Jumat, 23 Oktober 2020

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 1-50)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 1-50). 

Hadits 1.

آتي باب الجنة يوم القيامة فأستفتح فيقول الخازن: من أنت؟ فأقول: محمد فيقول: بك أمرت أن لا أفتح لأحد قبلك. رواه أحمد عن أنس

Aku (Nabi) datang pada pintu surga di hari kiamat, lalu aku minta di bukakan pintu itu, maka berkata penjaganya : Siapakah engkau ini ? Maka aku berkata : Muhammad. Maka berkata orang yang menjaga pintu : Aku diperintah bahwa jangan membuka pintu surga bagi seorangpun sebelum engkau. (HR. Ahmad, Dari Anas ra.) 

Penjelasan : 
Pintu surga tidak akan dibukakan bagi seorangpun sebelum Nabi Muhammad SAW., dan di waktu Nabi Muhammad telah datang ke pintu surga, barulah pintu itu dibukakan oleh yang menjaganya (Malaikat Ridhwan). 

Demikianlah perintah Allah SWT. Kepada penjaga surga dan Nabi Muhammad SAW. lah yang mula-mula memasukinya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)
Hadits 2.

ائت المعروف ,واجتنب المنكر . وانظر مايعجب أذنك أن يقول لك القوم إذاقمت من عندهم فأته وانظر الذي تكره ان يقول لك القوم إذاقمت من عندهم فأجتنبه. رواه الجماعة

Kerjakanlah perkara yang baik dan jauhilah perkara yang jahat. Pikirkanlah dahulu apa-apa yang disukai oleh telingamu bilamana engkau mau menyampaikannya pada suatu kaum, kemudian lakukanlah hal itu. Dan pikirkanlah terlebih dahulu apa-apa yang tidak disukai oleh telingamu bilamana engkau hendak menyampaikannya pada mereka, kemudian jauhilah hal tersebut. (HR. Ashhabus Sunan).

Penjelasan :
Bilamana kita hendak menyampaikan amar ma’ruf atau nahi munkar kepada suatu kaum, lakukanlah dengan gaya bahasa yang enak di dengar, dalam hal ini diri kitalah yang menjadi indi kasinya. Apabila kata-kata tersebut menurut kita enak di dengar maka pakailah dan apabila ia dirasakan kurang enak atau kasar, maka jauhilah. Keberhasilan dalam mencapai tujuan beramar ma’ruf dan nahi munkar itu terletak pada cara penyampaian dari orang yang bersangkutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 3.

آفة العلم النسيان ، وإضاعته أن تحدث به غير أهله. رواه ابن أبى شيبة

Lupa adalah merupakan bencana ilmu, dan menyia-nyiakannya adalah membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya. (HR. Ibnu Abu Syaibah)

Penjelasan :
Ibarat mencari ilmu pengetahuan itu bagaikan berburu, sesudah seseorang berhasil dengan susah payah menangkapnya, maka untuk keberlangsungannya ia harus memeliharanya. Dan bencana ilmu pengetahuan itu tiada lain adalah lupa, oleh sebab lupa, lenyaplah ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Untuk itu demi keberlangsungannya seseorang harus memeliharanya dengan jalan mengingat-ingatnya kembali, mencatatnya dan kemudian mengamalkannya.

Akan tetapi ilmu pengetahuan itu akan tersia-sia jika seseorang menyampaikannya kepada orang lain yang kondisinya belum siap atau memang bukan ahlinya atau ia tidak menyenanginya. Agar supaya ilmu pengetahuan tidak tersia-sia hendaknya seseorang melihat-lihat dahulu kepada siapa ia akan diberikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 4.

آفة الدين ثلاثة : فقيه فاجر، وإمام جائر ومجتهد جاهل. رواه الديلمى عن اب عباس

Lenyapnya agama karena tiga macam: 1. Orang Alim yang durhaka, 2. Imam (Pemimpin) yang aniaya, 3. Mujtahid yang bodoh. (HR. Ad Dailami, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Agama Islam akan lenyap di muka bumi ini, karena perbuatan orang yang tiga macam itu. Orang alim, disebut juga kiyai dan kiyai itu adalah ikutan ummat. Apabila dilihat orang, seorang kiyai yang telah berani melanggar ajaran Islam seperti: bermain judi, menipu, meminum minuman keras dan sebagainya, maka tentulah orang-orang awam akan mencontoh dan menirunya. Apabila hukum Islam sudah dilanggar, tentulah Islam akan lenyap. 

Demikian pula pemimpin yang aniaya yang suka memeras dan menganiaya rakyat, ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Apabila pemimpin tidak mengacuhkan ajaran Islam, tentulah pengikutnya akan demikian pula.
 
Begitu pula Mujtahid (orang yang rajin dalam mengerjakan sesuatu), tapi ilmu pengetahuannya tak ada, dia itu orang bodoh dan apabila dia mengerjakan sesuatu pekerjaan yang baik dan karena bodoh-nya maka pekerjaan yang dikerjakannya itu tentulah tidak sempurna dan apabila ajaran Islam dikerjakan dengan main kira-kira saja, maka bukanlah pahala yang diperoleh, tapi dosalah.yang diperdapat.
 
Tiga macam hal yang tersebut itu dapat menghacurkan agama Islam, karena itu kita harus waspada, supaya yang tiga macam itu jangan ada.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 5.

آية المنافق ثلاث، إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان. رواه الشيخان عن أبى هريرة

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam : Apabila dia berbicara, dia berdusta, dan apabila dia berjanji, dia ingkar pada janjinya itu, dan apabila dia dipercayai dia khiyanat. (HR. Bukhari dan Muslim, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Orang munafik, orang yang bermuka dua, jika dia pergi kepada kaum Muslimin, dia mengatakan dirinya orang Islam dan apabila dia bertemu dengan golongan lainnya, dia beserta golongan itu.

Di dalam diri orang-orang munafik itu terdapat sifat-sifat yang tak baik dan tanda-tandanya bahwa seseorang itu munafik, maka sifat-sifat yang tersebut di atas selalu ada padanya. Dari itu janganlah percaya kepada mereka itu. Kelak kemudian hari orang munafik itu akan ditempatkan oleh Allah SWT. dalam neraka yang paling bawah sekali.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 6.

آية العز :  وَقُلِ الْحَمْدُ لله الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا. رواه الإمام أحمد

Tanda Keperkasaan Allah itu termaktub dalam ayat : 
Katakanlah, segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak ada bagiNya sekutu dalam kerajaanNya dan tidak mempunyai penolong )untuk menjaga Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Allah dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (HR. Imam Ahmad)

Penjelasan : 
Allah Maha Perkasa tidak membutuhkan siapapun akan tetapi justru selain Allah lah yang butuh kepada-Nya. Lihat surah Al Isra ayat 111.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 7.

ابتَغوا الرِّفعَةَ عندَ الله تَحلُمُ عمَّن جَهِلَ عليكَ وتُعطي مَن حرمَكَ. رواه عدي عن ابن عمر. رواه عدى عن ابن عمر

Carilah olehmu ketinggian di sisi Allah, engkau santuni orang-orang yang bodoh atas engkau dan engkau beri orang-orang yang mencegah engkau. (HR. 'Adi, Dari Ibnu 'Umar ra.)

Penjelasan : 
Kebanyakan orang mengejar ketinggian di sisi manusia, dengan jalan mengejar pangkat dan apabila dia sudah berpangkat, maka senanglah hatinya, karena telah mendapat derajat yang tinggi, sehingga kehidupannya berubah dari masa yang sudah-sudah. Dia merasa dirinya telah mulia dengan pangkatnya yang tinggi itu, padahal derajat yang tinggi di sisi manusia itu belum tentu akan menjamin kebahagiaan hidupnya.
Berapa banyaknya orang yang berpangkat tinggi, akhirnya hidup menderita karena hubungannya dengan Allah tidak ada. Tapi apa bila mencari ketinggian di sisi Allah, itulah hidup yang berarti. Untukmencari ketinggian di sisi Allah maka laksanakan ajaran-ajaran Islam, di antaranya menyayangi orang-orang bodoh, mereka harus diberi peringatan dan pelajaran-pelajaran dan sekali-kali janganlah dia ditipu dan dianiaya karena kebodohannya itu. Demikian pula hendaklah suka memberi pertolongan-pertolongan kepada siapa saja, terutama kepada orang-orang yang merintangi atau memusuhi kita. dan apabila kita berlaku baik kepadanya, lambat-laun diapun akan malu sendiri dan tidak akan berbuat jahat lagi kepada kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 8.

ابغض العباد الى الله من كان ثوباه خيرا من عمله، ان يكون ثيابه ثياب الانبياء وعمله عمل الجبارين. رواه الديلمى عن عائشة

Hamba yang paling dibenci Allah SWT. ialah orang yang pakaiannya lebih baik dari amalnya, yaitu pakaiannya pakaian Nabi-nabi tetapi amalnya adalah amal orang-orang yang durhaka. (HR. Ad Dailamy, Dari Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Allah swt. sangat benci kepada orang yang berlagak alim, berpakaian seperti pakaian Nabi-nabi (sederhana) kelihatan seperti orang yang zuhud, takwa dan sebagainya, padahal dibalik itu ia suka berbuat apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang durhaka. 

Jadi kesimpulannya, orang itu orang munafik, lain di mulut, lain di hati. Lagaknya seperti orang-orang yang shaleh, tapi hatinya busuk suka memfitnah kawannya. Itulah perbuatan yang sangat jahat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 3, Penerbit Al Haromain)

Hadits 9. 

أبلغوا حاجة من لا يستطيع إبلاغ حاجته فمن أبلغ سلطانا حاجة من لا يستطيع إبلاغها ثبت الله قدميه على الصراط يوم القيامة. رواه الطبرانى عن أبى الدرداء

Sampaikanlah hajat (maksud) orang yang tak kuasa menyampaikan hajatnya, maka barangsiapa yang menyampaikan kepada penguasa keinginan orang yang tak mampu menyampaikannya, maka Allah menetapkan dua telapak kakinya dikala meniti jembatan shirathal Mustaqim pada hari kiamat nanti. (HR. Ath Thabrani, dari Abid Darda' ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang membutuhkan pertolongan hanya saja ia tidak kuasa mengungkapkan kebutuhannya itu, kemudian kita tolong orang itu, sehingga dapat hidup layak, maka kita yang menolong orang itu akan mendapat pertolongan dari Allah kelak di hari kiamat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits. 10.

ابن آدم: أطع ربك تسمى عاقلا، و لا تعصه فتسمى جاهلا. رواه أبو نعيم عن أبى هريرة

Hai anak Adam! Ikutilah perintah Tuhanmu, niscaya engkau dinamakan orang yang berakal dan janganlah engkau mendurhakai-Nya bilamana begitu niscaya engkau dinamakan orang, yang bodoh. (HR. Abu Na'im, Dari Abu Hurairah)

Penjelasan : 
Orang yang mau menurut perintah Allah, dirinya akan selamat berbahagia dan itulah orang yang berakal. Dengan akalnya dia berfikir bahwa Allah SWT. yang patut disembah dan ditaati, karena itulah Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dengan segala isinya. Adapun orang yang mendurhakai Allah, hidupnya akan mendapat la'nat dan kesengsaraan. Akalnya tidak dipergunakannya untuk berpikir sehingga menyembah dan berbakti kepada selain Allah dan menjadilah dia manusia yang sesat, dan itulah yang dinamakan manusia yang bodoh.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 11.

أبغض الحلال إلى الله الطلاق. رواه أبو داود فى سننه

Perkara halal yang paling tidak disukai Allah adalah talak. (HR. Abu Daud dalam sunahnya)

Penjelasan : 
Walaupun talak itu suatu perbuatan yang boleh dikerjakan, tapi berhati-hatilah menjatuhkan talak, karena Allah SWT. Tidak menyukai perbuatan ini.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 12. 

أتانى جبريل فقال: يا محمد، عش ما شئت  فإنك ميت، وأحبب من شئت فإنك مفارقه، واعمل ما شئت فإنك مجزي به، واعلم أن شرف المؤمن قيامه بالليل وعزه استغناؤه عن الناس. رواه البيهقى عن جابر

Telah datang kepadaku (Nabi) malaikat Jibril dan dia berkata: Hai Muhammad! Hiduplah sesuka hatimu, engkau pasti akan mati, dan cintailah apa yang engkau cintai sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengan kecintaanmu itu, dan beramallah apa yang engkau kehendaki karena sesungguhnya engkau itu akan mendapat balasan dan ketahuilah bahwa semulia-mulia orang mu'min ialah orang yang bangun malam hari (shalat tahajud) dan manusia yang terhormat ialah orang yang tidak meminta-minta kepada orang lain. (HR. Al Baihaqi, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Perbanyaklah melakukan kebaikan dan ketakwaan karena semua perbuatan itu ada balasannya. Mengadulah kepada Allah di tengah malam dengan melakukan sholat lail (tahajud atau hajat) dan jangan sekali-kali meminta-minta kepada yang lain.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 13. 

أتاني آت من ربي فأخبرني: أنه من مات من أمتي لا يشرك بالله شيئا دخل الجنة، قال: فقلت وإن زنى و إن سرق، قال وإن زنى وإن سرق. رواه مسلم و الترمذى و النسائى

Telah datang kepadaku seorang utusan Allah (malaikat Jibril) lalu ia berceritera kepadaku, bahwa barang siapa yang mati diantara ummatku lalu ia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka orang itu akan masuk surga. Nabi melanjutkan ceriteranya : Lalu aku bertanya : Bagaimana jika ummatku itu berzina dan mencuri? Berkata dia: Walaupun dia berzina dan mencuri. (HR. Muslim, At Tirmidzi dan An Nasai)

Penjelasan : 
Dosa yang paling besar adalah dosa mempersekutukan Allah. Barangsiapa yang tidak berhenti-hentinya mempersekutukan Allah baik dengan perkataan, kepercayaan, perbuatan dan sebagainya, maka orang itu akan masuk neraka untuk selama-lamanya dan tidak akan masuk ke dalam surga. Barangsiapa yang bersih dirinya dari pada dosa besar (syirik) tapi mempunyai dosa-dosa lain seperti berzina, mencuri, maka dosa-dosa itu akan diampuni Allah, jika benar-benar orang itu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dan orang itu akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 14.

 أتانى آت من عند ربى عز وجل فقال: من صلى عليك من أمتك صلاة كتب الله له بها عشر حسنات، ومحا عنه عشر سيئات، ورفع له عشر درجات، ورد عليه مثلها. رواه أحمد عن أبى طلحة

Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku Azza Wajalla maka dia berkata : Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atas engkau diantara ummatmu maka, Allah SWT. menuliskan baginya sepuluh ganjaran (kebaikan) dan menghapuskan daripadanya sepuluh kejahatan, lalu mengangkatkan Allah baginya sepuluh derajat dan memberikan Allah atasnya (membalasi Allah) yang seumpamanya. (HR. Ahmad, Dari Abi Thalhah ra.)

Penjelasan : 
Ummat Islam disuruh memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan barangsiapa yang banyak membaca shalawat Nabi, maka pahalanya amat besar sekali, salah satunya di tiap-tiap membaca shalawat itu akan mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh kejahatan, dan ditinggikan derajatnya sepuluh derajat dan diberikan kepadanya hal yang semisalnya. Demikianlah pahala Allah kepada orang yang suka membaca shalawat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain)

Hadits 15. 

أتحب أن يلين قلبك، وتدرك حاجتك: ارحم اليتيم، وامسح رأسه وأطعمه من طعامك: يلن قلبك، وتدرك حاجتك. رواه الطبراني عن أبى الدرداء

Apakah engkau menyukai supaya lunak hatimu dan engkau memperoleh keinginanmu, kalau begitu, kasihilah anak-anak yatim dan usaplah kepalanya dan beri makanlah dia daripada makananmu, nanti hatimu akan lunak dan akan engkau capai kehendakmu (HR. Ath Thabrani, Dari Abid Darda' ra.).

Penjelasan : 
Orang yang suka berbuat baik kepada anak-anak yatim, dikasihinya, diusapnya kepalanya dengan maksud disantuni dan dihibai seperti anak sendiri dan diberi makan, minum, pakaian dan sebagainya, nanti hati orang itu menjadi lunak, tidak bersengketa dengan orang lain, mau menerima nasehat-nasehat dan sebagainya, dan apa-apa yang dicita-citakannya, insya' Allah akan dapat tercapai. Demikianlah janji Allah terhadap orang yang mengasihi anak yatim.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 4, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 16. 

اتَّقِ الله حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ. رواه الطبرانى عن أب ذر

Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah kejahatan dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan budi (akhlaq) yang baik. (HR. Ath Thabrani, Dari Abid Darda' ra.)

Penjelasan : 
Bertakwa kepada Allah hendaklah dilakukan dalam semua waktu dan tempat, baik waktu di pasar, ketika di kendaraan, di kapal udara, waktu sendiri, beramai-ramai dan sebagainya, sehingga setiap saat hendaklah (hatinya) membaca nama Allah dan mengingatNya, maka dengan demikian diri akan terpelihara dari perbuatan yang buruk.

Andaikata diri tersalah memperbuat suatu kesalahan, umpamanya berdusta, berniat buruk dan sebagainya, maka cepat-cepatlah dihapuskan oleh kebaikan yang diperbuat sesudahnya.

Dan pergaulilah manusia dengan budi-pekerti yang baik, karena akhlak yang baik itu akan meninggikan derajat diri sendiri. Demikian muluknya ajaran Islam.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 17. 

اتَّقِ اللهَ : ولا تحقِرنَّ من المعروفِ شيئًا ، ولو أن تفرغَ من دَلوِك في إناءِ المْسُتسقِي ، وأن تلقَى أخاك ووجهُك إليه مُنبَسِطٌ ، وإياك وإسبالَ الإزارِ ، فإنَّ إسبالَ الإزارِ من الْمَخِيلةِ ، ولا يحبُّها اللهُ ، وإنِ امرؤٌ شتَمك وعيَّرك بأمرٍ ليس هو فيك ، فلا تُعيِّرْه بأمرٍ هو فيه ، ودَعْه يكونُ وبالُه عليه ، وأجرُه لك ، ولا تَسُبَّنَّ أحدًا. رواه الطيالسي عن جابر بن سليم

Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah engkau meremehkan perkara kebajikan dalam bentuk apapun, sekalipun engkau harus menuangkan timbamu kepada bejana orang yang meminta minum kepadamu, atau kamu harus menyambut saudaramu dengan wajah yang selalu berseri. Dan tinggalkanlah perbuatan isbalul izaar (berpakaian yang terlalu panjang sehingga menempel ke tanah) karena perbuatan itu merupakan penampilan yang sombong dan yang tak disukai Allah. Dan apabila ada seseorang mencacimu dan menyipatimu dengan hal-hal yang belum pernah engkau lakukan (keburukan), maka jangan lah kamu balas menyipatinya dengan hal-hal yang benar-benar pernah ia lakukan. Akan tetapi biarkanlah ia, karena ia sendirilah yang akan menanggung dosanya, sedangkan pahalanya hanya engkau yang mengambilnya. Dan camkanlah jangan engkau sekali-kali mencaci seseorang. (HR. Imam Ath Thayalis, Dari Jabir Ibnu Sulaim).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 18.

اتقوا الله واعدلوا بين أولادكم. رواه النعمان

Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak anakmu. (HR. An Nu' man)

Penjelasan : 
Orang yang takut kepada Allah SWT. adalah orang yang berlaku adil terhadap anak-anaknya. Jika seseorang mempunyai anak banyak, maka peliharalah dan didiklah semua anak-anak itu dengan baik dan berlaku adillah terhadap mereka, jangan dibeda-bedakan. Harta pusaka dibagi menurut ketentuan agama.
Barangsiapa yang menyimpang dari tuntunan Rasul, maka dia menjadi orang yang berdosa.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Majelis Nuurus Sa’aadah. 

Hadits 19.

اتقوا فراسة المؤمن،  فإنه ينظر بنور الله. رواه الترمذى

Takutilah olehmu firasat orang mu'min (kepandaian orang mu'min dalam mengetahui sesuatu karena mendapat ilham dari Allah) maka sesungguhnya orang mu'min itu memandang dengan cahaya Allah. (HR. At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Orang-orang mu'min itu mendapat ilham dari Allah dan pandangan orang mu'min itu adalah pandangan yang baik karena dia mendapat cahaya (petunjuk) dari Allah, bukan karena tahayul, khurafat dan sebagainya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 20. 

اتق دعوة المظلوم ، فإنها ليس بينها وبين الله حجاب. رواه الترمذى

Takutilah olehmu akan do'a orang yang teraniaya, karena sesungguhnya do'a orang teraniaya itu tidak ada antaranya dan antara Allah sesuatu penghalangpun (do'anya dikabulkan). (HR. At Tirmidzi) 

Penjelasan : 
Menganiaya orang, adalah dosa besar, dari itu jauhilah perbuatan menganiaya. Orang yang teraniaya sangat dekat dengan Allah dan do'anya dikabulkan Tuhan walaupun dia ahli maksiat, Barangsiapa yang menganiaya seseorang, lalu orang yang teraniaya itu berdo'a kepada Allah agar yang menganiayanya mendapat balasan dari Allah, maka orang yang menganiaya itu tentulah akan mendapat malapetaka dan kesengsaraan sebagai balasan atas perbuatannya itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 21. 

اتّق المحارم تكُن أعبدَ النّاس، وارضَ بما قسَم الله لك تكُن أغنى النّاس، وأَحسن إلى جارك تكُن مؤمنًا، وأحِبّ للنّاس ما تحبّ لنفسك تكن مُسلمًا، ولا تُكثر الضّحك فإنّ كثرةَ الضّحك تُمِيتُ القلب. رواه الإمام أحمد عن أبى هريرة

Takutilah apa-apa yang terlarang, niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadat, dan terimalah dengan rela apa-apa yang telah ditentukan Allah bagimu adalah engkau sekaya-kaya manusia, dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, adalah engkau orang Mu'min, dan kasihilah manusia apa yang engkau kasihi buat dirimu, adalah engkau seorang Muslim, dan janganlah memperbanyak ketawa, sesungguhnya banyak tertawa mematikan hati. (HR. Imam Ahmad, Dari Abi Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Hendaklah manusia menjauhi barang-barang yang terlarang dan menerima apa-apa yang telah didatangkan Allah dengan sabar dan orang yang sabar itu sekaya-kaya manusia, karena sesuatu itu tidak disusahkannya, dan orang yang suka berbuat baik kepada tetangganya, itulah perbuatan orang-orang yang beriman, dan kasih-mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri itulah perbuatannya orang-orang Islam, Janganlah banyak tertawa, itu perbuatan yang tak baik dan dapat mematikan hati (jiwa). 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 5, Penerbit Al Haromain)

Hadits 22.

اتَّقوا اللهَ، وصلُّوا خمْسَكُم، وصُوموا شَهركم، وأدُّوا زكاةَ أموالِكم، طيبة بها أنفسكم، وأطيعوا ذا أمركم، تدْخلوا جنَّةَ ربِّكم. رواه الحاكم عن أبى أمامة

Bertakwalah kamu kepada Allah, kerjakanlah shalat yang lima waktu dan berpuasalah pada bulannya (Ramadhan) dan keluarkanlah zakat harta bendamu, untuk kebaikan bagi dirimu dan ikutlah perintah pemimpinmu (yang membawa kepada kebaikan) niscaya Allah SWT. akan memasukkan kamu ke dalam surga. (HR. Al Hakim, Dari Abi Umamah ra.)

Penjelasan : 
Perbuatan-perbuatan yang wajib janganlah kamu tinggalkan, apabila kamu kerjakan, seperti : shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan serta berzakat dan kamu ikuti perintah pemimpinmu yang membawa kepada kebaikan, tentulah Allah akan memasuk kan kamu ke dalam surga. Begitulah maksud hadits Nabi ini memerintahkan kepada ummatnya agar menjadi manusia yang bertakwakepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 23. 

اتقوا دعوة المظلوم فإنها تحمل على الغمام يقول الله: وعزتي وجلالي لأنصرنك ولو بعد حين. رواه الطبراني عن خزيمة بن ثابت

Tukutilah olehmu akan do'a orang yang teraniaya, maka sesungguhnva do'a itu dibawa oleh awan, lalu berkata Allah SWT. : Demi kemuliaan dan kebesaranKu, sesungguhnya Aku menolong engkau, walaupun selang beberapa waktu, "
(HR. Ath Thabrani, Dari Khuzaimah bin Tsabit ra.)

Penjelasan : 
Janganlah kita berani menganiaya orang, karena perbuatan aniaya itu akan segera mendapat balasan di dunia iní, sebab do'a orang yang teraniaya itu dikabulkan Allah. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 24. 

اتَّقُوا الظُّلْمَ ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، وَحَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ. رواه مسلم

Takutlah kamu sekalian akan perbuatan aniaya, karena sesungguhnya perbuatan aniaya itu kelak di hari kiamat akan berupa kegelapan yang memekat. Dan buanglah sifat kikir (pelit/bakhil/tamak/rakus/loba terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain) dari diri kamu sekalian, karena sifat tersebut telah membinasakan orang-orang yang sebelum kamu, dan membuat darah mereka dialirkan (terbunuh), dan kehormatan mereka dihalalkan (diinjak-injak). (HR. Muslim)

Penjelasan : 
Rasulullah SAW. memperingatkan umatnya agar jangan melakukan perbuatan aniaya baik terhadap diri mereka ataupun terhadap orang lain, karena perbuatan tersebut kelak di hari kiamat akan berubah ujud menjadi azab yang menyiksa pelakunya. Kemudian beliau SAW. menjelaskan bahwa di antara perbuatan aniaya itu adalah sifat syuhh (pelit/bakhil/tamak/rakus/loba terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain), karena sifat ini dapat membahayakan jiwa dan kehormatan pelakunya. Dapat disimpulkan dari pengertian hadits ini, bahwa pembalasan perbuatan aniaya itu bukan saja di akhirat kelak bahkan di dunia pun orang yang berlaku aniaya itu akan langsung merasakan azab-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain) 

Hadits 25.

التحدث بنعمة الله شكر، وتركها كفر، ومن لا يشكر القليل لا يشكر الكثير، ومن لا يشكر الناس لا يشكر الله، والجماعة بركة، والفرقة عذاب. رواه البيهقى

Membicarakan nikmat Allah, itu berarti mensyukurinya, dan meninggalkannya berarti mengingkari nikmat-Nya. Dan orang yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, berarti tidak mensyukuri nikmat yang banyak dan orang yang tidak bersyukur kepada manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah, dan berjama'ah itu rahmat dan bercerai-berai itu 'azab. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita mendapat anugerah Allah, maka bersyukurlah kepada-Nya dengan ucapan, dan perbuatan seperti memberi sedekah kepada anak-anak yatim, orang miskin dan sebagainya. Barangsiapa yang tidak mau mensyukuri anugerah yang diberikan Allah kepadanya walaupun sedikit berarti orang itu kufur (durhaka). Berjamaah, artinya berkumpul, kita jangan mengasingkan diri dari masyarakat, karena berjama'ah itu rahmat (mendatangkan kebaikan) dan bercerai-berai yaitu hidup yang tidak mau bermasyarakat, itu adalah 'azab, sebab apabila orang itu menginginkan pertolongan, dia tidak memperoleh pertolongan, karena orang tak mengenalnya. Banyaknya kenalan, lapanglah rizkinya dan ketika dia memerlukan pertolongan, orangpun mengulurkan tangannya untuk membantunya, karena budinya dan jasanya yang banyak dalam masyarakat itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 26. 

التَّأنِّي من الله والعجلة من الشَّيطان. رواه البيهقى

Perlahan-lahan (berhati-hati, tidak terburu-buru) datangnya dari Allah, dan terburu-buru datangnya dari setan. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita mengerjakan sesuatu pekerjaan, hendaklah berhati-hati, tidak terburu-buru atau perlahan-lahan supaya pekerjaan itu tidak terkecewa, pikirkanlah benar-benar karena berpikir itu pelita-hati. Teiitilah mengerjakannya supaya jangan menyesal, dan sebaliknya apabila mengerjakan pekerjaan itu main cepat-cepat saja supaya cepat pula selesainya, mungkin nantinya pekerjaan itu banyak salahnya atau tidak sempurna, yang mengakibatkan adanya penyesalan-penyesalan sesudahnya. Orang yang suka terburu-buru itu adalah pekerjaan setan, seperti menjalankan kendaraannya dengan kecepatan yang luar-biasa yang disebut orang ngebut, tentu dia mudah mendapat kecelakaan sebagaimana
yang sering kita dengar dan orang yang seperti itu, jika dia mati dalam kecelakaan karena bertabrakan dan sebagainya, matinya mati konyol.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 27. 

اثنان لا ينظر الله إليهما يوم القيلمة قاطع الرحم وجار السوء. رواه الديلمى

Dua macam yang tidak akan dipandang (ditolong) Allah pada hari kiamat, ialah orang yang memutuskan silaturahmi dan tetangga yang jahat. (HR. Ad Dailami).

Penjelasan : 
Seseorang yang suka bermusuh-musuhan, berdengki-dengkian, memfitnah dan sebagainya maka pekerjaan itu disebut memutuskan silaturahmi (memutuskan persaudaraan) dan begitu pula apabila dia bertetangga dengan orang kiri-kanan, tapi dia tidak baik dengan tetangga-tetangganya itu, maka di kemudian hari orang seperti itu tidak akan dilihat (ditolong Allah). Oleh karena itu jauhilah perbuatan yang memecah-belah persaudaraan dan perbanyaklah teman dan handai tolan dengan memperlihatkan budi baik kepadanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)


Hadits 28.

اثنتان يكرههما ابن آدم: يكره الموت والموت خير للمؤمن من الفتنة ويكره قلة المال وقلة المال أقل للحساب. رواه أحمد عن محمود بن لبيب

Dua hal yang dibenci oleh manusia : yaitu membenci mati, padahal mati lebih baik baginya daripada hidup penuh fitnah, dan membenci sedikit harta padahal sedikit harta lebih ringan hisabnya. (HR. Ahmad, Dari Mahmud bin Labid ra.)

Penjelasan : 
Sebagian besar manusia tidak suka kepada mati, padahal mati itu lebih baik dari hidup yang durhaka dan manusia semuanya senang kepada kaya, padahal lebih baik miskin daripada kaya, karena semakin kaya seseorang, semakin banyak pula perhitungan amalnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 29. 

اثنان يعجلهما الله في الدنيا: البغي وعقوق الوالدين. رواه الطبرانى عن أبى بكرة

Dua macam dosa yang disegerakan Allah balasannya di dunia : pertama dosa zina dan kedua dosa melawan orang tua. (HR. Ath Thabrani, Dari Ibnu Abi Bakrah ra.)

Penjelasan : 
Wanita-wanita hamil yang tak mempunyai suami, maka diketahui oranglah dosanya, bahwa perempuan itu telah berbuat jahat dengan laki-laki di luar nikah. Mereka dan keluarganya tentu akan malu kepada orang lain. Maka dengan hamilnya itu salahsatu hukuman dari Allah kepadanya di dunia ini, belum lagi hukuman akhirat. Begitu pula mereka menanggung malu atas perbuatannya yang keji itu, itupun termasuk siksaan juga. 

Begitu pula melawan kepada orang-tua, apabila orang-tuanya tidak mema'afkan dosa anaknya itu, maka di dunia juga anak itu akan mendapat balasannya dari Allah, seumpama anak itu hidupnya merana dan jika dia mati, dia tidak dapat mengucapkan kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallaah).
Hal ini telah pernah kejadian di zaman Nabi Muhammad saw. seorang laki-laki yang durhaka kepada ibunya, di waktu dia akan mati kaku lidahnya membaca kalimat tauhid dan setelah dima'afkan oleh ibunya barulah dia dapat membaca kalimat yang suci itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 30. 

اجتنبوا الكبر، فإن العبد لا يزال يتكبر حتى يقول الله تعالى لملائكته: (اكتبوا عبدي هذا في الجبارين) . رواه ابن عدي عن أبى أمامة

Jauhilah sifat sombong, karena sesungguhnya hamba yang selalu sombong, membuat Allah berkata kepada malaikat Nya: Tuliskan hambaKu ini dalam golongan yang sombong. (HR. Ibnu 'Ady, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Sombong, ialah membesarkan diri dan ini adalah sifat Allah swt dan Allah yang Maha Besar Tuhan yang menjadikan langit, bumi dengan segala isinya. Manusia tidak pantas bersombong diri sesame manusia. Orang yang sombong, akan tercatat namanya masuk golongan orang yang sombong. Dan orang sombong itu dilaknat oleh Tuhan dan tempat kembalinya adalah Neraka jika mati tidak bertaubat dari pebuatan sombongnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 31.

اجعَلُوا آخر صلاتكم بالليل وترًا. رواه البخارى

Jadikanlah akhir shalatmu pada malam hari dengan shalat witir. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Umat Islam hendaklah memperbanyak shalat sunnat, lebih-lebih lagi di malam hari, maka kerjakanlah shalat sunat tahajud dan penutupannya shalat witir sebanyak tiga raka'at dan paling sedikit satu raka'at. Nabi Muhammad saw. biasa mengerjakan sembahyang witir tiga raka'at dan sebelumnya, shalat tahajud delapan raka'at. Orang yang banyak mengerjakan shalat sunnat, maka nantinya di hari kiamat akan menjadi bahagia (kaya) karena banyak amal kebaikannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 32.

اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا. رواه البخارى

Lakukanlah sebagian shalat (sunnah) kamu sekalian di dalam rumahmu, janganlah kamu sekalian menjadikan rumah-rumah kamu seperti kuburan.
(HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Rumah yang tidak pernah dilakukan shalat sunnah di dalamnya akan terasa sepi bagaikan kuburan menurut pandangan orang yang beriman. Untuk itu apabila seseorang menginginkan agar rumahnya tampak ramai dan tidak angker seperti kuburan, hendaknya ia rajin-rajin melakukan shalat sunnah di rumahnya. Sebab shalat sunnah itu dapat meramaikannya, membuat penghuninya tenang dan aman tidak ada rasa takut sedikit pun di dalamnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 33. 

اجتنبوا السبع الموبقات : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات. رواه الشيخان

Jauhilah oleh kamu sekalian tujuh mnacam dosa yang membawa kehancuran (dosa besar), yaitu : mempersekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah terkecuali demi (menegakkan) kebenaran, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan, dan menuduh berbuat zina kepada warnita-wanita yang baik-baik yang lengah lagi beriman. (HR. Bukhori dan Muslim)

Penjelasan : 
Seseorang yang benar-benar beriman seharusnya meninggalkan tujuh macam dosa yang tersebut di atas tadi, dan yang paling terbesar di antaranya adalah menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Dosa inilah yang tidak dapat ampunan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (menyekutukan Allah), dan Dia mengampuni segala dosa yang selainnya". (QS. An Nisa ayat 48).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 34.

أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل. رواه الشيخان عن عائشة

Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang berkekalan, walau pun sedikit. (HR. Bukhari dan Muslim, Dari 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika kita mengerjakan sesuatu amal dengan niat yang ikhlas karena Allah, karena ruh nya dari suatu amal adalah harus ikhlas yang akan di terima sama Allah Ta’ala dan amal itu setiap hari dikerjakan, walaupun kelihatannya amal itu kecil, maka itulah yang paling disukai Allah, seumpama jika kita bertemu dengan teman-teman dan handai tolan, selalu mengucapkan salam dan memperlihatkan muka yang berseri-seri, itulah yang paling bagus daripada amal yang rupanya besar, akan tetapi hanya dilakukan sekali atau jarang-jarang. Oleh karena itu beramallah karena Allah dengan terus-menerus dengan penuh ke ikhlasan hanya mengharap keridhoan dan ganjaran pahala dari Allah Ta’ala.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 35.

أحب الأعمال إلى الله أن تموت ولسانك رطب من ذكر الله. رواه البيهقى عن معاذ

Amal yang paling disukai Allah, adalah hendaknya engkau mati sedangkan lidahmu basah (selalu) karena mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya). (HR. Baihaqi, Dari Mu'adz ra.)

Penjelasan : 
Alangkah bahagianya orang yang mati yang selalu ingat kepada Allah sampai akhir hayatnya. Orang itu masuk ke dalam surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 36.

أَحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى الله صَلاةُ دَاوُدَ، وَأَحبُّ الصيامِ إِلَى الله صِيامُ دَاوُدَ، و كانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْل، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، ويَنَامُ سُدُسَهُ، وَيصومُ يَومًا وَيُفطِرُ يَومًا. رواه مسلم

Shalat yang paling disukai Allah, adalah shalatnya Nabi Daud as., dan puasa yang paling disukai Allah, adalah puasa Nabi Daud as., dan kebiasaan Nabi Daud itu tidur separuh malam dan bangun sepertiganya, dan tidur lagi seperenamnya, dan berpuasa satu hari dan berbuka satu hari. (HR. Muslim).

Penjelasan : 
Nabi Daud as. telah membagi waktunya untuk dunia dan akhirat. Beliau selalu bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat dan waktu tidurnya ditentukannya pula tidak diabaikannya, karena kesehatan badan. perlu dijaga. Demikian pula sehari puasa, sehari berbuka dan hari berbuka itu dipergunakannya untuk mencari keperluan hidupnya seperti berekonomi dan sebagainya. Alangkah berbahagianya bilamana dapat mencontoh amal-amal Nabi Daud as.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 6, Penerbit Al Haromain)

Hadits 37. 

أحب الكلام إلى الله أن يقول العبد : سبحان الله وبحمده. رواه الترمذى عن أبى ذر

Perkataan yang paling disukai (dicintai) Allah adalah hendaknya sang hamba mengucapkan : SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI. (HR. At Tirmidzi, Dari Abi Dzar ra.)

Penjelasan : 
Kalimah tersebut ringan di mulut akan tetapi pahalanya besar dan dapat memberatkan timbangan amal kebaikan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 38. 

أحب للناس ما تحب لنفسك. رواه البخارى

Kasihilah manusia sebagaimana engkau mengasihi dirimu sendiri. (HR. Bukhori)

Penjelasan : 
Dalam ajaran Islam kita disuruh mengasihi sesama hamba Allah, dan tak boleh bermusuh-musuhan. Caranya kita mengasihi orang sama dengan mengasihi diri sendiri. Seumpama diri kita tak mau dihina, dimaki, disakiti, di ejek dan sebagainya, maka terhadap orang lain janganlah kita berlaku demikian.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 39. 

إحفظ ود أبيك لا تقطعه فيطفئ الله نورك. رواه البخارى

Peliharalah kasih-sayang orang-tuamu, janganlah engkau putuskan, jika engkau putuskan maka Allah memadamkan cahayamu. (HR. Bukhori)

Penjelasan : 
Berbuat baik kepada orang-tua diwajibkan oleh Allah swt. kepada setiap manusia dan barangsiapa yang tak mengacuhkan orang-tuanya (putus hubungan) maka di kemudian hari Allah swt. menghapuskan cahaya dari mereka atau mereka tidak dapat petunjuk dan tak mendapat pertolongan Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 40.

أحب الكلام إلى الله أربعٌ : سبحان الله ، والحمد لله ، ولا إله إلا الله ، والله أكبر ، لا يضرك بأيهنَّ بدأت. رواه أحمد عن سمرة بن جندب

Perkataan yang paling disukai Allah ada empat macam: SUBHAANALLAAH, ALHAMDULILLAAH, LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ALLAHU AKBAR. Tidaklah berbahaya kepadamu dengan yang mana saja engkau dahulukan. (HR. Ahmad, Dari Samurah bin Jundub ra.)

Penjelasan : 
Biasakanlah mengucapkan kalimat Allah yang mulia dan suci, di mana saja kita berada seperti yang tercantum di atas ini. Apabila kita tidak berurutan membacanya seperti yang tersebut itu, tidaklah kita berdosa, karena semua kalimat itu sama-sama mulia dan suci.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 7, Penerbit Al Haromain)

Hadits 41. 

أحب بيوتكم إلى الله بيت فيه يتيم مكرم. رواه البيهقى عن عمر
Rumah kalian yang paling disukai (dicintai) Allah adalah rumah yang ada di dalamnya anak yatim dan dimuliakan. (HR. Al Baihaqi, Dari Umar ra.)

Penjelasan : 
Rumah yang paling bagus menurut pandangan Allah bukanlah rumah yang indah permai dengan perabotnya yang serba mewah, sekali-kali tidak, tapi rumah yang disukai Allah ialah rumah yang tinggal di dalamnya ada anak yatim yang dipelihara, di sayangi dan dididiknya seperti anaknya sendiri.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 42. 

أحبَّ اللهُ تعالى عبدًا سمحًا إذا باع وسمحًا إذا اشترى وسمحًا إذا قضى وسمحًا إذا اقتَضى. رواه البيهقى عن أبى هريره

Hamba yang paling disukai Allah SWT. adalah yang berlaku mudah apabila menjual, berlaku mudah apabila membeli, berlaku mudah apabila membayar hutang, dan berlaku mudah apabila menagih hutang. (HR. Al Baihaqi, Dari Abu Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Islam menganjurkan kita agar berlaku mudah dalam bermuamalah dengan sesama kita sendiri atau dengan orang-orang lain. Jika seseorang sebagai pedagang berlaku mudahlah di dalam menjual barang-barangnya, janganlah sekali-kali mempersulit para pembelinya dengan cara memalsukan barang atau menipu mereka dan lain sebagainya. Begitu pula sebaliknya apabila ia sebagai pembeli (konsumen) janganlah terlalu rewel seperti mengembalikan barang yang telah ia beli atau menukarkannya dan perbuatan-perbuatan lainnya yang menyulitkan para pedagang. Kemudian apabila ia membayar hutang, hendaknya ia berlaku mudah pula, jangan sekali-kali memperpanjang janji pembayaran sedangkan ia mampu melunasinya, karena hal ini diancam oleh Nabi SAW. bahwa memperpanjang waktu pembayaran bagi orang yang mampu adalah perbuatan zalim. dan zalim itu adalah perbuatan yang berdosa, pelakunya kelak akan mendapat siksaan Allah di akhirat, terlebih lagi apabila ia tidak berniat untuk membayarnya. Dan sebaliknya apabila ia sebagai penagih piutang hendaknya berlaku mudah pula, jangan sekali-kali memaksakan orang untuk membayar hutangnya apabila memang ia benar-benar tidak punya sesuatu untuk melunasinya, tunggulah ia sampai dalam keadaan baik kondisi ekonominya, hal ini telah diperintahkan Allah swt., di dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 280 : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tenggang waktu sampai ia dalam keadaan lapang. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 43. 

أحبكم إلى الله تعالى أقلكم طعما وأخفكم بدنا. رواه الديلمى عن ابن عباس

Yang paling disukai Allah ialah orang yang sedikit makannya dan ringan badannya. (HR. Ad Dailami, Dari Ibnu 'Abbas ra.)

Penjelasan :  
Orang yang banyak makan dengan orang yang sedikit makan, lebih baik orang sedikit makannya, supaya ringan badannya, tidak menjadi orang yang pemalas. Ada juga orang yang ringan timbangan badannya (kurus) tapi pemalas, ini juga tidak baik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 44.

أحبوا العرب لثلاث: لأني عربي، والقرءان عربي، وكلام أهل الجنة في الجنة عربي. رواه الطبرانى وغيره

Sukailah (bahasa) Arab. karena tiga macam : karena sesungguhnya aku (Nabi) adalah orang Arab, dan AL Qur’anul karim adalah Bahasa Arab, dan perkataan penghuni surga di surga adalah bahasa Arab. (HR. Ath Thabrani dan selainnya)

Penjelasan : Pelajarilah bahasa Arab supaya mudah memahami Al Qur’an, dan bahasa Islam adalah bahasa Arab dan kelak di hari kemudian orang-orang di surga itu berbahasa Arab semua.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 45.

احترسوا من الناس بسوء الظن. رواه  أحمد  والبيهقى

Peliharalah dirimu dari sifat jelek sangka terhadap orang lain. (HR. Ahmad dan Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jelek sangka kepada seseorang adalah perbuatan yang tak baik dan terlarang, dan barangsiapa yang mengerjakannya tentulah akan berdosa. Tetapi kita harus menjaga diri supaya orang-orang jangan jelek sangka kepada kita, seperti jika kita duduk-duduk bertiga, maka janganlah kita berbisik dengan seseorang di antaranya karena yang seorang lagi pasti merasa tidak enak dan menaruh curiga, bahwa mungkin dirinyalah yang dibicarakannya itu. Maka perbuatan kita yang menimbulkan orang jelek sangka kepada kita itu, adalah berdosa pula.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 46. 

أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما وأبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما. رواه  الترمذى

Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika, dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika. (HR. At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Jika kita mencintai seseorang jangan berlebih-lebihan, harus secara wajar, karena suatu masa nanti orang yang dikasihi itu mungkin berubah menjadi orang yang dibenci, demikian pula jika kita benci kepada seseorang jangan keterlaluan membencinya, sehingga ke luar kata-kata buruk, caci-maki, menghina dan sebagainya, boleh jadi suatu masa kita berubah menjadi suka kepadanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)
Hadits 47. 

أخشى ما خشيت على أمتي كبر البطن، ومداومة النوم، والكسل، وضعف اليقين. رواه  الدارقطنى عن جاببر

Hal-hal yang paling aku khawatirkan melanda umatku ialah : besar perut, banyak tidur, pemalas dan lemah keyakinan. (HR. Ad Daruquthni, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Nabi Muhammad saw. khawatir umatnya suka besar perut, artinya mementingkan isi perutnya saja (makan dengan macam-macam makanan) sehingga seleranya keterlaluan dan uangnya habis untuk itu, dan penidur yang bukan pada waktunya sehingga tak ada waktu baginya untuk menambah pengetahuan, berusaha dan sebagainya. Begitu pula lemah keyakinan, artinya tidak percaya kepada dirinya sendiri dan sangat menggantungkan hidupnya kepada orang lain, maka perbuatan-perbuatan yang seperti itu, sangat ditakuti Nabi akan terjadi pada umatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 48.

أدِّ ما افترضَ اللهُ عليك تكنْ من أعبدِ الناسِ واجتنبْ ما حرَّمَ اللهُ عليك تكنْ من أورعِ الناسِ وارضَ بما قسم اللهُ لك تكنْ من أغنى الناسِ. رواه  ابن عدى عن ابن مسعود

Laksanakanlah apa yang diwajibkan Allah atas engkau, maka engkau menjadi manusia yang paling berbakti kepada Allah, dan jauhilah apa yang diharamkan Allah atas engkau, maka engkau akan menjadi orang yang paling menjauhkan diri dari dosa, dan terimalah apa yang telah ditentukan Allah bagimu, maka engkau menjadi orang yang terkaya. (HR. Ibnu Ady, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Segala perintah Allah hendaklah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, itulah yang disebut manusia yang berbakti kepada Allah dan segala laranganNya hendaklah dijauhi, itulah orang yang menjaga dirinya dari dosa dan terimalah apa yang telah ditakdirkan Allah kepada dirimu, berarti engkau menjadi orang yang paling kaya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 8, Penerbit Al Haromain)

Hadits 49.


أَدِّبُوا أولادَكم على ثلاثِ خِصَالٍ : حُبُّ نبيِّكم ، وحُبُّ أهلِ بيتِه ، وقراءةُ القرآنِ ، فإنَّ حَمَلةَ القرآنِ في ظِلِّ اللهِ يومَ القيامةِ ، يومَ لا ظِلَّ إلا ظِلُّه ، مع أنبيائِه وأصفيائِه. رواه  الدلمى عن علي

Berilah pendidikan (mengajarkan) anak-anakmu atas tiga macam : Mencintai Nabi, mencintai keluarganya dan membaca Al Qur’an, maka sesungguhnya orang yang hafal Al Qur’an berada pada naungan Allah, yaitu di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah beserta para Nabi dan kekasih-kekasih-Nya. (HR. Ad Dailami, Dari 'Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Mendidik anak untuk mencintai Nabi ialah dengan mengajari sunnah-sunnahnya, mengajari membaca shalawat atas Nabi dan atas keluarga dan sahabat sahabat Nabi. Dan anak-anak itu hendaklah diajarkan membaca Al Qur’an, menghafalnya dan mengamalkannya supaya kelak di kemudian hari mendapat lindungan (pertolongan) Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Hadits 50. 

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه. رواه الترمذي عن أبى هريرة

Berdo'alah kepada Allah dan hendaklah kamu percaya bahwa do'amu itu akan dijabah (dikabulkan) Allah dan ketahuilah bahwasanya Allah swt. Tidak akan memperkenankan doa dari hati orang yang lalai dan lengah. (HR. At Tirmidzi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Manusia disuruh berdo'a kepada Allah dan dalam berdo'a itu hendaklah bersungguh-sungguh, sehingga kita yakin bahwa do'a kita akan diterima Allah. Hendaklah manusia baik sangka kepada Allah maka Allah akan mengabulkan do'a orang yang selalu ingat kepada-Nya. Dan Allah tidak akan menerima do'a orang yang lalai kepada-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 9, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Minggu, 11 Oktober 2020

Apa itu Rabu Wekasan.

PERTANYAAN.

Apa itu Rabu Wekasan dan bagaimana hukumnya?

JAWABAN.

Rabu Wekasan (Jawa: Rebo Wekasan) adalah tradisi ritual yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar, guna memohon perlindungan kepada Allah Swt dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dll.

Bentuk ritual Rebo Wekasan meliputi empat hal; (1) shalat tolak bala’; (2) berdoa dengan doa-doa khusus; (3) minum air jimat; dan (4) selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama.

Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ dalam satu malam. Oleh karena itu, beliau menyarankan Umat Islam untuk shalat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tsb. Tata-caranya adalah shalat 4 Rakaat. Setiap rakaat membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas 1 kali. Kemudian setelah salam membaca doa khusus yang dibaca sebanyak 3 kali. Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).

PANDANGAN ISLAM.

Untuk menyikapi masalah ini, kita perlu meninjau dari berbagai sudut pandang.

Pertama, rekomendasi sebagian ulama sufi (waliyullah) tersebut didasari pada ilham. Ilham adalah bisikan hati yang datangnya dari Allah (semacam “inspirasi” bagi masyarakat umum). Menurut mayoritas ulama Ushul Fiqh, ilham tidak dapat menjadi dasar hukum. Ilham tidak bisa melahirkan hukum wajib, sunnah, makruh, mubah, atau haram.

Kedua, ilham yang diterima para ulama tersebut tidak dalam rangka menghukumi melainkan hanya informasi dari “alam ghaib”. Jadi, anjuran beliau-beliau tidak mengikat karena tidak berkaitan dengan hukum Syariat.

Ketiga, ilham yang diterima seorang wali tidak boleh diamalkan oleh orang lain (apalagi orang awam) sebelum dicocokkan dengan al-Qur’an dan Hadits. Jika sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits, maka ilham tersebut dapat dipastikan kebenarannya. Jika bertentangan, maka ilham tersebut harus ditinggalkan.

Memang ada hadits dla’if yang menerangkan tentang Rabu terakhir di Bulan Shafar, yaitu:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

“Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.” HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Selain dla’if, hadits ini juga tidak berkaitan dengan hukum (wajib, halal, haram, dll), melainkan hanya bersifat peringatan (at-targhib wat-tarhib).

HUKUM MEYAKINI.

Hukum meyakini datangnya malapetaka di akhir Bulan Shafar, sudah dijelaskan oleh hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.

“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Menurut al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, hadits ini merupakan respon Nabi Saw terhadap tradisi yang brekembang di masa Jahiliyah. Ibnu Rajab menulis: “Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan Shafar. Maka Nabi SAW membatalkan hal tersebut. Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya. Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Shafar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu. Meyakini datangnya sial pada bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang.” (Lathaif al-Ma’arif, hal. 148).

Hadis ini secara implisit juga menegaskan bahwa Bulan Shafar sama seperti bulan-bulan lainnya. Bulan tidak memiliki kehendak sendiri. Ia berjalan sesuai dengan kehendak Allah Swt.

Muktamar NU ke-3 juga pernah menjawab tentang hukum berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan. Para Muktamirin mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Haitami dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah sbb: “Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti, bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Pencipta. Apa yang dikutip tentang hari-hari naas dari sahabat Ali kw. adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

HUKUM SHALAT.

Shalat Rebo Wekasan (sebagaimana anjuran sebagian ulama di atas), jika niatnya adalah shalat Rebo Wekasan secara khusus, maka hukumnya tidak boleh, karena Syariat Islam tidak pernah mengenal shalat bernama “Rebo Wekasan”. Tapi jika niatnya adalah shalat sunnah mutlaq atau shalat hajat, maka hukumnya boleh-boleh saja. Shalat sunnah mutlaq adalah shalat yang tidak dibatasi waktu, tidak dibatasi sebab, dan bilangannya tidak terbatas. Shalat hajat adalah shalat yang dilaksanakan saat kita memiliki keinginan (hajat) tertentu, termasuk hajat li daf’il makhuf (menolak hal-hal yang dikhawatirkan).

Syeikh Abdul Hamid Muhammad Ali Qudus (imam masjidil haram) dalam kitab Kanzun Najah Was Surur halaman 33 menulis: “Syeikh Zainuddin murid Imam Ibnu Hajar Al-Makki berkata dalam kitab “Irsyadul Ibad”, demikian juga para ulama madzhab lain, mengatakan: Termasuk bid’ah tercela yang pelakunya dianggap berdosa dan penguasa wajib melarang pelakunya, yaitu Shalat Ragha’ib 12 rakaat yang dilaksanakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab…….. Kami (Syeikh Abdul Hamid) berpendapat : Sama dengan shalat tersebut (termasuk bid’ah tercela) yaitu Shalat Bulan Shafar. Seseorang yang akan shalat pada salah satu waktu tersebut, berniatlah melakukan shalat sunnat mutlaq secara sendiri-sendiri tanpa ada ketentuan bilangan, yakni tidak terkait dengan waktu, sebab, atau hitungan rakaat.”

Keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang juga menegaskan bahwa shalat khusus Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati shalat sunnah muthlaqah atau niat shalat hajat. Kemudian Muktamar NU ke-25 di Surabaya (Tanggal 20-25 Desember 1971 M) juga melarang shalat yang tidak ada dasar hukumnya, kecuali diniati shalat mutlaq. (Referensi: Tuhfah al-Muhtaj Juz VII, Hal 317).

HUKUM BERDOA.

Berdoa untuk menolak-balak (malapetaka) pada hari Rabu Wekasan hukumnya boleh, tapi harus diniati berdoa memohon perlindungan dari malapetaka secara umum (tidak hanya malapetaka Rabu Wekasan saja). Al-Hafidz Zainuddin Ibn Rajab al-Hanbali menyatakan: “Meneliti sebab-sebab bencana seperti melihat perbintangan dan semacamnya merupakan thiyarah yang terlarang. Karena orang-orang yang meneliti biasanya tidak menyibukkan diri dengan amal-amal baik sebagai penolak balak, melainkan justru memerintahkan agar tidak keluar rumah dan tidak bekerja. Padahal itu jelas tidak mencegah terjadinya keputusan dan ketentuan Allah. Ada lagi yang menyibukkan diri dengan perbuatan maksiat, padahal itu dapat mendorong terjadinya malapetaka. Syari’at mengajarkan agar (kita) tidak perlu meneliti melainkan menyibukkan diri dengan amal-amal yang dapat menolak balak, seperti berdoa, berzikir, bersedekah, dan bertawakal kepada Allah Swt serta beriman pada qadla’ dan qadar-Nya.” (Ibn Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 143).

HUKUM MENYEBARKAN.

Hadratus Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari pernah menjawab pertanyaan tentang Rebo Wekasan dan beliau menyatakan bahwa semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’). Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya. Berikut naskah lengkap dari beliau:

بسم الله الرحمن الرحيم وبه نستعين على أمور الدنيا والدين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

أورا وناع فيتوا أجاء – أجاء لن علاكوني صلاة ربو وكاسان لن صلاة هدية كاع كاسبوت إع سؤال، كرنا صلاة لورو إيكو ماهو دودو صلاة مشروعة في الشرع لن أورا أنا أصلي في الشرع. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها، كيا كتاب تقريب، المنهاج القويم، فتح المعين، التحرير لن سأ فندوكور كيا كتاب النهاية، المهذب لن إحياء علوم الدين. كابيه ماهو أورا أنا كع نوتور صلاة كع كاسبوت.

ومن المعلوم أنه لو كان لها أصل لبادروا إلى ذكرها وذكر فضلها، والعادة تحيل أن يكون مثل هذه السنة وتغيب عن هؤلاء وهم أعلم الدين وقدوة المؤمنين. لن أورا وناع أويه فيتوا أتوا عافيك حكوم ساكا كتاب مجربات لن كتاب نزهة المجالس. كتراعان سكع كتاب حواشى الأشباه والنظائر للإمام الحمدي قال: ولا يجوز الإفتاء من الكتب الغير المعتبرة، لن كتراعان سكع كتاب تذكرة الموضوعات للملا على القاري: لا يجوز نقل الأحاديث النبوية والمسائل الفقهية والتفاسير القرآنية إلا من الكتب المداولة (المشهورة) لعدم الإعتماد على غيرها من ودع الزنادقة والحاد الملاحدة بخلاف الكتب المحفوظة انتهى. لن كتراعان سكع كتاب تنقيح الفتوى الحميدية: ولا يحل الإفتاء من الكتب الغريبة. وقد عرفت أن نقل المجربات الديربية وحاشية الستين لاستحباب هذه الصلاة المذكورة يخالف كتب الفروع الفقهية فلا يصح ولا يجوز الإفتاء بها. لن ماليه حديث كع كاسبات وونتن كتاب حاشية الستين فونيكا حديث موضوع. كتراعان سكع كتاب القسطلاني على البخاري: ويسمى المختلف الموضوع ويحرم روايته مع العلم به مبينا والعمل به مطلقا. انتهى…. …… إلى أن قال: وَلَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَسْتَدِلَّ بِمَا صَحَّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: الصَّلاَةُ خَيْرُ مَوْضُوْعٍ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَسْتَكْثِرْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَسْتَقْلِلْ، فَإِنَّ ذَلِكَ مُخْتَصٌّ بِصَلاَةٍ مَشْرُوْعَةٍ. سكيرا أورا بيصا تتف كسنتاني صلاة هديه كلوان دليل حديث موضوع، مك أورا بيصا تتف كسنتاني صلاة ربو وكاسان كلوان داووهي ستعاهي علماء العارفين، مالاه بيصا حرام، سبب إيكي بيصا تلبس بعبادة فاسدة. والله سبحانه وتعالى أعلم. (هذا جواب الفقير إليه تعالى محمد هاشم أشعري جومباع).

KESIMPULAN

Tradisi Rebo Wekasan memang bukan bagian dari Syariat Islam, akan tetapi merupakan tradisi yang positif karena (1) menganjurkan shalat dan doa; (2) menganjurkan banyak bersedekah; (3) menghormati para wali yang mukasyafah (QS. Yunus : 62). Karena itu, hukum ibadahnya sangat bergantung pada tujuan dan teknis pelaksanaan. Jika niat dan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan syariat, maka hukumnya boleh. Tapi bila terjadi penyimpangan (baik dalam keyakinan maupun caranya), maka hukumya haram.

Bagi yang meyakini silahkan mengerjakan tapi harus sesuai aturan syariat dan tidak perlu mengajak siapapun. Bagi yang tidak meyakini tidak perlu mencela atau mencaci-maki.

Mengenai indikasi adanya kesialan pada akhir bulan Shafar, seperti peristiwa angin topan yang memusnahkan Kaum ‘Aad (QS. Al-Qamar: 18-20), maka itu hanya satu peristiwa saja dan tidak terjadi terus-menerus. Karena banyak peristiwa baik yang juga terjadi pada Rabu terakhir Bulan Shafar, seperti penemuan air Zamzam di Masjidil Haram, penemuan sumber air oleh Sunan Giri di Gresik, dll.

Kemudian, betapa banyak orang yang selamat (tidak tertimpa musibah) pada Hari Rabu terakhir bulan Shafar, meskipun mereka tidak shalat Rebo Wekasan. Sebaliknya, betapa banyak musibah yang justru terjadi pada hari Kamis, Jum’at, Sabtu, dll (selain Rabu Wekasan) dan juga pada bulan-bulan selain Bulan Shafar. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya musibah atau malapetaka adalah urusan Allah, yang tentu saja berkorelasi dengan sebab-sebab yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

Mengenai cuaca ekstrim yang terjadi di bulan ini (Shafar), maka itu adalah siklus tahunan. Itu adalah fenomena alam yang bersifat alamiah (Sunnatullah) dan terjadi setiap tahun selama satu bulanan (bukan hanya terjadi pada Hari Rabu Wekasan saja). Intinya, sebuah hari bernama “Rebo Wekasan” tidak akan mampu membuat bencana apapun tanpa seizin Allah Swt. 

Wallahu a’lam.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس



Rabu, 07 Oktober 2020

Tentang Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam.

Tentang Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam.

Mukjizat Nabi Muhammad (Arab:معجزات محمد) adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terjadi hanya karena izin Allah SWT, mukjizat terbesar NabiMuhammad adalah Al-Qur’an. Selain itu, Nabi Muhammad Saw juga diyakini pernah membelah bulan pada masa Nabipenyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj dalam tidak sampai satu hari.

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw telah bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antara manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang saya terima yaitu wahyu. Allah telah mewahyukannya kepadaku. Maka saya berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.

Menurut syariat Islam, tidak ada mukjizat yang telah diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun akan diberikan kepada Muhammad secara persis sama atau bahkan lebih hebat. Seperti Nabi Sulaiman yang sanggup berbicara kepada hewan, Nabi Isa yang dapat mengetahui rahasia hati umatnya dan seterusnya.

Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan juga masa sebelum kenabian, Nabi Muhammad sudah diliputi banyak irhasat atau pertanda. Muhammad dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan Arab, yaitu Bani Hasyim.

Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah telah menuliskan bahwa Nabi Muhammad memperoleh namanya dari mimpi ibunya, Aminah binti Wahab ketika mengandungnya. Aminah telah memperoleh mimpi bahwa Beliau akan melahirkan “pemimpin umat.” Mimpi itu juga yang menyuruhnya untuk mengucapkan, “Saya meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan juga pendengki.” Kisah Aminah dan juga Abdul Muthalib juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad merupakan anak yang luar biasa.

Berikut ini merupakan firasat yang terjadi pada saat sebelum, sesudah kelahiran dan masa kecil Muhammad.

Sebelum Dan Sesudah Kelahiran.

Berikut ini adalah mukjizat yang telah diterima oleh Nabi Muhammad sebelum maupun sesudah kelahiran beliau : 

1. Aminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat mengandung Rasulullah Muhammad tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
2. Raja Khosrow (Kekaisaran SassanBeliau dari PersBeliau) dan para pendita Majusi bermimpi yang menakutkan.
3. Dinding istana Raja Khosrow tiba-tiba retak dan empat belas menaranya Dewan Kekaisaran ini runtuh.
4. Padamnya api yang disembah penganut Agama Majusi secara tiba-tiba.
5. Kelahirannya menghalangi para setan pergi ke langit untuk mencuri berita dari para malaikat.
6. Terjadinya gempa yang merobohkan tempat ibadah di sekitar Kerajaan Rum
Danau dan sawah mengering.
7. Saat melahirkan Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
8. Keluarnya cahaya dari faraj Aminah yang menerangi istana negeri Syam.
9. Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
10. Lahir dengan tali pusar sudah terputus.

Balita Dan Kanak-Kanak.

1. Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya beliau dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan juga suaminya pada awalnya menolak Muhammad S.A.W karena beliau seorang yatim. Namun, karena alasan Beliau tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, akhirnya Beliau menerima Muhammad S.A.W. Selama dengan Halimah, Muhammad S.A.W hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama kurang lebih empat tahun.

Ternak kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan juga susunya pun bertambah.

Pada usia 5 bulan beliau sudah pandai berjalan, usia 9 bulan Beliau sudah mampu berbicara dan pada usia 12 tahun beliau sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.

Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Beliau juga menuturkan bahwa Beliau telah mendengar dinding Ka’bah berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan juga akan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudBeliaun memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.

Ketika Muhammad kecil berusia empat tahun,Beliau pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi ketika Nabi Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui.

Setelah kejadian Beliau, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Ibundanya yaitu  Aminah. Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detail bahwa kedua orang itu, telah “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan juga membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya.

Kemudian mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Nabi Muhammad diIsra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.

Dikisahkan pula pada masa kecil Nabi Muhammad, Beliau telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan juga kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta Beliau merasa lelah dan kemudian tidur di jalan sehingga Beliau tidak mengikuti pesta tersebut.

Mukjizat Nabi Muhammad Pada Saat Remaja.

Pendeta Bahira menuturkan bahwa Beliau melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke SyirBeliau.

Pendeta Bahira telah menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Beliau juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya

Tanah yang dilalui oleh unta Muhammad tersebut diperpendek jaraknya oleh Jibril, sebelah sisi kanan dijaga oleh Israfil dan sisi kirinya dijaga oleh Mikail kemudian mendung menaunginya.

Mukjizat Ketika Beliau Menerima Wahyu.

Berikut ini adalah mukjizat-mikjizat yang diperolehnya ketika Muhammad telah menerima wahyu ketika Beliau berusia 40 tahun. Abu Sa’ad an-Nisaburi telah menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Kitab Syarafil Musthafa, bahwa kekhususan Muhammad berjumlah enam puluh.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa Nabi S.A.W telah dianugerahi tiga ribu mukjizat dan kekhususan. Sedangkan di dalam Al-Quran itu sendiri terdapat sekitar enam puluh ribu mukjizat.

Berikut ini adalah beberapa mukjizat beliau ketika sudah menerima sebuah wahyu:

* Dapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap.
* Wajah Muhammad memancarkan cahaya dikegelapan pada waktu sahur.
* Dua Sahabat Muhammad dibimbing oleh dua cahaya, setelah bertemunya.
* Peluh yang keluar dari tubuh Muhammad memiliki bau harum, jika Muhammad berjabat tangan dengan seseorang maka aroma harum itu akan membekas selama beberapa hari ditangan orang tersebut.
* Tubuh Muhammad memancarkan petir ketika hendak dibunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pada Perang Hunain.
* Muhammad yang sanggup menghancurkan batu besar dengan tiga kali pukulan, dikala menjelang Perang Khandaq, padahal pada saat itu Muhammad belum makan selama 3 hari.
* Muhammad sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, Rukanah al-Mutthalibi hanya dengan dua kali dorongan saja. Kemudian anak Rukanah yang bernama Yazid bin Rukanah pun menantang bergulat dengan taruhan 300 ekor domba, pada akhirnya Nabi berhasil mengalahkan Yazid hingga tiga kali, dan mengembalikan semua domba-domba milik Yazid.
* Sela-sela jemari tangannya memancarkan air, kemudBeliaun air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.
* Mendo’akan kedua mantan menantunya (Uthbah dan Uthaibah) dimakan binatang buas, setelah mereka berkata kasar kepada Muhammad.
* Mendoakan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
* Mendoakan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian doa tersebut dikabulkan.
* Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.
* Tatapan mata membuat Umar bin Al-Khaththab dan Abu Jahl lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Muhammad pada malam hari.
* Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Muhammad.
* Allah melumpuhkan Hay bin Akhtab dan para sahabatnya, ketika hendak melemparkan batu yang besar kepada Muhammad.
* Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
* Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti namanya oleh Muhammad menjadi Abdullah bin Abhar.
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 HijrBeliauh atau Tahun Utusan.
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika Beliau duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.
* Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal di mana saat itu Beliau sedang salat.
* Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir, kemudian Beliau berhasil melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk membunuhnya.
* Melemparkan segenggam pasir ke arah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada Perang Hunain dan Perang Badar.
* Menghentikan gempa yang terjadi di Mekkah dan Madinah, dengan cara menghentakkan kakinya dan memerintahkan bukit supaya tenang.
* Menurunkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriyah di Madinah yang saat itu mengalami musim kemarau.
* Menahan matahari tenggelam.
* Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabian pada penduduk Mekkah.
* Bumi menelan seorang Quraisy yang hendak membunuh Muhammad dan Abu Bakar pada saat hijrah.

Makanan dan minuman.

* Paha kambing yang telah diracuni berbicara kepada Muhammad setelah terjadi Perang Khaibar.
* Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama Allah.
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.
* Roti sedikit cukup untuk orang banyak
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.
* Ikan al-anbar menjadi hidangan bagi 300 pasukan Muhammad.
* Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad.
* Wadah yang selalu penuh dengan air, walau sudah dituangkan hingga habis.
* Mengeluarkan air dari sumur yang ada di tengah gurun pasir, ketika Khalid bin walid pada saat itu masih menjadi musuhnya.
* Mengeluarkan mata air baru untuk pamannya Abu Thalib yang sedang kehausan.
* Mengeluarkan air yang banyak dari bejana milik seorang wanita penunggang unta.
* Semangkuk susu yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah dan Muhammad.
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.

Bayi, hewan, tumbuhan dan benda mati.

* Seorang bayi berumur satu hari bersaksi atas kerasulan Muhammad.
* Bayi berumur 2 tahun memberi salam kepada Muhammad.
* Persaksian seekor serigala dan dhab (sejenis biawak pasir) terhadap kerasulan Muhammad.
* Seekor kijang berbicara kepada Muhammad.
* Berbicara dengan beberapa ekor unta.
* Unta besar yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal.
* Seekor burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.
* Seekor anjing yang membunuh salah satu petinggi kerajaan Mongol karena telah mencela Muhammad.
* Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.
* Sebuah tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada Qatadah bin Nu’man sebagai obor penerang jalannya pulang.
* Memanggil sebuah pohon untuk mendekatinya, karena untuk menambahkan pembuktian atas kenabiannya kepada Rukanah.
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui).
* Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan.
* Batang kayu yang kering menjadi hijau kembali ditangannya.
* Permadani yang bersaksi atas kerasulan Muhammad atas permintaan Malik bin as-Sayf.
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
* Batu, pohon dan gunung memberi salam kepada Muhammad.
* Batu kerikil bertasbih ditelapak tangan Muhammad.
* Memanggil batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan Ikrimah bin Abu Jahal.
* Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.
* Memberinya sebatang kayu yang berubah menjadi pedang kepada Ukasyah bin Mihsan, ketika pedangnya telah patah dalam sebuah pertempuran.
* Mengubah emas raja Habib bin Malik menjadi pasir di Gunung Abi Qubaisy.
* Memerintahkan gilingan tepung Fatimah untuk berputar dengan sendirinya.
* Berbicara dengan gilingan tepung yang takut dijadikan batu-batu neraka.
* Secara tiba-tiba ada sarang laba-laba, dua ekor burung yang sedang mengeramkan telur dan cabang-cabang pohon yang terkulai menutupi mulut gua di Gunung Thur, sewaktu Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran orang Quraisy.
* Menyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa merasakan sakit sedikit pun.
* Menyembuhkan mata Qatadah tergantung di pipinya yang terluka pada Perang Uhud, kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
* Menyembuhkan daya ingat Abu Hurayrah yang pelupa.
* Menyembuhkan kaki Abdullah bin Atik yang patah sehingga pulih seperti sedia kala.
* Menyembuhkan luka sayatan di betis Salamah bin al-Akwa pada Perang Khaibar.
* Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam Perang Khaibar.
* Menyembuhkan sakit kepala Ali bin Abi Thalib.
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Hira (dalam kisah lain dikatakan Gua Tsur) dari pengejaran penduduk Mekah.
* Menyembuhkan luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan ludahnya.
* Menyembuhkan luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.
* Menyembuhkan anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.
* Menyembuhkan mata ayah Fudayk yang putih semua dan buta.
* Air seni Muhammad pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga menyembuhkan sakit perut pembantunya.
* Mengembalikan penglihatan orang yang buta.
* Menyembuhkan penyakit lumpuh seorang anak.
* Mengobati penyakit gila seorang anak.
* Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
* Menyembuhkan penyakit kusta istri Mu’adz bin Afra’ dengan tongkatnya.
* Menyembuhkan penyakit kusta Sa’id bin Abyadh bin Jamal di bagian wajahnya.
* Menyambung tangan orang Badui yang putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri sehabis menampar Muhammad.
* Menyembuhkan putri Raja Habib bin Malik yang cacat buta, tanpa tangan dan kaki.
* Mengeluarkan susu dan menyembuhkan penyakit pada domba milik Ummu Ma’bad
* Mengusapkan wajah Qatadah bin Milhan yang telah berusia lanjut, sehingga wajahnya tetap terlihat muda dan cerah.
* Menyembuhkan sakit perut Ubaidah bin Rifa’ah.
* Menghidupkan anak perempuan yang telah mati lama dikuburannya.
* Mendapatkan bantuan dari Malaikat Jundallah ketika dalam Perang Badar.
* Mengetahui kejadian yang tidak dilihat olehnya
* Mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi.
* Sanggup melihat dibalik punggungnya seperti melihat dari depan.
* Melihat dan mendengar apa yang ada dilangit dan bumi.
* Mengetahui isi hati sahabat dan lawannya.
* Mengetahui yang terjadi di dalam kubur.
* Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.
* Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya
* Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad.
* Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.
* Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
* Mengetahui nasib cucu-cucunya dikemudia hari, seperti nasib Hasan yang akan bermusuhan dengan Mu’awiyyah bin Abu Sufyan beserta keturunannya. Nasib Husain yang akan dibantai oleh tentara Yazid disebuah Padang Karbala.
* Jarak pandang tembus hingga melihat Masjid al-Aqsha dari jarak kejauhan.
* Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu Mi’raj dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah salat dalam waktu tidak sampai satu malam.
* Menerima firman Tuhan melalui wahyu yang kemudian dijadikan satu bundel dengan nama Al-Qur’an.
* Tidak mengetahui hal gaib kecuali mendapatkan wahyu

Dan masih banyak lagi mu’jizat beliau lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena begitu banyaknya, tetapi dengan salah satu mu’jizat beliau yang besar berupa Al Qur’an yang diturunkan kepada beliau sudah cukup bagi kita untuk beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad sebagi Rasul Allah hingga akhir jaman.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www,instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Dalil Mu’jizat Rasulullah Membelah Bulan.

Dalil Mu’jizat Rasulullah Membelah Bulan.

Sebagian orang mungkin belum mengetahui hal ini yaitu bulan pernah terbelah di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kejadian ini telah diceritakan dalam Al Qur’an dan dalam berbagai hadits. Kejadian ini pula adalah di antara tanda datangnya kiamat. 

Allah Ta’ala berfirman : 

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan. (QS. Al Qamar (54) : 1)

Terdapat hadits yang juga menyebutkan hal ini, sebagaimana yang disebutkan berikut ini : 

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ح و قَالَ لِي خَلِيفَةُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ

Telah bercerita kepadaku Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Yunus telah bercerita kepada kami Syaiban dari Qatadah dari Anas bin Malik. Danb diriwayatkan pula; Dan Khalifah berkata kepadaku, telah bercerita kepada kami Yazid bin Zurai' telah bercerita kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu dia bercerita kepada mereka bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menunjukkan ayat (mu'jizat, bukti kenabian). Maka beliau menunjukkan kepada mereka terbelahnya bulan". (HR. Bukhori No.3365)

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ الْقَمَرَ شِقَّتَيْنِ حَتَّى رَأَوْا حِرَاءً بَيْنَهُمَا

Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Bisyir bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu 'Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menunjukkan tanda-tanda (mukjizat). Maka beliau memperlihatkan kepada mereka dimana bulan terbelah menjadi dua bagian hingga dapat terlihat gua Hira dari celah diantaranya". (HR. Bukhori No.3579)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Qatadah dari Anas radliallahu 'anhu dia berkata; Penduduk Makkah meminta Rasul untuk memperlihatkan sebuah tanda, Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan.(HR. Bukhori No.4489)

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ مَرَّتَيْنِ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ بِمَعْنَى حَدِيثِ شَيْبَانَ

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Abdu bin Humaid keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas, penduduk Makkah meminta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran pada mereka lalu beliau memperlihatkan terbelahnya bulan pada mereka dua kali. Telah menceritakannya kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari Qatadah dari Anas dengan makna hadits Syaiban. (HR. Muslim No.5013)

حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِقَّتَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا

Telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dari Abu Ma'mar dari Abdullah berkata: Bulan terbelah dua bagian dimasa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saksikan." (HR. Muslim No.5010)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي كِلَاهُمَا عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا مِنْجَابُ بْنُ الْحَارِثِ التَّمِيمِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا ابْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى إِذَا انْفَلَقَ الْقَمَرُ فِلْقَتَيْنِ فَكَانَتْ فِلْقَةٌ وَرَاءَ الْجَبَلِ وَفِلْقَةٌ دُونَهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, Abu Kuraib dan Ishaq bin Ibrahim semuanya dari Abu Mu'awiyah. Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami ayahku, keduanya dari Al A'masy. Telah menceritakan kepada kami Minjab bin Al Harits At Taimi, teks hadits miliknya, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Mushir dari Al A'masy dari Ibrahim dari Abu Ma'mar dari Abdullah bin Mas'ud berkata: Saat kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam di Mina, bulan terbelah menjadi dua bagian, salah satunya di belakang gunung dan yang lain di bawahnya, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saksikan." (HR. Muslim No.5011)

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِلْقَتَيْنِ فَسَتَرَ الْجَبَلُ فِلْقَةً وَكَانَتْ فِلْقَةٌ فَوْقَ الْجَبَلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اشْهَدْ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ و حَدَّثَنِيهِ بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ كِلَاهُمَا عَنْ شُعْبَةَ بِإِسْنَادِ ابْنِ مُعَاذٍ عَنْ شُعْبَةَ نَحْوَ حَدِيثِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ فَقَالَ اشْهَدُوا اشْهَدُوا

Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Ibrahim dari Abu Ma'mar dari Abdullah bin Mas'ud berkata: Bulan terbelah dimasa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menjadi dua bagian, salah satunya menutupi gunung atau yang lainnya di atas gunung, kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Ya Allah saksikanlah." Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Mujahid dari Ibnu Umar dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam seperti itu. Telah menceritakannya kepadaku Bisyr bin Khalid telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Ja'far. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Adi, keduanya dari Syu'bah dengan sanad Ibnu Mu'adz dari Syu'bah seperti haditsnya, hanya saja dalam hadits Ibnu Abi Adi disebutkan: Lalu beliau bersabda: "Saksikanlah, saksikanlah." (HR. Muslim No.5012)

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ انْفَلَقَ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَأَنَسٍ وَجُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah bererita kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Mujahid dari Ibnu Umar berkata: di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bulan terbelah menjadi dua, kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saksikanlah." Abu Isa berkata: dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Mas'ud, Anas dan Jubair bin Muth'im dan hadits ini hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.2108)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى فَانْشَقَّ الْقَمَرُ فَلْقَتَيْنِ فَلْقَةٌ مِنْ وَرَاءِ الْجَبَلِ وَفَلْقَةٌ دُونَهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا يَعْنِي { اقْتَرَبَتْ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ } قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mushir dari Al A'masy dari Ibrahim dari Abu Ma'mar dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu, ia berkata; ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Mina, kemudian bulan terbelah menjadi dua belah, sebelah dari balik gunung dan sebelah di depan gunung. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada kami; saksikanlah! yaitu telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. (QS. Alqomar 1), Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.3207)

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آيَةً فَانْشَقَّ الْقَمَرُ بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ فَنَزَلَتْ { اقْتَرَبَتْ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ إِلَى قَوْلِهِ سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ } يَقُولُ ذَاهِبٌ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq dari Ma'mar dari Qatadah dari Anas, ia berkata; penduduk Mekkah meminta satu tanda kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian bulan terbelah di Mekkah dua kali. Kemudian turunlah ayat: "Telah dekat datang hari kiamat dan telah terbelah bulan Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus." (QS. Alqomar 1-2). (HR. At Tirmidzi No.3208)

حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ مَرَّتَيْنِ

Telah menceritakan kepada kami Yunus Bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik, Penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallalhu'alaihi wasallam agar diperlihatkan kepada mereka tanda kenabian (mukjizat). Maka (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (HR. Ahmad No.12678 dan 12825)

Dan masih banyak lagi dalil salah satu mu’jizat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam yaitu membelah bulan, tetapi dengan dalil tersebut sudah cukup membuat kita yakin bahwa pada jaman Rasulullah bulan pernah terbelah menjadi dua.

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Instagram Majelis Nuurus Sa'aadah : @majlisnuurussaadah
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @habibshulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : @majlisnuurussaadah
Facebook : https://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس