Kamis, 31 Maret 2022

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 101-150)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 101-150). 

Hadits 101. 

إذا رأيتُمُ الحَريق فكبروا فإنّ التكبير يُطفئه. رواه ابن عساكر

Apabila kamu melihat kebakaran, maka bertakbirlah, sesungguhnya takbir itu memadamkan api. (HR. Ibnu 'Asakir)

Penjelasan : 
Apabila kita melihat rumah terbakar, di samping kita memadami api dengan air, maka bacalah takbir berulang-ulang, karena takbir itupun dapat pula menolong memadamkan api, di lain riwayat dengan mengumandangkan adzan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 102.

إذا أراد الله بقوم سُوءاً جَعَل أمَرَهُمْ إلى مُترَ فيهم. رواه الديلمى

Apabila Allah menghendaki kejelekan pada suatu kaum, maka la menjadikan urusan perkara mereka berada di tangan orang-orang yang hidup mewah dari kalangan mereka. (HR. Ad Dailamiy) 

Penjelasan : 
Kehidupan yang serba mewah adalah merupakan sumber dari segala kejelekan, oleh karena itu apabila setiap urusan yang dipegang oleh orang-orang yang biasa hidup mewah celakalah akibatnya. Terlebih lagi jika urusan tersebut menyangkut masalah orang banyak. Hadits ini sesuai dengan firman Allah swt. dalam surah Al Alaq ayat 6 dan 7.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 103.

إذا سَأَلْتُمْ الله تعالى، فَاسْألُوهُ ببطون أكفكم وَلا تشألوه بظهورها، تُمْ لا ترُدوهَا حَتَّى تَمْسَحُوا بها وُجُوهكم، فإنّ الله جاعل فيها بركة. رواه أبو داود

Apabila kamu bermohon kepada Allah swt. Maka memohonlah dengan menadahkan telapak tanganmu dan jangan kamu memohon dengan punggung tanganmu. Kemudian jangan dulu berhenti sebelumn kamu mengusapkannya ke mukamu, maka sesungguhnya Allah menjadikan padanya keberkatan. (HR. Abu Daud)

Penjelasan : 
Biasanya jika orang berdo'a, maka tangannya ditadahkannya dengan dua telapak tangannya, dan sesudah berdo'a, maka diusap kannya ke mukanya. Hal yang demikian adalah menurut ajaran Rasul.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 104.

إذا سَأَلَ أَحَدُكُمْ رَبُّهُ مَسْأَلَةً فَتَعَرَّف الإجابة فليقل: الْحَمْدُ لله الذي بنعمَته تتمُ الصَّالِحَاتُ : وَمَن أبطأ عنه ذلك فليقل: الحَمْدُ للهِ عَلَى كُلّ حَال. رواه البيهقى عن أبي هريرة

Apabila seseorang di antara kamu memohon suatu permohonan kepada Tuhannya, kemudian ia mengetahui bahwa permohonannya itu dikabulkan Allah, maka ucapkanlah : ALHAMDULILLAHIL LADzII BINIMATIHI TATIMMUSh ShOOLIHAAT(I) (Segala puji bagi Allah yang berkat ni'matnya semua hal-hal yang baik menjadi sempurna). Dan barangsiapa yang dilambatkan pengabulannya (tidak dikabulkan) maka katakanlah : ALHAMDULILLAHI ‘ALAA KULLI HAAL(IN) (Segala puji bagi Allah atas tiap-tiap keadaan). (HR. Al Baihaqi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Manusia wajib bersyukur kepada Allah swt. atas anugerah yang diberikan Allah kepadanya, termasuk do'anya yang telah dikabulkan, dan bacalah do'a yang tersebut di atas ini. Tapi apabila suatu itu belum diijabah Allah, maka bersabarlah dan periksalah diri sendiri, mungkin dosa-dosanya masih banyak, dan minta ampunlah kepada Allah dengan mendekatkan diri kepadaNya dan bacalah kalimat puji-pujian seperti yang tersebut di atas.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 105.

إذا سَرَتك حَسَنَتُك، وَسَاءتك سيئتُك، فأنت مُؤمن. رواه الضياء عن أبى أمامة

Apabila engkau menyukai kebaikanmu dan engkau tidak menyukai kejahatanmu, sesungguhnya engkau adalah orang Mu'min. (HR. Adh Dhiya', Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang Mu'min menyukai akan yang baik dan dia merasa gembira dengan kebaikannya itu, dan dia tidak suka akan yang jahat-jahat, sehingga dijauhinya perbuatan-perbuatan jahat itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 106. 

إذا سَمَّيْتُمُ الوَلدَ مُحَمَّداً فأكرمُوهُ، وَأَوْسِعُوا له في المجلس، وَلا تُقبَحُوا لَهُ وجها. رواد الخطيب عن على

Apabila kamu menamai anak lelakimu, Muhammad, maka muliakanlah dia, dan luaskanlah baginya tempat duduk, dan janganlah kamu bermasam muka terhadapnya. (HR. Al Khathib, Dari Ali Kwj.)

Penjelasan : 
Nama Muhammad yang diberikan kepada seseorang, seperti Muhammad Nur, Muhammad Ali, Muhammad Shulfi dan sebagainya, itulah nama yang baik, karena itu orangnyapun janganlah dihina tapi muliakanlah dia.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 107.

إذا شربتُمُ المَاء فاشرَبُوهُ مَصًّا، وَلا تَشرَبُوهُ عَبًا، فإن العب يُورث الكباد. روأد الديلمى

Apabila kamu meminum air, maka minumlah dengan cara menghirup, dan janganlah kamu minum dengan menuangkannya (menenggak), karena sesungguhnya minum dengan cara tersebut mengakibat kan penyakit hati, ginjal dan limpa. (HR.Ad Dailamiy)

Penjelasan : 
Jika kita minum air hendaklah dihirup, karena apabila kita meminumnya langsung saja dengan tak dihirup, maka akan mendatangkan sakit pada hati, atau sakit ginjal dan limpa. Dan supaya kesehatan kita terjamin, maka amalkanlah ajaran Rasul Allah yang tersebut dalam hadits di atas.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 108.

إذا صلى أَحَدُكُمْ، فَليُصل صلاة مُوَدَّع، صلاة مَن لا يظن أنه يرجع إليها ابدا. رواه الديلمى عن أم سلمة

Apabila seseorang di antara kamu mengerjakan shalat, maka lakukanlah sebagaimana shalatnya orang yang minta diri yaitu shalatrya orang yang merasa yakin bahwa dirinya tidak akan kembali melakukannya, untuk selama-lamanya (mati). (HR. Ad Dailamiy, Dari Ummu Salamah ra.) 

Penjelasan : 
Seseorang yang menyangka dirinya tidak akan lama lagi hidup di dunia ini, jika dia mengerjakan shalat, maka dikerjakannya baik-baik dan dia menganggap bahwa shalatnya itu adalah simpanan amalnya yang akan menyelamatkan dirinya di kemudian hari. Maka shalatnya itu dikerjakannya dengan khusyu', tawadhu' dan tepat waktu, Demikianlah hendaknya setiap orang yang mengerjakan shalat haruslah baik-baik, yang seakan-akan dia menyangka bahwa shalatnya itu barangkali shalat yang terakhir yang bisa saja sehabis sholat dia meninggal dunia.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 109.

إذا صلت المرأة خمسَها، وَصَامَتْ شهرَها، وَحَفظت فرجّها، وأطاعت زوجها دخلت الجنة. رواه البزار عن أنس

Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, memelihara kehormatan dirinya, dan dia ta'at kepada suaminya, maka ia bakal masuk surga. (HR. Al Bazar dari Anas).

Penjelasan : 
Wanita yang akan masuk surga ialah wanita yang tak pernah meninggalkan shalat dan puasa Ramadhannya, kecuali jika ada halangan yang tak membolehkannya shalat dan berpuasa, serta memelihara kehormatan dirinya, baik di waktu' suaminya berada di dekatnya ataupun waktu suaminya jauh dari padanya, dan ta'at kepada perintah suaminya, selama suaminya tidak memerintahkan berbuat maksiat, maka wanita itu akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)
Hadits 110.

إذا ضيّعت الأمانة فانتظر السّاعة، قال: كيف إضاعَتُها يَا رَسُول الله؟ قال : إذا أسند الأمر إلى غير أهله، فانتظر الساعة . رواه البخارى

Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, lalu ada seseorang bertanya : Bagaimana pengertian menyia-nyiakan amanat itu wahai Rasulullah? Berkata Nabi : Apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah ke hancurannya. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Seseorang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan, lalu orang itu dipercayai untuk memimpin umat, maka tentu saja dia tidak akan dapat melaksanakan tugasnya, dan andaikata dikerjakannya tapi karena dia tidak mengerti, maka bukanlah kebaikan yang datang. tapi kericuhan dan kegagalanlah yang akan terjadi. Oleh karena itu amanat itu harus diberikan kepada yang ahlinya, bukan karena pandang-bulu, mentang-mentang orang itu teman-karib dan sebagai-nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 111.

إذا ضرب أحدكم فليجتنب الوجه. رواه البخارى

Apabila seseorang di antara kamu memukul, maka hendaklah ia jauhi (memukul) muka, (jangan memukul muka). (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada seseorang supaya jangan sampai memukul muka apabila ia marah, terutama kepada istri atau anak-anaknya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 112.

إذا طلعت الثريا آمِنَ الزّارع مِنَ الْعَاهة. رواه الطبرانى

Apabila terbit bintang Tsuraya, maka amanlah orang Tani dari bencana tumbuh-tumbuhan. (HR. Ath Thabrani)

Penjelasan : 
Bintang Tsuraya membawa keberuntungan dalam pertanian, maka bersyukurlah kepada Allah yang menjadikannya. Allah swt. telah menjadikan embun dengan tidak percuma saja. Tetapi embun itu dapat menyelamatkan tumbuh-tumbuhan dari bencana penyakit tumbuh-tumbuhan itu, Oleh karena itu orang orang Tani jangan lupa bersyukur kepada Allah swt. dengan mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 113.

إذا طنّت أذن احدكم فليذكرنى ، ويصل علي ، وليقل : ذكر الله من ذكرنى بخير . رواه أبن عدي عن أبى رافع

Apabila berdengung telinga seseorang di antara kamu, maka ingatlah aku dan berbersholawatlah kepadaKu dan bacalah: DzAKARALLAHU MAN DzAKARONI BI KhOIR(IN) (Telah mengingat Allah akan orang yang mengingatNya dengan baik). (HR. Ibnu 'Ady, Dari Abi Rafï')

Penjelasan : 
Kebanyakan orang mempercayai apabila telinganya berdengung yang sebelah kanan, tandanya berita baik yang akan datang, dan, apabila berdenging telinganya yang sebelah kiri tandanya berita yang tak baik yang akan tiba. Dengan kepercayaannya itu mereka menjadi gembira atau berdukacita. Padahal menurut ajaran Islam apabila berdenging telinga itu baik kanan maupun yang kiri, janganlah lupa kepada Allah dan berdo'alah, semoga kebaikanlah yang akan datang.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 114.

إذا عطس أَحَدُكُمْ فَليَقُل: الحَمْدُ لله رب الْعَالَمِينَ. وَلَيَقُل له أخوه أو صاحبهُ : يَرْحَمُك الله. فإذا قال له يرحمُك الله فليقل: يهديكُمُ اللَّهُ ويصلح بالكم. رواه أبو داود والنسائى

Apabila bersin seseorang di antara kamu, maka ucapkanlah: “AHAMDULILLAHIRABBIL 'ALAMIN" Dan hendaklah saudaranya atau sahabat nya mengucapkan: "YARHAMUKALLAH " maka apabila berkata baginya yarhamukallah, maka katakanlah: "YAHDIKUMULLAHU WA YUShLIHU BAALAKUM". (HR. Abu Daud dan An Nasa'i)

Penjelasan : 
Tiap-tiap yang bersin hendaklah mengucapkan: "ALHAMDUILLAH", artinya segala puji bagi Allah, maka orang yang mendengarkannya hendaklah menjawab ucapan orang yang bersin itu dengan ucapan: "YARHAMUKALLAH", kepada laki-laki dan "YARHAMUKILLAH kepada perempuan, artinya semoga Allah memberi rahmat kepadamu, lalu dibalas lagi ucapan itu oleh orang yang bersin dengan ucapan: YAHDIKUMULLAHU WA YUShLIHU BALALKUM, artinya: semoga Allah memberi petunjuk kepada kamu dan memberi kebaikan kepada keadaanmu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 115.

إذا عرف الغلام يمينه من شماله، فمُرُوهُ بالصلاة. رواه أبو داود

Apabila anak telah mengenal tangan kanannya daripada tangan kirinya, maka suruhlah dia mengerjakan shalat. (HR. Abu Daud)

Penjelasan : 
Anak-anak kecil yang sudah dapat memperbedakan antara hal yang baik dan hal yang jelek, berarti anak itu telah mumayiz (telah dapat membedakan) sesuatu, maka anak itu sudah waktunya mulai diajar shalat dan mengerjakannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 116.

إذا عظمَتْ أمَّتِى الدُّنْيَا تُزعت منها هيبة الإسلام، وإذا تركت الأمر بالمَعرُوفى والنهي عن المنكر خرمَتْ بَرَكة الوحي. رواه الترمذى

Apabila umatku membesarkan dunia, dicabutlah daripadanya kebesaran Islam dan apabila dia meninggalkanmya ammar ma’ruf dan nahi munkar, diharamkan baginya akan keberkatan wahyu. (HR.  At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Orang yang mementingkan dunia, tentulah dia akan meninggalkan kebesaran Islam, maka umurnya, harta bendanya serta tenaga dan waktunya akan dicurahkannya kepada dunia, dia lebih senang pergi ke cafe daripada ke Mesjid, dia lebih suka hidup berfoya-foya daripada menolong orang-orang miskin, anak yatim piatu dan sebagainya. Orang yang tidak mau mengajak dirinya dan masyarakat menyuruh kepada yang baik-baik dan melarang kepada yang jahat-jahat, maka sudah barang tentu ajaran Allah tidak masuk lagi ke dalam diri orang itu, Maka mereka itu akan merugi hidupnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 117.

إذا قلت لصاجبك يَوْمَ الْجُمُعَة: أنصت - والإمام يخطب - فقد لغوت. رواه البخارى

Apabila engkau berkata pada sahabatmu sewaktu shalat Jum'at : "Diamlah", sedangkan imam sedang berkhutbah, maka sesungguhnya telah berbuat sia-sialah engkau. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Ketika imam sedang membaca khutbah pada hari Jum'at tidak boleh seorangpun berkata-kata, dan memainkan sesuatu seperi hp, dll harus mendengarkan dengan tekun. Tetapi apabila engkau melarang orang berkata-kata dengan mengatakan: "Diamlah engkau", maka engkaupun telah ikut berbicara pula, dan perbuatan kita itu adalah melenyapkan pahala shalat Jum'at. Oleh karena itu apabila kita menyuruh orang diam, tidak usah dengan kata-kata, tapi hendaklah dengan isyarat, supaya kita jangan membuat ribut pula.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 118. 

إذا قال العبد : "يا رب يا رب" قال الله تعالى : لبيك عبدى ، سل تعط. رواه ابن أبى الدنيا عن عايشة

Apabila berkata hamba : YAA ROBB YAA ROBB "Ya Tuhan, Ya Tuhan" berkata Allah: Inilah Aku! hambaKu, mintalah engkau diberi. (HR. Ibnu Abid Duniya, Dari ‘Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika kita berdo'a kepada Allah, kita selalu menyeruNya, YAA ROBB YAA ROBB YAA ROBB, dengan berulang-ulang, maka seruan kita itu dijawab oleh Allah. Hai hambaKu, Aku ada, bermohonlah kepadaKu, maka akan kuberi permohonanmu itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 119.

إذا ضرب أحدكم فليجتنب الوجه. رواه البخارى

Apabila seseorang di antara kamu memukul, maka hendaklah ia jauhi (memukul) muka, (jangan memukul muka). (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada seseorang supaya jangan sampai memukul muka apabila ia marah, terutama kepada istri atau anak-anaknya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 120. 

إذا قام العَبْدُ فى صلاته ذر البرّ على رأسه حَتَّى يَرْكع، فإذا ركع عَلتهُ رَحْمَةُ اللهِ حَتَّى يَسْجُدَ، وَالسّاجدُ يَسْجُدُ عَلَى قَدَمَى الله تعالى، فَلَيْسَأل وليزغب . رواد سعيد بن منصور عن أبى عمار مرسلا

Apabila berdiri hamba dalam shalatnya, maka ditebarkanlah kebaikan di atas kepalanya sehingga dia ruku, dan apabila dia ruku', rahmat Allah meliputi dirinya sehingga dia sujud, dan orang yang sujud, itu berarti memperhambakan dirinya kepada Allah, maka bermohonlah dan bersuka-citalah," (HR. Sa'id bin Manshur, Dari Abi Amar secara Mursalan).

Penjelasan : 
Orang yang mengerjakan shalat pahalanya amat besar sehingga digambarkan bahwa kebaikan bertebaran pada diri orang itu, sampai ia selesainya dari shalatnya. Jika dia berdo'a (bermohon) kepada Allah, meminta yang diinginkannya, Allah akan mengabulkannya. Terutama sekali di kala ia sedang sujud, karena pada saat-sat itulah ia berada dekat sekali dengan Allah sehingga doanya pun dikabulkanNya, tetapi hendaknya berdoa di dalam sujud dengan menggunakan bahasa Arab dan dengan doa yang masyhur yang dibaca oleh Nabi, untuk kehati-hatian kita yang bisa menyebabkan tidak sahnya sholat kita dengan sebab berdoa di dalam sujud sholat kita dengan menggunakan selain bahasa Arab.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 121.

إذا قرأ ابن آدم السجُدَة، فَسَجَدَ، اعتزل الشيطان يبكى يَقُولُ : يا ويلاه! أمرَ ابن آدم بالسجُودِ، فَسَجَدَ، فَلَهُ الجّنة، وأمزتُ بالسجّود فعصيت، فلي النَّارُ . رواه مسلم عن أبى هريرة

Apabila anak Adam membaca surat As sajdah, lalu dia sujud, setan menjauhkan diri darinya seraya menangis, berkata setan: Hai celakalah kiranya aku, anak Adam disuruh sujud, ia pun sujud, maka baginya surga, dan aku disuruh sujud, tetapi aku mendurhakai, maka bagiku Neraka. (HR. Muslim, Dari Abi Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Apabila seseorang membaca surat As sajadah, hendaklah ia sujud, dan ketika itu setan-setan menjauhkan dirinya sambil menangis dan berkata: Hai celaka kiranya aku, manusia disuruh sujud dia mau sujud, maka untuknya surga, dan aku disuruh sujud, tetapi aku tidak mau sujud, maka tentulah aku menjadi orang yang durhaka, maka bagiku neraka.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 122.

إذا أقيمت الصّلاة فلا تأتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ، وَأَتُوهَا وَأَنْتُمْ تَمْشُونَ، وَعَلَيْكُم السّكينَةَ، فَمَا أدرَكُتُمْ فَصَلوا، وَمَا فَاتَكُمْ فأتمّوا. رواه البخارى ومسلم

Apabila shalat didirikan, maka janganlah kamu mendatanginya Sambil berlari-lari, tetapi datangilah shalat itu berjalan dengan tenang (tertib dan sopan), maka apa-apa yang kamu jumpai lakukanlah shalatmu dan apa-apa yang luput olehmu, maka sempurnakanlah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Apabila kita pergi untuk shalat berjama'ah, maka berjalanlah dengan tenang, jangan berlari-lari, dan jangan terburu-buru, jika kita menjumpai orang-orang jama'ah sudah shalat, maka shalatlah Bersama mereka walaupun hanya satu rakaat dan yang kurangnya hendaklah disempurnakan sendirian sehingga cukup bilangan rakaatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 123. 

إذا أقيمت الصّلاة فكبز، ثم اقرأ ما تيسَّرَ مَعك مِنَ الْقُرْآن، ثمّ اركع حَتى تطمئن راكعاً، ثم ازقع حَتَّى تَعْتدل قائماً، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم ارفع حتى تطمئن جالسا، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم افعل ذلك في صلاتك كلها. رواه البخاري ومسلم

Apabila shalat didirikan maka takbirlah, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau daripada ayat Al-Qur'an, kemudian ruku' lah hingga tuma'ninah ruku'nya, kemudian angkatlah kepalamu hingga l'tidal (berdiri lurus), kemudian sujudlah hingga thuma'ninah sujudnya, kemudian angkatkan kepala hingga thuma'ninah duduknya, kemudian sujudlah hingga thuma'ninah sujudnya, kemudian perbuatlah seperti demikian dalam shalatmu kesemuanya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Jika mengerjakan shalat harus dimulai dengan takbir, dan kerjakan yang menjadi rukun shalat dan yang sunnatnya seperti membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan dalam semua raka'at harus ada ruku' dan sujudnya dengan thuma'ninahnya, jangan terburu-buru tanpa ada thuma’ninah, Karena itu pelajarilah cara-cara mengerjakannya, janganlah hanya dikira-kira saja. Shalat duduk, juga memakai ruku' dan sujud, dan shalat tiduran juga demikian, tapi ruku' dan sujudnya dengan isyarat mata saja, kadar tumaninah adalah sekadar seorang membaca 1x Subhanallah, (kurang dari 1 detik), maka jika seorang melakukan shalat, pada i’tidal, rukuk, duduk, dan sujud ia harus berdiam segenap tubuhnya sekadar minimal kadar diatas, jika kurang dari itu maka tidak sah shalatnya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 124. 

إذا فرب إلى أحَدِكُمْ طعَامُهُ وفي رجليه نعلان فلينزع نعليه، فإنه أروخح للقدمين، وَهُوَ مِنَ السُنة. رواه أبو يعلى عن أنس

Apabila telah makanan dihidangkan kepada seseorang di antara kamu sedangkan ia masih memakai alas kakinya, maka hendaklah ia tanggalkan terompahnya itu, karena yang dimakan itu lebih nyaman bagi kedua telapak kakinya dan perbuatan ini adalah daripada sunnah Nabi. (HR. Abu Ya'la, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Menurut sunnah Nabi jika seseorang mau makan sebaiknya jangan memakai terompah (sepatu, sendal), supaya kakinya lega, dan makanan itu akan merata dirasakan oleh seluruh tubuh.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 125. 

إذا كثُرَتْ ذنوب العبد فَلَمْ يَكُنْ لَهُ مِنَ العَمَل مَا يُكفَرُها، ابتلاه الله بالخزن ليكفرَهَا عَنْهُ. رواه أحمد عن عائشة

Apabila sudah terlalu banyak dosa seorang hamba sedang baginya tidak ada amal (kebaikan) untuk menghapuskan dosanya itu, Allah mencobanya dengan kesusahan, untuk menutupi dosanya itu. (HR. Ahmad, Dari Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Orang yang terlalu banyak dosanya sedangkan amal kebaikan nya tak ada pula, maka tentulah dosanya itu tidak akan diringankan daripadanya, maka orang itu akan mendapat cobaan dari Allah dengan bermacam-macam kesusahan, dan mungkin nantinya dengan cobaan itu dia akan menjadi sadar dan insaf, sehingga dia tidak akan berbuat dosa lagi, dan dia akan bertobat kepada Allah swt. Oleh karena itu ujian yang pahit atas dirinya itu akan menjadi hikmah yang baik untuk menghapuskan dosanya. Tapi andai-kata dengan ujian itu, dia tidak sadar dan insaf, maka nerakalah tempat kediamannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 126.

إذا كان آخر الزمان كان قوَامُ دين الناس ودُنياهم الدراهم والدنانير. رواه الطبرانى

Apabila zaman sudah akhir, maka yang dijadikan tolok ukur agama manusia dan dunia mereka adalah terletak pada dirham dan dinar. (HR. Ath Thabrani).

Penjelasan : 
Tanda-tanda sudah dekat akhir zaman, di mana manusia menggantungkan hidupnya, baik dalam beragama ataupun cara hidupnya sehari-hari tergantung kepada uang yang banyak. Mereka sangat terpengaruh dalam harta-benda, sehingga agamanya juga diperjual belikannya, seperti seorang yang mengajarkan agama, jika ia tidak diberi uang yang banyak, maka ia tidak melaksanakan tugasnya, (untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat). Jadi segala galanya digantungkannya untuk kepuasan dunia (banyak uang).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 127. 

إذا مات ولد العبد قال الله تعالى لملائكته: قبضتُمْ وَلد عبدي، فيقولون:  نَعَمْ، فَيَقُولُ : قبضتم ثمرة فؤاده، فَيَقولُونَ:  نَعَمْ، فَيَقُول:  ماذا قال عبدي؟ فيقولون:  حمدك وَاسْتَرجع، فيقول الله تعالى : ابنوا لعبدي بيتافى الْجَنَّةِ، وَسَموه بيت الحمد. رواه الترمذي عن أبي موسى

Apabila anak seseorang mati, berkata Allah swt. kepada Malaikat-Nya : Telah kamu cabut ruh anak hambaku, maka berkata Malaikat : Betul, maka berkata Allah : Telah kamu ambil buah hatinya, maka berkata Malaikat : Betul. Maka berkata Allah swt. : Apakah kata hambaKu? Maka berkata mereka (Malaikat) : Dia telah memuji Engkau dan berkata: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROJI'UN pada waktu kematian itu. Maka berkata Allah : Buatkanlah untuk hambaku itu rumah di dalam surga dan namakanlah rumahnya, rumah pujian. (HR. At Tirmidziy, Dari Abu Musa ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang kematian anak, adalah satu cobaan yang besar sekali dan apabila yang punya anak itu sabar dan berkata: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROJI'UN (Kami adalah kepunyaan Allah dan akan kembali kepadaNya), maka dibuatkanlah baginya istana di dalam surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 128. 

إذا مات الإنسان انقطع عمله إلأ من ثلاث: صدقة جارية، أوعلمي نتفع به، أو ولد صالح يدعو له.  رواه مسلم

Apabila manusia mati, putuslah amalnya, kecuali tiga macam : Sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaat kan atau anak yang saleh yang mendo'akannya. (HR. Muslim)

Penjelasan : 
Bila manusia telah meninggal dunia, semuanya itu tak bermanfaat baginya lagi, kecuali apabila dia meninggalkan yang tiga macam, maka itulah yang akan menjadi pensiunannya di kemudian-hari. Pertama orang yang waktu hidupnya mempunyai sedekah jariyah, seperti membuat gedung-sekolah, mesjid, rumah-sakit dan sebagainya karena Allah. Begitu pula ilmu yang dimanfaatkan (diamalkan), yang diajarkan kepada orang sehingga ilmu itu berkurang, maka di mana dia telah meninggal-dunia, pahala dari ilmunya itu, akan diberikan Allah kepadanya. Dan do'a anak yang saleh yang mendo' akan orang-tuanya, maka do'a anak itu akan disampaikan Allah kepada orang-tua anak itu, karena baiknya anak itu adalah hasil jasa orang-tuanya. 

Apakah sampai doa atau pahala dari orang lain untuk mayit ? 

Jawabnya : Sampai, sebab hadits tersebut menjelaskan putus amalnya, bukan menjelaskan tidak sampainya amal orang lain (pahala yang di hadiahkan) terhadapnya, orang yang sudah meninggal terputus amalnya karena dirinya sudah tidak dapat berbuat amal sholeh lagi sebab sudah meninggal dunia, amal sholeh hanya dapat di lakukan oleh orang hidup, di alam kubur tidak bisa melakukan amal sholeh jadi terputus untuk berbuat amal sholeh lagi, tetapi bukan berarti tidak bisa mendapat pahala dari orang lain, sebab sedekah jariah dan doa dari anak yang sholeh saja bisa sampai, jadi pahala dari orang lainpun dapat sampai kepadanya. (lihat tulisan habib tentang sampainya pahala : https://www.shulfialaydrus.com/search?q=sampainya+pahala)

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 129. 

إذا نزل بكُمْ كرب، أؤ جّهدُ، أَوْ بَلاء، فقولوا: اللهُ رَبَّنَا لا شريك له. رواه البيهقي عن ابن عباس

Apabila datang kepadamu kesusahan-kesusahan atau kepayahan-kepayahan atau bala, maka katakanlah: ALLAHU ROBBUNAA LAA SYARIIKA LAHU (Allah adalah Tuhan kami, tidak ada serikat bagiNya). (HR. Al Baihaqiy, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Apabila kita mendapat cobaan dari Allah dengan bermacam-macam cobaan yang menyusahkan diri kita seperti menghadapi fitnah-fitnah, atau soal ekonomi, yang selalu dalam kepayahan, atau cobaan lainnya, seperti sering mendapat sakit, keluarga sakit atau meninggal dunia, maka perbanyaklah membaca ucapan yang tersebut di atas, mudah-mudahan cobaan itu akan berganti dengan yang baik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 130.

إذا نظرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَن فضل عليه في المال والخلق، فلينظر إلى مَن هُوَ . أَسْفَلَ مِنْهُ. رواه الشيخان عن أبي هريرة

Apabila seseorang di antara kamu melihat orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta-benda dan bentuk rupa, maka hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih rendah daripadanya. (HR. Syaikhan (Bukhari – Muslim),
Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Di dalam soal-soal hidup janganlah kita memandang kepada orang yang mempunyai kelebihan (lebih kaya) daripada kita, tapi pandanglah orang yang lebih menderita (miskin) daripada kita. Jika kita memandang kepada orang yang lebih dari kita, apabila kita tidak mempunyai keimanan, niscaya akan menggerutu dan mengomellah kita, kenapa nasib kita tidak sama dengan dia, yang akhirnya akan mendatangkan kekufuran. Sebagusnya pandanglah orang yang lebih sengsara dan menderita kehidupannya dari kita, maka akan berkata lah kita di dalam hati. Saya bersyukur kepada Allah bahwa kehidupan saya tidak menderita benar seperti orang itu, yang akhirnya kita akan selalu hidup bersyukur kepada Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Haidits 131.

إذا هُمْ أَحَدُكُمْ بالأمر، فليركع رَكْعَتَيْن من غير الفريضة، ثم ليقل: اللهمّ إني أستخيرك بعلمك، وأشتقدرك بقدرَتك، وَأَسْألك من فضلك العظيم، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاً أقدرُ، وَتعْلَمُ وَلاً أعلمُ، وَأتت علام الغيوب، اللهم إن كُنتَ تَعْلَمُ أنّ هذا الأمر خيرٌ لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري فاقدره لي ويسرة لي، ثم بارك لي فيه، وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شرَّ لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري، فاصرفه عني، واصرفني عنه، واقدر لي الخير حيث كان، ثمّ أرضني به، قال: وَيُسَمّي حاجته. أرواه البخاري

Jika seseorang di antara kanmu bermaksud melakukan suatu perkara penting, hendaknya ia melakukan shalat dua raka'at (shalat Istikhoroh) selain shalat fardhu, setelah itu bacalah: 

ALLAAHUMMA INNI ASTAKhIIRUKA BI’ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDROTIKA WA AS-ALUKA MIN FADhLIKAL ‘AZhIIMI, FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIR(U), WA TA’LAMU WA LAA A’LAM(U), WA ANTA ‘ALLAAMUL GUYUUB, ALLAAHUMMA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADzAL AMRO (…..) KhOIRUL LII FII DIINII WAD DUNYAYA WA MA’AASyI WA ‘AAQIBATI AMRII ‘AAJILI AMRI WA AJILIHI FAQDURHU LII WA YASSIRHU LII TsUMMA BAARIK LII FIIHI, WA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADzAL AMRO SyARRUN LII FII DIINII WA MA’AASyII WA ‘AAQIBATI AMRII WA ‘AAJILIHI WA AJALIHI FAAShRIFHU ‘ANNII WASRIFNII ‘ANHU WAQDUR LIYAL KhOIRA HAITsU KAANA TsUMMA ARODhINII BIHI.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada pengetahuan-Mu, dan aku meminta kekuatan kepada kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada kemurahan-Mu Yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau itu Maha Kuasa sedangkan tiada ke kuasaan bagiku, Engkau Maha Mengetahui sedangkan daku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik untuk agamaku dan kehidupanku serta akibat urusanku, maka perkenankanlah daku terhadap perkara itu dan mudahkanlah daku meraihnya, kemudian berkahilah daku di dalamnya. Dan jika Engkau mengetahui bahwa perkara itu jelek buat agamaku, kehidupanku dan akibat urusanku, maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah daku darinya, kemudian takdirkanlah kebaikan bagiku di manapun kebaikan itu berada serta ridhoilah daku di dalamnya." Nabi saw. melanjutkan sabdanya: "Kemudian orang yang bersangkutan hendaknya menyebut kan keperluannya". (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Jika seseorang hendak melakukan suatu perkara yang penting menyangkut kehidupan pribadinya baik yang berurusan dengan masalah duniawi ataupun ukhrawi, hendaknya ia melakukan shalat istikharah sebanyak dua raka'at. Istikharah artinya memohon petunjuk dari Tuhan agar la memperlihatkan kepadanya jalan mana yang paling baik dipilihnya, sebab hanya Allah-lah yang mengetahui hal-hal yang ghaib. Setelah ada alamat baginya maka hendaknya ia melaksanakan perkaranya sesuai dengan petunjuk ilham dari Allah tersebut. Di dalam hadits lainnya disebutkan, bahwa tidak akan kecewa orang yang beristikharah kepada Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 132. 

إِذَا وُضِعَتِ الْجِنَازَةُ وَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ، فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي‏.‏ وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَىْءٍ إِلاَّ الإِنْسَانَ، وَلَوْ سَمِعَهُ لَصَعِقَ. أرواه البخاري

Apabila jenazah seseorang telah disiapkan, lalu dipikul orang-orang di atas pundak-pundak mereka maka, jenazah itu yang orang baik, berkatalah dia : Segerakanlah aku, Dan jika jenazah itu orang yang tidak baik, berkatalah dia : Hai celakalah daku, hendak ke manakah kamu bawa aku? Suara jenazah itu terdengar oleh segala sesuatu, kecuali manusia, jika sekiranya manusia mendengarnya niscaya akan pingsanlah dia. (HR Bukhari)

Penjelasan : 
Jika jenazah akan diusung ke kubur, di mana jenazah telah diletakkan dalam keranda usungannya, dan telah dipikul orang usungannya itu, di situlah jenazah itu akan merintih (ruhnya) dengan rintihan yang tak putus-putusnya. Apabila orang yang mati itu semasa hidupnya tidak beramal shaleh, maka dia mengatakan : Hendak ke manakah aku akan dibawa. Tetapi jika jenazah itu orang yang suka beramal shaleh, ruhnya akan berseru, cepat cepatkanlah antarkan aku ke kuburku, karena dia akan merasakan ni'mat kubur. Ratapan ruh yang tak baik, atau kegembiraan ruh yang akan mendapat tempat yang baik di dalam kubur, semua binatang yang ada di dekatnya dapat mendengar kata-katanya itu, selain manusia saja yang tak dapat mendengarnya. Apabila dibukakan Allah hijab, artinya manusia dapat mendengar rintihan mayat, niscaya manusia itu takkan dapat hidup di muka bumi ini, dan akan pingsanlah mereka karena ke takutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 133.

إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة. رواه البخاري

Apabila sesuatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukaahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Jika kita menyerahkan sesuatu pekerjaan haruslah kepada yangahlinya, seumpama kita memilih seseorang menjadi pengurus organisasi, sedangkan orang itu tidak mengerti apa-apa tentang yang akandiurusnya (dikerjakannya), maka sudah barang tentu organisasi yangakan dipimpinnya akan pasif saja atau hancur dibuatnya. Begitulahdalam segala hal.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 134.

إذا وُقع في الرَّجُل وأنت في ملإ فكن لِلرَّجُل ناصراً، وللقؤم زاجراً، وقام عنهم. رواه ابن أبى الدنيا فى ذم الغيبة عن أنس 

Apabila pada seseorang diumpat oleh suatu kaum, sedangkan engkauberada di tengah kaum itu, maka hendaklah engkau menjadi penolongbaginya dan cegahlah kaum itu kemudian berdirilah engkau untukmeluruskan mereka. (HR. Ibnu Abid Dunia dalam, Bab Dzumul Ghibah(larangan mengumpat), dari sahabat Anas ra.)

Penjelasan : 
Jika ada orang diumpat oleh suatu kaum, sedangkan engkauberada di situ, maka hendaklah engkau menolong orang yang kenaumpat itu dengan kebijaksanaan engkau. Dengan demikian berartiengkau telah melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 135.

إذا أراد الله بالأمير خيْراً جَعَلَ لَهُ وَزير صدق، إن نسي ذَكَرَهُ وَإنْ ذَكرَ أعانه، وإذا أراد الله به غير ذلك، جَعَلَ لَهُ وَزيرَ سُوء إن نسي لَمْ يُذَكّرة وإن ذكر لم يعنه. رواه النسائى

Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang penguasa, Allah menjadikan baginya pembantu (perdana Menteri) yang jujur, jika ia lupa pembantunya memberi peringatan kepadanya, dan jika dia ingat, pembantunya akan menolongnya. Dan apabila Allah menghendaki dengannya selain demikian. Allah menjadikan baginya pembantu (perdana menteri) yang jahat, apabila raja lupa, ia tidak mengingatkannya, dan apabila raja ingat, ia ridak mau menolongnya. (HR. An Nasa'i)

Penjelasan : 
Raja yang baik dan mempunyai wazir (menteri) yang jujur dan baik, maka akan baiklah negara yang dipimpinnya, sebab raja itu akan menerima tegur-sapanya apabila dia (raja) lupa, dan apabila ia (raja) tidak lupa, maka wazinnya akan membantunya sehingga pekerjaan yang dihadapinya akan berjalan lancar dan baik. Tetapi apabila wazirnya (menterinya) tidak baik, niscaya apabila rajanya itu lupa dan lengah dalam urusannya, wazirnya tidak mau menegurnya dan dibiarkannya saja sekalipun raja itu bersifat zhalim, karena dia sama-sama orang zhalim. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 136.

إذا أكل أحَدُكُمْ مَع جَمَاعَةٍ وَشبع، فلا يَرْفَع يَدَهُ حَتَّى يَرْفَع القوم؛ فإنه يخجل جليسه. رواه البيهقي

Apabila seseorang diantara kamu makan Bersamajama'ah (makanbersama-sama), dan ia telah kenyang,maka janganlah ia selesai dahuluakan tetapi tunggulahsampai semua kaum selesai pula, sebab sikapseperti ini akan membuat malu orang yang duduk bersamanya. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita makan bersama dan kita merasa kenyang, janganlah cepat-cepat membasuh tangan tapi lambatkanlah seolah-olah kita masih makan, untuk menunggu tamu kita selesai makan, sebab jika kita cepat-cepat mencuci tangan sedangkan tamu belum selesai, tamu itu akan merasa malu makan bersama. Begitulah kesopanan (adab) Islam dalam soal makan yang mengajarkan kepada pemeluknya agar mempunyai kesopanan dalam segala hal.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 137. 

إذا حَج الرّجُل بمَال حَرَام، فقال: لبيك ! قال لهُ عَزَّ وَجَل : لا لبيك ولا سعديك. رواه الديلمي

Apabila seseorang melakukan ibadah haji dengan bekal dari harta yang haram, dikala ia berdo'a (membaca talbiyah): Labbaika (Ku penuhi panggilan-Mu), maka Allah SWT. menjawabnya: Tidak ada labbaik dan tidak ada Sa'daik bagimu. (HR. Ad Dailamiy)

Penjelasan : 
Rasulullah SAW. pernah bersabda: Haji mabrur itu tidak ada balasannya yang setimpal melainkan hanyalah surga. Akan tetapi jika seseorang menunaikan ibadah haji dengan bekal yang dihasilkan dari harta atau usaha yang haram maka sia-sialah karena tidak diterima Allah SWT. Demikian pula do'a-do'anyapun ditolak, karena ada sebuah hadits yang mengatakan: Ada seorang lelaki yang rambutnya awut-awutan, badannya penuh dengan debu karena saking lamanya dalam perjalanan. Kemudian ia berdo'a: Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Sedangkan makanannya dari barang yang haram dan pakaiannya pun dari barang yang haram, maka bagaimana ia bias dikabulkan do'anya. Dan ada seorang penyair yang mengatakan: Apabila seseorang pergi haji dari harta yang haram, maka yang haji hanyalah hewan kendaraannya bukannya dia (saat melaksanakan haji dengan berkendaraan hewan, seperti kuda, unta, dll).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 138. 

أذْكُرُوا مَحَاسنَ مَوْتَاكُمْ، وَكُفوا عَنْ مَسَاويهم. رواه الترمذي عن ابن عمر

Sebutlah olehmu kebaikan orang yang mati, dan janganlah kamu menyebut-nyebut kejelekan mereka. (HR. At Tirmidziy, Dari Ibnu Umar ra.)

Penjelasan : 
Membicarakan kebaikan orang yang sudah mati tidaklah apa-apa bahkan disuruh, tetapi membicarakan 'aibnya (keburukannya), tidak boleh, karena yang mati itu telah mulai menerima apa yang dikerjakannya pada masa hidupnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 139.

أذيبُوا طعَامَكُمُ بذكر الله وَالصّلاة، وَلا تَنَامُوا عَلَيْهِ فَتَقسُوقُلُوبُكُمْ. رواه أبو نعيم في الطب عن عائشة

Leburkanlah makanan kamu sekalian dengan berdzikir kepada Allah dan banyak (melakukan) shalat sunnah, janganlah kamu langsung tidur, karena akan menyebabkan keras hati. (HR. Abu Na'im, dalam kitab Ath Thibnya, Dari Siti 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Orang yang habis makan kemudian langsung tidur akan menyebabkan kerasnya hati orang yang bersangkutan, sehingga ia tidak mau menerima kebenaran. Jika mau tidur tunggulah sampai makanan tersebut diproses dalam perut. Sambil menunggu pemrosesan tersebut sebaiknya orang yang bersangkutan banyak berdzikir kepada Allah melalui shalat sunnah, sebagai ucapan syukur atas ni'mat Allah yang dilimpahkan kepadanya. Menurut ilmu kesehatan pun tidur sehabis makan tidak baik dan membahayakan kesehatan, oleh karena itu tunggulah sampai makanan turun kemudian diproses. Gerakan yang ada pada shalat dan konsentrasi fikiran dengan berdzikir kepada Allah mempercepat proses metabolisme, sehingga amanlah orang yang bersangkutan dari gangguan penyakit yang diakibatkan karenanya. 
Demikianlah ajaran Islam selalu menganjurkan kepada hal-hal yang membawa manfaat bagi pemeluknya, tidak sekali-kali memerintahkan sesuatu terkecuali terkandung di dalamnya manfaat yang besar dan tidak sekali-kali ia melarang terkecuali karena hal tersebut mengandung bahaya bagi diri orang yang bersangkutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 140.

أربع دَعَوَاتٍ لا تُرَد : دعوة الحاج حَتَّى يرجع، وَدَعوّة الغازي حَتَّى يصدرَ، وَدَعوَةُ المَريض حَتَّى يَبْرَأ، ودعوة الأخ لأخيه بظهر الغيب، وأسرع هؤلاء الدّعوات إجابة دَعوة الأخ لأخيه بظهر الغيب. رواه الديلمي عن ابن عباس

Empat macam do'a yang tidak ditolak, yaitu: Do'a orang yang berhaji hingga dia kembali. Do'a orang yang berperang (berjihad) sehingga selesai dari peperangannya. Do'a orang yang sakit sehingga dia sembuh. Dan do'a saudara untuk saudaranya dengan tak diketahuinya, yang lebih cepat dikabulkan (dari keempat macam do’a tersebut) adalah do'a saudara untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya. (HR. Ad Daelamiy, Dari Ibnu Abbas ra.) 

Penjelasan : 
Empat macam do'a yang dijawab/dijabah: Pertama do'a orang yang sedang mengerjakan haji, jika hajinya betul-betul diterima Allah SWT. dan do'a orang yang sedang berperang membela agama Allah dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah, dan do'anya orang yang sakit, jika dia sabar dalam sakitnya, dan do'a saudara untuk saudaranya yang jauh dari-padanya, Dari yang empat macam itu, do'a saudara yang selalu mendo'akan saudaranyalah yang paling cepat dijabah oleh Allah SWT. Oleh karena itu berdo'alah kepada Allah dengan tulus ikhlas, mudah-mudahan segala do'a kita dijabah-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 141.

أربع مَنْ كُنْ فيه كان منافقاً خالصاً، وَمَنْ كانتْ فيه خصلة مِنهُن كانتْ فيه خصلة من النفاق حَتَّى يَدَعَها: إذا حَدّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا عاهد غدر، وإذا خاصم فجر. رواه الشيخان عن أبن عمر

Empat macam sifat yang barangsiapa ada padanya keempat macam sifat itu, berarti dia orang munafiq tulen. Dan barangsiapa yang ada padanya sebahagian daripada sifat-sifat tersebut berarti ia mengandung sebahagian daripada sifat munafiq sehingga ia mau meninggalkannya. Apabila dia berbicara, berdusta. Apabila dipercaya, khianat. Apabila berjanji, menyalahi dia akan janjinya (tidak ditepati). Dan apabila bertengkar, berbuat curang. (HR. Asy Syaikhani (Bukhari-Muslim), Dari Ibnu Umar ra.) 

Penjelasan : 
Empat macam sifat yang tersebut di atas itu, adalah tanda-tanda orang munafiq, apabila sebahagian sifat yang empat itu ada di diri seseorang, maka orang itu memiliki sebahagian sifat munafiq, sampai ia mau meninggalkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 142.

أربَعُ مَنْ كُنَّ فيهِ حَرَّمَهُ الله تعالى على النار، وعصمه من الشيطان: مَن ملك نفسَه حين يرغب، وحين يرهبُ، وَحين يشتهى، وحين يغضب، وأربع مَنْ كَن فيه نشرَ الله تعالى عَلَيْهِ رَحْمَتَهُ، وَأَدْخَلَهُ جَنَّتَهُ: مَنْ آوَى مشكيناً، وَرَحمَ الضعيف، وَرَفَق بالمملوك، وأنفق على الوالدين. رواد الحاكم

Empat macam barangsiapa yang ada padanya keempat macam itu, Allah mengharamkan atasnya neraka, dan terpelihara dari setan, ialah orang yang mampu menguasai dirinya ketika dia suka, dan ketika dia takut, dan ketika dia menginginkan, dan ketika dia marah, Dan empat macam yang barangsiapa ada padanya keempat macam itu Allah menghamparkan rahmat kepadanya dan masukkannya ke dalam surga, yaitu orang yang memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan mengasihi orang lemah, dan berlaku lemah-lembut kepada hamba-sahaya, dan memberi nafkah kepada orang-tuanya. (HR. Al Hakim)

Penjelasan :  Apabila seseorang memiliki sifat yang empat macam, diharam kan Allah atasnya neraka dan dia terpelihara dari godaan setan, ialah : Orang yang dapat menahan (mengendali) dirinya yang sedang bergembira, jangan sampai melanggar larangan Allah. Begitu pula orang yang dapat menahan dirinya dari ketakutan, jangan memperhambakan diri kepada orang yang ditakutinya itu. Ketika dia sangat ingin, jangan sampai keinginannya itu dicapainya dengan ma'siat. Dan ketika marah, jangan sampai dilampiaskan. Demikian pula empat macam orang yang akan mendapat rahmat Allah dan akan masuk surga, ialah : Orang yang membantu kepada orang miskin sehingga orang miskin itu tidak sengsara, karena ditolongnya. Mengasihi orang yang lemah, artinya orang yang tak berdaya mencari nafkah hidupnya karena penyakit yang dideritanya atau karena sudah terlalu tua dan sebagainya, maka orang itu dibantunya sehingga orang itu tidak terlantar hidupnya. Berlaku baik terhadap hamba sahaya yang dimilikinya, artinya orang itu tidak dipandangnya hina dan tidak dicaci makinya, akan tetapi diperlakukannya menurut yang sewajarnya. Dan orang yang memberi nafkah kepada orang-tuanya, artinya bila mana orang-tuanya tidak berdaya lagi mencari nafkah, maka dialah yang harus menanggung makan minum orang-tuanya itu. Kesemuanya itu golongan orang yang baik-baik yang akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 143.

أربع من أعطيهن فقد أعطي خيرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ لِسَانَ ذَاكر، وقلب شاكرُ، وَبَدّن على البلاء ضابر، وَزُوْجَةً لا تبغيه خؤناً في نفسها ولا ماله . رواه الطبراني عن ابن عباس

Empat macam, orang yang diberikan kepadanya keempat hal berikut ini, maka sesungguhnya ia telah dianugerahi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu : lidah yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, diri yang sabar menerima cobaan, dan isteri yang ridak berkhianat pada dirinya dan tidak pada hartanya. (HR. Ath Thabraniy, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Orang yang berbahagia hidupnya dunia dan akhirat ialah orang yang lidahnya selalu berdzikir mengingat Allah, hatinya selaiu bertakwa kepada Allah, sabar menerima cobaan Alah, dan memiliki isteri yang tak menyeleweng dan tidak berkhianat terhadap dirinya dan hartanya, artinya hartanya itu selalu dipergunakannya di jalan Allah, itulah orang-orang yang berbahagia di dunia dan akhirat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 144.

أربع حَقّ على الله أن لا يدخلهُمُ الْجَنَّةِ، وَلا يُذيقهم نعيمها: مُدمِنْ خمر، وآكل الربا، وأكل مال اليتيم بغير حَقّ، والعاق لوالديه. رواد الحاكم 

Ada empat macamn orang yang wajib bagi Allah tidak memasukkan mereka ke dalam surga, dan juga tidak akan merasakan kenikmatannya, yaitu : pecandu minuman keras, pemakan riba, pemakan harta, anak yatim tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara', dan orang yang menyakiti kedua orang tuanya. (HR. Al Hakim)

Penjelasan : 
Empat macam perbuatan yang tersebut di atas adalah dosa-dosa besar yang apabila pelakunya tidak segera bertaubat kemudian mati dengan membawa dosa-dosa tersebut, maka Allah tidak akan memasukkan mereka ke surga (tidak mendapat ampunan-Nya). Akan tetapi apa bila pelakunya mau bertaubat kepada Allah dan meminta maat ke pada orang-orang yang dianiaya olehnya, maka Allah akan memaafkannya dan mengampuninya, sehingga Allah itu Maha Pengampun, la mengampuni semua dosa hamba-hamba-Nya kecuali perbuatan syirik (menyekutukan Allah).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 145.

أريع لا يشبعن من أربع : أرض من مطر، وأنثى من ذكر، وعيّن من نظر ، وعالم ومن علم. رواد الحاكم

Empat macam, yang tidak kenyang dari yang empat macam, ialah: Bumi daripada air hujan. Perempuan daripada laki-laki. Mata dari memandang. Dan orang yang berilmu daripada ilmunya. (HR. Al Hakim)

Penjelasan : 
Empat macam yang takkan habis-habisnya menerima yang empat macam lagi, yaitu: Tanah tidak akan puas-puasnya menerima air hujan, bahkan jika datang hujan maka suburlah tanah itu. Perempuan tidak akan ada puasnya dalam melayani lelaki, Mata tidak puas-puasnya memandang kepada sesuatu apalagi memandang yang bagus-bagus dan sebagainya. Dan orang yang berilmu merasa bahwa ilmunya itu masih kurang juga sehingga dia menambah ilmunya terus-menerus.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 146.

أريع مِن سَعَادَةِ المَرء : أن تكونَ زَوْجَتُهُ صالحةً، وأؤلأدهُ أبْرَاراً ، وحلطاؤهُ صَالحين، وأن يكون رزقة فى بلده . رواه الديلمي عن علي

Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu: Isteri yang shalehah, Anak yang berbakti, Teman-temannya adalah orang yang baik-baik dan bahwa rezkinya (mata pencahariannya) berada dalam negara nya sendiri. (HR. Ad Dailamiy, Dari Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Alangkah bahagianya orang yang mempunyai isteri yang shalehah, yang dapat menghibur hatinya di waktu dalam kesusahan dan teman berunding dalam semua urusan, serta menjaga kehormatan dirinya, lebih-lebih ketika suaminya tidak ada di dekatnya dan sebagainya. Begitu pula mempunyai keturunan yang baik-baik, yang dapat mendo'akan orang-tuanya sesuai dengan do'a yang tersebut dalam Al Qur'an yang artinya: Wahai Tuhan kami! Berilah kami isteri/suami dan keturunan yang menyenangkan dan jadikanlah kami menjadi ikutan bagi orang yang takut kepada-Mu. Begitu pula alangkah berbahagianya seseorang yang selalu bergaul dengan orang-orang yang shaleh, yang taat beribadat kepada Allah, dan sudah barangtentu dirinya akan dibawanya ke jalan yang baik. Dan sangat berbahagia orang yang memperoleh rezkinya di tanah airnya sendiri, dengan tidak bersusah-payah mencari nafkah ke negeri lain.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 147.

أربعة يبغضهم الله تعالى: البياع الحلاف، والفقيرُ المُختال والشيخ الزاني، والإمَامُ الجائز. رواه النسائي عن أبي هريرة

Empat macam orang yang dibenci oleh Allah swt., yaitu: Penjual yang suka bersumpah. Orang miskin yang sombong. Orang yang sudah tua suka melacur. Dan pemimpin yang durhaka. (HR. An Nasa'I, dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Empat macam hal yang mendatangkan dosa besar dan selain itu mendapat kebencian dari Allah swt. ialah saudagar yang suka bersumpah untuk melakukan jualannya, seumpama dia bersumpah mengatakan barang-barangnya baik padahal barangnya ada cacatnya dan sebagainya, begitu pula orang miskin yang sombong yang tak tahu diri bahwa dirinya morat-marit tapi masih menyombongkan dirinya juga, dan orang tua yang suka melacur, padahal umurnya telah dekat ke pintu kubur. Dan pemimpin yang durhaka yaitu orang yang menyalah-gunakan kedudukannya, padahal dirinya harus menjadi contoh bagi orang yang mengikutinya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 148.

أربع من الشقاء: جُمُودُ العَيْن، وَقَسْوَة القلب، والحرض، وطول الأمل. رواه أبو نعيم عن أنس

Empat perkara yang mengakibatkan sengsara itu adalah : Pandangan yang picik, hati yang kesat, kemauan yang keras dan terlalu banyak berangan-angan. (HR. Abu Nu'aim, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Keempat sifat tersebut dapat mengakibat kan pelakunya sengsara. Berpandangan picik artinya tidak mau menerima pendapat orang lain sekalipun itu benar, keras hati mengakibatkan seseorang tidak mau menerima kebenaran, keras kemauan tanpa diimbangi kemampuan yang memadai akhirnya menjadi cita-cita yang tak teraihkan. Semua sifat tersebut menyebabkan pelakunya mengalami sengsara demi untuk mencapai apa yang dimaksudnya atau apa yang dinginkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 149.

أربع لا يُصبنَ إلا بعجب : الصمُتُ، وَهُوَ أوّل العبَادَةِ، وَالتّواضع، وذكر الله، وقلة الشيء. رواه الطبراني عن أنس

Ada empat perkara yang pelakunya tidak akan ditimpa kejelekan terkecuali karena suatu hal yang ajaib, yaitu : Banyak berdiam yang mana hal ini adalah merupakan modal ibadah, rendah diri, selalu berdzikir (mengingat ) kepada Allah, dan sedikit kemauan. (HR. Ath Thabraniy, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Diam tidak banyak bicara adalah membawa keselamatan, karena berapa banyak dosa yang dilakukan oleh mulut itu, demikian pula sikap rendah diri, selalu ingat kepada Allah dan tidak banyak kemauan, kesemua sikap tersebut dapat membawa keselamatan bagi pelakunya. Hanya karena perkara yang ajaib sajalah (takdir Tuhan) apabila orang yang sudah mengamalkan hal-hal tersebut masih juga ditimpa kejelekan atau hal-hal yang tidak diinginkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 150.

أرْبَعَةً تجري عليهم أجُورُهُمْ بَعدّ المؤت: مَن مَات مُرَابطاً في سبيل الله، وَمَنْ عَلم علماً أجّري لهُ عَمَلُهُ مَا عُمل به، وَمَنْ تَصَدّق بضدّقة فأجْرُها يجري له مَا وُجدّت ، وَرَجُل تَرَك وَلَداً صَالِحاً فَهُوَ يَدعُو له. رواه الطبراني عن أبي أمامة

Empat macam orang yang berlaku atas mereka pahala sesudah mati, yaitu : Orang yang mati dalam keadaan berjuang di jalan Allah, orang yang mengajarkan ilmu pengetahuannya, diberi pahala baginya amalannya apa yang diamalkan orang sesudah ia mati. Orang yang bersedekah dengan sesuatu sedekah, maka pahalanya, tetap mengalir baginya selagi barangnya masih ada. Dan laki-laki yang meninggalkan anak yang shaleh, lalu anaknya mendo 'akannya. (HR. Ath Thabraniy, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Yang akan mendapat pahala yang terus-menerus sesudah mati, adalah empat macam, yaitu: Mati syahid, mati dalam jalan Allah dengan niat yang ikhlas, maka surgalah tempat kediamannya, dosanya diampuni Allah swt. dan di dalam kubur dia telah mulai merasakan ni'mat kubur. Begitu pula orang yang mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga ilmunya itu diamalkannya dan bermanfaat pula kepada masyarakat. Demikian pula dia suka menyedekahkan apa yang telah diberi rezeki oleh Allah kepadanya, schingga dengan sedekahnya itu, terwujudlah rumah-rumah sosial untuk dipakai kepentingan umum. Dan do'a anak yang saleh, yang selalu mendo'akan orang-tuanya. Keempat macam itulah, mereka yang berbahagia, mendapat pensiunan pahala dari Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Tidak ada komentar:

Posting Komentar