Kamis, 29 Oktober 2020

Sanad Mushafahah (Bersalaman) dan Tasybik.

Sanad Mushafahah (Bersalaman) dan Tasybik.

Mengucapkan salam dan bersalaman bagian dari syiar agama Islam dan perbuatan mulia di mana keduanya merupakan ungkapan rasa cinta dan kasih sayang antara orang yang bertemu dan bersalaman.

Mushafahah (bersalaman) sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan besar baik saat kita bertemu dan berpisah dengan saudara atau kawan kita. Diriwayatkan dalam sebuah hadist;

كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا

Seringkali shahabat nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan dan apabila kembali dari perjalanan mereka saling berangkulan.

Diantara fadhilah bersalaman adalah menjadi penyebab terhapusnya dosa, sebagaimana dalam hadits :

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

Dari Barâ’ bin ‘Aazib Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: tidaklah dua orang Muslim bersua kemudian mereka bedua saling berjabat tangan kecuali diampuni (dosa) keduanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidziy)

Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْمُؤْمِنَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَ أَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرِ

Sesungguhnya seorang Mukmin apabila berjumpa dengan Mukmin lainnya lalu ia mengucapkan salam kepadanya kemudian memegang tangannya dan berjabat tangan, maka berguguran (dihapuskan) dosa mereka sebagaimana daun pohon berguguran . (HR. Ath Thabaraniy dalam Mu'jamul Ausath).

Bersalaman juga dapat menjadi penyebab hilangnya sifat penggedekan, dengki dan hasud.

تَصَافَحُوا فَإِنَّ الْمُصَافَحَةَ تُذْهِبُ السَّخِيمَةَ ، وَتَهَادَوْا فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تُذْهِبُ الْغِلَّ

Artinya; Saling bersalamanlah kalian, sesungguhnya bersalaman itu dapat menghilangkan kebencian. Dan hendaknya kalian saling memberikan hadiah lantaran dapat melepaskan belenggu hati."

Bahkan bersalaman bisa meniscayakan seseorang masuk surga:

عن المَعْمَرِ ، قَالَ : صَافَحْتُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " مَنْ صَافَحَنِي أَوْ صَافَحَ مَنْ صَافَحَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya; Diriwayatkan dari al-Ma'mar, ia berkata; Aku pernah berjabat tangan dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda; Siapa saja yang bersalaman kepadaku atau ia bersalaman kepada orang yang pernah bersalaman kepadaku terus berestafet sampai hari qiamat, maka ia akan masuk surga."

Adapun sanad Mushafahah (berjabat tangan) alfaqir meriwayatkan sebagai berikut;

Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus berkata: Aku bersalaman kepada H. Rizqi Zulqornain Al Batawiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada KH Abdur Razzaq Imam Khalil di Zawiyah Tijaniyah Lasem Jawa Tengah, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Muhammad Yasin Bin Muhammad Isa al-Fadaniy, beliau berkata: Aku bersalaman dengan para guruku di antaranya:  Syekh Umar Hamdan al-Mahrasiy dan Syekh Muhammad Ali Bin Husain al-Malikiy, keduanya berkata: Kami bersalaman kepada Syekh Ali Bin Zhahir al-Watriy al-Madaniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abdul Ghaniy Bin Said ad_Dihlawiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Muhammad Abid as-Sindiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Ahmad Bin Sulaiman al-Hajjam, Syekh Abul Qasim Bin Hajjam, Syekh Abdur Razzaq al-Bakkariy dan Syekh Yusuf BinMuhamma Alauddin al-Mizjajiy, mereka berempat berkata: Kami bersalaman kepada Sayyid Ahmad Bin Muhammad Maqbul al-Ahdal, beliau berkata: aku bersalaman kepada Syekh Ahmad Bin Muhammad an-Nakhliy dan Syekh Abdullah Bin Salim al-Bashriy, Keduanya berkata: Kami bersalaman kepada Syekh Muhammad Bin al-Ala al-Babiliy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu Bakr Bin Ismail as-Syanwaniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Ibrahim Bin Abdurrahman al-Al-Qamiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Imam Jalaluddin as-Suyuthiy, berkata: aku bersalaman kepada Syekh Ahmad Bin Muhammad as-Syumuniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu at-Thahir Bin Al Kuaik, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu Ishaq Ibrahim Bin Ali, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu Abdillah al-Khutiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abul Majd Muhammad Bin al-Husein al-Qazweiniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abu Bakr Bin Ibrahim as-Syahhadziy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Imam Abul Hasan Bin Abi Zur'ah, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abu Manshur Abdur Rahman Bin Abdullah al-Bazzaziy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abdul Malik Bin Nujaid, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abul Qasim Abdullah Bin Humaid Bin Abdan Bin Rasyid at-Tha-iy al-Munbijiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Umar Bin Said Bin Sinan, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Ahmad Bin Dahqan, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Khalaf Bin Tamim, beliau berkata: aku pernah mengunjungi Abu Hurmuz dan bersalamam kepadanya, beliau berkata: Aku pernah mengunjungi Anas Bin Malik, beliau berkata: Aku bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan telapak tangan kananku ini pernah bersalaman dengan tangan kanan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku rasakan tangan beliau lebih lembut dari sutra manapun yang aku pernah pegang. Abu Hurmuz berkata; Wahai Anas Bin Malik, berikan kami telapak tangan yang pernah bersalaman dengan tangan Rasulullsh shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu memberikan tangannya hingga keduanya bermushafahah dan Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu mengucapkan; "Assalamu Alaikum."

Adapun adab bersalaman di antaranya; Bermuka ajer (senyum), dilarang bersalaman dengan lawan jenis yang bukan Mahram, cium tangan orang alim (berilmu) atau orang yang lebih tua umurnya, haram mencium tangan orang kaya atau berpangkat lantaran thoma' (berharap) diberikan hartanya dan lain-lain, serta berniatlah di dalam hati bila bersalaman dengan niat bersalaman menghidupkan sunnah Rasulullah, niat bersalaman agar kelak dapat bersalaman dan mencium tangan Rasulullah (di akhirat) dengan mencium tangan ulama (yang mereka bersalaman dan mencium tangan gurunya, terus sampai ke Rasulullah), dan niat bersalaman seperti yang di niatkan para guru-guru kami, salafush sholeh dan orang-orang sholeh niatkan dalam bersalaman.

Ijazah dan sanad mushofahah ini hanya bisa di ambil dan dimiliki ketika sudah mendapat ijazah dan bermushofahah kepada alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus), karena tanpa mendapat ijazah dan tanpa bermushofahah (bersalaman) maka tidak menyambungkan sanad mushofaha tersebut.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Tidak ada komentar:

Posting Komentar