توجه فليكثر من الصلاة والتسليم عليه صلى الله عليه وسلم في طريقه ، فإذا وقع بصره على أشجار المدينة وحرمها وما يعرف بها زاد من الصلاة والتسليم عليه صلى الله عليه وسلم وسأل الله تعالى أن ينفعه بهذه الزيارة وأن يقبلها منه

Ketahuilah berziarah ke makam Rasulullah itu termasuk ibadah terpenting dan perjalanan paling menguntungkan. Apabila pelaku haji dan umroh selesai ibadahnya dari Makkah, maka sunnah muakkad (sangat disunnahkan) baginya berangkat menuju Madinah untuk berziarah ke makam Nabi dan berniat ibadah, mengkhususkan perjalan padanya dan membaca shalawat di sana. Ketika sedang dalam perjalanan maka hendaknya memperbanyak baca sholawat. Ketika mata sudah melihat pepohonan Madinah dan tanah haramnya, maka hendaknya semakin memperbanyak baca sholawat pada Nabi agar ziarah ini bermanfaat baginya dan diterima Allah.

Syekh Sayid Bakri bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam I‘anatut Tholibin mengatakan,

قال بعضهم: ولزائر قبر النبي صلى الله عليه وسلم عشر كرامات. إحداهن يعطى أرفع المراتب. الثانية يبلغ أسنى المطالب. الثالثة قضاء المآرب. الرابعة بذل المواهب. الخامسة الأمن من المعاطب. السادسة التطهير من المعايب. السابعة تسهيل المصاعب. الثامنة كفاية النوائب. التاسعة حس العواقب. العاشرة رحمة رب المشارق والمغارب

Sebagian ulama mengatakan bahwa orang yang menziarahi makam Rasulullah SAW berhak menerima 10 kehormatan dari Allah SWT. Pertama, akan diberikan derajat tertinggi di sisi Allah.Kedua, akan disampaikan pada cita-cita tertinggi. Ketiga, akan dipenuhi kebutuhannya. Keempat, akan diberikan banyak anugerah-Nya. Kelima, akan diselamatkan dari bencana. Keenam, akan dilindungi dari aib. Ketujuh, akan dimudahkan dalam kesulitan. Kedelapan, akan diringankan bebanmya dalam musibah. Kesembilan, dapat merasakan apa yang akan terjadi. Kesepuluh, akan mendapat limpahan rahmat Allah SWT.

Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس