Kamis, 29 Oktober 2020

Sanad Mushafahah (Bersalaman) dan Tasybik.

Sanad Mushafahah (Bersalaman) dan Tasybik.

Mengucapkan salam dan bersalaman bagian dari syiar agama Islam dan perbuatan mulia di mana keduanya merupakan ungkapan rasa cinta dan kasih sayang antara orang yang bertemu dan bersalaman.

Mushafahah (bersalaman) sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan besar baik saat kita bertemu dan berpisah dengan saudara atau kawan kita. Diriwayatkan dalam sebuah hadist;

كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا

Seringkali shahabat nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan dan apabila kembali dari perjalanan mereka saling berangkulan.

Diantara fadhilah bersalaman adalah menjadi penyebab terhapusnya dosa, sebagaimana dalam hadits :

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

Dari Barâ’ bin ‘Aazib Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: tidaklah dua orang Muslim bersua kemudian mereka bedua saling berjabat tangan kecuali diampuni (dosa) keduanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidziy)

Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْمُؤْمِنَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَ أَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرِ

Sesungguhnya seorang Mukmin apabila berjumpa dengan Mukmin lainnya lalu ia mengucapkan salam kepadanya kemudian memegang tangannya dan berjabat tangan, maka berguguran (dihapuskan) dosa mereka sebagaimana daun pohon berguguran . (HR. Ath Thabaraniy dalam Mu'jamul Ausath).

Bersalaman juga dapat menjadi penyebab hilangnya sifat penggedekan, dengki dan hasud.

تَصَافَحُوا فَإِنَّ الْمُصَافَحَةَ تُذْهِبُ السَّخِيمَةَ ، وَتَهَادَوْا فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تُذْهِبُ الْغِلَّ

Artinya; Saling bersalamanlah kalian, sesungguhnya bersalaman itu dapat menghilangkan kebencian. Dan hendaknya kalian saling memberikan hadiah lantaran dapat melepaskan belenggu hati."

Bahkan bersalaman bisa meniscayakan seseorang masuk surga:

عن المَعْمَرِ ، قَالَ : صَافَحْتُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " مَنْ صَافَحَنِي أَوْ صَافَحَ مَنْ صَافَحَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya; Diriwayatkan dari al-Ma'mar, ia berkata; Aku pernah berjabat tangan dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda; Siapa saja yang bersalaman kepadaku atau ia bersalaman kepada orang yang pernah bersalaman kepadaku terus berestafet sampai hari qiamat, maka ia akan masuk surga."

Adapun sanad Mushafahah (berjabat tangan) alfaqir meriwayatkan sebagai berikut;

Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus berkata: Aku bersalaman kepada H. Rizqi Zulqornain Al Batawiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada KH Abdur Razzaq Imam Khalil di Zawiyah Tijaniyah Lasem Jawa Tengah, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Muhammad Yasin Bin Muhammad Isa al-Fadaniy, beliau berkata: Aku bersalaman dengan para guruku di antaranya:  Syekh Umar Hamdan al-Mahrasiy dan Syekh Muhammad Ali Bin Husain al-Malikiy, keduanya berkata: Kami bersalaman kepada Syekh Ali Bin Zhahir al-Watriy al-Madaniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abdul Ghaniy Bin Said ad_Dihlawiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Muhammad Abid as-Sindiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Ahmad Bin Sulaiman al-Hajjam, Syekh Abul Qasim Bin Hajjam, Syekh Abdur Razzaq al-Bakkariy dan Syekh Yusuf BinMuhamma Alauddin al-Mizjajiy, mereka berempat berkata: Kami bersalaman kepada Sayyid Ahmad Bin Muhammad Maqbul al-Ahdal, beliau berkata: aku bersalaman kepada Syekh Ahmad Bin Muhammad an-Nakhliy dan Syekh Abdullah Bin Salim al-Bashriy, Keduanya berkata: Kami bersalaman kepada Syekh Muhammad Bin al-Ala al-Babiliy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu Bakr Bin Ismail as-Syanwaniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Ibrahim Bin Abdurrahman al-Al-Qamiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Imam Jalaluddin as-Suyuthiy, berkata: aku bersalaman kepada Syekh Ahmad Bin Muhammad as-Syumuniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu at-Thahir Bin Al Kuaik, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu Ishaq Ibrahim Bin Ali, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Syekh Abu Abdillah al-Khutiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abul Majd Muhammad Bin al-Husein al-Qazweiniy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abu Bakr Bin Ibrahim as-Syahhadziy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Imam Abul Hasan Bin Abi Zur'ah, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abu Manshur Abdur Rahman Bin Abdullah al-Bazzaziy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abdul Malik Bin Nujaid, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Abul Qasim Abdullah Bin Humaid Bin Abdan Bin Rasyid at-Tha-iy al-Munbijiy, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Umar Bin Said Bin Sinan, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Ahmad Bin Dahqan, beliau berkata: Aku bersalaman kepada Khalaf Bin Tamim, beliau berkata: aku pernah mengunjungi Abu Hurmuz dan bersalamam kepadanya, beliau berkata: Aku pernah mengunjungi Anas Bin Malik, beliau berkata: Aku bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan telapak tangan kananku ini pernah bersalaman dengan tangan kanan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku rasakan tangan beliau lebih lembut dari sutra manapun yang aku pernah pegang. Abu Hurmuz berkata; Wahai Anas Bin Malik, berikan kami telapak tangan yang pernah bersalaman dengan tangan Rasulullsh shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu memberikan tangannya hingga keduanya bermushafahah dan Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu mengucapkan; "Assalamu Alaikum."

Adapun adab bersalaman di antaranya; Bermuka ajer (senyum), dilarang bersalaman dengan lawan jenis yang bukan Mahram, cium tangan orang alim (berilmu) atau orang yang lebih tua umurnya, haram mencium tangan orang kaya atau berpangkat lantaran thoma' (berharap) diberikan hartanya dan lain-lain, serta berniatlah di dalam hati bila bersalaman dengan niat bersalaman menghidupkan sunnah Rasulullah, niat bersalaman agar kelak dapat bersalaman dan mencium tangan Rasulullah (di akhirat) dengan mencium tangan ulama (yang mereka bersalaman dan mencium tangan gurunya, terus sampai ke Rasulullah), dan niat bersalaman seperti yang di niatkan para guru-guru kami, salafush sholeh dan orang-orang sholeh niatkan dalam bersalaman.

Ijazah dan sanad mushofahah ini hanya bisa di ambil dan dimiliki ketika sudah mendapat ijazah dan bermushofahah kepada alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus), karena tanpa mendapat ijazah dan tanpa bermushofahah (bersalaman) maka tidak menyambungkan sanad mushofaha tersebut.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Jumat, 23 Oktober 2020

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 51-100)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 51-100). 

Hadits 51. 

إذا آتاك الله مالا فلير أثر نعمة الله عليك وكرامته. رواه الحاكم عن والد أبى الأحواص

Apabila Allah memberi engkau harta-benda, maka perlihatkanlah bekas kurnia (anugerah) Allah atas engkau dan kemuliaanNya itu. (HR. Al Hakim, Dari Walid Abil Ahwash ra.)

Penjelasan : 
Apabila seseorang memperoleh harta-benda, maka tampakkanlah ni'mat Allah dan anugerahNya itu dengan menggunakannya ke jalan yang diridhoiNya, seperti untuk membantu majelis Ta’lim, pembangunan Masjid, Ponpes, membantu anak yatim, faqir miskin, dll.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 52. 

إذا أتيتم الصلاة فعليكم السكينة، فما أدركتم فصلوا وما فاتكم فأتموا. رواه الشيخان

Apabila kamu sekalian berangkat untuk melakukan shalat berlaku tenanglah (jangan terburu-buru), apa yang kamu jumpai (pada sang Imam) shalatlah (bersamanya) dan apa yang telah terlewat sempur nakanlah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :  
Seperti apa yang telah dijelaskan pada hadits no. 26, bahwa sikap tenang/perlahan-lahan itu datangnya dari Allah, begitu pula di sini dianjurkan agar kita bersikap tenang dalam langkah-langkah kita menuju ke masjid untuk menunaikan shalat. Tidak perlu terburu-buru karena sifat terburu-buru itu datangnya dari syetan atau sifat yang biasa dilakukan syetan, terlebih lagi jika kita hendak menghadap Tuhan, menghadap Tuhan sangat diharuskan berlaku tenang karena hal ini memerlukan konsentrasi dan kekhusyu'an. Dapat disimpulkan dari hadits ini bahwa sang ma'mum itu dapat memperoleh keutamaan berjama'ah dalam bagian manapun ia bergabung shalat dengan sang Imam, dalam melakukan segala hal kita hendaknya tidak tergesa-gesa, kecuai kita tergesa-gesa yang boleh dilakukan bahkan untuk disegerakan hanya dalam 6 hal yaitu, 1. Bila ada seseorang yang ingin masuk Islam, maka hendaknya kita bimbing langsung untuk (mengucapkan) bersyahadat, setelah itu barulah kita antar ke ulama setempat untuk bersyahadat kembali, agar bila mati saat itu orang tersebut sudah dalam keadaan memeluk Islam, karena telah bersyahadat. 2. Dalam menyuguhkan tamu, 3. Menangani pengurusan mayit (untuk mempercepat menguburkannya), 4. Menikahkan anak perempuan jika sudah baligh (ditakutkan berbuat maksiat), 5. Dalam membayar hutang bila tiba saat pembayaran hutang yang telah di janjikannya, agar bila mati dalam keadaan tidak memiliki hutang, dan 6. Bertaubat jika terlanjur berbuat dosa dan maksiat, agar bila mati dalam keadaan tidak memiliki dosa besar yang bisa menyebabkan meninggal dalam keadaan su’ul khotimah maupun mati dalam keadaan melakukan dosa besar, Na’uudzubillah min dzalik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 53.

إذا أحب الله عبدا ابتلاه ليسمع تضرعه. رواه البيهقى عن عبى هريرة

Apabila Allah mengasihi hambaNya, maka la menurunkan cobaan padanya untuk mendengar permohonannya. (HR. Al Baihaqi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang tertimpa musibah merupakan pertanda baginya bahwa dirinya dicintai Allah swt. dan sekaligus merupakan ujian apakah ia bersabar atau tidak?

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 54. 

إِذَا أَحْسَنَ الرَّجُلُ الصَّلاَةَ فَأتَمَّ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا ، قَالَتِ الصَّلاَةُ : حَفِظَكَ الله كَمَا حَفِظْتَنِي فَتُرْفَعُ وَإِذَا أَسَاءَ الصَّلاَةَ فلَمْ يُتِمَّ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا قَالَتِ الصَّلاَةُ ضَيَّعُكَ الله كَمَا ضَيَّعْتَنِي ، فَتُلَفُّ كَمَا يُلَفُّ الثَّوْبُ الْخَلِقُ ، فَيُضْرَبُ بِهَا وَجْهُهُ. رواه الطيالسى عن عبادة ابن الصمات

Apabila seseorang membaikkan shalatnya, menyempurnakan ruku' dan sujudnya. Berkatalah sang shalat : Semoga Allah memelihara engkau sebagaimana engkau memelihara aku, maka diangkatlah shalatnya itu ke hadhirat Allah. Dan apabila seseorang memburukkan shalatnya dan tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya, berkatalah sang shalat : Semoga Allah menyia-nyiakan engkau sebagaimana engkau menyia-nyiakan aku, maka dibungkuslah shalatmya itu sebagaimana membungkus kain yang buruk, lalu dipukulkanlah ke mukanya. (HR. Ath Thayalisi, Dari 'Ubadah bin Shamit ra.)

Penjelasan : 
Jika mengerjakan shalat maka kerjakanlah dengan baik (dengan menyempurnakan wudhunya) dan sempurnakanlah ruku' dan sujudnya, niscaya shalat itu akan mendo'akan orang yang mengerjakannya agar dipelihara Allah, sebagaimana halnya memelihara shalat tersebut. Tetapi apabila shalat itu dikerjakan tidak sempurna rukun dan syaratnya sholat, maka shalat itu akan dilipat dan dibungkus seperti membungkus kain buruk dan busuk, dan akan dipukulkan (dilemparkan) ke muka orang yang mengerjakan shalat itu. Ini adalah suatu gambaran atau kata kata kiasan yang mengandung maksud bahwa shalat yang tak sempurna itu, tidak diterima Allah dan akan menjadi siksaan Allah di kemudian hari.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 55.

إذا أذن المؤذن يوم الجمعة حرم العمل. رواه الديلمى

Apabila muadzdzin mulai mengumandangkan adzan Jumatnya, maka haramlah melakukan pekerjaan apapun. (HR. Ad Dailamy)

Penjelasan : 
Apabila sudah terdengar adzan telah memanggil untuk shalat pada bari Jum'at, maka hendaklah ia tinggalkan segala pekerjaannya. Dan haram baginya melakukan pekerjaan apapun dan ia harus meninggalkannya untuk mengerjakan shalat Jum'at.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 56.

إِذَا أَتَيتَ مَضْجَعَكَ فَتَوضَّأْ وضُوءَكَ لِلصَّلاةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلى شِقِّكَ الأَيمَنِ، ثُمَّ قُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نفِسِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَألْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لَامَلْجَأَ وَلَا مَنْجَي مِنْكَ إِلاَّ إِليْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ. رواه البخارى و مسل

Apabila engkau datang ke tempat tidurmu, maka berwudhu 'lah seperti wudhu' untuk shalat, kemudian berbaringlah atas lambung kananmu, kemudian katakanlah: "Ya Allah, aku menyerahkan wajahku kepada Engkau, dan menyerahkan pekerjaanku kepada Engkau dan memperlindungkan seluruh tubuhku kepada Engkau karena kesukaan dan ketakutanku kepada Engkau, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat minta tolong (menyelamatkan) kecuali kepada Engkau. Ya Alah! Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan dan Nabi yang telah Engkau utus. (HR. Bukhari dan Muslim).

Penjelasan :  
Kalau kita akan tidur berwudhu'lah sebagaimana berwudhu' untuk shalat dan miringkanlah badan ke sebelah kanan lalu bacalah do'a seperti yang tersebut di atas ini, dan jika tidak hafal dalam Bahasa Arab, boleh juga diucapkan dalam bahasa Indonesia, mudah-mudahan kita diselamatkan Allah swt. dalam tidur kita itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 57.

اذا ارادالله بعبد خيرا جعل غناه في نفسه، و تقاه في قلبه، واذا اراد الله بعبد شرا جعل فقره بين عينيه. رواه الحاكم عن أبى هريرة

Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap hambaNya, Allah menjadikan kekayaannya ada pada dirinya, dan ketakwaannya ada pada hatinya. Dan apabila Allah menghendaki kejelekan terhadap hambaNya, Allah menjadikan kemiskinannya berada di hadapan matanya. (HR. Al Hakim, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang kaya jiwanya dan hatinya, yang penuh dengan ketakwaan kepada Allah, itulah dia orang yang mendapat kebaikan dari Allah karena amalnya yang baik dan bilamana orang itu jahat, maka kesusahan-kesusahanlah yang selalu menimpanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 10, Penerbit Al Haromain)

Hadits 58.

اذا اراد الله بعبد خيرا فقهه فى الدين، وزهده فى الدنيا وبصره عيوبه. رواه البيهقى عن انس

Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, maka Ia memberikan kefahaman agama kepadanya, menganugerahinya sifat zuhud (menjauhi) terhadap duniawi, dan memperlihat kan kepadanya akan aib-aib (kekurangan-kekurangan) dirinya. (HR. Al Imam Baihaqiy, Dari sahabat Anas ra.)

Penjelasan : 
Seorang hamba yang ditakdirkan baik oleh Allah, ciri ciri khasnya adalah: alim dalam ilmu agama, zuhud (menjauhi) perkara keduniawian dan mengetahui keaiban/kelemahan dirinya sehingga segera ia memperbaikinya. Sifat-sifat tersebut akan membawa seorang hamba kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Berkat ilmu agama ia mengetahui mana hal-hal yang dihalalkan dan mana hal-hal yang diharamkan. Sifat zuhud membuat jiwa pelakunya  kaya tidak tamak terhadap perkara duniawi, semua urusan duniawi yang ia kerjakan hanyalah semata mata demi untuk meraih kebahagiaan diakhirat kelak. Hal-hal tersebut di atas menghantarkan diri seseorang untuk bisa meraba kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya, lalu segera ia memperbaikinya, hal ini sesuai dengan sebuah atsar yang mengatakan: "Perhitungkanlah dirimu sebelum dirimu diperhitungkan (oleh Allah kelak di akhirat)".

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 10, Penerbit Al Haromain)

Hadits 59.

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيا، وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. رواه الطبرانى عن عمار بن ياير

Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka la menyegerakan siksaan kepadanya (atas dosa-dosanya) di dunia ini, dan apabila Allah menghendaki kejelekan bagi hamba-Nya, maka la menangguhkan siksaan dosanya sampai nanti ditunaikan kepada nya kelak di hari kiamat. (HR. Ath Thabraniy, Dari 'Ammaar ibnu Yaasir ra.)

Penjelasan : 
Hadits ini mengandung nasihat kepada orang-orang mu'min agar berlaku sabar dalam menghadapi segala musibah yang menimpa mereka dalam kehidupan dunia ini. Orang yang beriman akan menyadari, bahwa suatu musibah yang menimpa dirinya dalam kehidupan ini, merupakan siksaan Allah yang disegerakan padanya oleh sebab perbuatan dosa yang telah dilakukannya apakah ia sadar akan hal itu ataupun tidak. Dalam hal ini ada suatu hadits yang mengatakan : "Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu ada suatu dosa yang tidak bisa dihapus melainkan hanya dengan musibah (yang menimpa pelakunya)".
Adapun mengenai hamba yang telah ditakdirkan jelek oleh Allah swt., dosa apapun yang dilakukannya oleh Allah dibiarkan saja, sampai dosa-dosanya menggunung. Akan tetapi kelak di akhirat ia akan menemui balasannya yang setimpal, kalau orang yang pertama tadi mati dalam keadaan bersih tidak membawa dosa karena sudah dilebur/dimaaf melalui musibah yang menimpanya, sedangkan orang yang kedua ini mati dalam keadaan membawa segunung dosa.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 10, Penerbit Al Haromain)

Hadits 60.

إذا أراد الله بعبدٍ خيرًا فتح له قُفلَ قَلبِه، وجعلَ فيه اليقينَ والصِّدقَ، وجعل قلبَه واعيًا لِما سلك فيه، وجعل قَلبَه سَلِيمًا، ولسانَه صادِقًا، وخليقتَه مُستقيمةً، وجعل أذُنَه سَميعةً، وعينَه بَصيرةً. رواه الشيخ عن أبى ذر

Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap hamba-Nya, Allah membukakan pintu hatinya, lalu Allah mengisinya dengan keyakinan dan kejujuran dan Allah menjadikan hatinya waspada terhadap apa yang sedang ia jalani dan Allah menjadikan hatinya sejahtera (lapang) dan lidahnya benar, dan tabiatnya baik dan Allah menjadikan telinganya mau mendengarkan dan matanya mempunyai ketajaman pandangan. (HR. Asy Syekh, Dari Abu Dzar ra.) 

Penjelasan : 
Hamba Allah yang baik, hatinya terbuka menerima yang baik-baik dengan penuh keyakinan dan kejujuran, hatinya terpelihara dari sifat-sifat yang tidak baik, lidahnya tidak mau berdusta, mencaci maki orang dan sebagainya, akhlaknya baik, telinganya terpelihara dari mendengarkan perkataan yang palsu-palsu, seperti ghibah, dan matanya mem perhatikan yang baik-baik seperti membaca Al Qur’an, memandang ulama, dan sebagainya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 10, Penerbit Al Haromain)

Hadits 61. 

إذا أراد الله إنفاذ قضائه وقدره، سلب ذوي العقول عقولهم حتى ينفذ فيهم قضاؤه وقدره، فاذا قضى أمره، رد عقولهم ووقعت الندامة. رواه الديلمى عن أنس

Apabila Allah bermaksud melaksanakan qadha dan qadar-Nya, terlebih dahulu Ia mencabut kepandaian orang-orang yang berakal, kemudian baru la melaksanakan qadha dan qodar-Nya terhadap mereka. Dan setelah Allah swt. menunaikan qadha dan qadarnya, lalu la mengembalikan kepandaian mereka sehingga terjadilah penyesalan (dalam diri mereka). (HR. Ad Dailamiy, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Kekuasaan Allah itu berada di atas segalanya, di hadapan kekuasaan Allah semuanya tidak ada apa apanya. Betapapun kejeniusan seseorang itu tidak akan bisa membendung qadha dan qadar Allah. Apabila Allah swt. hendak menerapkan qadha dan qadar-Nya tak ada sesuatu pun yang bisa menghalang-halangi-Nya. Hadits tersebut hanyalah merupakan gambaran tentang kekuasaan Allah, jadi bukan keadaan yang semestinya. Adapun mengenai kekuasaan Allah, pada hakikatnya jauh lebih daripada itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 10, Penerbit Al Haromain)

Hadits 62. 

اذا اردت ان تفعل امرا فتدبر عاقبته، فان كان خيرا فامض ، وان كان شرا فانته. رواه  ابن المبارك

Apabila engkau bermaksud melakukan sesuatu pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, jika sekiranya baik, teruskanlah dan jika sekiranya tidak baik (jahat) maka hentikanlah. (HR. Ibnul Mubarak)

Penjelasan : 
Tiap-tiap sesuatu pekerjaan harus dipikirkan akibatnya, apakah bermanfaat atau merugikan? Apabila telah nyata manfaatnya, maka janganlah ragu-ragu untuk meneruskannya dan jika rasanya akan merugikan, tahanlah atau hentikanlah. Jadi berpikirlah, karena berpikir itu adalah pelita hati.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 10, Penerbit Al Haromain)

Hadits 63. 

إذا أردت أمرا فعليك بالتؤدة، حتى يريك الله منه المخرج. رواه  البخارى

Apabila engkau menghendaki sesuatu perkara maka engkau harus tekun berupaya, kelak Allah akan memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya. (HR. Bukhari)

Penjelasan :  
Di dalam melakukan suatu pekerjaan diperlukan ketekunan dan kesabaran, apabila seseorang mengalami kesulitan atau hambatan-hambatan haruslah ia berlaku sabar dan rajin berupaya serta janganlah sekali-kali putus harapan, karena kunci keberhasilan dalam mengusahakan sesuatu itu terletak pada ketekunan dan kerajinan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 64. 

إذا أردت أنْ تذْكُرَ عيوبَ غيرِكَ فاذكُرْ عيوبَ نفسِكَ. رواه  الرافعى

Apabila engkau bermaksud menyebutkan aib orang lain, maka sebutkanlah 'aib dirimu sendiri. (HR. Ar Rofi’i) 

Penjelasan : 
Aib adalah cacat atau sesuatu yang tak baik yang ada pada diri kita atau di orang lain. Kita tidak dibolehkan mengeluarkan atau menceritakan aib orang lain, yang kita sendiripun tidak luput daripada yang demikian (tidak suka jika aib kita diceritakan kepada orang lain), jangan seperti kata peribahasa : Kuman di seberang lautan tampak, tapi gajah di pelupuk-mata tidak nampak. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 65. 

إذا أردت أن يحبك الله فأبغض الدنيا، وإذا أردت أن يحبك الناس فما كان عندك من فضولها فانبذه إليهم‏. رواه  الخطيب عن ربعى بن خراش مرسلا

Apabila engkau menghendaki agar dicintai Allah, maka bencilah terhadap duniawi. Dan apabila engkau menghendaki disenangi manusia, maka berikanlah kelebihan duniawi yang ada padamu untuk mereka. (HR. Al Khathib, Dari Rib'iy Ibnu Khirasy secara Mursal)

Penjelasan : 
Membenci duniawi artinya janganlah engkau teperdaya oleh kemilauannya sehingga menyeretmu ke dalam kerusakan. Oleh karena itu gemar gemarlah beramal shadaqah dan berinfaq, orang yang gemar beramal shadaqah berarti ia gemar menabung untuk akhiratnya, Allah sama sekali tidak akan menyia-nyiakan pahalanya, bahkan dilipat gandakan rizki dan pahala orang yang bershodaqoh sampai 700 kali lipat, orang yang gemar shodaqoh akan dicintai Allah dan juga dicintai makhluk-Nya. Di dalam hadits ini terkandung anjuran untuk hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan, karena dunia ini hanyalah bersifat sementara sedangkan kebahagiaan yang abadi itu hanyalah di akhirat kelak. Untuk itu bersiap-siaplah sejak dini hari untuk menyambutnya dengan meningkatkan amal shadaqah kita, guna untuk bekal kita nanti di akhirat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 66. 

إذا استيقظ الرجل من الليل وأيقظ أهله فصليا ركعتين كتب من الذاكرين

Apabila seseorang bangun pada malam hari, dan ia membangunkan keluarganya (istrinya) kemudian keduanya melakukan shalat dua raka'at, maka Allah menulis kedua orang itu sebagai orang yang banyak mengingat Allah dari laki-laki dan perempuan. (HR. Ibnu Hibban, Dari Abu Sa'id ra.)

Penjelasan : 
Orang yang shalat tengah malam (Tahajud, Taubat dan witir) serta membangunkan keluarganya (isteri) agar shalat malam, maka dia akan mendapat pahala yang besar dan dia termasuk golongan orang yang banyak mengingat kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 67.

‏إذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ‏:‏ الحَمْدُ لله الَّذي رَدََّ عَلَيَّ رُوحِي، وَعافانِي في جَسَدِي، وأذِن لي بذِكْرِهِ. رواه  ابن السنى عن أبى هريرة

Apabila seseorang kamu bangun dari tidurnya, maka katakanlah : ALHAMDULILLAHIL LADzII RODDA ‘ALAYYA RUUHII, WA ‘AAFAANII FII JASADII WA ADzINA LII BIDZIKRIHI (Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan ruhku, dan yang memelihara jasadku (tubuhku) dan yang mengizinkan bagiku untuk bisa mengingat-Nya). (HR. Ibnu Sunni, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Jika kita bangun tidur hendaklah membaca do'a yang tersebut di atas ini, atau membaca do'a itu dalam bahasa Indonesianya, karena dengan rahmat dan kurnia Allah kita bangun tidur dengan sehat wal'afiat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 68. 

إذا اشتكيت فضع يدك حيث تشتكي , ثم قُلْ : باسم الله أعوذ بعزة الله , و قدرته من شرّ ما أجد من وجعي هذا , ثمّ ارفع يدك , ثم أعد ذلك وترا. رواه  الترمذى عن أنس

Apabila engkau terserang suatu penyakit, maka letakkanlah tanganmu pada anggota yang sakit kemudian bacalah : BISMILLAAHI A’UUDzU BI’IZZATILLAHI WA QUDROTIHI MIN SyARRI MAA AJIDU MIN WAJ’II HADzA (Dengan nama Allah, aku berlindung kepada kemuliaan Allah dan kekuasaanNya dari kejahatan apa yang aku peroleh dari penyakitku ini), Kemudian angkatlah tanganmu dan ulangilah seperti itu dalam bilangan ganjil. (HR. At Tirmizdi, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Jika seseorang terserang suatu penyakit, maka bermohonlah pada Allah dengan membaca do'a yang tercantum di atas ini, atau do'a dalam Bahasa Indonesianya, serta letakkan tangan pada tempat yang sakit itu dan perbuatlah berulang-ulang, dalam bilangan ganjil.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 69. 

إذا أصاب أحدَكم مصيبةٌ فليقُلْ : إنا لله وإنا إليه راجعون ، اللهم عندَك أَحتَسِبُ مُصيبَتي ، فأَجِرْني فيها ، وأَبدِلْني بها خيرًا منها. رواه  ابن ماجه عن أبى سلمة

Apabila seseorang diantara kanmu tertimpa suatu musibah (cobaan), maka katakanlah : INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI’UUNA, ALLAAHUMMA INDAKA AHTASIBU MUShIBATII FA-JURNII FIIHAA WABDILNII BIHAA KhOIRON MINHAA (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kami akan kembali Kepada-Nya. Ya Allah! hanya kepada-Mulah aku memohon pahala atas musibahku ini, maka lepaskanlah aku dari padanya dan gantilah cobaan itu dengan kebaikan). (HR. Ibnu Majah, Dari Abu Salamah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang mendapat musibah (cobaan) hendaklah dia bersabar dan bacalah do'a di atas ini, baik dalam bahasa Arab atau dalam Bahasa Indonesia, mudah-mudahan dengan kesabaran itu akan mendapat pahala dan akan diganti oleh Allah dengan kebaikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 11, Penerbit Al Haromain)

Hadits 70.

إذا أصبحتم فقولوا اللَّهمَّ بك أصبحنا، وبك أمسينا، وبك نحيا، وبك نموتُ، وإليك المصيرُ. رواه ابن ماجه عن أبى هريرة

Apabila kamu berpagi (berada diwaktu pagi), maka katakanlah : ALLAHUMMA BIKA AShBAHNAA, WA BIKA AMSAINAA, WA BIKA NAHYAA, WA BIKA NAMUUTU, WA ILAIKAL MAShIIR(U) (Ya Allah! Dengan Engkau kami berpagi, dan dengan Engkau kami berpetang, dan dengan Engkau kami hidup dan dengan Engkau kami mati dan kepada Engkau tempat kami kembali). (HR. Ibnu Majah, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Apabila kita berada di waktu pagi, maka bacalah do'a di atas ini, karena umur kita masih dipanjangkan Allah, sehingga kita berada pula di waktu sore dan begitulah seterusnya. Allah yang menghidupkan kita dan mematikan kita dan kepada-Nya tempat kita kembali, oleh karena itu setiap saat janganlah lupa kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 71.

إذَا اضْطَجَعْتَ فَقُلْ: بِاسْمِ اللهِ، أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ، وَأَنْ يَحْضُرُونِ. رواه أبو نصر السنج ري عن عمر

Apabila engkau berbaring, maka katakanlah : "Dengan nama Allah, aku berlindung kepada kalimat Allah yang sempurna, daripada kemarahan-Nya dan siksaan-Nya, dan daripada kejahatan hamba-Nya, dan daripada hasutan setan yang datang. (HR. Abu Nashir As Sanjiri, Dari Umar ra.)

Penjelasan : 
Bilamana seseorang mengalami kegelisahan dalam tidurnya, maka bacalah do'a sebagaimana yang tertulis di atas ini, semoga kita terpelihara dari fitnah godaan setan (seperti sering mimpi menyeramkan) dan semoga kita diselamatkan Allah sampai bangun dari tidur.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 72.

إِذَا أُعْطِيتَ شَيْئًا مِنْ غَيْرِ أَنْ تَسْأَلَ ، فَكُلْ وَتَصَدَّقْ. رواه النسائى عن ابن عمر

Apabila engkau diberi orang akan sesuatu, tanpa engkau minta, maka makanlah dan sedekahkanlah. (HR. An Nasa'I, Dari Ibnu 'Umar ra.)

Penjelasan : 
Dalam agama Islam sangat tercela meminta-minta kepada orang, untuk kepentingan dirinya sendiri, karena malas bekerja. Akan tetapi jika ada seseorang yang memberi sesuatu tanpa diminta, maka terimalah dan makanlah sebagian apa yang diberikannya itu, kemudian sedekahkanlah selebihnya kepada orang lain.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 73.

إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنه بركة ، فإن لَمْ يَجِدْ تمرا فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُورٌ. رواه الإمام أحمد

Apabila seseorang kamu berbuka, berbukalah dengan kurma, karena sesungguhnya kurma itu membawa berkah, jika tidak memperoleh kurma, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci. (HR. Ahmad)

Penjelasan : 
Di negeri Mekah banyak kurma, oleh karena itu Nabi SAW. menyuruh orang berbuka dengan kurma, tetapi di negeri kita tidak ada kurma, maka kita disuruh berbuka dengan air dan sebaiknya air yang manis supaya mengenakkan makan. Suruhan Nabi itu bukan menunjukkan wajib dengan buah kurma atau air, tapi lebih baik, supaya selera makan lezat dan enak.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 74.

إذا أقل الرجل الطعم ملئ جوفه نورا. رواه الديلمى عن أبى هريرة

Apabila seseorang makannya sedikit maka perutnya menjadi penuh dengan cahaya. (HR. Ad Dailami, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Makan banyak dengan makan yang sedikit, lebih baik makan yang sedikit (jangan terlalu kenyang), nanti mendatangkan sakit, juga memperberat untuk ibadah, sebab orang yang banyak makan maka akan banyak minum, orang yang banyak makan dan minum akan membuat badan menjadi kekenyangan sehingga akan membuat mengantuk, sehingga akan menjadikan malas beribadah. Manusia hidup bukanlah untuk makan, tapi makanlah supaya hidup dan diri akan dipenuhi oleh cahaya, artinya badan sehat pikiran terbuka.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 75.

إذا أقيمت الصلاة وحضر العشاء فابدءوا بالعشاء. رواه الشيخان

Apabila shalat telah didirikan, kemudian makanan malam telah dihidangkan, maka mulailah (dahulukanlah) makan malam. (HR. Asy Syaikhani)

Penjelasan : 
Jika kita akan mengerjakan shalat, sedangkan makanan telah terhidangkan dan waktu sholat masih panjang, maka makanlah dahulu, kemudian barulah kerjakan shalat, sebab kalau mengerjakan sholat dahulu sebelum makan maka bisa membuat sholat kita tidak khusu sebab akan kepikiran makanan tersebut sehingga akan mengganggu kekhusuan sholat kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 76. 

إذا أكَلَ أَحَدُكُمْ فَليَذْكُر اسْمَ الله تَعَالَى، فإنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ الله في أَوَّلِهِ، فَليَقُلْ: بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ. رواه الترمذى

Apabila seseorang di antara kamu memakan makanan, maka sebutlah nama Allah, dan jika kamu lupa menyebut nama Allah pada permulaannya, maka katakanlah: BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKhIROHU (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). (HR. At Timidzi) 

Penjelasan : 
Setiap makan bacalah "Bismillahir Rohmanir Rohiim" jika lupa membacanya, maka bacalah dipertengahan saat ingat belum membaca Basmalah atau membacanya sesudah selesai makan dengan perkataan : BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKhIROHU (Dengan nama Allah pada awalnya dan akhirnya, saya memakan makanan ini). Apabila engkau lakukan hal itu, maka syetan menjauh darimu (tidak ikut makan).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 77. 

إذَا أكَلَ أَحَدُكُمْ فليأكل بيمينه وليشرب بيمينه وليأخذ بيمينه وليعط بيمينه. رواه الحسن بن سفيان

Apabila seseorang di antara kamu makan, maka makanlah dengan tangan kanannya, dan minumlah dengan tangan kanannya, dan mengambillah dengan tangan kanannya dan memberilah dengan tangan kanannya. (HR. Hasan bin Sufyan)

Penjelasan : 
Dalam kesopanan Islam, tangan kananlah yang memegang peranan penting ketika makan, minum dan mengambil sayur, ikan, atau memberikannya, memberikan piring sambal kepada orang, haruslah dengan tangan kanan, kecuali jika tangan kanannya itu ada 'udzur (halangan karena sakit, buntung) tentulah dima'afkan dengan tangan kiri karena terpaksa, sebab diriwayatkan Syaitan makan, minum mengambil dan memberi dengan tangin kirinya, jadi kalau kita makan, minum, mengambil den memberi dengan tangan tangan maka kita mengikuti cara Syaitan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 78. 

إذا أمَّ أحدُكم الناسَ فليُخفِّف، فإن فيهم الصغيرَ والكبيرَ والضعيفَ  والمريض وذا الحاجة، وإذا صلى لنفسه فليطول ما شاء. رواه الترمذى عن أبى هريرة

Apabila seseorang di antara kamu menjadi imam shalat, ringankanlah maka sesungguhnya pada mereka (para ma'mum) terdapat anak kecil, orang tua, orang lemah, orang sakit, dan orang yang mempunyai kepentingan yang sangat, dan apabila ia shalat sendirian, maka panjangkanlah (lamakanlah) menurut yang dikehendaki. (HR. At Tirmidzi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Jika seseorang menjadi imam shalat, maka cara mengerjakan shalat itu janganlah terlalu lama (dengan membaca ayat-ayat yang panjang-panjang), tapi hendaklah dipilih ayat yang sedang Panjangnya, karena yang menjadi ma'mum itu bermacam-macam, ada orang tua yang sudah lemah, atau anak kecil, atau orang mempunyai kepentingan yang sangat, seperti mau bepergian jauh yang mana jika shalat itu agak dilamakan karena ayatnya panjang, maka tentulah orang tua merasa keberatan berdiri lama dan orang yang akan bepergian kecewa (ditinggalkan kereta api dan sebagainya). Tapi jika ia shalat sendirian, perbuatlah apa yang ia dikehendaki, apakah ia membaca ayat-ayat panjang atau pendek, itu terserah kepadanya. (Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 79.

إذا انفقت المرأة من بيت زوجها غير مفسدة كان لها أجرها بما انفقت، ولزوجها أجره بما كسب، وللخازن مثل ذلك: لا ينتقص بعضهم من أجر بعض شيئا. رواه الشيخان عن عائشة

Apabila seorang perempuan menafkahkan dari harta milik suaminya bukan untuk tujuan merusak hartanya, maka baginya pahala dari apa yang dinafkahkannya, dan bagi suaminya mendapat pahala dari apa yang diusahakannya dan bagi khazin (bendahara)nya pahala semisal demikian : pahala masing-masing tidak mengurangi pahala yang lainnya. (HR. Asy Syaikhani (Bukhari dan Muslim), Dari ‘Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang wanita yang membelanjakan dari rumah tangga suami nya tanpa sepengetahuannya untuk tujuan baik, maka wanita itu akan mendapat pahala yang dinafkahkannya. Demikian pula suaminya akan mendapat pahala pula dari apa yang telah diusahakannya, sehingga pahala masing-masing itu tidak mengurangi pahala lainnya. Begitu pula yang menjadi kasir rumah tangganya, akan mendapat pahala pula atas apa yang telah dilakukannya (memberikan harta kepada majikan perempuannya).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 12, Penerbit Al Haromain)

Hadits 80. 

إذا تثاءب أحدكم فليضع يده على فيه ولا يعوي، فإن الشيطان يضحك منه. رواه ابن ماجه عن أبى هريرة

Apabila seseorang di antara kamu menguap, hendaklah ia letakkan tangannya atas mulutnya, dan jangan berbunyi, sebab setan akan menertawakannya (bila ia melakukan hal itu). (HR. Ibnu Majah, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang menguap, hendaklah ia tutup mulutnya, jangan membuka mulutnya dan jangan bersuara. Barangsiapa yang menguapnya bersuara, niscaya setan akan mentertawakannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 81. 

ﺇﺫﺍ ﺗﻢ ﻓﺠﻮﺭ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻣﻠﻚ ﻋﻴﻨﻴﻪ ﻓﺒﻜﻰ ﺑﻬﻤﺎ ﻣتى ﺷﺎﺀ. رواه ابن عدى عن عقبة بن عامر

Apabila kedurhakaan seorang hamba telah mencapai puncaknya, maka kedurhakaannya itu mempengaruhi kedua matanya, sehingga ia bisa menangis kapanpun ia maui. (HR. Ibnu 'Ady, Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra.)

Penjelasan : 
Orang yang sudah banyak dosanya, maka pada suatu waktu dia akan menyesal dan menangis, di waktu datang penyesalannya itu, Tapi ingatlah sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna (setiap tindakan atau perbuatan itu hendaknya dipikirkan dahulu baik-baik sebelum dikerjakan agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 82.

إذا ترك العبد الدعاء للوالدين ينقطع عنه الرزق. رواه الديلمى

Apabila seorang hamba meninggalkan (tidak) mendo’akan orang tuanya, niscaya putuslah rezekinya. (HR. Ad Dailamiy)

Penjelasan : 
Manusia disuruh berbakti dan berbuat baik kepada orang-tuanya, termasuk mendo’akan orang-tuanya, sebab do’a anak yang saleh dikabulkan Allah swt. Barangsiapa yang melupakan orang-tuanya termasuk tidak mendo’akan orang-tuanya, maka akan putuslah rezekinya, yaitu hidup orang itu tidak diberkati Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 83.

إذا جامع أحدكم امرأته، فلا يتنحى حتى تقضى حاجتها، كما يحب أن يقضى حاجته. رواه ابن عدى عن طلق

Apabila seseorang kamu menggauli (mencampuri) isterinya, maka janganlah ia meninggalkannya (isterinya) sehingga ia menyempurnakan akan hajatnya (keinginannya), sebagaimana laki-laki itu menyempurnakan akan hajatnya. (HR. Ibnu 'Ady, Dari Thalaq)

Penjelasan : 
Seseorang yang mencampuri isterinya sehingga terpenuhi nafsunya, kemudian dia meninggalkan isterinya tanpa toleransi, berpindah tempat tidur dan sebagainya, hal itu tidak dibolehkan, tapi laki-laki itu harus berusaha memberi kesempatan kepada isterinya untuk melampiaskan keinginannya (syahwatnya), sebagaimana diri laki-laki itu sendiri. Jadi harus merasakan sama-sama nikmat dalam percampurannya itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 84.

إذا حضرتم موتاكم فأغمضوا البصر، فإن البصر يتبع الروح، وقولوا خيرًا فإن الملائكة تؤمن على ما يقول أهل الميت . رواه أحمد عن شداد بن أوس 

Apabila kamu sekalian menghadiri orang yang baru meninggal, maka pejamkanlah matanya, karena sesungguhnya penglihatan itu mengikuti ruh dan katakanlah yang baik-baik, sesungguhnya Malaikat mengaminkan atas perkataan ahli mayat. (HR. Ahmad, Dari Syaddad bin Aus ra.)

Penjelasan : 
Tiap-tiap mata orang yang akan meninggal, penglihatannya selalu ke atas, karena dia melihat ruhnya keluar dari jasadnya. Oleh karena itu apabila dia telah meninggal, cepat-cepatlah memejamkan matanya, agar matanya jangan terbuka terus, dan sebutlah kebaikannya, karena Malaikat turut mengaminkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 85.

إذا حكم الحاكم فاجتهد فأصاب فله أجران وإذا حكم  فأخطأ فله أجر واحد. رواه البخارى ومسلم

Apabila seorang Hakim memutuskan melalui ijtihad kemudian ijtihadnya itu benar, maka baginya dua pahala, dan apabila dia menghukum kemudian ijtihadnya itu keliru, maka baginya satu pahala. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Hakim adalah orang yang mengadili sesuatu perkara, dan ditangannya terletak segala keputusan-keputusan. Apabila dia menghukum orang, haruslah berpedoman kepada Al Qur'an dan Hadits, dan apabila tidak terdapat dalam Al Qur'an dan Hadits haruslah memakai ijtihad dengan ilmu pengetahuan menurut semestinya. Tidak boleh berijtihad tanpa ilmu. Jika benar ijtihadnya itu, maka dia diberi pahala dua bahagian, sebahagian karena berijtihad dan sebahagian lagi, karena benarnya ijtihad itu. Tetapi jika ijtihadnya itu keliru, dia mendapat satu bahagian, karena ijtihadnya saja. Adapun kesalahannya itu karena tidak disengaja, maka dia tidak berdosa.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 86.

اذا ختم العبد القران صلى عليه عند ختمه ستون الف ملك. رواه الديلمي عن عمرو بن شعيب

Apabila seseorang menamatkan Al Qur'an turut mendo'akan ketika khatamnya itu, enam puluh ribu Malaikat. (HR. Ad Dailami, Dari Amr bin Syu'aib ra.)

Penjelasan : 
Umat Islam harus pandai membaca Al Qur'an,memahami isinya serta mengamalkannya. Membaca Al Qur'an mendapat pahala yang besar, dan apabila seseorang membaca Al Qur'an sampai tamat, maka orang itu mendapat do'a dari enam puluh ribu Malaikat. Beruntunglah orang yang dido'akan 60.000 Malaikat, semoga do'a Malaikat itu diterima Allah untuknya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 87.

إذا خرج أحدكم إلى سفر فليودع إخوانه فإن الله جاعل له في دعائهم البركة. رواه ابن عساكر عن زيد بن أرقم

Apabila seseorang di antara kamu keluar untuk bepergian hendaklah ia minta diri kepada saudara-saudaranya, karena sesungguhnya Allah menjadikan baginya pada do'a mereka akan keberkatan. (HR. Ibnu ‘Asakir, Dari Zaid bin Arqam ra.)

Penjelasan : 
Apabila seseorang bepergian jauh, hendaklah ia bermohon-diri kepada saudara-saudaranya, bahwa dia akan pergi dan bermaaf-maafan serta do'a-mendo'akan, itu perbuatan yang baik sekali. Mudah-mudahan do'a itu diterima Allah swt. karena pada do'a itu ada terdapat keberkatan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 88.

إذا دخل أحدكم إلى القوم فأوسع له فليجلس فإنما هي كرامة من الله أكرمه بها أخوه المسلم، فإن لم يوسع له فلينظر أوسعها مكانا فليجلس فيه

Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi suatu kaum, lalu dilapangkanlah tempat baginya, maka duduklah dia. Sesungguhnya itu adalah kemuliaan dari Allah yang dilakukan oleh seorang muslim terhadap saudaranya. Jika tidak ada tempat yang lapang baginya, maka hendaklah ia lihat tempat yang agak lapang, lalu duduklah ia di situ. (Dari Abu Syaibah Al Khudri)

Penjelasan : 
Apabila kita bersama-sama di suatu tempat, seumpama dalam masjid atau majelis ta’lim untuk mendengarkan pengajian, pengunjungnya penuh sesak, maka apabila ada orang yang baru datang, jika di tempat kita itu ada yang masih lowong, maka berilah orang yang baru datang itu tempat duduk, yang demikian itu adalah satu perbuatan yang mulia di sisi Allah swt. dan apabila di tempat kita tidak ada yang lowong (sudah sempit) maka yang baru datang itu hendaklah mencari sendiri, di tempat mana yang agak lapang, maka di situlah dia duduk. Hal ini tidak mengganggu kepada ketenteraman umum.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 13, Penerbit Al Haromain)

Hadits 89.

إذا دخل الضيف على القوم دخل برزقه، وإذا خرج خرج بمغفرة ذنوبهم‏.‏ رواه الديلمى عن أنس

Apabila seorang tamu masuk pada suatu kaum, ia datang dengan membawa rizki, dan apabila keluar tamu itu keluarlah dia dengan ampunan dosa untuk mereka. (HR. Ad Dailami, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Agama Islam mengajarkan kepada manusia supaya memuliakan tamu, barangsiapa yang menerima tamu dengan baik, maka dia akan mendapat pahala. Dan janganlah takut menerima tamu, karena mereka itu membawa rezeki, artinya secara tidak langsung tamu itu tidak akan menyusahkan, walaupun perbelanjaan dapur bertambah, tapi dengan kekayaan Allah, kita akan mendapat rezeki yang bisa menutupi ketekoran itu. Dan semoga dosa kita mendapat ampunan dari Allah dengan keluarnya tamu itu dari rumah, dengan membawa ampunan dari dosa-dosa kita. Tamu itu ada batasnya yaitu sampai 3 hari dan lebih dari itu, maka dia tidak bernama tamu lagi.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 90. 

إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فأبتْ فبات وهو غضبان عليها لعنتها الملائكة حتى تصبح. رواه أحمدعن أبى هريرة

Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke tempat tidurmya, lalu isterinya enggan, dan bermalamlah (tidur) laki-laki itu dalam keadaan marah kepada isterinya, maka para Malaikat mengutuk perempuan itu hingga pagi hari. (HR. Ahmad, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Isteri yang tak mau memperkenankan kehendak suaminya, diwaktu dipanggil ke tempat tidur, sehingga menimbulkan marah sang suami kepada isterinya, maka isteri itu berdosa dan dia mendapat kutukan Malaikat Kalau wanita tidak dapat lagi melayani kehendak suaminya, mungkin karena fisik wanita itu lemah, sakit dan sebagainya, maka itulah salahsatu sebab orang itu boleh berpoligami.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 91. 

إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيمَةِ فَلْيَأْتِهَا. رواه البخارى وملم

Apabila kamu diundang oleh seseorang ke pesta perkawinan, maka datangilah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Kalau kita diundang ke pesta perkawinan (pesta yang diadakan karena mensyukuri pernikahannya), maka datangilah jika tidak ada halangan penting yang tak dapat ditinggalkan. Sebahagian ulama berpendapat bahwa mendatangi pesta perkawinan itu hukumnya wajib, dan setengah ulama mengatakan
hukumnya sunnat mu'akkad, yaitu sunat yang dipentingkan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 92.

إذا دخل أحدكم المسجد فليركع ركعتين قبل أن يجلس. رواه الجماعة

Apabila seseorang di antara kamu masuk ke dalam mesjid, hendaklah ia shalat dua raka'at sebelum duduk. (Hadits riwayat Jama' ah).

Penjelasan : 
Orang yang masuk mesjid, lalu dia shalat dua raka'at, maka shalatnya itu disebut shalat Tahiyatul masjid, artinya shalat menghormati mesjid, shalat itu dilakukan ketika baru masuk masjid (sebelum duduk). Jadi kalau masuk mesjid janganlah duduk dahulu, tapi shalat lah dua raka'at, sebelum duduk.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 93. 

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ. رواه الشيخان

Apabila masuk bulan Ramadhan, dibukakanlah pintu langit dan dikuncilah pintu neraka, dan dibelenggulah setan-setan. (HR. Asy Syaikhani / Bukhari - Muslim) 

Penjelasan : 
Perkataan Nabi yang tersebut itu adalah kata-kata kiasan, yaitu dengan datangnya bulan Ramadhan, orang-orang Islam wajib mengerjakan puasa. Puasa adalah menahan diri dari makan-minum dan segala yang membukakan dari nafsu kehendak setan. Orang berhati-hati menjaga dirinya dari tipu-daya setan, berarti orang itu telah terpelihara dari dosa, dan orang yang terpelihara dari dosa, tentulah ia menjadi orang yang takwa kepada Allah dan surgalah tempat kediamannya. Jika surga telah terbuka lebar, berarti pintu neraka akan dikunci dan setan-setan tidak akan dapat berkutik lagi dan inilah yang dinamakan setan-setan terbelenggu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 94.

إِذَا رَأى أحَدُكُمْ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا، فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاثًا، وَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلاَثًا، وَلْيَتَحَوَّل عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ. رواه مسلم عن جابر

Apabila seseorang kamu berminmpi yang tak disukainya (jelek), hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tiga kali dan berlindung kepada Allah dari godaan setan 3x dan berpalinglah ia dari sisi yang semula
ia tidur. (HR. Muslim, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Mimpi Rasul-rasul Allah adalah mimpi yang benar, dan mereka diajarkan Allah akan ta'wil mimpinya itu, tetapi mimpi orang kebanyakkan adalah permainan tidur saja, tak diberitahukan Allah kepadanya akan ta'wil mimpinya itu, tetapi sebahagian manusia ada yang meramalkan ta'wil mimpi, umpamanya jika dia bermimpi kehilangan, rumahnya terbakar tanda dia akan dirugikan, suaminya kawin lagi atau adakalanya kematian dan sebagainya. Apabila seseorang bermimpi yang serupa itu, dan dia menaruh sangka, bahwa ramalan mimpinya itu jelek, maka sewaktu bangun dari tidurnya, bacalah Ta'awwudz (A'udzubillahi minassyaithanirrajim) sebanyak 3x dan lalu lanjutkanlah tidurnya ke sisi yang lain, Insya Allah tidak menjadi apa.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 95.

ذَا رَأى أحَدُكُمْ رُؤيَا يُحِبُّهَا، فَإنَّمَا هِيَ مِنَ اللهِ تَعَالَى، فَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَيْهَا، وَلْيُحَدِّثْ بِهَا وفي رواية: فَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ، فإنَّمَا هِيَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا، وَلاَ يَذْكُرْهَا لأَحَدٍ؛ فَإنَّهَا لا تَضُرُّهُ. رواه البخارى عن أبى سعيد

Apabila seseorang kamu bermimpi yang disukainya (baik), maka sesungguhnya mimpi yang baik itu datangnya dari Allah, oleh karena itu pujilah Allah dan beritakanlah mimpi itu, dan apabila melihat selain demikian, daripada apa yang tak disukai, maka sesungguhnya mimpi itu datangnya dari setan, maka berlindunglah kepada Allah dan jangan disebut-sebut (menceritakan) mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan membahayakannya. (HR. Bukhari, Dan Abi Sa'id ra.)

Penjelasan : 
Jika bermimpi buruk sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas, maka berlindunglah ke pada Allah 3 x (membaca ta'awwudz) serta meludah ke sebelah kiri 3 x. Tetapi jika mimpi itu baik, maka sebaliknya yang harus dilakukan, yaitu bacalah pujil-pujian kepada Allah dan boleh mimpi itu diceritakan kepada orang, mudah-mudahan mimpi itu benar-benar membawa yang baik-baik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain)

Hadits 96.

إذا رأيتم عمودا أحمر من قبل المشرق في شهر رمضان ، فادخروا طعام سنتكم ، فإنها سنة جوع. رواه الطبرانى

Apabila kamu melihat tiang cahaya yang merah dari sebelah Timur pada bulan Ramadhan, maka simpanlah makanan pada tahun itu, maka sesungguhnya tahun itu adalah tahun paceklik (kelaparan ). (HR. Ath Thabrani) 

Penjelasan : 
Jika kita melihat pada bulan Ramadhan di sebelah Timur di ufuk langit ada garis merah yang melintang seperti tiang, (garis lurus yang merah) itu tandanya pada tahun itu musim paceklik, maka berhematlah dan simpanlah makanan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 14, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 97.

إذا رَأَى أَحَدُكُمْ جُنازة إن لم يكُن مَاشياً مَعَهَا فَلْيَقُمْ حَتَّى يُخلقها أو  تخلفه، أو توضع من قبل أن تخلفه. رواه البخاري ومسلم

Apabila seseorang di antara kamu melihat jenazah, kemudian ia tidak ikut menghantarkannya, hendaknya ia berdiri lalu meningalkan jenazah tersebut, atau menunggu sampai jenazah tersebut lewat darinya, atau menunggu sampai jenazah tersebut diletakkan sebelum engkau meninggalkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Apabila kita melihat orang mengusung jenazah atau mobil jenazah yang membawa jenazah di dalamnya, hendaklah kita berdiri sebagai penghormatan kepadanya sampai ia melewati kita, atau kita berdiri kemudian meninggalkannya, atau sebelum meninggalkannya kita terlebih dahulu menunggu sampai ia diletakkan di dalam kuburan. Tata cara penghormatan terhadap jenazah seperti ini adalah bagi yang tidak ikut menghantarkannya sampai ke kuburan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 98.

إذا رَأَى أَحَدُكُم امرأة خشناء فأعجبتة فليأت أهله، فإنّ البضع واحد، وَمَعَها مثل الذي معها. رواه الخطيب عن عمر

Apabila seseorang di antara kamu melihat wanita yang cantik lalu ia tertarik kepadanya, maka datangilah ahlimu, sesungguhnya sesuatu yang ada pada wanita itu, ada pula pada keluargamu. (HR. Al Khathib, dari Umar ra.)

Penjelasan : 
Seseorang laki-laki apabila tergoda oleh seorang wanita, maka laki-laki itu hendaklah cepat-cepat pulang ke rumahnya, maka apa yang dia inginkan pada wanita lain itu, ada pula pada isterinya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 99. 

إذا رأى أحدُكُمْ بأخيه بلاء فليخمد الله ولا يشمعة ذلك. رواه ابن النجار عن جابر

Apabila seseorang kamu melihat saudaranya mendapat cobaan, maka pujilah Allah dan janganlah sampai ia mendengar pujianmu itu. (HR. Ibnu Najjar, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Tiap-tiap manusia akan mendapat cobaan dari Allah dengan bermacam-macam cobaan, jika orang lain yang mendapat cobaan itu, maka hendaklah kita bertambah mendekatkan diri kepada Allah dengan memujinya dan janganlah kita perdengarkannya, tetapi koreksilah diri, mungkin Allah swt menghukum seseorang karena ia banyak dosanya. Jika ia mendengar pujian itu, nanti ia salah terima, disangkanya kita senang ia dapat cobaan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 100. 

إِذَا رَأَيْكُمُ الرَّجُلَ يعتاد المساجد، فاشهدوا له بالإيمان. رواه البيهقى عن أبى سعيد

Apabila kamu melihat seseorang yang menjadi pengunjung tetap di Mesjid, maka saksikanlah olehmu ia adalah orang yang beriman.
(HR. Al Baihaqi, Dari Abi Sa'id ra.)

Penjelasan : 
Orang-orang yang rajin ke mesjid untuk melakukan sholat fardhu dan bertekun di dalamnya untuk selalu berdzikir dan senang datang kemasjid untuk memakmurkan masjid, tandanya orang itu orang yang beriman kepada Allah, karena dia telah menyisihkan waktunya untuk berbakti kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 1-50)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 1-50). 

Hadits 1.

آتي باب الجنة يوم القيامة فأستفتح فيقول الخازن: من أنت؟ فأقول: محمد فيقول: بك أمرت أن لا أفتح لأحد قبلك. رواه أحمد عن أنس

Aku (Nabi) datang pada pintu surga di hari kiamat, lalu aku minta di bukakan pintu itu, maka berkata penjaganya : Siapakah engkau ini ? Maka aku berkata : Muhammad. Maka berkata orang yang menjaga pintu : Aku diperintah bahwa jangan membuka pintu surga bagi seorangpun sebelum engkau. (HR. Ahmad, Dari Anas ra.) 

Penjelasan : 
Pintu surga tidak akan dibukakan bagi seorangpun sebelum Nabi Muhammad SAW., dan di waktu Nabi Muhammad telah datang ke pintu surga, barulah pintu itu dibukakan oleh yang menjaganya (Malaikat Ridhwan). 

Demikianlah perintah Allah SWT. Kepada penjaga surga dan Nabi Muhammad SAW. lah yang mula-mula memasukinya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)
Hadits 2.

ائت المعروف ,واجتنب المنكر . وانظر مايعجب أذنك أن يقول لك القوم إذاقمت من عندهم فأته وانظر الذي تكره ان يقول لك القوم إذاقمت من عندهم فأجتنبه. رواه الجماعة

Kerjakanlah perkara yang baik dan jauhilah perkara yang jahat. Pikirkanlah dahulu apa-apa yang disukai oleh telingamu bilamana engkau mau menyampaikannya pada suatu kaum, kemudian lakukanlah hal itu. Dan pikirkanlah terlebih dahulu apa-apa yang tidak disukai oleh telingamu bilamana engkau hendak menyampaikannya pada mereka, kemudian jauhilah hal tersebut. (HR. Ashhabus Sunan).

Penjelasan :
Bilamana kita hendak menyampaikan amar ma’ruf atau nahi munkar kepada suatu kaum, lakukanlah dengan gaya bahasa yang enak di dengar, dalam hal ini diri kitalah yang menjadi indi kasinya. Apabila kata-kata tersebut menurut kita enak di dengar maka pakailah dan apabila ia dirasakan kurang enak atau kasar, maka jauhilah. Keberhasilan dalam mencapai tujuan beramar ma’ruf dan nahi munkar itu terletak pada cara penyampaian dari orang yang bersangkutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 3.

آفة العلم النسيان ، وإضاعته أن تحدث به غير أهله. رواه ابن أبى شيبة

Lupa adalah merupakan bencana ilmu, dan menyia-nyiakannya adalah membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya. (HR. Ibnu Abu Syaibah)

Penjelasan :
Ibarat mencari ilmu pengetahuan itu bagaikan berburu, sesudah seseorang berhasil dengan susah payah menangkapnya, maka untuk keberlangsungannya ia harus memeliharanya. Dan bencana ilmu pengetahuan itu tiada lain adalah lupa, oleh sebab lupa, lenyaplah ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Untuk itu demi keberlangsungannya seseorang harus memeliharanya dengan jalan mengingat-ingatnya kembali, mencatatnya dan kemudian mengamalkannya.

Akan tetapi ilmu pengetahuan itu akan tersia-sia jika seseorang menyampaikannya kepada orang lain yang kondisinya belum siap atau memang bukan ahlinya atau ia tidak menyenanginya. Agar supaya ilmu pengetahuan tidak tersia-sia hendaknya seseorang melihat-lihat dahulu kepada siapa ia akan diberikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 4.

آفة الدين ثلاثة : فقيه فاجر، وإمام جائر ومجتهد جاهل. رواه الديلمى عن اب عباس

Lenyapnya agama karena tiga macam: 1. Orang Alim yang durhaka, 2. Imam (Pemimpin) yang aniaya, 3. Mujtahid yang bodoh. (HR. Ad Dailami, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Agama Islam akan lenyap di muka bumi ini, karena perbuatan orang yang tiga macam itu. Orang alim, disebut juga kiyai dan kiyai itu adalah ikutan ummat. Apabila dilihat orang, seorang kiyai yang telah berani melanggar ajaran Islam seperti: bermain judi, menipu, meminum minuman keras dan sebagainya, maka tentulah orang-orang awam akan mencontoh dan menirunya. Apabila hukum Islam sudah dilanggar, tentulah Islam akan lenyap. 

Demikian pula pemimpin yang aniaya yang suka memeras dan menganiaya rakyat, ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Apabila pemimpin tidak mengacuhkan ajaran Islam, tentulah pengikutnya akan demikian pula.
 
Begitu pula Mujtahid (orang yang rajin dalam mengerjakan sesuatu), tapi ilmu pengetahuannya tak ada, dia itu orang bodoh dan apabila dia mengerjakan sesuatu pekerjaan yang baik dan karena bodoh-nya maka pekerjaan yang dikerjakannya itu tentulah tidak sempurna dan apabila ajaran Islam dikerjakan dengan main kira-kira saja, maka bukanlah pahala yang diperoleh, tapi dosalah.yang diperdapat.
 
Tiga macam hal yang tersebut itu dapat menghacurkan agama Islam, karena itu kita harus waspada, supaya yang tiga macam itu jangan ada.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 5.

آية المنافق ثلاث، إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان. رواه الشيخان عن أبى هريرة

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam : Apabila dia berbicara, dia berdusta, dan apabila dia berjanji, dia ingkar pada janjinya itu, dan apabila dia dipercayai dia khiyanat. (HR. Bukhari dan Muslim, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Orang munafik, orang yang bermuka dua, jika dia pergi kepada kaum Muslimin, dia mengatakan dirinya orang Islam dan apabila dia bertemu dengan golongan lainnya, dia beserta golongan itu.

Di dalam diri orang-orang munafik itu terdapat sifat-sifat yang tak baik dan tanda-tandanya bahwa seseorang itu munafik, maka sifat-sifat yang tersebut di atas selalu ada padanya. Dari itu janganlah percaya kepada mereka itu. Kelak kemudian hari orang munafik itu akan ditempatkan oleh Allah SWT. dalam neraka yang paling bawah sekali.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 6.

آية العز :  وَقُلِ الْحَمْدُ لله الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا. رواه الإمام أحمد

Tanda Keperkasaan Allah itu termaktub dalam ayat : 
Katakanlah, segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak ada bagiNya sekutu dalam kerajaanNya dan tidak mempunyai penolong )untuk menjaga Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Allah dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (HR. Imam Ahmad)

Penjelasan : 
Allah Maha Perkasa tidak membutuhkan siapapun akan tetapi justru selain Allah lah yang butuh kepada-Nya. Lihat surah Al Isra ayat 111.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 7.

ابتَغوا الرِّفعَةَ عندَ الله تَحلُمُ عمَّن جَهِلَ عليكَ وتُعطي مَن حرمَكَ. رواه عدي عن ابن عمر. رواه عدى عن ابن عمر

Carilah olehmu ketinggian di sisi Allah, engkau santuni orang-orang yang bodoh atas engkau dan engkau beri orang-orang yang mencegah engkau. (HR. 'Adi, Dari Ibnu 'Umar ra.)

Penjelasan : 
Kebanyakan orang mengejar ketinggian di sisi manusia, dengan jalan mengejar pangkat dan apabila dia sudah berpangkat, maka senanglah hatinya, karena telah mendapat derajat yang tinggi, sehingga kehidupannya berubah dari masa yang sudah-sudah. Dia merasa dirinya telah mulia dengan pangkatnya yang tinggi itu, padahal derajat yang tinggi di sisi manusia itu belum tentu akan menjamin kebahagiaan hidupnya.
Berapa banyaknya orang yang berpangkat tinggi, akhirnya hidup menderita karena hubungannya dengan Allah tidak ada. Tapi apa bila mencari ketinggian di sisi Allah, itulah hidup yang berarti. Untukmencari ketinggian di sisi Allah maka laksanakan ajaran-ajaran Islam, di antaranya menyayangi orang-orang bodoh, mereka harus diberi peringatan dan pelajaran-pelajaran dan sekali-kali janganlah dia ditipu dan dianiaya karena kebodohannya itu. Demikian pula hendaklah suka memberi pertolongan-pertolongan kepada siapa saja, terutama kepada orang-orang yang merintangi atau memusuhi kita. dan apabila kita berlaku baik kepadanya, lambat-laun diapun akan malu sendiri dan tidak akan berbuat jahat lagi kepada kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 8.

ابغض العباد الى الله من كان ثوباه خيرا من عمله، ان يكون ثيابه ثياب الانبياء وعمله عمل الجبارين. رواه الديلمى عن عائشة

Hamba yang paling dibenci Allah SWT. ialah orang yang pakaiannya lebih baik dari amalnya, yaitu pakaiannya pakaian Nabi-nabi tetapi amalnya adalah amal orang-orang yang durhaka. (HR. Ad Dailamy, Dari Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Allah swt. sangat benci kepada orang yang berlagak alim, berpakaian seperti pakaian Nabi-nabi (sederhana) kelihatan seperti orang yang zuhud, takwa dan sebagainya, padahal dibalik itu ia suka berbuat apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang durhaka. 

Jadi kesimpulannya, orang itu orang munafik, lain di mulut, lain di hati. Lagaknya seperti orang-orang yang shaleh, tapi hatinya busuk suka memfitnah kawannya. Itulah perbuatan yang sangat jahat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 9. 

أبلغوا حاجة من لا يستطيع إبلاغ حاجته فمن أبلغ سلطانا حاجة من لا يستطيع إبلاغها ثبت الله قدميه على الصراط يوم القيامة. رواه الطبرانى عن أبى الدرداء

Sampaikanlah hajat (maksud) orang yang tak kuasa menyampaikan hajatnya, maka barangsiapa yang menyampaikan kepada penguasa keinginan orang yang tak mampu menyampaikannya, maka Allah menetapkan dua telapak kakinya dikala meniti jembatan shirathal Mustaqim pada hari kiamat nanti. (HR. Ath Thabrani, dari Abid Darda' ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang membutuhkan pertolongan hanya saja ia tidak kuasa mengungkapkan kebutuhannya itu, kemudian kita tolong orang itu, sehingga dapat hidup layak, maka kita yang menolong orang itu akan mendapat pertolongan dari Allah kelak di hari kiamat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits. 10.

ابن آدم: أطع ربك تسمى عاقلا، و لا تعصه فتسمى جاهلا. رواه أبو نعيم عن أبى هريرة

Hai anak Adam! Ikutilah perintah Tuhanmu, niscaya engkau dinamakan orang yang berakal dan janganlah engkau mendurhakai-Nya bilamana begitu niscaya engkau dinamakan orang, yang bodoh. (HR. Abu Na'im, Dari Abu Hurairah)

Penjelasan : 
Orang yang mau menurut perintah Allah, dirinya akan selamat berbahagia dan itulah orang yang berakal. Dengan akalnya dia berfikir bahwa Allah SWT. yang patut disembah dan ditaati, karena itulah Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dengan segala isinya. Adapun orang yang mendurhakai Allah, hidupnya akan mendapat la'nat dan kesengsaraan. Akalnya tidak dipergunakannya untuk berpikir sehingga menyembah dan berbakti kepada selain Allah dan menjadilah dia manusia yang sesat, dan itulah yang dinamakan manusia yang bodoh.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 11.

أبغض الحلال إلى الله الطلاق. رواه أبو داود فى سننه

Perkara halal yang paling tidak disukai Allah adalah talak. (HR. Abu Daud dalam sunahnya)

Penjelasan : 
Walaupun talak itu suatu perbuatan yang boleh dikerjakan, tapi berhati-hatilah menjatuhkan talak, karena Allah SWT. Tidak menyukai perbuatan ini.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 12. 

أتانى جبريل فقال: يا محمد، عش ما شئت  فإنك ميت، وأحبب من شئت فإنك مفارقه، واعمل ما شئت فإنك مجزي به، واعلم أن شرف المؤمن قيامه بالليل وعزه استغناؤه عن الناس. رواه البيهقى عن جابر

Telah datang kepadaku (Nabi) malaikat Jibril dan dia berkata: Hai Muhammad! Hiduplah sesuka hatimu, engkau pasti akan mati, dan cintailah apa yang engkau cintai sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengan kecintaanmu itu, dan beramallah apa yang engkau kehendaki karena sesungguhnya engkau itu akan mendapat balasan dan ketahuilah bahwa semulia-mulia orang mu'min ialah orang yang bangun malam hari (shalat tahajud) dan manusia yang terhormat ialah orang yang tidak meminta-minta kepada orang lain. (HR. Al Baihaqi, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Perbanyaklah melakukan kebaikan dan ketakwaan karena semua perbuatan itu ada balasannya. Mengadulah kepada Allah di tengah malam dengan melakukan sholat lail (tahajud atau hajat) dan jangan sekali-kali meminta-minta kepada yang lain.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 13. 

أتاني آت من ربي فأخبرني: أنه من مات من أمتي لا يشرك بالله شيئا دخل الجنة، قال: فقلت وإن زنى و إن سرق، قال وإن زنى وإن سرق. رواه مسلم و الترمذى و النسائى

Telah datang kepadaku seorang utusan Allah (malaikat Jibril) lalu ia berceritera kepadaku, bahwa barang siapa yang mati diantara ummatku lalu ia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka orang itu akan masuk surga. Nabi melanjutkan ceriteranya : Lalu aku bertanya : Bagaimana jika ummatku itu berzina dan mencuri? Berkata dia: Walaupun dia berzina dan mencuri. (HR. Muslim, At Tirmidzi dan An Nasai)

Penjelasan : 
Dosa yang paling besar adalah dosa mempersekutukan Allah. Barangsiapa yang tidak berhenti-hentinya mempersekutukan Allah baik dengan perkataan, kepercayaan, perbuatan dan sebagainya, maka orang itu akan masuk neraka untuk selama-lamanya dan tidak akan masuk ke dalam surga. Barangsiapa yang bersih dirinya dari pada dosa besar (syirik) tapi mempunyai dosa-dosa lain seperti berzina, mencuri, maka dosa-dosa itu akan diampuni Allah, jika benar-benar orang itu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dan orang itu akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 14.

 أتانى آت من عند ربى عز وجل فقال: من صلى عليك من أمتك صلاة كتب الله له بها عشر حسنات، ومحا عنه عشر سيئات، ورفع له عشر درجات، ورد عليه مثلها. رواه أحمد عن أبى طلحة

Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku Azza Wajalla maka dia berkata : Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atas engkau diantara ummatmu maka, Allah SWT. menuliskan baginya sepuluh ganjaran (kebaikan) dan menghapuskan daripadanya sepuluh kejahatan, lalu mengangkatkan Allah baginya sepuluh derajat dan memberikan Allah atasnya (membalasi Allah) yang seumpamanya. (HR. Ahmad, Dari Abi Thalhah ra.)

Penjelasan : 
Ummat Islam disuruh memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan barangsiapa yang banyak membaca shalawat Nabi, maka pahalanya amat besar sekali, salah satunya di tiap-tiap membaca shalawat itu akan mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh kejahatan, dan ditinggikan derajatnya sepuluh derajat dan diberikan kepadanya hal yang semisalnya. Demikianlah pahala Allah kepada orang yang suka membaca shalawat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 15. 

أتحب أن يلين قلبك، وتدرك حاجتك: ارحم اليتيم، وامسح رأسه وأطعمه من طعامك: يلن قلبك، وتدرك حاجتك. رواه الطبراني عن أبى الدرداء

Apakah engkau menyukai supaya lunak hatimu dan engkau memperoleh keinginanmu, kalau begitu, kasihilah anak-anak yatim dan usaplah kepalanya dan beri makanlah dia daripada makananmu, nanti hatimu akan lunak dan akan engkau capai kehendakmu (HR. Ath Thabrani, Dari Abid Darda' ra.).

Penjelasan : 
Orang yang suka berbuat baik kepada anak-anak yatim, dikasihinya, diusapnya kepalanya dengan maksud disantuni dan dihibai seperti anak sendiri dan diberi makan, minum, pakaian dan sebagainya, nanti hati orang itu menjadi lunak, tidak bersengketa dengan orang lain, mau menerima nasehat-nasehat dan sebagainya, dan apa-apa yang dicita-citakannya, insya' Allah akan dapat tercapai. Demikianlah janji Allah terhadap orang yang mengasihi anak yatim.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 16. 

اتَّقِ الله حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ. رواه الطبرانى عن أب ذر

Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah kejahatan dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan budi (akhlaq) yang baik. (HR. Ath Thabrani, Dari Abid Darda' ra.)

Penjelasan : 
Bertakwa kepada Allah hendaklah dilakukan dalam semua waktu dan tempat, baik waktu di pasar, ketika di kendaraan, di kapal udara, waktu sendiri, beramai-ramai dan sebagainya, sehingga setiap saat hendaklah (hatinya) membaca nama Allah dan mengingatNya, maka dengan demikian diri akan terpelihara dari perbuatan yang buruk.

Andaikata diri tersalah memperbuat suatu kesalahan, umpamanya berdusta, berniat buruk dan sebagainya, maka cepat-cepatlah dihapuskan oleh kebaikan yang diperbuat sesudahnya.

Dan pergaulilah manusia dengan budi-pekerti yang baik, karena akhlak yang baik itu akan meninggikan derajat diri sendiri. Demikian muluknya ajaran Islam.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 17. 

اتَّقِ اللهَ : ولا تحقِرنَّ من المعروفِ شيئًا ، ولو أن تفرغَ من دَلوِك في إناءِ المْسُتسقِي ، وأن تلقَى أخاك ووجهُك إليه مُنبَسِطٌ ، وإياك وإسبالَ الإزارِ ، فإنَّ إسبالَ الإزارِ من الْمَخِيلةِ ، ولا يحبُّها اللهُ ، وإنِ امرؤٌ شتَمك وعيَّرك بأمرٍ ليس هو فيك ، فلا تُعيِّرْه بأمرٍ هو فيه ، ودَعْه يكونُ وبالُه عليه ، وأجرُه لك ، ولا تَسُبَّنَّ أحدًا. رواه الطيالسي عن جابر بن سليم

Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah engkau meremehkan perkara kebajikan dalam bentuk apapun, sekalipun engkau harus menuangkan timbamu kepada bejana orang yang meminta minum kepadamu, atau kamu harus menyambut saudaramu dengan wajah yang selalu berseri. Dan tinggalkanlah perbuatan isbalul izaar (berpakaian yang terlalu panjang sehingga menempel ke tanah) karena perbuatan itu merupakan penampilan yang sombong dan yang tak disukai Allah. Dan apabila ada seseorang mencacimu dan menyipatimu dengan hal-hal yang belum pernah engkau lakukan (keburukan), maka jangan lah kamu balas menyipatinya dengan hal-hal yang benar-benar pernah ia lakukan. Akan tetapi biarkanlah ia, karena ia sendirilah yang akan menanggung dosanya, sedangkan pahalanya hanya engkau yang mengambilnya. Dan camkanlah jangan engkau sekali-kali mencaci seseorang. (HR. Imam Ath Thayalis, Dari Jabir Ibnu Sulaim).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 18.

اتقوا الله واعدلوا بين أولادكم. رواه النعمان

Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak anakmu. (HR. An Nu' man)

Penjelasan : 
Orang yang takut kepada Allah SWT. adalah orang yang berlaku adil terhadap anak-anaknya. Jika seseorang mempunyai anak banyak, maka peliharalah dan didiklah semua anak-anak itu dengan baik dan berlaku adillah terhadap mereka, jangan dibeda-bedakan. Harta pusaka dibagi menurut ketentuan agama.
Barangsiapa yang menyimpang dari tuntunan Rasul, maka dia menjadi orang yang berdosa.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Majelis Nuurus Sa’aadah. 

Hadits 19.

اتقوا فراسة المؤمن،  فإنه ينظر بنور الله. رواه الترمذى

Takutilah olehmu firasat orang mu'min (kepandaian orang mu'min dalam mengetahui sesuatu karena mendapat ilham dari Allah) maka sesungguhnya orang mu'min itu memandang dengan cahaya Allah. (HR. At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Orang-orang mu'min itu mendapat ilham dari Allah dan pandangan orang mu'min itu adalah pandangan yang baik karena dia mendapat cahaya (petunjuk) dari Allah, bukan karena tahayul, khurafat dan sebagainya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 20. 

اتق دعوة المظلوم ، فإنها ليس بينها وبين الله حجاب. رواه الترمذى

Takutilah olehmu akan do'a orang yang teraniaya, karena sesungguhnya do'a orang teraniaya itu tidak ada antaranya dan antara Allah sesuatu penghalangpun (do'anya dikabulkan). (HR. At Tirmidzi) 

Penjelasan : 
Menganiaya orang, adalah dosa besar, dari itu jauhilah perbuatan menganiaya. Orang yang teraniaya sangat dekat dengan Allah dan do'anya dikabulkan Tuhan walaupun dia ahli maksiat, Barangsiapa yang menganiaya seseorang, lalu orang yang teraniaya itu berdo'a kepada Allah agar yang menganiayanya mendapat balasan dari Allah, maka orang yang menganiaya itu tentulah akan mendapat malapetaka dan kesengsaraan sebagai balasan atas perbuatannya itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 21. 

اتّق المحارم تكُن أعبدَ النّاس، وارضَ بما قسَم الله لك تكُن أغنى النّاس، وأَحسن إلى جارك تكُن مؤمنًا، وأحِبّ للنّاس ما تحبّ لنفسك تكن مُسلمًا، ولا تُكثر الضّحك فإنّ كثرةَ الضّحك تُمِيتُ القلب. رواه الإمام أحمد عن أبى هريرة

Takutilah apa-apa yang terlarang, niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadat, dan terimalah dengan rela apa-apa yang telah ditentukan Allah bagimu adalah engkau sekaya-kaya manusia, dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, adalah engkau orang Mu'min, dan kasihilah manusia apa yang engkau kasihi buat dirimu, adalah engkau seorang Muslim, dan janganlah memperbanyak ketawa, sesungguhnya banyak tertawa mematikan hati. (HR. Imam Ahmad, Dari Abi Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Hendaklah manusia menjauhi barang-barang yang terlarang dan menerima apa-apa yang telah didatangkan Allah dengan sabar dan orang yang sabar itu sekaya-kaya manusia, karena sesuatu itu tidak disusahkannya, dan orang yang suka berbuat baik kepada tetangganya, itulah perbuatan orang-orang yang beriman, dan kasih-mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri itulah perbuatannya orang-orang Islam, Janganlah banyak tertawa, itu perbuatan yang tak baik dan dapat mematikan hati (jiwa). 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 22.

اتَّقوا اللهَ، وصلُّوا خمْسَكُم، وصُوموا شَهركم، وأدُّوا زكاةَ أموالِكم، طيبة بها أنفسكم، وأطيعوا ذا أمركم، تدْخلوا جنَّةَ ربِّكم. رواه الحاكم عن أبى أمامة

Bertakwalah kamu kepada Allah, kerjakanlah shalat yang lima waktu dan berpuasalah pada bulannya (Ramadhan) dan keluarkanlah zakat harta bendamu, untuk kebaikan bagi dirimu dan ikutlah perintah pemimpinmu (yang membawa kepada kebaikan) niscaya Allah SWT. akan memasukkan kamu ke dalam surga. (HR. Al Hakim, Dari Abi Umamah ra.)

Penjelasan : 
Perbuatan-perbuatan yang wajib janganlah kamu tinggalkan, apabila kamu kerjakan, seperti : shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan serta berzakat dan kamu ikuti perintah pemimpinmu yang membawa kepada kebaikan, tentulah Allah akan memasuk kan kamu ke dalam surga. Begitulah maksud hadits Nabi ini memerintahkan kepada ummatnya agar menjadi manusia yang bertakwakepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 23. 

اتقوا دعوة المظلوم فإنها تحمل على الغمام يقول الله: وعزتي وجلالي لأنصرنك ولو بعد حين. رواه الطبراني عن خزيمة بن ثابت

Tukutilah olehmu akan do'a orang yang teraniaya, maka sesungguhnva do'a itu dibawa oleh awan, lalu berkata Allah SWT. : Demi kemuliaan dan kebesaranKu, sesungguhnya Aku menolong engkau, walaupun selang beberapa waktu, "
(HR. Ath Thabrani, Dari Khuzaimah bin Tsabit ra.)

Penjelasan : 
Janganlah kita berani menganiaya orang, karena perbuatan aniaya itu akan segera mendapat balasan di dunia iní, sebab do'a orang yang teraniaya itu dikabulkan Allah. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 24. 

اتَّقُوا الظُّلْمَ ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، وَحَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ. رواه مسلم

Takutlah kamu sekalian akan perbuatan aniaya, karena sesungguhnya perbuatan aniaya itu kelak di hari kiamat akan berupa kegelapan yang memekat. Dan buanglah sifat kikir (pelit/bakhil/tamak/rakus/loba terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain) dari diri kamu sekalian, karena sifat tersebut telah membinasakan orang-orang yang sebelum kamu, dan membuat darah mereka dialirkan (terbunuh), dan kehormatan mereka dihalalkan (diinjak-injak). (HR. Muslim)

Penjelasan : 
Rasulullah SAW. memperingatkan umatnya agar jangan melakukan perbuatan aniaya baik terhadap diri mereka ataupun terhadap orang lain, karena perbuatan tersebut kelak di hari kiamat akan berubah ujud menjadi azab yang menyiksa pelakunya. Kemudian beliau SAW. menjelaskan bahwa di antara perbuatan aniaya itu adalah sifat syuhh (pelit/bakhil/tamak/rakus/loba terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain), karena sifat ini dapat membahayakan jiwa dan kehormatan pelakunya. Dapat disimpulkan dari pengertian hadits ini, bahwa pembalasan perbuatan aniaya itu bukan saja di akhirat kelak bahkan di dunia pun orang yang berlaku aniaya itu akan langsung merasakan azab-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 25.

التحدث بنعمة الله شكر، وتركها كفر، ومن لا يشكر القليل لا يشكر الكثير، ومن لا يشكر الناس لا يشكر الله، والجماعة بركة، والفرقة عذاب. رواه البيهقى

Membicarakan nikmat Allah, itu berarti mensyukurinya, dan meninggalkannya berarti mengingkari nikmat-Nya. Dan orang yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, berarti tidak mensyukuri nikmat yang banyak dan orang yang tidak bersyukur kepada manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah, dan berjama'ah itu rahmat dan bercerai-berai itu 'azab. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita mendapat anugerah Allah, maka bersyukurlah kepada-Nya dengan ucapan, dan perbuatan seperti memberi sedekah kepada anak-anak yatim, orang miskin dan sebagainya. Barangsiapa yang tidak mau mensyukuri anugerah yang diberikan Allah kepadanya walaupun sedikit berarti orang itu kufur (durhaka). Berjamaah, artinya berkumpul, kita jangan mengasingkan diri dari masyarakat, karena berjama'ah itu rahmat (mendatangkan kebaikan) dan bercerai-berai yaitu hidup yang tidak mau bermasyarakat, itu adalah 'azab, sebab apabila orang itu menginginkan pertolongan, dia tidak memperoleh pertolongan, karena orang tak mengenalnya. Banyaknya kenalan, lapanglah rizkinya dan ketika dia memerlukan pertolongan, orangpun mengulurkan tangannya untuk membantunya, karena budinya dan jasanya yang banyak dalam masyarakat itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 26. 

التَّأنِّي من الله والعجلة من الشَّيطان. رواه البيهقى

Perlahan-lahan (berhati-hati, tidak terburu-buru) datangnya dari Allah, dan terburu-buru datangnya dari setan. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita mengerjakan sesuatu pekerjaan, hendaklah berhati-hati, tidak terburu-buru atau perlahan-lahan supaya pekerjaan itu tidak terkecewa, pikirkanlah benar-benar karena berpikir itu pelita-hati. Teiitilah mengerjakannya supaya jangan menyesal, dan sebaliknya apabila mengerjakan pekerjaan itu main cepat-cepat saja supaya cepat pula selesainya, mungkin nantinya pekerjaan itu banyak salahnya atau tidak sempurna, yang mengakibatkan adanya penyesalan-penyesalan sesudahnya. Orang yang suka terburu-buru itu adalah pekerjaan setan, seperti menjalankan kendaraannya dengan kecepatan yang luar-biasa yang disebut orang ngebut, tentu dia mudah mendapat kecelakaan sebagaimana
yang sering kita dengar dan orang yang seperti itu, jika dia mati dalam kecelakaan karena bertabrakan dan sebagainya, matinya mati konyol.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 27. 

اثنان لا ينظر الله إليهما يوم القيلمة قاطع الرحم وجار السوء. رواه الديلمى

Dua macam yang tidak akan dipandang (ditolong) Allah pada hari kiamat, ialah orang yang memutuskan silaturahmi dan tetangga yang jahat. (HR. Ad Dailami).

Penjelasan : 
Seseorang yang suka bermusuh-musuhan, berdengki-dengkian, memfitnah dan sebagainya maka pekerjaan itu disebut memutuskan silaturahmi (memutuskan persaudaraan) dan begitu pula apabila dia bertetangga dengan orang kiri-kanan, tapi dia tidak baik dengan tetangga-tetangganya itu, maka di kemudian hari orang seperti itu tidak akan dilihat (ditolong Allah). Oleh karena itu jauhilah perbuatan yang memecah-belah persaudaraan dan perbanyaklah teman dan handai tolan dengan memperlihatkan budi baik kepadanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)


Hadits 28.

اثنتان يكرههما ابن آدم: يكره الموت والموت خير للمؤمن من الفتنة ويكره قلة المال وقلة المال أقل للحساب. رواه أحمد عن محمود بن لبيب

Dua hal yang dibenci oleh manusia : yaitu membenci mati, padahal mati lebih baik baginya daripada hidup penuh fitnah, dan membenci sedikit harta padahal sedikit harta lebih ringan hisabnya. (HR. Ahmad, Dari Mahmud bin Labid ra.)

Penjelasan : 
Sebagian besar manusia tidak suka kepada mati, padahal mati itu lebih baik dari hidup yang durhaka dan manusia semuanya senang kepada kaya, padahal lebih baik miskin daripada kaya, karena semakin kaya seseorang, semakin banyak pula perhitungan amalnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 29. 

اثنان يعجلهما الله في الدنيا: البغي وعقوق الوالدين. رواه الطبرانى عن أبى بكرة

Dua macam dosa yang disegerakan Allah balasannya di dunia : pertama dosa zina dan kedua dosa melawan orang tua. (HR. Ath Thabrani, Dari Ibnu Abi Bakrah ra.)

Penjelasan : 
Wanita-wanita hamil yang tak mempunyai suami, maka diketahui oranglah dosanya, bahwa perempuan itu telah berbuat jahat dengan laki-laki di luar nikah. Mereka dan keluarganya tentu akan malu kepada orang lain. Maka dengan hamilnya itu salahsatu hukuman dari Allah kepadanya di dunia ini, belum lagi hukuman akhirat. Begitu pula mereka menanggung malu atas perbuatannya yang keji itu, itupun termasuk siksaan juga. 

Begitu pula melawan kepada orang-tua, apabila orang-tuanya tidak mema'afkan dosa anaknya itu, maka di dunia juga anak itu akan mendapat balasannya dari Allah, seumpama anak itu hidupnya merana dan jika dia mati, dia tidak dapat mengucapkan kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallaah).
Hal ini telah pernah kejadian di zaman Nabi Muhammad saw. seorang laki-laki yang durhaka kepada ibunya, di waktu dia akan mati kaku lidahnya membaca kalimat tauhid dan setelah dima'afkan oleh ibunya barulah dia dapat membaca kalimat yang suci itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 30. 

اجتنبوا الكبر، فإن العبد لا يزال يتكبر حتى يقول الله تعالى لملائكته: (اكتبوا عبدي هذا في الجبارين) . رواه ابن عدي عن أبى أمامة

Jauhilah sifat sombong, karena sesungguhnya hamba yang selalu sombong, membuat Allah berkata kepada malaikat Nya: Tuliskan hambaKu ini dalam golongan yang sombong. (HR. Ibnu 'Ady, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Sombong, ialah membesarkan diri dan ini adalah sifat Allah swt dan Allah yang Maha Besar Tuhan yang menjadikan langit, bumi dengan segala isinya. Manusia tidak pantas bersombong diri sesame manusia. Orang yang sombong, akan tercatat namanya masuk golongan orang yang sombong. Dan orang sombong itu dilaknat oleh Tuhan dan tempat kembalinya adalah Neraka jika mati tidak bertaubat dari pebuatan sombongnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 31.

اجعَلُوا آخر صلاتكم بالليل وترًا. رواه البخارى

Jadikanlah akhir shalatmu pada malam hari dengan shalat witir. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Umat Islam hendaklah memperbanyak shalat sunnat, lebih-lebih lagi di malam hari, maka kerjakanlah shalat sunat tahajud dan penutupannya shalat witir sebanyak tiga raka'at dan paling sedikit satu raka'at. Nabi Muhammad saw. biasa mengerjakan sembahyang witir tiga raka'at dan sebelumnya, shalat tahajud delapan raka'at. Orang yang banyak mengerjakan shalat sunnat, maka nantinya di hari kiamat akan menjadi bahagia (kaya) karena banyak amal kebaikannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 32.

اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا. رواه البخارى

Lakukanlah sebagian shalat (sunnah) kamu sekalian di dalam rumahmu, janganlah kamu sekalian menjadikan rumah-rumah kamu seperti kuburan.
(HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Rumah yang tidak pernah dilakukan shalat sunnah di dalamnya akan terasa sepi bagaikan kuburan menurut pandangan orang yang beriman. Untuk itu apabila seseorang menginginkan agar rumahnya tampak ramai dan tidak angker seperti kuburan, hendaknya ia rajin-rajin melakukan shalat sunnah di rumahnya. Sebab shalat sunnah itu dapat meramaikannya, membuat penghuninya tenang dan aman tidak ada rasa takut sedikit pun di dalamnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 33. 

اجتنبوا السبع الموبقات : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات. رواه الشيخان

Jauhilah oleh kamu sekalian tujuh mnacam dosa yang membawa kehancuran (dosa besar), yaitu : mempersekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah terkecuali demi (menegakkan) kebenaran, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan, dan menuduh berbuat zina kepada warnita-wanita yang baik-baik yang lengah lagi beriman. (HR. Bukhori dan Muslim)

Penjelasan : 
Seseorang yang benar-benar beriman seharusnya meninggalkan tujuh macam dosa yang tersebut di atas tadi, dan yang paling terbesar di antaranya adalah menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Dosa inilah yang tidak dapat ampunan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (menyekutukan Allah), dan Dia mengampuni segala dosa yang selainnya". (QS. An Nisa ayat 48).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 34.

أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل. رواه الشيخان عن عائشة

Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang berkekalan, walau pun sedikit. (HR. Bukhari dan Muslim, Dari 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika kita mengerjakan sesuatu amal dengan niat yang ikhlas karena Allah, karena ruh nya dari suatu amal adalah harus ikhlas yang akan di terima sama Allah Ta’ala dan amal itu setiap hari dikerjakan, walaupun kelihatannya amal itu kecil, maka itulah yang paling disukai Allah, seumpama jika kita bertemu dengan teman-teman dan handai tolan, selalu mengucapkan salam dan memperlihatkan muka yang berseri-seri, itulah yang paling bagus daripada amal yang rupanya besar, akan tetapi hanya dilakukan sekali atau jarang-jarang. Oleh karena itu beramallah karena Allah dengan terus-menerus dengan penuh ke ikhlasan hanya mengharap keridhoan dan ganjaran pahala dari Allah Ta’ala.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 35.

أحب الأعمال إلى الله أن تموت ولسانك رطب من ذكر الله. رواه البيهقى عن معاذ

Amal yang paling disukai Allah, adalah hendaknya engkau mati sedangkan lidahmu basah (selalu) karena mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya). (HR. Baihaqi, Dari Mu'adz ra.)

Penjelasan : 
Alangkah bahagianya orang yang mati yang selalu ingat kepada Allah sampai akhir hayatnya. Orang itu masuk ke dalam surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 36.

أَحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى الله صَلاةُ دَاوُدَ، وَأَحبُّ الصيامِ إِلَى الله صِيامُ دَاوُدَ، و كانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْل، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، ويَنَامُ سُدُسَهُ، وَيصومُ يَومًا وَيُفطِرُ يَومًا. رواه مسلم

Shalat yang paling disukai Allah, adalah shalatnya Nabi Daud as., dan puasa yang paling disukai Allah, adalah puasa Nabi Daud as., dan kebiasaan Nabi Daud itu tidur separuh malam dan bangun sepertiganya, dan tidur lagi seperenamnya, dan berpuasa satu hari dan berbuka satu hari. (HR. Muslim).

Penjelasan : 
Nabi Daud as. telah membagi waktunya untuk dunia dan akhirat. Beliau selalu bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat dan waktu tidurnya ditentukannya pula tidak diabaikannya, karena kesehatan badan. perlu dijaga. Demikian pula sehari puasa, sehari berbuka dan hari berbuka itu dipergunakannya untuk mencari keperluan hidupnya seperti berekonomi dan sebagainya. Alangkah berbahagianya bilamana dapat mencontoh amal-amal Nabi Daud as.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 37. 

أحب الكلام إلى الله أن يقول العبد : سبحان الله وبحمده. رواه الترمذى عن أبى ذر

Perkataan yang paling disukai (dicintai) Allah adalah hendaknya sang hamba mengucapkan : SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI. (HR. At Tirmidzi, Dari Abi Dzar ra.)

Penjelasan : 
Kalimah tersebut ringan di mulut akan tetapi pahalanya besar dan dapat memberatkan timbangan amal kebaikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 38. 

أحب للناس ما تحب لنفسك. رواه البخارى

Kasihilah manusia sebagaimana engkau mengasihi dirimu sendiri. (HR. Bukhori)

Penjelasan : 
Dalam ajaran Islam kita disuruh mengasihi sesama hamba Allah, dan tak boleh bermusuh-musuhan. Caranya kita mengasihi orang sama dengan mengasihi diri sendiri. Seumpama diri kita tak mau dihina, dimaki, disakiti, di ejek dan sebagainya, maka terhadap orang lain janganlah kita berlaku demikian.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 39. 

إحفظ ود أبيك لا تقطعه فيطفئ الله نورك. رواه البخارى

Peliharalah kasih-sayang orang-tuamu, janganlah engkau putuskan, jika engkau putuskan maka Allah memadamkan cahayamu. (HR. Bukhori)

Penjelasan : 
Berbuat baik kepada orang-tua diwajibkan oleh Allah swt. kepada setiap manusia dan barangsiapa yang tak mengacuhkan orang-tuanya (putus hubungan) maka di kemudian hari Allah swt. menghapuskan cahaya dari mereka atau mereka tidak dapat petunjuk dan tak mendapat pertolongan Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 40.

أحب الكلام إلى الله أربعٌ : سبحان الله ، والحمد لله ، ولا إله إلا الله ، والله أكبر ، لا يضرك بأيهنَّ بدأت. رواه أحمد عن سمرة بن جندب

Perkataan yang paling disukai Allah ada empat macam: SUBHAANALLAAH, ALHAMDULILLAAH, LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ALLAHU AKBAR. Tidaklah berbahaya kepadamu dengan yang mana saja engkau dahulukan. (HR. Ahmad, Dari Samurah bin Jundub ra.)

Penjelasan : 
Biasakanlah mengucapkan kalimat Allah yang mulia dan suci, di mana saja kita berada seperti yang tercantum di atas ini. Apabila kita tidak berurutan membacanya seperti yang tersebut itu, tidaklah kita berdosa, karena semua kalimat itu sama-sama mulia dan suci.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 41. 

أحب بيوتكم إلى الله بيت فيه يتيم مكرم. رواه البيهقى عن عمر
Rumah kalian yang paling disukai (dicintai) Allah adalah rumah yang ada di dalamnya anak yatim dan dimuliakan. (HR. Al Baihaqi, Dari Umar ra.)

Penjelasan : 
Rumah yang paling bagus menurut pandangan Allah bukanlah rumah yang indah permai dengan perabotnya yang serba mewah, sekali-kali tidak, tapi rumah yang disukai Allah ialah rumah yang tinggal di dalamnya ada anak yatim yang dipelihara, di sayangi dan dididiknya seperti anaknya sendiri.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 42. 

أحبَّ اللهُ تعالى عبدًا سمحًا إذا باع وسمحًا إذا اشترى وسمحًا إذا قضى وسمحًا إذا اقتَضى. رواه البيهقى عن أبى هريره

Hamba yang paling disukai Allah SWT. adalah yang berlaku mudah apabila menjual, berlaku mudah apabila membeli, berlaku mudah apabila membayar hutang, dan berlaku mudah apabila menagih hutang. (HR. Al Baihaqi, Dari Abu Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Islam menganjurkan kita agar berlaku mudah dalam bermuamalah dengan sesama kita sendiri atau dengan orang-orang lain. Jika seseorang sebagai pedagang berlaku mudahlah di dalam menjual barang-barangnya, janganlah sekali-kali mempersulit para pembelinya dengan cara memalsukan barang atau menipu mereka dan lain sebagainya. Begitu pula sebaliknya apabila ia sebagai pembeli (konsumen) janganlah terlalu rewel seperti mengembalikan barang yang telah ia beli atau menukarkannya dan perbuatan-perbuatan lainnya yang menyulitkan para pedagang. Kemudian apabila ia membayar hutang, hendaknya ia berlaku mudah pula, jangan sekali-kali memperpanjang janji pembayaran sedangkan ia mampu melunasinya, karena hal ini diancam oleh Nabi SAW. bahwa memperpanjang waktu pembayaran bagi orang yang mampu adalah perbuatan zalim. dan zalim itu adalah perbuatan yang berdosa, pelakunya kelak akan mendapat siksaan Allah di akhirat, terlebih lagi apabila ia tidak berniat untuk membayarnya. Dan sebaliknya apabila ia sebagai penagih piutang hendaknya berlaku mudah pula, jangan sekali-kali memaksakan orang untuk membayar hutangnya apabila memang ia benar-benar tidak punya sesuatu untuk melunasinya, tunggulah ia sampai dalam keadaan baik kondisi ekonominya, hal ini telah diperintahkan Allah swt., di dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 280 : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tenggang waktu sampai ia dalam keadaan lapang. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 43. 

أحبكم إلى الله تعالى أقلكم طعما وأخفكم بدنا. رواه الديلمى عن ابن عباس

Yang paling disukai Allah ialah orang yang sedikit makannya dan ringan badannya. (HR. Ad Dailami, Dari Ibnu 'Abbas ra.)

Penjelasan :  
Orang yang banyak makan dengan orang yang sedikit makan, lebih baik orang sedikit makannya, supaya ringan badannya, tidak menjadi orang yang pemalas. Ada juga orang yang ringan timbangan badannya (kurus) tapi pemalas, ini juga tidak baik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 44.

أحبوا العرب لثلاث: لأني عربي، والقرءان عربي، وكلام أهل الجنة في الجنة عربي. رواه الطبرانى وغيره

Sukailah (bahasa) Arab. karena tiga macam : karena sesungguhnya aku (Nabi) adalah orang Arab, dan AL Qur’anul karim adalah Bahasa Arab, dan perkataan penghuni surga di surga adalah bahasa Arab. (HR. Ath Thabrani dan selainnya)

Penjelasan : Pelajarilah bahasa Arab supaya mudah memahami Al Qur’an, dan bahasa Islam adalah bahasa Arab dan kelak di hari kemudian orang-orang di surga itu berbahasa Arab semua.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 45.

احترسوا من الناس بسوء الظن. رواه  أحمد  والبيهقى

Peliharalah dirimu dari sifat jelek sangka terhadap orang lain. (HR. Ahmad dan Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jelek sangka kepada seseorang adalah perbuatan yang tak baik dan terlarang, dan barangsiapa yang mengerjakannya tentulah akan berdosa. Tetapi kita harus menjaga diri supaya orang-orang jangan jelek sangka kepada kita, seperti jika kita duduk-duduk bertiga, maka janganlah kita berbisik dengan seseorang di antaranya karena yang seorang lagi pasti merasa tidak enak dan menaruh curiga, bahwa mungkin dirinyalah yang dibicarakannya itu. Maka perbuatan kita yang menimbulkan orang jelek sangka kepada kita itu, adalah berdosa pula.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 46. 

أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما وأبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما. رواه  الترمذى

Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika, dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika. (HR. At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Jika kita mencintai seseorang jangan berlebih-lebihan, harus secara wajar, karena suatu masa nanti orang yang dikasihi itu mungkin berubah menjadi orang yang dibenci, demikian pula jika kita benci kepada seseorang jangan keterlaluan membencinya, sehingga ke luar kata-kata buruk, caci-maki, menghina dan sebagainya, boleh jadi suatu masa kita berubah menjadi suka kepadanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)
Hadits 47. 

أخشى ما خشيت على أمتي كبر البطن، ومداومة النوم، والكسل، وضعف اليقين. رواه  الدارقطنى عن جاببر

Hal-hal yang paling aku khawatirkan melanda umatku ialah : besar perut, banyak tidur, pemalas dan lemah keyakinan. (HR. Ad Daruquthni, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Nabi Muhammad saw. khawatir umatnya suka besar perut, artinya mementingkan isi perutnya saja (makan dengan macam-macam makanan) sehingga seleranya keterlaluan dan uangnya habis untuk itu, dan penidur yang bukan pada waktunya sehingga tak ada waktu baginya untuk menambah pengetahuan, berusaha dan sebagainya. Begitu pula lemah keyakinan, artinya tidak percaya kepada dirinya sendiri dan sangat menggantungkan hidupnya kepada orang lain, maka perbuatan-perbuatan yang seperti itu, sangat ditakuti Nabi akan terjadi pada umatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 48.

أدِّ ما افترضَ اللهُ عليك تكنْ من أعبدِ الناسِ واجتنبْ ما حرَّمَ اللهُ عليك تكنْ من أورعِ الناسِ وارضَ بما قسم اللهُ لك تكنْ من أغنى الناسِ. رواه  ابن عدى عن ابن مسعود

Laksanakanlah apa yang diwajibkan Allah atas engkau, maka engkau menjadi manusia yang paling berbakti kepada Allah, dan jauhilah apa yang diharamkan Allah atas engkau, maka engkau akan menjadi orang yang paling menjauhkan diri dari dosa, dan terimalah apa yang telah ditentukan Allah bagimu, maka engkau menjadi orang yang terkaya. (HR. Ibnu Ady, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Segala perintah Allah hendaklah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, itulah yang disebut manusia yang berbakti kepada Allah dan segala laranganNya hendaklah dijauhi, itulah orang yang menjaga dirinya dari dosa dan terimalah apa yang telah ditakdirkan Allah kepada dirimu, berarti engkau menjadi orang yang paling kaya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 49.


أَدِّبُوا أولادَكم على ثلاثِ خِصَالٍ : حُبُّ نبيِّكم ، وحُبُّ أهلِ بيتِه ، وقراءةُ القرآنِ ، فإنَّ حَمَلةَ القرآنِ في ظِلِّ اللهِ يومَ القيامةِ ، يومَ لا ظِلَّ إلا ظِلُّه ، مع أنبيائِه وأصفيائِه. رواه  الدلمى عن علي

Berilah pendidikan (mengajarkan) anak-anakmu atas tiga macam : Mencintai Nabi, mencintai keluarganya dan membaca Al Qur’an, maka sesungguhnya orang yang hafal Al Qur’an berada pada naungan Allah, yaitu di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah beserta para Nabi dan kekasih-kekasih-Nya. (HR. Ad Dailami, Dari 'Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Mendidik anak untuk mencintai Nabi ialah dengan mengajari sunnah-sunnahnya, mengajari membaca shalawat atas Nabi dan atas keluarga dan sahabat sahabat Nabi. Dan anak-anak itu hendaklah diajarkan membaca Al Qur’an, menghafalnya dan mengamalkannya supaya kelak di kemudian hari mendapat lindungan (pertolongan) Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 50. 

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه. رواه الترمذي عن أبى هريرة

Berdo'alah kepada Allah dan hendaklah kamu percaya bahwa do'amu itu akan dijabah (dikabulkan) Allah dan ketahuilah bahwasanya Allah swt. Tidak akan memperkenankan doa dari hati orang yang lalai dan lengah. (HR. At Tirmidzi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Manusia disuruh berdo'a kepada Allah dan dalam berdo'a itu hendaklah bersungguh-sungguh, sehingga kita yakin bahwa do'a kita akan diterima Allah. Hendaklah manusia baik sangka kepada Allah maka Allah akan mengabulkan do'a orang yang selalu ingat kepada-Nya. Dan Allah tidak akan menerima do'a orang yang lalai kepada-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس