Jumat, 23 Oktober 2020

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 1-50)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 1-50). 

Hadits 1.

آتي باب الجنة يوم القيامة فأستفتح فيقول الخازن: من أنت؟ فأقول: محمد فيقول: بك أمرت أن لا أفتح لأحد قبلك. رواه أحمد عن أنس

Aku (Nabi) datang pada pintu surga di hari kiamat, lalu aku minta di bukakan pintu itu, maka berkata penjaganya : Siapakah engkau ini ? Maka aku berkata : Muhammad. Maka berkata orang yang menjaga pintu : Aku diperintah bahwa jangan membuka pintu surga bagi seorangpun sebelum engkau. (HR. Ahmad, Dari Anas ra.) 

Penjelasan : 
Pintu surga tidak akan dibukakan bagi seorangpun sebelum Nabi Muhammad SAW., dan di waktu Nabi Muhammad telah datang ke pintu surga, barulah pintu itu dibukakan oleh yang menjaganya (Malaikat Ridhwan). 

Demikianlah perintah Allah SWT. Kepada penjaga surga dan Nabi Muhammad SAW. lah yang mula-mula memasukinya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)
Hadits 2.

ائت المعروف ,واجتنب المنكر . وانظر مايعجب أذنك أن يقول لك القوم إذاقمت من عندهم فأته وانظر الذي تكره ان يقول لك القوم إذاقمت من عندهم فأجتنبه. رواه الجماعة

Kerjakanlah perkara yang baik dan jauhilah perkara yang jahat. Pikirkanlah dahulu apa-apa yang disukai oleh telingamu bilamana engkau mau menyampaikannya pada suatu kaum, kemudian lakukanlah hal itu. Dan pikirkanlah terlebih dahulu apa-apa yang tidak disukai oleh telingamu bilamana engkau hendak menyampaikannya pada mereka, kemudian jauhilah hal tersebut. (HR. Ashhabus Sunan).

Penjelasan :
Bilamana kita hendak menyampaikan amar ma’ruf atau nahi munkar kepada suatu kaum, lakukanlah dengan gaya bahasa yang enak di dengar, dalam hal ini diri kitalah yang menjadi indi kasinya. Apabila kata-kata tersebut menurut kita enak di dengar maka pakailah dan apabila ia dirasakan kurang enak atau kasar, maka jauhilah. Keberhasilan dalam mencapai tujuan beramar ma’ruf dan nahi munkar itu terletak pada cara penyampaian dari orang yang bersangkutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 3.

آفة العلم النسيان ، وإضاعته أن تحدث به غير أهله. رواه ابن أبى شيبة

Lupa adalah merupakan bencana ilmu, dan menyia-nyiakannya adalah membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya. (HR. Ibnu Abu Syaibah)

Penjelasan :
Ibarat mencari ilmu pengetahuan itu bagaikan berburu, sesudah seseorang berhasil dengan susah payah menangkapnya, maka untuk keberlangsungannya ia harus memeliharanya. Dan bencana ilmu pengetahuan itu tiada lain adalah lupa, oleh sebab lupa, lenyaplah ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Untuk itu demi keberlangsungannya seseorang harus memeliharanya dengan jalan mengingat-ingatnya kembali, mencatatnya dan kemudian mengamalkannya.

Akan tetapi ilmu pengetahuan itu akan tersia-sia jika seseorang menyampaikannya kepada orang lain yang kondisinya belum siap atau memang bukan ahlinya atau ia tidak menyenanginya. Agar supaya ilmu pengetahuan tidak tersia-sia hendaknya seseorang melihat-lihat dahulu kepada siapa ia akan diberikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 4.

آفة الدين ثلاثة : فقيه فاجر، وإمام جائر ومجتهد جاهل. رواه الديلمى عن اب عباس

Lenyapnya agama karena tiga macam: 1. Orang Alim yang durhaka, 2. Imam (Pemimpin) yang aniaya, 3. Mujtahid yang bodoh. (HR. Ad Dailami, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Agama Islam akan lenyap di muka bumi ini, karena perbuatan orang yang tiga macam itu. Orang alim, disebut juga kiyai dan kiyai itu adalah ikutan ummat. Apabila dilihat orang, seorang kiyai yang telah berani melanggar ajaran Islam seperti: bermain judi, menipu, meminum minuman keras dan sebagainya, maka tentulah orang-orang awam akan mencontoh dan menirunya. Apabila hukum Islam sudah dilanggar, tentulah Islam akan lenyap. 

Demikian pula pemimpin yang aniaya yang suka memeras dan menganiaya rakyat, ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Apabila pemimpin tidak mengacuhkan ajaran Islam, tentulah pengikutnya akan demikian pula.
 
Begitu pula Mujtahid (orang yang rajin dalam mengerjakan sesuatu), tapi ilmu pengetahuannya tak ada, dia itu orang bodoh dan apabila dia mengerjakan sesuatu pekerjaan yang baik dan karena bodoh-nya maka pekerjaan yang dikerjakannya itu tentulah tidak sempurna dan apabila ajaran Islam dikerjakan dengan main kira-kira saja, maka bukanlah pahala yang diperoleh, tapi dosalah.yang diperdapat.
 
Tiga macam hal yang tersebut itu dapat menghacurkan agama Islam, karena itu kita harus waspada, supaya yang tiga macam itu jangan ada.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 5.

آية المنافق ثلاث، إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان. رواه الشيخان عن أبى هريرة

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam : Apabila dia berbicara, dia berdusta, dan apabila dia berjanji, dia ingkar pada janjinya itu, dan apabila dia dipercayai dia khiyanat. (HR. Bukhari dan Muslim, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Orang munafik, orang yang bermuka dua, jika dia pergi kepada kaum Muslimin, dia mengatakan dirinya orang Islam dan apabila dia bertemu dengan golongan lainnya, dia beserta golongan itu.

Di dalam diri orang-orang munafik itu terdapat sifat-sifat yang tak baik dan tanda-tandanya bahwa seseorang itu munafik, maka sifat-sifat yang tersebut di atas selalu ada padanya. Dari itu janganlah percaya kepada mereka itu. Kelak kemudian hari orang munafik itu akan ditempatkan oleh Allah SWT. dalam neraka yang paling bawah sekali.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 6.

آية العز :  وَقُلِ الْحَمْدُ لله الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا. رواه الإمام أحمد

Tanda Keperkasaan Allah itu termaktub dalam ayat : 
Katakanlah, segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak ada bagiNya sekutu dalam kerajaanNya dan tidak mempunyai penolong )untuk menjaga Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Allah dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (HR. Imam Ahmad)

Penjelasan : 
Allah Maha Perkasa tidak membutuhkan siapapun akan tetapi justru selain Allah lah yang butuh kepada-Nya. Lihat surah Al Isra ayat 111.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 7.

ابتَغوا الرِّفعَةَ عندَ الله تَحلُمُ عمَّن جَهِلَ عليكَ وتُعطي مَن حرمَكَ. رواه عدي عن ابن عمر. رواه عدى عن ابن عمر

Carilah olehmu ketinggian di sisi Allah, engkau santuni orang-orang yang bodoh atas engkau dan engkau beri orang-orang yang mencegah engkau. (HR. 'Adi, Dari Ibnu 'Umar ra.)

Penjelasan : 
Kebanyakan orang mengejar ketinggian di sisi manusia, dengan jalan mengejar pangkat dan apabila dia sudah berpangkat, maka senanglah hatinya, karena telah mendapat derajat yang tinggi, sehingga kehidupannya berubah dari masa yang sudah-sudah. Dia merasa dirinya telah mulia dengan pangkatnya yang tinggi itu, padahal derajat yang tinggi di sisi manusia itu belum tentu akan menjamin kebahagiaan hidupnya.
Berapa banyaknya orang yang berpangkat tinggi, akhirnya hidup menderita karena hubungannya dengan Allah tidak ada. Tapi apa bila mencari ketinggian di sisi Allah, itulah hidup yang berarti. Untukmencari ketinggian di sisi Allah maka laksanakan ajaran-ajaran Islam, di antaranya menyayangi orang-orang bodoh, mereka harus diberi peringatan dan pelajaran-pelajaran dan sekali-kali janganlah dia ditipu dan dianiaya karena kebodohannya itu. Demikian pula hendaklah suka memberi pertolongan-pertolongan kepada siapa saja, terutama kepada orang-orang yang merintangi atau memusuhi kita. dan apabila kita berlaku baik kepadanya, lambat-laun diapun akan malu sendiri dan tidak akan berbuat jahat lagi kepada kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 8.

ابغض العباد الى الله من كان ثوباه خيرا من عمله، ان يكون ثيابه ثياب الانبياء وعمله عمل الجبارين. رواه الديلمى عن عائشة

Hamba yang paling dibenci Allah SWT. ialah orang yang pakaiannya lebih baik dari amalnya, yaitu pakaiannya pakaian Nabi-nabi tetapi amalnya adalah amal orang-orang yang durhaka. (HR. Ad Dailamy, Dari Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Allah swt. sangat benci kepada orang yang berlagak alim, berpakaian seperti pakaian Nabi-nabi (sederhana) kelihatan seperti orang yang zuhud, takwa dan sebagainya, padahal dibalik itu ia suka berbuat apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang durhaka. 

Jadi kesimpulannya, orang itu orang munafik, lain di mulut, lain di hati. Lagaknya seperti orang-orang yang shaleh, tapi hatinya busuk suka memfitnah kawannya. Itulah perbuatan yang sangat jahat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 9. 

أبلغوا حاجة من لا يستطيع إبلاغ حاجته فمن أبلغ سلطانا حاجة من لا يستطيع إبلاغها ثبت الله قدميه على الصراط يوم القيامة. رواه الطبرانى عن أبى الدرداء

Sampaikanlah hajat (maksud) orang yang tak kuasa menyampaikan hajatnya, maka barangsiapa yang menyampaikan kepada penguasa keinginan orang yang tak mampu menyampaikannya, maka Allah menetapkan dua telapak kakinya dikala meniti jembatan shirathal Mustaqim pada hari kiamat nanti. (HR. Ath Thabrani, dari Abid Darda' ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang membutuhkan pertolongan hanya saja ia tidak kuasa mengungkapkan kebutuhannya itu, kemudian kita tolong orang itu, sehingga dapat hidup layak, maka kita yang menolong orang itu akan mendapat pertolongan dari Allah kelak di hari kiamat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits. 10.

ابن آدم: أطع ربك تسمى عاقلا، و لا تعصه فتسمى جاهلا. رواه أبو نعيم عن أبى هريرة

Hai anak Adam! Ikutilah perintah Tuhanmu, niscaya engkau dinamakan orang yang berakal dan janganlah engkau mendurhakai-Nya bilamana begitu niscaya engkau dinamakan orang, yang bodoh. (HR. Abu Na'im, Dari Abu Hurairah)

Penjelasan : 
Orang yang mau menurut perintah Allah, dirinya akan selamat berbahagia dan itulah orang yang berakal. Dengan akalnya dia berfikir bahwa Allah SWT. yang patut disembah dan ditaati, karena itulah Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dengan segala isinya. Adapun orang yang mendurhakai Allah, hidupnya akan mendapat la'nat dan kesengsaraan. Akalnya tidak dipergunakannya untuk berpikir sehingga menyembah dan berbakti kepada selain Allah dan menjadilah dia manusia yang sesat, dan itulah yang dinamakan manusia yang bodoh.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 11.

أبغض الحلال إلى الله الطلاق. رواه أبو داود فى سننه

Perkara halal yang paling tidak disukai Allah adalah talak. (HR. Abu Daud dalam sunahnya)

Penjelasan : 
Walaupun talak itu suatu perbuatan yang boleh dikerjakan, tapi berhati-hatilah menjatuhkan talak, karena Allah SWT. Tidak menyukai perbuatan ini.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 12. 

أتانى جبريل فقال: يا محمد، عش ما شئت  فإنك ميت، وأحبب من شئت فإنك مفارقه، واعمل ما شئت فإنك مجزي به، واعلم أن شرف المؤمن قيامه بالليل وعزه استغناؤه عن الناس. رواه البيهقى عن جابر

Telah datang kepadaku (Nabi) malaikat Jibril dan dia berkata: Hai Muhammad! Hiduplah sesuka hatimu, engkau pasti akan mati, dan cintailah apa yang engkau cintai sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengan kecintaanmu itu, dan beramallah apa yang engkau kehendaki karena sesungguhnya engkau itu akan mendapat balasan dan ketahuilah bahwa semulia-mulia orang mu'min ialah orang yang bangun malam hari (shalat tahajud) dan manusia yang terhormat ialah orang yang tidak meminta-minta kepada orang lain. (HR. Al Baihaqi, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Perbanyaklah melakukan kebaikan dan ketakwaan karena semua perbuatan itu ada balasannya. Mengadulah kepada Allah di tengah malam dengan melakukan sholat lail (tahajud atau hajat) dan jangan sekali-kali meminta-minta kepada yang lain.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 13. 

أتاني آت من ربي فأخبرني: أنه من مات من أمتي لا يشرك بالله شيئا دخل الجنة، قال: فقلت وإن زنى و إن سرق، قال وإن زنى وإن سرق. رواه مسلم و الترمذى و النسائى

Telah datang kepadaku seorang utusan Allah (malaikat Jibril) lalu ia berceritera kepadaku, bahwa barang siapa yang mati diantara ummatku lalu ia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka orang itu akan masuk surga. Nabi melanjutkan ceriteranya : Lalu aku bertanya : Bagaimana jika ummatku itu berzina dan mencuri? Berkata dia: Walaupun dia berzina dan mencuri. (HR. Muslim, At Tirmidzi dan An Nasai)

Penjelasan : 
Dosa yang paling besar adalah dosa mempersekutukan Allah. Barangsiapa yang tidak berhenti-hentinya mempersekutukan Allah baik dengan perkataan, kepercayaan, perbuatan dan sebagainya, maka orang itu akan masuk neraka untuk selama-lamanya dan tidak akan masuk ke dalam surga. Barangsiapa yang bersih dirinya dari pada dosa besar (syirik) tapi mempunyai dosa-dosa lain seperti berzina, mencuri, maka dosa-dosa itu akan diampuni Allah, jika benar-benar orang itu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dan orang itu akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 14.

 أتانى آت من عند ربى عز وجل فقال: من صلى عليك من أمتك صلاة كتب الله له بها عشر حسنات، ومحا عنه عشر سيئات، ورفع له عشر درجات، ورد عليه مثلها. رواه أحمد عن أبى طلحة

Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku Azza Wajalla maka dia berkata : Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atas engkau diantara ummatmu maka, Allah SWT. menuliskan baginya sepuluh ganjaran (kebaikan) dan menghapuskan daripadanya sepuluh kejahatan, lalu mengangkatkan Allah baginya sepuluh derajat dan memberikan Allah atasnya (membalasi Allah) yang seumpamanya. (HR. Ahmad, Dari Abi Thalhah ra.)

Penjelasan : 
Ummat Islam disuruh memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan barangsiapa yang banyak membaca shalawat Nabi, maka pahalanya amat besar sekali, salah satunya di tiap-tiap membaca shalawat itu akan mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh kejahatan, dan ditinggikan derajatnya sepuluh derajat dan diberikan kepadanya hal yang semisalnya. Demikianlah pahala Allah kepada orang yang suka membaca shalawat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 15. 

أتحب أن يلين قلبك، وتدرك حاجتك: ارحم اليتيم، وامسح رأسه وأطعمه من طعامك: يلن قلبك، وتدرك حاجتك. رواه الطبراني عن أبى الدرداء

Apakah engkau menyukai supaya lunak hatimu dan engkau memperoleh keinginanmu, kalau begitu, kasihilah anak-anak yatim dan usaplah kepalanya dan beri makanlah dia daripada makananmu, nanti hatimu akan lunak dan akan engkau capai kehendakmu (HR. Ath Thabrani, Dari Abid Darda' ra.).

Penjelasan : 
Orang yang suka berbuat baik kepada anak-anak yatim, dikasihinya, diusapnya kepalanya dengan maksud disantuni dan dihibai seperti anak sendiri dan diberi makan, minum, pakaian dan sebagainya, nanti hati orang itu menjadi lunak, tidak bersengketa dengan orang lain, mau menerima nasehat-nasehat dan sebagainya, dan apa-apa yang dicita-citakannya, insya' Allah akan dapat tercapai. Demikianlah janji Allah terhadap orang yang mengasihi anak yatim.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 16. 

اتَّقِ الله حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ. رواه الطبرانى عن أب ذر

Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah kejahatan dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan budi (akhlaq) yang baik. (HR. Ath Thabrani, Dari Abid Darda' ra.)

Penjelasan : 
Bertakwa kepada Allah hendaklah dilakukan dalam semua waktu dan tempat, baik waktu di pasar, ketika di kendaraan, di kapal udara, waktu sendiri, beramai-ramai dan sebagainya, sehingga setiap saat hendaklah (hatinya) membaca nama Allah dan mengingatNya, maka dengan demikian diri akan terpelihara dari perbuatan yang buruk.

Andaikata diri tersalah memperbuat suatu kesalahan, umpamanya berdusta, berniat buruk dan sebagainya, maka cepat-cepatlah dihapuskan oleh kebaikan yang diperbuat sesudahnya.

Dan pergaulilah manusia dengan budi-pekerti yang baik, karena akhlak yang baik itu akan meninggikan derajat diri sendiri. Demikian muluknya ajaran Islam.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 17. 

اتَّقِ اللهَ : ولا تحقِرنَّ من المعروفِ شيئًا ، ولو أن تفرغَ من دَلوِك في إناءِ المْسُتسقِي ، وأن تلقَى أخاك ووجهُك إليه مُنبَسِطٌ ، وإياك وإسبالَ الإزارِ ، فإنَّ إسبالَ الإزارِ من الْمَخِيلةِ ، ولا يحبُّها اللهُ ، وإنِ امرؤٌ شتَمك وعيَّرك بأمرٍ ليس هو فيك ، فلا تُعيِّرْه بأمرٍ هو فيه ، ودَعْه يكونُ وبالُه عليه ، وأجرُه لك ، ولا تَسُبَّنَّ أحدًا. رواه الطيالسي عن جابر بن سليم

Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah engkau meremehkan perkara kebajikan dalam bentuk apapun, sekalipun engkau harus menuangkan timbamu kepada bejana orang yang meminta minum kepadamu, atau kamu harus menyambut saudaramu dengan wajah yang selalu berseri. Dan tinggalkanlah perbuatan isbalul izaar (berpakaian yang terlalu panjang sehingga menempel ke tanah) karena perbuatan itu merupakan penampilan yang sombong dan yang tak disukai Allah. Dan apabila ada seseorang mencacimu dan menyipatimu dengan hal-hal yang belum pernah engkau lakukan (keburukan), maka jangan lah kamu balas menyipatinya dengan hal-hal yang benar-benar pernah ia lakukan. Akan tetapi biarkanlah ia, karena ia sendirilah yang akan menanggung dosanya, sedangkan pahalanya hanya engkau yang mengambilnya. Dan camkanlah jangan engkau sekali-kali mencaci seseorang. (HR. Imam Ath Thayalis, Dari Jabir Ibnu Sulaim).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 18.

اتقوا الله واعدلوا بين أولادكم. رواه النعمان

Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak anakmu. (HR. An Nu' man)

Penjelasan : 
Orang yang takut kepada Allah SWT. adalah orang yang berlaku adil terhadap anak-anaknya. Jika seseorang mempunyai anak banyak, maka peliharalah dan didiklah semua anak-anak itu dengan baik dan berlaku adillah terhadap mereka, jangan dibeda-bedakan. Harta pusaka dibagi menurut ketentuan agama.
Barangsiapa yang menyimpang dari tuntunan Rasul, maka dia menjadi orang yang berdosa.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Majelis Nuurus Sa’aadah. 

Hadits 19.

اتقوا فراسة المؤمن،  فإنه ينظر بنور الله. رواه الترمذى

Takutilah olehmu firasat orang mu'min (kepandaian orang mu'min dalam mengetahui sesuatu karena mendapat ilham dari Allah) maka sesungguhnya orang mu'min itu memandang dengan cahaya Allah. (HR. At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Orang-orang mu'min itu mendapat ilham dari Allah dan pandangan orang mu'min itu adalah pandangan yang baik karena dia mendapat cahaya (petunjuk) dari Allah, bukan karena tahayul, khurafat dan sebagainya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 20. 

اتق دعوة المظلوم ، فإنها ليس بينها وبين الله حجاب. رواه الترمذى

Takutilah olehmu akan do'a orang yang teraniaya, karena sesungguhnya do'a orang teraniaya itu tidak ada antaranya dan antara Allah sesuatu penghalangpun (do'anya dikabulkan). (HR. At Tirmidzi) 

Penjelasan : 
Menganiaya orang, adalah dosa besar, dari itu jauhilah perbuatan menganiaya. Orang yang teraniaya sangat dekat dengan Allah dan do'anya dikabulkan Tuhan walaupun dia ahli maksiat, Barangsiapa yang menganiaya seseorang, lalu orang yang teraniaya itu berdo'a kepada Allah agar yang menganiayanya mendapat balasan dari Allah, maka orang yang menganiaya itu tentulah akan mendapat malapetaka dan kesengsaraan sebagai balasan atas perbuatannya itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 21. 

اتّق المحارم تكُن أعبدَ النّاس، وارضَ بما قسَم الله لك تكُن أغنى النّاس، وأَحسن إلى جارك تكُن مؤمنًا، وأحِبّ للنّاس ما تحبّ لنفسك تكن مُسلمًا، ولا تُكثر الضّحك فإنّ كثرةَ الضّحك تُمِيتُ القلب. رواه الإمام أحمد عن أبى هريرة

Takutilah apa-apa yang terlarang, niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadat, dan terimalah dengan rela apa-apa yang telah ditentukan Allah bagimu adalah engkau sekaya-kaya manusia, dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, adalah engkau orang Mu'min, dan kasihilah manusia apa yang engkau kasihi buat dirimu, adalah engkau seorang Muslim, dan janganlah memperbanyak ketawa, sesungguhnya banyak tertawa mematikan hati. (HR. Imam Ahmad, Dari Abi Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Hendaklah manusia menjauhi barang-barang yang terlarang dan menerima apa-apa yang telah didatangkan Allah dengan sabar dan orang yang sabar itu sekaya-kaya manusia, karena sesuatu itu tidak disusahkannya, dan orang yang suka berbuat baik kepada tetangganya, itulah perbuatan orang-orang yang beriman, dan kasih-mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri itulah perbuatannya orang-orang Islam, Janganlah banyak tertawa, itu perbuatan yang tak baik dan dapat mematikan hati (jiwa). 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 22.

اتَّقوا اللهَ، وصلُّوا خمْسَكُم، وصُوموا شَهركم، وأدُّوا زكاةَ أموالِكم، طيبة بها أنفسكم، وأطيعوا ذا أمركم، تدْخلوا جنَّةَ ربِّكم. رواه الحاكم عن أبى أمامة

Bertakwalah kamu kepada Allah, kerjakanlah shalat yang lima waktu dan berpuasalah pada bulannya (Ramadhan) dan keluarkanlah zakat harta bendamu, untuk kebaikan bagi dirimu dan ikutlah perintah pemimpinmu (yang membawa kepada kebaikan) niscaya Allah SWT. akan memasukkan kamu ke dalam surga. (HR. Al Hakim, Dari Abi Umamah ra.)

Penjelasan : 
Perbuatan-perbuatan yang wajib janganlah kamu tinggalkan, apabila kamu kerjakan, seperti : shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan serta berzakat dan kamu ikuti perintah pemimpinmu yang membawa kepada kebaikan, tentulah Allah akan memasuk kan kamu ke dalam surga. Begitulah maksud hadits Nabi ini memerintahkan kepada ummatnya agar menjadi manusia yang bertakwakepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 23. 

اتقوا دعوة المظلوم فإنها تحمل على الغمام يقول الله: وعزتي وجلالي لأنصرنك ولو بعد حين. رواه الطبراني عن خزيمة بن ثابت

Tukutilah olehmu akan do'a orang yang teraniaya, maka sesungguhnva do'a itu dibawa oleh awan, lalu berkata Allah SWT. : Demi kemuliaan dan kebesaranKu, sesungguhnya Aku menolong engkau, walaupun selang beberapa waktu, "
(HR. Ath Thabrani, Dari Khuzaimah bin Tsabit ra.)

Penjelasan : 
Janganlah kita berani menganiaya orang, karena perbuatan aniaya itu akan segera mendapat balasan di dunia iní, sebab do'a orang yang teraniaya itu dikabulkan Allah. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 24. 

اتَّقُوا الظُّلْمَ ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، وَحَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ. رواه مسلم

Takutlah kamu sekalian akan perbuatan aniaya, karena sesungguhnya perbuatan aniaya itu kelak di hari kiamat akan berupa kegelapan yang memekat. Dan buanglah sifat kikir (pelit/bakhil/tamak/rakus/loba terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain) dari diri kamu sekalian, karena sifat tersebut telah membinasakan orang-orang yang sebelum kamu, dan membuat darah mereka dialirkan (terbunuh), dan kehormatan mereka dihalalkan (diinjak-injak). (HR. Muslim)

Penjelasan : 
Rasulullah SAW. memperingatkan umatnya agar jangan melakukan perbuatan aniaya baik terhadap diri mereka ataupun terhadap orang lain, karena perbuatan tersebut kelak di hari kiamat akan berubah ujud menjadi azab yang menyiksa pelakunya. Kemudian beliau SAW. menjelaskan bahwa di antara perbuatan aniaya itu adalah sifat syuhh (pelit/bakhil/tamak/rakus/loba terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain), karena sifat ini dapat membahayakan jiwa dan kehormatan pelakunya. Dapat disimpulkan dari pengertian hadits ini, bahwa pembalasan perbuatan aniaya itu bukan saja di akhirat kelak bahkan di dunia pun orang yang berlaku aniaya itu akan langsung merasakan azab-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 25.

التحدث بنعمة الله شكر، وتركها كفر، ومن لا يشكر القليل لا يشكر الكثير، ومن لا يشكر الناس لا يشكر الله، والجماعة بركة، والفرقة عذاب. رواه البيهقى

Membicarakan nikmat Allah, itu berarti mensyukurinya, dan meninggalkannya berarti mengingkari nikmat-Nya. Dan orang yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, berarti tidak mensyukuri nikmat yang banyak dan orang yang tidak bersyukur kepada manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah, dan berjama'ah itu rahmat dan bercerai-berai itu 'azab. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita mendapat anugerah Allah, maka bersyukurlah kepada-Nya dengan ucapan, dan perbuatan seperti memberi sedekah kepada anak-anak yatim, orang miskin dan sebagainya. Barangsiapa yang tidak mau mensyukuri anugerah yang diberikan Allah kepadanya walaupun sedikit berarti orang itu kufur (durhaka). Berjamaah, artinya berkumpul, kita jangan mengasingkan diri dari masyarakat, karena berjama'ah itu rahmat (mendatangkan kebaikan) dan bercerai-berai yaitu hidup yang tidak mau bermasyarakat, itu adalah 'azab, sebab apabila orang itu menginginkan pertolongan, dia tidak memperoleh pertolongan, karena orang tak mengenalnya. Banyaknya kenalan, lapanglah rizkinya dan ketika dia memerlukan pertolongan, orangpun mengulurkan tangannya untuk membantunya, karena budinya dan jasanya yang banyak dalam masyarakat itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 26. 

التَّأنِّي من الله والعجلة من الشَّيطان. رواه البيهقى

Perlahan-lahan (berhati-hati, tidak terburu-buru) datangnya dari Allah, dan terburu-buru datangnya dari setan. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita mengerjakan sesuatu pekerjaan, hendaklah berhati-hati, tidak terburu-buru atau perlahan-lahan supaya pekerjaan itu tidak terkecewa, pikirkanlah benar-benar karena berpikir itu pelita-hati. Teiitilah mengerjakannya supaya jangan menyesal, dan sebaliknya apabila mengerjakan pekerjaan itu main cepat-cepat saja supaya cepat pula selesainya, mungkin nantinya pekerjaan itu banyak salahnya atau tidak sempurna, yang mengakibatkan adanya penyesalan-penyesalan sesudahnya. Orang yang suka terburu-buru itu adalah pekerjaan setan, seperti menjalankan kendaraannya dengan kecepatan yang luar-biasa yang disebut orang ngebut, tentu dia mudah mendapat kecelakaan sebagaimana
yang sering kita dengar dan orang yang seperti itu, jika dia mati dalam kecelakaan karena bertabrakan dan sebagainya, matinya mati konyol.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 27. 

اثنان لا ينظر الله إليهما يوم القيلمة قاطع الرحم وجار السوء. رواه الديلمى

Dua macam yang tidak akan dipandang (ditolong) Allah pada hari kiamat, ialah orang yang memutuskan silaturahmi dan tetangga yang jahat. (HR. Ad Dailami).

Penjelasan : 
Seseorang yang suka bermusuh-musuhan, berdengki-dengkian, memfitnah dan sebagainya maka pekerjaan itu disebut memutuskan silaturahmi (memutuskan persaudaraan) dan begitu pula apabila dia bertetangga dengan orang kiri-kanan, tapi dia tidak baik dengan tetangga-tetangganya itu, maka di kemudian hari orang seperti itu tidak akan dilihat (ditolong Allah). Oleh karena itu jauhilah perbuatan yang memecah-belah persaudaraan dan perbanyaklah teman dan handai tolan dengan memperlihatkan budi baik kepadanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)


Hadits 28.

اثنتان يكرههما ابن آدم: يكره الموت والموت خير للمؤمن من الفتنة ويكره قلة المال وقلة المال أقل للحساب. رواه أحمد عن محمود بن لبيب

Dua hal yang dibenci oleh manusia : yaitu membenci mati, padahal mati lebih baik baginya daripada hidup penuh fitnah, dan membenci sedikit harta padahal sedikit harta lebih ringan hisabnya. (HR. Ahmad, Dari Mahmud bin Labid ra.)

Penjelasan : 
Sebagian besar manusia tidak suka kepada mati, padahal mati itu lebih baik dari hidup yang durhaka dan manusia semuanya senang kepada kaya, padahal lebih baik miskin daripada kaya, karena semakin kaya seseorang, semakin banyak pula perhitungan amalnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 29. 

اثنان يعجلهما الله في الدنيا: البغي وعقوق الوالدين. رواه الطبرانى عن أبى بكرة

Dua macam dosa yang disegerakan Allah balasannya di dunia : pertama dosa zina dan kedua dosa melawan orang tua. (HR. Ath Thabrani, Dari Ibnu Abi Bakrah ra.)

Penjelasan : 
Wanita-wanita hamil yang tak mempunyai suami, maka diketahui oranglah dosanya, bahwa perempuan itu telah berbuat jahat dengan laki-laki di luar nikah. Mereka dan keluarganya tentu akan malu kepada orang lain. Maka dengan hamilnya itu salahsatu hukuman dari Allah kepadanya di dunia ini, belum lagi hukuman akhirat. Begitu pula mereka menanggung malu atas perbuatannya yang keji itu, itupun termasuk siksaan juga. 

Begitu pula melawan kepada orang-tua, apabila orang-tuanya tidak mema'afkan dosa anaknya itu, maka di dunia juga anak itu akan mendapat balasannya dari Allah, seumpama anak itu hidupnya merana dan jika dia mati, dia tidak dapat mengucapkan kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallaah).
Hal ini telah pernah kejadian di zaman Nabi Muhammad saw. seorang laki-laki yang durhaka kepada ibunya, di waktu dia akan mati kaku lidahnya membaca kalimat tauhid dan setelah dima'afkan oleh ibunya barulah dia dapat membaca kalimat yang suci itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 30. 

اجتنبوا الكبر، فإن العبد لا يزال يتكبر حتى يقول الله تعالى لملائكته: (اكتبوا عبدي هذا في الجبارين) . رواه ابن عدي عن أبى أمامة

Jauhilah sifat sombong, karena sesungguhnya hamba yang selalu sombong, membuat Allah berkata kepada malaikat Nya: Tuliskan hambaKu ini dalam golongan yang sombong. (HR. Ibnu 'Ady, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Sombong, ialah membesarkan diri dan ini adalah sifat Allah swt dan Allah yang Maha Besar Tuhan yang menjadikan langit, bumi dengan segala isinya. Manusia tidak pantas bersombong diri sesame manusia. Orang yang sombong, akan tercatat namanya masuk golongan orang yang sombong. Dan orang sombong itu dilaknat oleh Tuhan dan tempat kembalinya adalah Neraka jika mati tidak bertaubat dari pebuatan sombongnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 31.

اجعَلُوا آخر صلاتكم بالليل وترًا. رواه البخارى

Jadikanlah akhir shalatmu pada malam hari dengan shalat witir. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Umat Islam hendaklah memperbanyak shalat sunnat, lebih-lebih lagi di malam hari, maka kerjakanlah shalat sunat tahajud dan penutupannya shalat witir sebanyak tiga raka'at dan paling sedikit satu raka'at. Nabi Muhammad saw. biasa mengerjakan sembahyang witir tiga raka'at dan sebelumnya, shalat tahajud delapan raka'at. Orang yang banyak mengerjakan shalat sunnat, maka nantinya di hari kiamat akan menjadi bahagia (kaya) karena banyak amal kebaikannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 32.

اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا. رواه البخارى

Lakukanlah sebagian shalat (sunnah) kamu sekalian di dalam rumahmu, janganlah kamu sekalian menjadikan rumah-rumah kamu seperti kuburan.
(HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Rumah yang tidak pernah dilakukan shalat sunnah di dalamnya akan terasa sepi bagaikan kuburan menurut pandangan orang yang beriman. Untuk itu apabila seseorang menginginkan agar rumahnya tampak ramai dan tidak angker seperti kuburan, hendaknya ia rajin-rajin melakukan shalat sunnah di rumahnya. Sebab shalat sunnah itu dapat meramaikannya, membuat penghuninya tenang dan aman tidak ada rasa takut sedikit pun di dalamnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 33. 

اجتنبوا السبع الموبقات : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات. رواه الشيخان

Jauhilah oleh kamu sekalian tujuh mnacam dosa yang membawa kehancuran (dosa besar), yaitu : mempersekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah terkecuali demi (menegakkan) kebenaran, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan, dan menuduh berbuat zina kepada warnita-wanita yang baik-baik yang lengah lagi beriman. (HR. Bukhori dan Muslim)

Penjelasan : 
Seseorang yang benar-benar beriman seharusnya meninggalkan tujuh macam dosa yang tersebut di atas tadi, dan yang paling terbesar di antaranya adalah menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Dosa inilah yang tidak dapat ampunan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (menyekutukan Allah), dan Dia mengampuni segala dosa yang selainnya". (QS. An Nisa ayat 48).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 34.

أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل. رواه الشيخان عن عائشة

Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang berkekalan, walau pun sedikit. (HR. Bukhari dan Muslim, Dari 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika kita mengerjakan sesuatu amal dengan niat yang ikhlas karena Allah, karena ruh nya dari suatu amal adalah harus ikhlas yang akan di terima sama Allah Ta’ala dan amal itu setiap hari dikerjakan, walaupun kelihatannya amal itu kecil, maka itulah yang paling disukai Allah, seumpama jika kita bertemu dengan teman-teman dan handai tolan, selalu mengucapkan salam dan memperlihatkan muka yang berseri-seri, itulah yang paling bagus daripada amal yang rupanya besar, akan tetapi hanya dilakukan sekali atau jarang-jarang. Oleh karena itu beramallah karena Allah dengan terus-menerus dengan penuh ke ikhlasan hanya mengharap keridhoan dan ganjaran pahala dari Allah Ta’ala.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 35.

أحب الأعمال إلى الله أن تموت ولسانك رطب من ذكر الله. رواه البيهقى عن معاذ

Amal yang paling disukai Allah, adalah hendaknya engkau mati sedangkan lidahmu basah (selalu) karena mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya). (HR. Baihaqi, Dari Mu'adz ra.)

Penjelasan : 
Alangkah bahagianya orang yang mati yang selalu ingat kepada Allah sampai akhir hayatnya. Orang itu masuk ke dalam surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 36.

أَحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى الله صَلاةُ دَاوُدَ، وَأَحبُّ الصيامِ إِلَى الله صِيامُ دَاوُدَ، و كانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْل، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، ويَنَامُ سُدُسَهُ، وَيصومُ يَومًا وَيُفطِرُ يَومًا. رواه مسلم

Shalat yang paling disukai Allah, adalah shalatnya Nabi Daud as., dan puasa yang paling disukai Allah, adalah puasa Nabi Daud as., dan kebiasaan Nabi Daud itu tidur separuh malam dan bangun sepertiganya, dan tidur lagi seperenamnya, dan berpuasa satu hari dan berbuka satu hari. (HR. Muslim).

Penjelasan : 
Nabi Daud as. telah membagi waktunya untuk dunia dan akhirat. Beliau selalu bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat dan waktu tidurnya ditentukannya pula tidak diabaikannya, karena kesehatan badan. perlu dijaga. Demikian pula sehari puasa, sehari berbuka dan hari berbuka itu dipergunakannya untuk mencari keperluan hidupnya seperti berekonomi dan sebagainya. Alangkah berbahagianya bilamana dapat mencontoh amal-amal Nabi Daud as.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 37. 

أحب الكلام إلى الله أن يقول العبد : سبحان الله وبحمده. رواه الترمذى عن أبى ذر

Perkataan yang paling disukai (dicintai) Allah adalah hendaknya sang hamba mengucapkan : SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI. (HR. At Tirmidzi, Dari Abi Dzar ra.)

Penjelasan : 
Kalimah tersebut ringan di mulut akan tetapi pahalanya besar dan dapat memberatkan timbangan amal kebaikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 38. 

أحب للناس ما تحب لنفسك. رواه البخارى

Kasihilah manusia sebagaimana engkau mengasihi dirimu sendiri. (HR. Bukhori)

Penjelasan : 
Dalam ajaran Islam kita disuruh mengasihi sesama hamba Allah, dan tak boleh bermusuh-musuhan. Caranya kita mengasihi orang sama dengan mengasihi diri sendiri. Seumpama diri kita tak mau dihina, dimaki, disakiti, di ejek dan sebagainya, maka terhadap orang lain janganlah kita berlaku demikian.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 39. 

إحفظ ود أبيك لا تقطعه فيطفئ الله نورك. رواه البخارى

Peliharalah kasih-sayang orang-tuamu, janganlah engkau putuskan, jika engkau putuskan maka Allah memadamkan cahayamu. (HR. Bukhori)

Penjelasan : 
Berbuat baik kepada orang-tua diwajibkan oleh Allah swt. kepada setiap manusia dan barangsiapa yang tak mengacuhkan orang-tuanya (putus hubungan) maka di kemudian hari Allah swt. menghapuskan cahaya dari mereka atau mereka tidak dapat petunjuk dan tak mendapat pertolongan Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 40.

أحب الكلام إلى الله أربعٌ : سبحان الله ، والحمد لله ، ولا إله إلا الله ، والله أكبر ، لا يضرك بأيهنَّ بدأت. رواه أحمد عن سمرة بن جندب

Perkataan yang paling disukai Allah ada empat macam: SUBHAANALLAAH, ALHAMDULILLAAH, LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ALLAHU AKBAR. Tidaklah berbahaya kepadamu dengan yang mana saja engkau dahulukan. (HR. Ahmad, Dari Samurah bin Jundub ra.)

Penjelasan : 
Biasakanlah mengucapkan kalimat Allah yang mulia dan suci, di mana saja kita berada seperti yang tercantum di atas ini. Apabila kita tidak berurutan membacanya seperti yang tersebut itu, tidaklah kita berdosa, karena semua kalimat itu sama-sama mulia dan suci.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 41. 

أحب بيوتكم إلى الله بيت فيه يتيم مكرم. رواه البيهقى عن عمر
Rumah kalian yang paling disukai (dicintai) Allah adalah rumah yang ada di dalamnya anak yatim dan dimuliakan. (HR. Al Baihaqi, Dari Umar ra.)

Penjelasan : 
Rumah yang paling bagus menurut pandangan Allah bukanlah rumah yang indah permai dengan perabotnya yang serba mewah, sekali-kali tidak, tapi rumah yang disukai Allah ialah rumah yang tinggal di dalamnya ada anak yatim yang dipelihara, di sayangi dan dididiknya seperti anaknya sendiri.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 42. 

أحبَّ اللهُ تعالى عبدًا سمحًا إذا باع وسمحًا إذا اشترى وسمحًا إذا قضى وسمحًا إذا اقتَضى. رواه البيهقى عن أبى هريره

Hamba yang paling disukai Allah SWT. adalah yang berlaku mudah apabila menjual, berlaku mudah apabila membeli, berlaku mudah apabila membayar hutang, dan berlaku mudah apabila menagih hutang. (HR. Al Baihaqi, Dari Abu Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Islam menganjurkan kita agar berlaku mudah dalam bermuamalah dengan sesama kita sendiri atau dengan orang-orang lain. Jika seseorang sebagai pedagang berlaku mudahlah di dalam menjual barang-barangnya, janganlah sekali-kali mempersulit para pembelinya dengan cara memalsukan barang atau menipu mereka dan lain sebagainya. Begitu pula sebaliknya apabila ia sebagai pembeli (konsumen) janganlah terlalu rewel seperti mengembalikan barang yang telah ia beli atau menukarkannya dan perbuatan-perbuatan lainnya yang menyulitkan para pedagang. Kemudian apabila ia membayar hutang, hendaknya ia berlaku mudah pula, jangan sekali-kali memperpanjang janji pembayaran sedangkan ia mampu melunasinya, karena hal ini diancam oleh Nabi SAW. bahwa memperpanjang waktu pembayaran bagi orang yang mampu adalah perbuatan zalim. dan zalim itu adalah perbuatan yang berdosa, pelakunya kelak akan mendapat siksaan Allah di akhirat, terlebih lagi apabila ia tidak berniat untuk membayarnya. Dan sebaliknya apabila ia sebagai penagih piutang hendaknya berlaku mudah pula, jangan sekali-kali memaksakan orang untuk membayar hutangnya apabila memang ia benar-benar tidak punya sesuatu untuk melunasinya, tunggulah ia sampai dalam keadaan baik kondisi ekonominya, hal ini telah diperintahkan Allah swt., di dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 280 : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tenggang waktu sampai ia dalam keadaan lapang. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 43. 

أحبكم إلى الله تعالى أقلكم طعما وأخفكم بدنا. رواه الديلمى عن ابن عباس

Yang paling disukai Allah ialah orang yang sedikit makannya dan ringan badannya. (HR. Ad Dailami, Dari Ibnu 'Abbas ra.)

Penjelasan :  
Orang yang banyak makan dengan orang yang sedikit makan, lebih baik orang sedikit makannya, supaya ringan badannya, tidak menjadi orang yang pemalas. Ada juga orang yang ringan timbangan badannya (kurus) tapi pemalas, ini juga tidak baik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 44.

أحبوا العرب لثلاث: لأني عربي، والقرءان عربي، وكلام أهل الجنة في الجنة عربي. رواه الطبرانى وغيره

Sukailah (bahasa) Arab. karena tiga macam : karena sesungguhnya aku (Nabi) adalah orang Arab, dan AL Qur’anul karim adalah Bahasa Arab, dan perkataan penghuni surga di surga adalah bahasa Arab. (HR. Ath Thabrani dan selainnya)

Penjelasan : Pelajarilah bahasa Arab supaya mudah memahami Al Qur’an, dan bahasa Islam adalah bahasa Arab dan kelak di hari kemudian orang-orang di surga itu berbahasa Arab semua.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 45.

احترسوا من الناس بسوء الظن. رواه  أحمد  والبيهقى

Peliharalah dirimu dari sifat jelek sangka terhadap orang lain. (HR. Ahmad dan Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jelek sangka kepada seseorang adalah perbuatan yang tak baik dan terlarang, dan barangsiapa yang mengerjakannya tentulah akan berdosa. Tetapi kita harus menjaga diri supaya orang-orang jangan jelek sangka kepada kita, seperti jika kita duduk-duduk bertiga, maka janganlah kita berbisik dengan seseorang di antaranya karena yang seorang lagi pasti merasa tidak enak dan menaruh curiga, bahwa mungkin dirinyalah yang dibicarakannya itu. Maka perbuatan kita yang menimbulkan orang jelek sangka kepada kita itu, adalah berdosa pula.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 46. 

أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما وأبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما. رواه  الترمذى

Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika, dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika. (HR. At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Jika kita mencintai seseorang jangan berlebih-lebihan, harus secara wajar, karena suatu masa nanti orang yang dikasihi itu mungkin berubah menjadi orang yang dibenci, demikian pula jika kita benci kepada seseorang jangan keterlaluan membencinya, sehingga ke luar kata-kata buruk, caci-maki, menghina dan sebagainya, boleh jadi suatu masa kita berubah menjadi suka kepadanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)
Hadits 47. 

أخشى ما خشيت على أمتي كبر البطن، ومداومة النوم، والكسل، وضعف اليقين. رواه  الدارقطنى عن جاببر

Hal-hal yang paling aku khawatirkan melanda umatku ialah : besar perut, banyak tidur, pemalas dan lemah keyakinan. (HR. Ad Daruquthni, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Nabi Muhammad saw. khawatir umatnya suka besar perut, artinya mementingkan isi perutnya saja (makan dengan macam-macam makanan) sehingga seleranya keterlaluan dan uangnya habis untuk itu, dan penidur yang bukan pada waktunya sehingga tak ada waktu baginya untuk menambah pengetahuan, berusaha dan sebagainya. Begitu pula lemah keyakinan, artinya tidak percaya kepada dirinya sendiri dan sangat menggantungkan hidupnya kepada orang lain, maka perbuatan-perbuatan yang seperti itu, sangat ditakuti Nabi akan terjadi pada umatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 48.

أدِّ ما افترضَ اللهُ عليك تكنْ من أعبدِ الناسِ واجتنبْ ما حرَّمَ اللهُ عليك تكنْ من أورعِ الناسِ وارضَ بما قسم اللهُ لك تكنْ من أغنى الناسِ. رواه  ابن عدى عن ابن مسعود

Laksanakanlah apa yang diwajibkan Allah atas engkau, maka engkau menjadi manusia yang paling berbakti kepada Allah, dan jauhilah apa yang diharamkan Allah atas engkau, maka engkau akan menjadi orang yang paling menjauhkan diri dari dosa, dan terimalah apa yang telah ditentukan Allah bagimu, maka engkau menjadi orang yang terkaya. (HR. Ibnu Ady, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Segala perintah Allah hendaklah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, itulah yang disebut manusia yang berbakti kepada Allah dan segala laranganNya hendaklah dijauhi, itulah orang yang menjaga dirinya dari dosa dan terimalah apa yang telah ditakdirkan Allah kepada dirimu, berarti engkau menjadi orang yang paling kaya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 49.


أَدِّبُوا أولادَكم على ثلاثِ خِصَالٍ : حُبُّ نبيِّكم ، وحُبُّ أهلِ بيتِه ، وقراءةُ القرآنِ ، فإنَّ حَمَلةَ القرآنِ في ظِلِّ اللهِ يومَ القيامةِ ، يومَ لا ظِلَّ إلا ظِلُّه ، مع أنبيائِه وأصفيائِه. رواه  الدلمى عن علي

Berilah pendidikan (mengajarkan) anak-anakmu atas tiga macam : Mencintai Nabi, mencintai keluarganya dan membaca Al Qur’an, maka sesungguhnya orang yang hafal Al Qur’an berada pada naungan Allah, yaitu di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah beserta para Nabi dan kekasih-kekasih-Nya. (HR. Ad Dailami, Dari 'Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Mendidik anak untuk mencintai Nabi ialah dengan mengajari sunnah-sunnahnya, mengajari membaca shalawat atas Nabi dan atas keluarga dan sahabat sahabat Nabi. Dan anak-anak itu hendaklah diajarkan membaca Al Qur’an, menghafalnya dan mengamalkannya supaya kelak di kemudian hari mendapat lindungan (pertolongan) Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 50. 

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه. رواه الترمذي عن أبى هريرة

Berdo'alah kepada Allah dan hendaklah kamu percaya bahwa do'amu itu akan dijabah (dikabulkan) Allah dan ketahuilah bahwasanya Allah swt. Tidak akan memperkenankan doa dari hati orang yang lalai dan lengah. (HR. At Tirmidzi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Manusia disuruh berdo'a kepada Allah dan dalam berdo'a itu hendaklah bersungguh-sungguh, sehingga kita yakin bahwa do'a kita akan diterima Allah. Hendaklah manusia baik sangka kepada Allah maka Allah akan mengabulkan do'a orang yang selalu ingat kepada-Nya. Dan Allah tidak akan menerima do'a orang yang lalai kepada-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

6 komentar: