Senin, 03 Agustus 2020

Kitab Lubabul Hadits Bab 33.


Kitab Lubabul Hadits Bab 33.

ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺼﻤﺖ

Keutamaan Diam.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺍﻟﻌَﺎﻓِﻴَﺔُ ﻋَﺸَﺮَﺓُ ﺃَﺟْﺰَﺍﺀٍ ﺗِﺴْﻌَﺔٌ ﻓﻲ ﺍﻟﺼَّﻤْﺖِ ﻭﺍﻟﻌَﺎﺷِﺮُ ﻓﻲ ﺍﻟﻌُﺰْﻟَﺔِ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Keselamatan ada sepuluh bagian, sembilan bagian dalam diam dan satu bagian dalam pengasingan dari manusia.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻧَﺠَﺎﺳَﺔٌ ﻭَﻧَﺠَﺎﺳَﺔُ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥِ ﺍﻟﺒَﺬَﺍﺀَﺓُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap sesuatu ada najisnya dan najisnya lisan adalah berkata buruk (kotor, tidak baik).

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻣَﻦْ ﺻَﻤَﺖَ ﻧَﺠَﺎ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa diam maka selamat.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺳُﻜُﻮﺕُ ﺍﻟﻌَﺎﻟِﻢِ ﺷَﻴﻦٌ، ﻭَﻛَﻼَﻣَﻪُ ﺯَﻳْﻦٌ ﻭَﻛَﻼﻡُ ﺍﻟﺠَﺎﻫِﻞِ ﺷَﻴْﻦٌ ﻭَﺳُﻜُﻮﺗُﻪُ ﺯَﻳْﻦٌ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Diamnya orang alim adalah jelek dan bicaranya adalah hiasan. Perkataan orang bodoh adalah jelek dan diamnya orang bodoh adalah hiasan.

Penjelasan : Orang Alim yang diam bila mengetahui sesuatu kemungkaran atau mengetahui ilmu tetapi dia diam saja (tidak mencegahnya atau melarangnya atau tidak membetulkannya (mengajarkannya)) maka termasuk jelek, sedangkan mencegah dan mengajarkannya maka itu hiasan (bagus, berpahala) baginya, sedangkan orang bodoh banyak berbicara maka itu jelek, sebab banyak berbicara (bukan pada bidangnya) akan banyak salahnya sehingga akan diketahui kebodohannya, sedangkan orang bodoh yang banyak diam maka sebagai hiasana untuknya sehingga orang tidak akan mengetahui kebodohan kita.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺃَﺻْﻞُ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮﺕِ ﺇﻻَّ ﻋَﻦْ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pokonya iman itu diam kecuali dzikir kepada Allah SWT.

Penjelasan : Diam itu pokok Iman karena dengan banyak berdiam maka akan terselematkan dari banyak melakukan dosa, kesalahan, kufur maupun meruntuhkan/merusak iman kita.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺍﻟﺼَّﻤْﺖُ ﺯَﻳْﻦٌ ﻟِﻠﻌَﺎﻟِﻢِ ﻭَﺳَﺘْﺮٌ ﻟﻠﺠِﺎﻫِﻞِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Diam itu hiasan bagi orang Alim dan tabir (penutup) bagi orang bodoh.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﻛَﻠِﻤَﺔٍ ﺳَﻠَﺒَﺖْ ﻧِﻌْﻤَﺔً ﻭَﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﻛَﻠَﻤِﺔٍ ﺟَﻠَﺒَﺖْ ﻧَﻘْﻤَﺔً

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Betapa banyak kalimat yang menghilangkan kenikmatan dan betapa banyak kalimat yang menarik kepedihan.

Penjelasan : Diam itu lebih baik dari pada berbicara tidak manfaat, sebab banyak berbicara kemungkinan banyak hal-hal yang omongannya menyebabkan kita bisa menjadi kufur yang tanpa kita sadari sehingga dapat menghilangkan kenikmatan dan dapat mendatangkan dosa dan kesalahan sehingga akan mendatangkan siksa (kepedihan) di akhirat dengan sebab lisan kita banyak berbicara yang tidak berguna bahkan berbicara yang banyak mendatangkan dosa dan kesalahan, seperti menghina, menghujat, mencaci maki, mensyirikkan orang, membidahkan, dll.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻣَﻦْ ﺃَﺧْﺮَﺱَ ﻟِﺴَﺎﻧَﻪُ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﺤِﻖّ ﺃَﺣَﺪَ ﻣُﻬَﻤّﺎﺗِﻪِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa menjaga lisannya maka tidak ada seseorang yang berhak menghinakannya.

Penjelasan : Orang yang pendiam, tidak banyak berbicara maka tidak akan orang yang menghinakannya, karena dengan banyak berbicara (yang tidak baik, tidak bermanfaat) kemungkinan akan banyak salahnya, dengan sebab kesalahan itulah orang bisa menghinanya.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺍﻟﺤِﻜْﻤَﺔُ ﻋَﺸَﺮَﺓُ ﺃﺟْﺰَﺍﺀٍ ﺗَﺴْﻌَﺔٌ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻌُﺰْﻟَﺔِ ﻭَﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻓﻲ ﺍﻟﺼَّﻤْﺖِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Hikmah itu ada sepuluh, yang sembilan dalam uzlah (menyingkir dari keramaian) dan satunya dalam diam.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺍﻟﺼَّﻤْﺖُ ﺣُﻜْﻢٌ ﻭَﻗَﻠِﻴﻞٌ ﻓَﺎﻋِﻠُﻪُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Diam itu hikmah dan sedikit yang melakukannya,

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Diam, Halaman 76, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Kitab Lubabul Hadits Bab 32.


Kitab Lubabul Hadits Bab 32.

ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ

Keutamaan Tawadhu’.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﻣَﻦْ ﺗَﻮَﺍﺿَﻊَ ﻟﻠﻪ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﻜَّﺒَﺮَ ﻭَﺿَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa tawahu’ (rendah hati) karena Allah SWT maka Allah akan mengangkatnya. Barangsiapa takabur maka Allah akan merendahkannya.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺁﺩَﻣِﻲِّ ﺇﻻَّ ﻭَﻓِﻲ ﺭَﺃْﺳِﻪِ ﺳﻠْﺴِﻠَﺘَﺎﻥِ : ﺳِﻠْﺴِﻠَﺔٌ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻌَﺔِ ﻭَﺳِﻠْﺴِﻠَﺔٌ ﻓﻲ ﺍﻷَﺭْﺽِ ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻌَﺔِ، ﻓَﺈﺫَﺍ ﺗَﻮَﺍﺿَﻊَ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﺑِﺎﻟﺴِّﻠْﺴِﻠَﺔِ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴَّﻤﺎﺀِ ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻌَﺔِ، ﻭَﺇﺫَﺍ ﺗَﺠَﺒَّﺮَ ﻭَﺿَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺎﻟﺴِّﻠْﺴِﻠَﺔِ ﺇﻟﻰ ﺍﻷَﺭْﺽِ ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻌَﺔِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tiadalah setiap manusia melainkan pada kepalanya ada dua buah rantai, satu rantai di langit ketujuh dan rantai yang satunya di bumi ketujuh. Apabila dia tawadhu maka Allah mengangkatnya ke langit ketujuh dan jika dia sombong maka Allah merendahkannya hingga bumi ketujuh.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺇﺫَﺍ ﺭَﺃﻳْﺘُﻢُ ﺍﻟﻤُﺘَﻮَﺍﺿِﻌﻴﻦَ ﻓَﺘَﻮَﺍﺿَﻌُﻮﺍ ﻟَﻬُﻢْ ﻭﺇﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢُ ﺍﻟﻤُﺘَﻜَﺒِّﺮﻳﻦَ ﻓَﺘَﻜَﺒَّﺮُﻭﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Jika kalian melihat orang-orang yang tawadhu (rendah hati, sopan santun) maka rendah hatilah kalian dan jika kalian melihat orang-orang yang sombong maka sombongilah mereka.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺗَﻮَﺍﺿَﻌُﻮﺍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻤُﺘَﻮَﺍﺿِﻌِﻴﻦَ، ﻓﺈﻥَّ ﺍﻟﺘَّﻮَﺍﺿُﻊَ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻤُﺘَﻮَﺍﺿِﻌِﻴﻦَ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ ﻭَﺗَﻜَﺒَّﺮُﻭﺍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻤُﺘَﻜَﺒِّﺮِﻳﻦَ، ﻓﺈﻥَّ ﺍﻟﺘَّﻜَﺒُّﺮَ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻤُﺘَﻜَﺒِّﺮﻳﻦَ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tawadhulah’ (Rendah hati) kalian bersama orang-orang yang rendah hati karena sesungguhnya tawadhu’ (rendah hati) bersama orang-orang yang rendah hati adalah sedekah. Sombonglah kalian bersama orang-orang yang sombong karena sesungguhnya sombong bersama-sama orang yang sombong adalah sedekah.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺗِﻪْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺘُّﻴّﺎﻩِ ﻓَﺈﻥَّ ﺍﻟﺘِّﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘّﻴَّﺎﻩِ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Takaburlah (sombonglah) kepada orang-orang yang sombong karena sesungguhnya takabur kepada mereka (orang yang sombong) adalah sedekah.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺭَﺃْﺱُ ﺍﻟﺘَّﻮَﺍﺿُﻊِ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﺘَﺪِﻯﺀَ ﺑﺎﻟﺴَّﻼﻡِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﻟَﻘِﻴَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤﻴﻦَ ﻓﻲ ﺍﻟﻤَﺠَﺎﻟِﺲِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pokoknya tawadhu (rendah hati, sopan santu) adalah memulai salam kepada orang Islam yang ditemuinya dalam suatu majlis (perkumpulan).

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺍﻟﺘَّﻮَﺍﺿُﻊُ ﻣَﻌَﺎﻧِﺪُ ﺍﻟﺸّﺮَﻑِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tawadhu (rendah hati, sopan santun) adalah sumber kemuliaan.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺍﻟﻜَﺮَﻡُ ﺍﻟﺘَّﻘْﻮَﻯ ﻭَﺍﻟﺸَّﺮَﻑُ ﺍﻟﺘَّﻮﺍﺿُﻊُ ﻭﺍﻟﻴَﻘﻴﻦ ﺍﻟﻐِﻨَﻰ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pemurah (dermawan) itu ketakwaan, kemuliaan itu tawadhu, keyakinan itu kekayaan.

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﻛُﻞُّ ﺫﻱ ﻧِﻌْﻤَﺔٍ ﻣَﺤْﺴُﻮﺩٌ ﺻَﺎﺣِﺒُﻬﺎ ﺇﻻَّ ﺍﻟﺘَّﻮَﺍﺿُﻊِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap orang yang mendapat kenikmatan itu di hasud (dengki) kecuali tawadhu’ (merendah diri).

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﺍﻟﺘَّﻮَﺍﺿُﻊُ ﻣِﻦْ ﺃﺧْﻼﻕِ ﺍﻷَﻧْﺒِﻴﺎﺀِ ﻭَﺍﻟﺘَّﻜَﺒُّﺮُ ﻣِﻦْ ﺃﺧْﻼَﻕِ ﺍﻟﻜُﻔَّﺎﺭِ ﻭﺍﻟﻔَﺮَﺍﻋِﻨَﺔِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tawadhu (sopan santun, rendah hati) itu sebagian budi pekerti (akhlak) para Nabi, sedangkan takabur itu akhlak orang kafir dan Fir’aun

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :   ﻣَﻦْ ﺗَﻜﺒَّﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻔﻘَﺮﺍﺀِ ﻟَﻌَﻨَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﻜَﺒَّﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺃَﺧْﺰَﺍﻩُ ﺍﻟﻠﻪ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa takabur terhadap orang miskin maka Allah melaknatinya, barangsiapa takabur terhadap ulama maka Allah merendahkannya.

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Tawadhu’, Halaman 74, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Kitab Lubabul Hadits Bab 31.


Kitab Lubabul Hadits Bab 31.

ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺗﺮﺑﻴﺔ ﺍﻷﻭﻻﺩ

Keutamaan Mendidik Anak.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﻣﺎ ﻧَﺤَﻞَ ﻭَﺍﻟِﺪٌ ﻭَﻟَﺪَﻩُ ﺃَﻓْﻀَﻞَ ﻣِﻦْ ﺃَﺩَﺏٍ ﺣَﺴَﻦٍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya sesuatu yang labih baik daripada (pendidikan) adab (budi pekerti) yang baik.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﻷﻥْ ﻳُﺆَﺩِّﺏَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﻟَﺪَﻩُ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃﻥْ ﻳَﺘَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﺼَﺎﻉٍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Mendidik anaknya lebih baik daripada sedekah satu sha`.

Penjelesan : Mendidik anak, terutama mendidik anak sendiri dalam mengajarkan membaca Al Qur’an dan mendidik adab kepadanya agar menjadi anak yang berakhlak mulia maka merupakan sedekah jariyah, sedangkan sedekah satu sho setiap hari pahalanya terputus karena tidak termasuk sedekah jariyah, itulah sebab mendidik anaknya lebih baik daripada sedekah satu sha`.


ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺃَﻛْﺮِﻣُﻮﺍ ﺃﻭﻻﺩَﻛُﻢْ ﻭَﺃَﺣْﺴِﻨُﻮﺍ ﺁﺩَﺍﺑَﻬُﻢْ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Mulyakanlah anak-anak kalian dan baikkanlah adab (akhlak) mereka.

Penjelasan : Memuliakan anak-anak dan membaikkan adab (akhlak) mereka.
yaitu dengan tidak membeda-bedakan antara anak kita yang satu dengan yang lainnya, menyayangi mereka semua dan memberikan pendidikan yang baik, terutama memberikan pendidikan Agama dan mendidik akhlaknya agar mempunyai budi pekerti yang luhur.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃﻥْ ﻳُﺮْﻏِﻢَ ﺣَﺎﺳِﺪَﻩُ ﻓَﻠْﻴُﺆَﺩِّﺏْ ﻭَﻟَﺪَﻩُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang ingin menghinakan orang yang dengki kepadanya maka didiklah anaknya.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺍﻟﻨَّﻈَﺮُ ﺇﻟﻰ ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻷَﻭْﻻﺩِ ﺑِﺸُﻜْﺮٍ ﻛﺎﻟﻨَّﻈَﺮِ ﺇﻟﻰ ﻭَﺟْﻪِ ﻧَﺒِﻴِّﻪِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Memandang wajah anaknya dengan perasaan syukur bagaikan memandang wajah Nabinya.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺃﻛْﺮِﻣُﻮﺍ ﺃﻭْﻻَﺩَﻛُﻢْ ﻓﺈﻥَّ ﻛَﺮَﺍﻣَﺔَ ﺍﻷَﻭْﻻﺩِ ﺳِﺘْﺮٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Muliakanlah anak-anak kalian karena sesungguhnya memuliakan anak itu tabir (tutup/penghalang) dari neraka.

Penjelaqsan : Memuliakan anak-anak yaitu dengan tidak membeda-bedakan antara anak kita yang satu dengan yang lainnya, menyayangi mereka semua dan memberikan pendidikan yang baik, terutama memberikan pendidikan Agama dan mendidik akhlaknya agar mempunyai budi pekerti yang luhur maka itu bisa menjadi amal jariyyah sehingga bisa menjadi tabir dari neraka.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺍﻷَﻭْﻻﺩُ ﺣِﺮﺯٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭﺍﻷَﻛْﻞُ ﻣَﻌﻬُﻢْ ﺑَﺮَﺍﺀَﺓٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﻛَﺮَﺍﻣَﺘُﻬُﻢْ ﺟَﻮَﺍﺯٌ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺼِّﺮﺍﻁِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Anak-anak itu pelindung dari api neraka, makan bersama mereka membebaskan dari api neraka, memuliakan mereka memudahkan lewat shirath.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺃَﻛْﺮِﻣُﻮﺍ ﺃﻭﻻﺩَﻛُﻢْ ﻓﺈﻥَّ ﻣَﻦْ ﺃَﻛْﺮَﻡَ ﺃَﻭْﻻَﺩَﻩُ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Muliakanlah anak-anak kalian karena sesungguhnya barangsiapa yang memuliakan anak-anaknya maka Allah SWT akan memuliakannya di dalam surga.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺇﻥَّ ﻓﻲ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ ﺩَﺍﺭﺍ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟَﻬَﺎ ﺩَﺍﺭُ ﺍﻟﻔَﺮَﺡِ ﻻ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻬﺎ ﺇﻻَّ ﻣَﻦْ ﻓَﺮَّﺡَ ﺍﻟﺼِّﺒْﻴَﺎﻥَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya di surga itu ada satu rumah bernama Daarul Farah (rumah kegembiraan) yang tidak akan memasukinya terkecuali orang yang membahagiakan anak kecil.

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ :  ﺇﻥَّ ﻓﻲ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ ﺩَﺍﺭﺍ ﻳُﻘﺎﻝ ﻟَﻬَﺎ ﺩَﺍﺭُ ﺍﻟﻔَﺮَﺡِ ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻬَﺎ ﺇﻻّ ﻣَﻦْ ﻓَﺮَّﺡ ﻳَﺘَﺎﻣﻰ ﺍﻟﻤُﺆﻣِﻨﻴﻦَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya di surga itu ada satu rumah bernama Daarul Farah (rumah kegembiraan) yang tidak akan memasukinya terkecuali orang yang membahagiakan anak-anak yatim kaum mukminin.

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Mendidik Anak, Halaman 72, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Kitab Lubabul Hadits Bab 30.


Kitab Lubabul Hadits Bab 30.

ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺑﺮ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ

Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua.

ﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﺭِﺿَﺎ ﺍﻟﺮَّﺏِّ ﻓِﻲْ ﺭِﺿَﺎ ﺍﻟﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﻭَ ﺳُﺨْﻂُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓِﻲْ ﺳُﺨْﻂِ ﺍﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ridha Allah terletak dalam ridha orang tua dan murka Allah terletak pada murka orang tua.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﺑِﺮُّﻭْﺍ ﺁﺑَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺗَﺒِﺮَّﻛُﻢْ ﺍَﺑْﻨَﺂﺀُﻛُﻢْ ﻭَﻋِﻔُّﻮْﺍ ﺗَﻌِﻒَّ ﻧِﺴَﺂﺀُﻛُﻢْ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Berbaktilah kepada bapak ibu kalian maka anak-anak kalian akan berbakti pada kalian. Jagalah (kehormatan) diri kalian, niscaya kaum perempuanmu terpelihara (akan menjaga diri).

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻣَﻦْ ﺍَﺻْﺒَﺢَ ﻭَﻟَﻪُ ﺍَﺑَﻮَﺍﻥِ ﺭَﺍﺿِﻴَﺎﻥِ ﻋَﻨْﻪُ ﺍَﻭْ ﺍَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﻓُﺘِﺤَﺖْ ﻟَﻪُ ﺍَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻭَﻣَﻦْ ﺍَﻣْﺴَﻰ ﻭَﻟَﻪُ ﺍَﺑَﻮَﺍﻥِ ﺳَﺎﺧِﻄَﺎﻥِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍَﻭْ ﺍَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﻓُﺘِﺤَﺖْ ﻟَﻪُ ﺍَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa tiba di pagi hari dan kedua orang tuanya atau salah satunya ridha kepadanya maka dibukalah pintu-pintu surga untuknya. Barangsiapa tiba di sore hari dan kedua orang tuanya atau salah satunya murka maka dibukalah pintu-pintu neraka untuknya.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺍِﺫَﺍ ﻛُﻨْﺖَ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺪَﻋَﺎﻙَ ﺍَﺑُﻮْﻙَ ﻓَﺎَﺟِﺒْﻪُ ﻭَﺍِﻥْ ﺩَﻋَﺘْﻚَ ﺍُﻣُّﻚَ ﻓَﺎَﺟِﺒْﻬَﺎ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Jika kamu sedang shalat (sunat) dan ayahmu memanggilmu maka jawablah, jika ibumu memanggilmu maka jawablah.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﻣَﻦْ ﺁﺫﻯ ﻭَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﺍَﻭْ ﺁﺫﻯ ﺍَﺣَﺪَﻫُﻤَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa menyakiti kedua orang tuanya atau salah satunya maka dia masuk neraka.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺣِﻜَﺎﻳَﺔً ﻋَﻦِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ ﻗُﻞْ ﻟِﻠْﺒَﺎﺭِّ ﻟِﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﺍِﻋْﻤَﻞْ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺎِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﻐْﻔِﺮُﻟَﻚَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Dalam sebuah hadits qudsi dijelaskan, katakanlah kepada orang yang berbakti kepada orang tunya, berbuatlah sesuka kalian karena sesungguhnya Allah SWT telah memafkan kalian.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﺑِﺮُّ ﺍﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﻛَﻔَّﺎﺭَﺓٌ ﻟِﻠْﻜَﺒَﺎﺋِﺮِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Berbakti kepada kedua orang tua itu kifarat (menebus) dosa-dosa besar.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﻣَﻦْ ﻭَﺿَﻊَ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻓِﻰ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻭَﺍَﻛَﻠَﻪُ ﺩُﻭْﻥَ ﻭَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﺍَﺣْﺮَﻣَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ ﻟَﺬِﻳْﺬَ ﻃَﻌَﺎﻡِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa memiliki makanan baik (enak) di rumahnya dan memakannya tanpa (mengajak ikut makan) kedua orang tuanya maka Allah SWT mengharamkan enaknya makanan surga baginya.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﻣَﻦْ ﺑَﺎﺕَ ﺷَﺒْﻌَﺎﻥَ ﺭَﻳَّﺎﻥَ ﻭَﺍَﺣَﺪُ ﻭَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﺟِﻴْﻌَﺎﻥٌ ﺍَﻭْ ﻋَﻄْﺸَﺎﻥٌ ﺣَﺸَﺮَﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺟِﻴْﻌَﺎﻧًﺎ ﻭَﻋَﻄْﺸَﺎﻥَ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﺤْﻲِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺑِﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa bermalam dalam keadaan kenyang (dengan makanan) dan segar (dengan minuman) sedangkan salah satu dari kedua orang tuanya kelaparan atau kehausan maka Allah SWT akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan kehausan dan kelaparan dan Allah SWT tidak malu untuk mengazabnya.

ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﻣَﻦْ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻟِﻴَﻀْﺮِﺏَ ﺍَﺣَﺪَ ﻭَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﻏُﻠَّﺖْ ﻳَﺪُﻩُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺍِﻟﻰ ﻋُﻨُﻘِﻪِ ﻣَﺸْﻠُﻮْﻟَﺔً ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍِﻥْ ﺿَﺮَﺑَﻬُﻤَﺎ ؟ ﻗَﺎﻝَ ﺗُﻘْﻄَﻊُ ﻳَﺪُﻩُ ﻗَﺒْﻞَ ﺍَﻥْ ﻳَﺠُﻮْﺯَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻁِ ﻭَﺗَﻀْﺮِﺑُﻪُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mengangkat tangannya untuk memukul salah satu dari kedua orang tuanya maka tangannya akan dibelenggu pada hari kiamat sampai lehernya dalam keadaan lumpuh.
Para sahabat berkata : Ya Rasulallah, bagaimana Jika sampai memukulnya?
Nabi menjawab : Maka tangannya di potong sebelum melewati jembatan dan dipukuli para Malaikat.

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, Halaman 69, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Kitab Lubabul Hadits Bab 29.


Kitab Lubabul Hadits Bab 29.

ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺮﻣﻲ

Keutamaan Memanah.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :  ﻣَﻦْ ﺭَﻣﻰ

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﻦْ ﺭَﻣﻰ ﺳَﻬْﻤًﺎ ﻓِﻲْ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻛَﻤَﻦْ ﺍَﻋْﺘَﻖَ ﺭَﻗَﺒَﺔً

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Orang yang melepaskan anak panah dalam perang fisabilillah (di jalan Allah) itu bagaikan orang yang memerdekakan budak.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻋَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺍَﻭْﻟَﺎﺩَﻛُﻢْ ﺍﻟﺴِّﻴَﺎﺣَﺔَ ﻭَﺍﻟﺮَّﻣَﻰ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬْﻢِ ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓَ ﺍﻟْﻐَﺰْﻝَ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ajarilah anak-anak kalian berenang dan memanah, dan wanita menenun / memintal .

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺍَﻟﺮَّﻣﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻐَﺮَﺽِ ﻛَﺎﻟﺮَّﻣﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Memanah pada sasaran itu seperti memanah pada jihad.

Penjelasan : Maksudnya seperti memanah musuh dalam perang jihad.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﻦْ ﻳَّﺮُﺩَّ ﺍﻟﺴَّﻬْﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺮْﻣِﻲِّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻐَﺮَﺽَ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﻗَﺪَﻡٍ ﺍَﺟْﺮُ ﺍِﺗْﻖِ ﺭَﻗَﺒَﺔٍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mengembalikan anak panah pada tempat panah dari sasaran maka setiap langkahnya berpahala memerdekakan hamba sahaya.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﻦْ ﺗَﺮَﻙَ ﺍﻟﺮَّﻣْﻲَ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻌَﻠُّﻢِ ﻓَﻘَﺪْ ﺗَﺮَﻙَ ﺳُﻨَّﺔً ﻣِّﻦْ ﺳُﻨَّﺘِﻲْ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa meninggalkan memanah setelah belajar maka dia benar-benar telah meninggalkan salah satu sunnahku.

Penjelasan : Memanah termasuk Sunnah Rasulullah, orang yang telah belajar memanah tetapi meninggalkannya (tidak mau berlatih lagi) maka dia telah meninggalkan Sunnah Rasulullah, perbuatan Sunnah bila dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan (bukan karena meremehkan) maka tidak berdosa.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﻦْ ﻣَﻦْ ﻋُﻠِّﻢَ ﺍﻟﺮَّﻣْﻲَ ﺛُﻢَّ ﺗَﺮَﻛَﻪُ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mengajarkan memanah kemudian meninggalkannya (tidak melatihnya) maka dia tidak termasuk golonganku.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﻦْ ﺗَﺮَﻙَ ﺍﻟﺮَّﻣَﻰ ﻓَﻠْﻴَﺮْﺗَﻢْ .

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa meninggalkan (melupakannya) memanah maka hendaknya belajar (berlatih) kembali.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟﺮَّﻣَﻰ ﺛُﻢَّ ﺗَﺮَﻛَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻋَﺼَﺎﻧِﻰْ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa belajar memanah kemudian meninggalkannya maka dia benar-benar telah durhaka kepadaku.

Penjelasan : Sebagian Ulama mengatakan bahwa hadits ini merupakan ancaman berat bagi orang yang melupakan memanah setelah mempelajarinya, dan orang yang meninggalkan tanpa alasan yang dibenarkan syara’ maka hukumnya makruh berat.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﻦْ ﺭَﻣَﻰ ﺑِﺴَﻬْﻢٍ ﻓِﻲْ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍَﺻَﺎﺏَ ﺃَﻭْ ﺍَﺧْﻄَﺄَ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺍَﺟْﺮُ ﻋِﻄْﻖِ ﺭَﻗَﺒَﺔٍ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa memanah dalam perang fisabilillah (di jalan Allah), baik tepat (kena musuh) atau tidak, maka baginya pahala memerdekakan hamba sahaya (budak).

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﺗَﻌَﻠَّﻤُﻮﺍ ﺍﻟﺮَّﻣَﻰ ﻓَﺎِﻥَّ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻬَﺪَﻓَﺘَﻴْﻦِ ﺭَﻭْﺿَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺭِﻳَﺎﺽِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻟِﻠﺮَّﻣَﻰ ﻓِﻲْ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Belajarlah memanah, karena sesungguhnya apa yang ada diantara dua sasaran adalah taman dari taman-tamannya surga bagi pemanah di dalam peperangan fisabilillah (dijalan Allah).

Penjelasan : Orang yang perang (jihad fisabilillah) dengan memanah atau yang lainnya maka dia sedang berada di taman-taman surga, jika sasarannya mengenai musuh atau tidak maka mendapatkan pahala, jika mati terkena panah atau yang lainnya maka mati di taman surga (syahid).

(Kitab Lubabul Hadits – Al Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdrurrahman bin Abi Bakar As Suyuthiy, Bab Keutamaan Memanah, Halaman 68, Penerbit Darul Kutub Al Islamiyyah)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس