Kamis, 31 Maret 2022

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 151-200)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 151-200). 

Hadits 151. 

أرْبَعَة مِن كنز الجنة  : إخفاء الصدقة، وكتمَانُ المُصيبة، وصلة الرحم، وقؤل: لا حول ولا قوة إلا بالله . رواه الخطيب عن علي

Empat macam, daripada simpanan surga, yaitu : Merahasiakan sedekah, menyembunyikan musibah kemalangan yang menimpanya, menghubungkan silaturrahmi, dan perkataan LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH. (HR. Al Khathib, Dari Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Barangsiapa yang suka menyembunyikan sedekahnya, artinya orang tidak tahu bahwa dia bersedekah, maka janganlah disangka sedekahnya, itu akan hilang lenyap, tapi pahalanya itu sudah tersimpan di dalam surga, yang akan diberikan nanti kepada yang bersedekah itu, asal dengan niat yang tulus-ikhlas, Begitu pula orang yang menyembanyikan sesuatu kesusahannya, karena ditipu orang, dicaci maki orang dan sebagainya. Demikian juga orang yang suka memperhubungkan kasih-sayang sesama manusia, seperti tolong-menolong, bantu-membantu dan sebagainya. Dan orang yang suka mengucapkan kalimat kebesaran Allah yang tersebut di atas ini. Maka kesemuanya itu adalah perbuatan yang sangat baik, sehingga orang itu mempunyai simpanan (pahala) di dalam surga yang akan dirasakannya kelak.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 152. 

ارفعُوا السنَتَكُمْ عَن الْمُسْلِمِينَ، وَإِذَا مَات أَحَدٌ مِنهُمْ فَقُولوا فيه خيرا. رواه الطبراني عن سهل بن سعد

Cegahlah lisanmu dari membicarakan orang-orangmuslim, dan apabila salah seorang di antara merekameninggal dunia, maka katakanlahhal-hal yang baik mengenainya. (HR. Ath Thabraniy, Dari Sahl ibnu Sa'd ra.)

Penjelasan : 
Membicarakan diri saudara semuslim sewaktu ia masih hiduptidak boleh, perbuatan ini dinamakan ghibah yang diancam pelakunya oleh Allah swt. Dan apabila seseorang dari kalangan kaum Muslimin meninggal, maka katakanlah hal-hal yang baik mengenainya, sebab para Malaikat mengamini apa yang kamu katakan tentangnya, demikianlah menurut salah satu hadits lainnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 153. 

ارْحَمُوا مِنَ النَّاس ثلاثة : عزيز قوم ذل، وغني قوم افتقر، وعالما بَيْنَ جُهالي . رواه العسكري

Kasihanilah oleh kamu sekalian, tiga macam orang ini : Orang yang termulia di antara suatu kaum kemudian menjadi hina, orang yang terkaya di antara suatu kaum kemudian jatuh miskin, dan orang alim (ilmu agama) yang hidup di tengah-tengah orang-orang bodoh. (HR. Al 'Asakir)

Penjelasan : 
Ketiga macam orang yang tersebut di atas perlu dikasihani dengan memberikan bantuan dan santunan kepada mereka, demi untuk meringankan penderitaan yang sedang dialami mereka. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 154.

أزهد في الدُّنْيَا يُحبّك الله، وازهد فيما في أيدي الناس يُحبّك الناس. رواه الحاكم عن سهل بن سعد

Berpalinglah dari dunia ini (jangan tertarik padanya), niscaya engkau akan dicintai Allah, dan berpalinglah daripada apa yang dipunyai manusia, niscaya engkau akan dikasihi oleh manusia. (HR. Al Hakim, Dari Sahl bin Sa'id ra.)

Penjelasan : 
Zuhud artinya orang yang baik, yang mementingkan hak Allah daripada mementingkan dunia, dan tidak mencintai dunia maka Allah akan menyukainya. Dan orang yang berzuhud terhadap manusia artinya ia tidak tertarik kepada kepunyaan orang lain, tidak iri, tentu manusia menyukainya karena tidak mengganggunya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 155.

ازهد الناس في العالم أهله ، وجيرانه . رواه أبن عدي عن جابر

Orang yang paling zuhud terhadap orang yarg alim, adalah kerabatnya dantetangganya. (HR. lbnu 'Adiy, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Menurut ajaran Islam manusia yang paling baik tentulah ahlinya (keluarganya) dan mustahil keluarga itu akan memburukkan keluarganya sendiri. Apabila seseorang memburukkan keluarganya, niscaya hal itu sesuatu yang aneh dan sama halnya dengan memburukkan diri sendiri. Begitu pula orang yang paling baik kepada kita adalah tetangga kita, sebab dialah yang terdekat yang lebih tahu tentang apa yang terjadi pada diri kita dan merekalah yang dapatsegera menolong kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 156.

أزهدُ النَّاس مَنْ لَمْ يَنسَ الْقَبرَ وَالبلى، وَتَرَك أفضل زينة الْحَيَاةِ الدُّنيا، وآثرَ مَا يبقى على ما يفنى، وَلَمْ يَعُدّ غداً من أيامه وَعَدُ نفسَه في المؤتى. رواد البيهقي عن الضحتلت مرسلا

Manusia yang paling zuhud, ialah orang yang tidak melupakan mati dan kefanaan dan meninggalkan yang sebaik-baik perhiasan dunia (kemewahan hidup), dan memilih yang kekal atas apa yang lenyap, dan ia tidak menghitung akan hari-besoknya sebagai harinya akan retapi ia menganggap dirinya pada keesokan harinya itu sebagaiorang yang mati. (HR. dari Dhahhak secara Mursalan)

Penjelasan :  
Manusia hendaklah selalu ingat mati, karena mengingat mati itu mendekatkan diri kepada Allah swt. dan hidup di dunia ini hendaklah sederhana saja, dan janganlah mengira akan hidup selama-lamanya, tapi pikirkanlah bahwa mungkin mati telah dekat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 157.

إشبّاغ الوضوء شطر الإيمان، والحمد لله تملأ الميزان، والتشبيح والتكبير يملآان السّموات والأرض، والصلاة نورُ وَالزّكاة برهان والصبّرُ ضياء، وَالْقُرْآنَ حجة لك أؤ عليك - كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها او موبقها. رواه ابن حبان عن ابن مالك الشعرى

Menyempurnakan wudhu sebahagian iman, ucapan Alhamdullilah memenuhi timbangan, ucapan Subhanallah wal hamdulillah, memenuhi antara langit dan bumi, shalat itu cahaya, zakat itu bukti, kesabaran itu sinar, Al Qur'an itu menjadi hujjah yang ber manfaat bagimu atau kebalikannya, semua orang berupaya, maka masing-masing berjanji terhadap dirinya ada yang bisa memerdekakannya (dari mereka) dan adapula yang bisa menjerumuskannya. (HR. Ibnu Hibban, Dari Ibnu Malik Al-Asy'ariy)

Penjelasan : Alangkah mulianya orang yang dapat melaksanakan apa-apa yang tersebut di atas ini, yaitu orang yang hidupnya mencari ke ridhaan yang Allah berarti dia menjual dirinya kepada Allah. Tetapi sebaliknya yang hidupnya untuk hawa nafsunya berarti dia menjual dirinya kepada nafsunya dan menjerumuskan dirinya ke dalam kehancuran (neraka).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 158.

اسْتَحيُوا مِنَ الله حَقَ الْحَيَاء، مَن اسْتَحيَا مِنَ الله حَقَ الحَياء قليحفظ الرّأس وَمَا وعى، وليحفظ البطنَ وَمَا حَوَى، وليذكر المؤت والبلى، وَمَن أراد الآخرَةً تَرَك زينة الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، فَمَن فَعَل ذلك فقد اسْتَحيَا مِنَ الله حَق الحياء . رواه الترمذي عن ابن مسعود

Malulah kamu kepada Allah sebenar-benar malu, barangsiapa yang malu kepada Allah sebenar-benar malu, maka hedaklah ia pelihara kepalanya dan apa yang ada di sekitarnya, dan hendaklah ia pelihara perutnya dan apa yang ada di dalamnya, dan hendaklah ia ingat akan mati dan fana. Barangsiapa yang menghendaki akhirat, dia akan meninggalkan perhiasan hidup di dunia, maka barangsiapa berbuat demikian, sesungguhnya orang itu telah malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu. (HR. At Tirmidziy, Dari Ibnu Mas' ud ra.)

Penjelasan : 
Manusia hendaklah malu terhadap Allah dengan sebesar-besar malu, yaitu menjaga kepalanya dan apa yang di sekitarnya, artinya menjaga matanya, hidungnya, telinganya, mulutnya daripada perbuatan dosa, begitu pula menjaga perut dan apa yang ada di dalamnya, supaya dijaga jangan memakan barang yang haram, dan ingatlah mati dan fana, pentikanlah akhirat dařipada dunia, itulah yang disebut malu kepada Allah dan berbahagialah orang itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 159.

استشفوا بمَا حَمِدَ الله تعالى به نفسَه قبل أن يحمده خلقه، وبمَّا مَدح الله تعالى به نفسَهُ : الحمد لله، وقل هو الله أحد، فمَن لم يشفه الْقُرْآنَ فلا شفاهُ أحَدّ . رواه ابن قانع عن رجاء الغنوي

Mohonlah kesembuhan dengan pujian yang digunakan oleh Allah untuk memuji diri-Nya sebelum la dipuji oleh makhluk-Nya, dan dengan pujian yang digunakan Allah untuk memuji diri-Nya, yaitu dengan lafazh Alhamdulillah (Surah Al Fatihah) dan Qul Huwallahu Ahad (surah Al Ikhlash), maka barang siapa yang tidak disembuhkan oleh Al Qur'an, niscaya tidak akan bisa disembuhkan oleh siapapun. (HR. Ibnu Qaani', Dari Raja Al Ghanawiy)

Penjelasan : 
Apabila kita terserang penyakit baik lahir maupun batin, hendaknya kita memohon kesembuhan kepada Allah dengan melalui ayat-ayat-Nya. Sebab di dalam ayat-ayat Al Qur'an itu terkandung kesembuhan bagi segala penyakit baik yang lahir maupun yang batin.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 160.

اشتعينوا على إنجاح الحوائج بالكتمان، فإن كل ذي نغمة مخشودٌ. رواه أبو نعيم عن معاذ بن جبل

Dalam mencapai keperluan-keperluan hidup kamu sekalian berupayalah dengan diam-diam, karena setiap orang yang memperoleh anugerah Tuhan itu pasti ada yang dengki kepadanya. (HR. Abu Na'im, Dari Mu'adz ibnu Jabal ra.)

Penjelasan : 
Setiap orang yang dikaruniai Tuhan kesejahteraan dan kemewahan hidup pasti banyak orang yang dengki kepadanya, untuk itu agar kita selamat di dalam mengupayakan kesejahteraan hidup hendaknya berlaku hati-hati, jangan sampai ketahuan orang lain. Jika ketahuan pasti kita dihambat atau dihalang-halangi, dan apabila kita sudah bisa mencapainya, janganlah berlebih-lebihan dalam penampilan, akan tetapi berlaku wajarlah dan jangan lupa banyak memberi santunan kepada mereka yang lemah dan kaum fakir miskin. Jika kita mengamalkan petunjuk ini maka selamatlah dari kedengkian orang lain dan di akhirat pun kita akan mendapat keselamatan pula berkat amal-amal kebajikan yang dilakukan selama di dunia.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 161.

استعينُوا عَلَى النِّسَاء بالعري، فإنّ إخدَاهُن إذا كثرت ثيابها وأحسَنَت زينتها أعجبها الخروج . رواه ابن عدي عن أنس

Didiklah isteri-isterimu (dan wanita-wanita yang berada dalam tanggunganmu) dengan cara menyedikitkan pakaian mereka, Sebab seseorang di antara mereka apabila pakaiannya banyak dan perhiasan-perhiasannya baik-baik (bagus), mereka menjadi gemar keluar (rumah). (HR. Ibnu'Adiy, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Cara mendidik isteri atau wanita-wanita yang berada di dalam tanggunganmu hendaknya kamu jangan terlalu royal dalam memberikan pakaian atau perhiasan kepada mereka, karena hal ini akan mendorong mereka untuk gemar keluar rumah dan bepergian. Dengan sering bepergiannya mereka ke tempat-tempat umum, akan banyak pula fitnah-fitnah yang diakibatkan karenanya. Akan tetapi apabila mereka berhias dan memakai perhiasan mereka di dalam rumah untuk suami, maka hal ini tidak dilarang oleh syara'.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 162.

استقيمُوا، وَنعما أن اسْتَقَمْتُمْ وَخَيْرُ أعمَالِكُمُ الصّلاة، وَلَنْ يُحَافظ على الوضوء الا كل مؤمن. رواه ابن ماجه عن ابي امامة

Luruskanlah pendirianmu dan sebaik-baik kamu jika tetap dalam pendirian yang lurus dan sebaik-baik amalmu adalah shalat dan sekali-kali tidaklah memelihara seseorangatas wudhu'nya kecuali orangMu’min.  (HR. Ibnu Majah, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Dalam agama Islam, 'akidah yaitu, kepercayaan kita kepada Allah swt. harus lurus (tetap) menjadi orang yang beriman, jangan berubah-ubah kepada yang tidak baik, jangan musyrik (mempersekutukan Allah) karena syirik itu adalah dosa yang paling besar. Dan sebaik-baik amal adalah shalat, oleh karena itu kerjakanlah wudhu' dengan sebaik-baiknya, sampai dengan shalatnya, itulah tanda orang yang beriman. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 163

استكثرُ مِن الناس مِن دُعاء الخير لك ، فإنّ العبد لا يدري على لسان من يستجاب لسبب له او يرحم . رواه الخطيب عن أبي هريرة

Perbanyaklah (sering-sering) meminta do’a dari manusia do'a kebaikan bagimu, sesungguhnya seorang hamba, tidak mengetahui atas lidah/lisan siapa do’a yang dijabah Allah baginya, atau yang dikasihi Allah. (HR. Al Khatib, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Hadits ini menganjurkan agar sesame mu'min saling do'a mendo'akan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 164.

استكثروا من قول : لا حول ولا قوة الا بالله، فانها تدفع تسعة وتسعين بابا من الضر ادناها الهم. رواه العقيلي عن جابر

Perbanyaklah kamu sekalian membaca kalimah : LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (Tidak ada upaya yang bisa menghindarkan diri seseorang dari perbuatan maksiat dan tidak ada kekuatan dalam melaksanakan ibadah kecuali berkat pertolongan Allah), sebab kalimat tersebut bisa menjadi penangkal bagi sembilan puluh sembilan macam bahaya, yang paling rendahnya ialah susah. (HR. 'Uqailiy, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Betapa besar faedah yang terkandung dalam kalimat ini, dengan memperbanyak membacanya seseorang akan terhindar dari 99 macam bahaya yang bisa mengancam dirinya, dan yang paling ringannya di antara bahaya-bahaya tersebut adalah perasaan susah. Oleh karena itu perbanyaklah membaca kalimah tersebut supaya kita selalu berada dalam lindungan Allah dan dianugerahi ketaatan kepada-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 165.

استوصوا بالنساء خيراً، فإنّ المرأة خلقت من ضلع أعوج، وإنّ أعوّج شيء في الضالع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وإن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء خيرا . رواه الشيخان عن أبي هريرة

Beri wasiatlah (nasehatilah) perempuan secara baik (bijaksana), maka sesungguhnya wanita itu dijadikan dari tulang-rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya sebengkok-bengkok sesuatu pada tularng rusuk adalah yang sebelah atas, maka jika engkau hilangkan bengkoknya, untuk meluruskannya, niscaya pecahlah dia, dan jika engkau tinggalkan begitu saja (tidak meluruskannya), tetap dia dalam keadaan bengkok, maka beri nasehatlah wanita-wanita itu dengan baik. (HR. Syaikhoni (Bukhari-Muslim), Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Jika seseorang suami memberi nasehat kepada isterinya, berilah nasehat dengan baik, dan menurut sejarah kejadian, Hawa djadikan dari tulang rusuk laki-laki (Adam) yang sebelah atas dan tulang-rusuk itu adalah sepotong tulang yang bengkok. Tulang yang bengkok itu apabila diluruskan, maka pecahlah dia, tapi jika dibiarkan begitu saja, akan terus bengkoklah dia, Demikianlah perumpamaan terhadap wanita yang menyeleweng, apabila dibiarkan begitu saja, tentulah dia akan terus dalam kesalahannya. Oleh karena itu, beri nasehatlah dia dengan baik, mudah-mudahan nasehat itu diterimanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 166.

أسرعوا بالجنازة فإن تك صالحة فخير تقدمونها اليه، وإن تك سوى ذلك فشر تضعونه عن رقابكم . رواه الشيخان عن ابى هريرة

Segerakanlah (mengurus) jenazah, maka jika jenazah itu baik, maka kebaikan segera diberikan kepadanya, dan jika mayat itu selain demikian, maka kejahatan itu lekas terbuang dari tanggungan kamu. (HR. Syaikhan (Bukhari-Muslim), Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Menurut hukum Islam, seseorang yang sudah meninggal dunia, tidak boleh dilambatkan untuk menguburnya, sebab jika jenazah itu baik, dia minta dicepatkan urusannya, karena dia telah mulai menerima balasan dari Allah atas kebaikannya. Apabila dia jahat, cepat-cepatlah menguburkannya, supaya dia cepat terlepas dari tanggung jawab kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 167.

اسْمُ الله الاعظم الَّذِي إِذَا دُعي بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِل بِهِ أَعْطَى، دعوةُ يُونُسَ بْنِ مَتَّى . رواه ابن جرير عن سعد
Asma Allah yang teragung yang apabila diucapkan dalam do’a la (Allah) mengabulkannya, dan apabila dipinta dengan menyebutkannya la (Allah) akan memberi, yaitu do'a yang pernah diucapkan oleh Nabi Yunus
ibnu Mattaa as. (HR. Ibnu Jarir, Dari Sa’ad ra.)

Penjelasan : 
Do'a Nabi Yunus dinamakan do'a Ismul A’zhom, beliau baca do'a tersebut sewaktu berada di dalam perut ikan paus, sehingga berkat do'a tersebut akhirnya Nabi Yunus dikeluarkan lagi dari dalam perut ikan besar yang telah menelannya itu. Kemustajaban do'a tersebut masih tetap ada, untuk itu dianjurkan seseorang sering-sering membacanya, agar kita punya keinginan saat berdoa mudah dikabul sama Allah Ta’ala. Do’a yang dibaca Nabi Yunus yang di katakan doa Ismul A’zhom tersebut, yaitu : 

لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

LAA ILAAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZh ZhOOLIMIIN(A).

Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 168.

اسْمَعُوا وأطيعُوا، وإن استعول عليكمْ عَبْد حَبشي كأن رَأسَه زبيبة. رواه البخاري

Dengarlah dan ikutlah, sekalipun kamu sekalian diperintah (dipimpin) oleh seorang hamba Habsyi yang seolah-olah kepalanya seperti buah anggur terung. (HR.Bukhari)

Penjelasan : 
Hamba Habsyi (seperti orang Afrika), kepalanya tak obahnya seperti anggur yang kering, ini adalah kata kiasan bahwa hamba itu seorang yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang hina-dina. Tetapi jika dia yang menjadi pemimpin kita dan dibawanya ke jalan yang baik, maka ajakannya harus didengar dan diikuti.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 169.

اشتدّ غضب الله على من ظلم مَنْ لا يجدُ ناصراً غيرَ الله. رواه الديلمي عن علي

Allah sangat marah kepada orang yang menganiaya orang lain yang tidak menemukan orang yang menolongnya selain dari Allah. (HR. Ad Dailamiy,  Dari Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Allah sangat marah kepada orang yang  suka menganiaya orang lain yang bertawakkal dan pasrah diri kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 170. 

أشد الناس عذاباً للناس في الدُّنيا، أشد الناس عذاباً عند الله يؤم القيامة. رواه أحمد عن خالد بن الوليد

Orang yang paling banyak menyiksa orang-orang lain sewaktu didunia, kelak ia akan mendapat siksaan (azab) Allah yang paling keras di hari kiamat. (HR. Ahmad, Dari Khalid ibnul Walid ra.)

Penjelasan : 
Orang yang sering menyiksa orang lain sewaktu hidup di dunianya seperti memenjarakan orang tidak bersalah, menyiksa, membunuh tanpa hak, dll kelak akan mendapat siksaan yang paling keras di sisi Allah. Oleh karena itu janganlah kita menyakiti orang lain karena segala perbuatan yang kita lakukan di dunia ini kelak di akhirat akan mendapat balasannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 171. 

أشدّ الناس بلاء : الأنبياء، ثم الأمثل فالأمثل، يُبتلى الرَّجُل عَلى حَسَب دينه ، فإن كان في دينه صُلباً أشتدّ بلاؤه، وإن كان في دينه رقة ابتُلي على قدر دينه، فمَا يَبْرَح البلاء بالعَبْدِ حَتَّى يَتركه يمشي على الأرض، وَمَا عليه خطيئة. رواه البخارى عن سعد

Orang-orang yang paling banyak mushibahnya (cobaannya) ialah para Nabi, kemudian orang-orang yang berada di bawah mereka demikianlah seterusnya, seseorang itu diuji dengan mushibah sesuai dengan kedudukan agamanya. Apabila seseorang agamanya kuat, maka kuat pula ujian mushibah yang menimpanya, dan apabila agamanya lemah, maka ia pun diuji dengan mushibah yang sesuai dengan kadar agamaya. Mushibah itu tetap terus mengincar hamba Allah, dan baru ia meninggalkannya berjalan bebas di muka bumi ini, manakala dosa-dosanya sudah habis (terkikis oleh mushibah). (HR. Bukhari, Dari Sa'ad ra.) 

Penjelasan : 
Semakin menebal keimanan seseorang semakin berat pula ujian yang akan dialaminya. Oleh karena itu mustahil seseorang naik derajat keimanannya tanpa ujian yang berupa musibah, untuk itu bersabarlah apabila kita tertimpa musibah. Sebab pada hakikatnya musibah tersebut terkandung hikmah yang besar di dalamnya. Oleh karena itu di dalam hadits lain dikatakan: "Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak bisa dihapus kecuali hanya dengan musibah yang menimpa pelakunya". Karena itu apabila seseorang sabar di dalam menghadapi musibah luluslah ujiannya dan berarti derajat keimanannya naik, akan tetapi apabila ia tidak sabar, maka kerugian belakalah yang diterimanya, da imannya pun semakin turun derajatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 172.  

أشد الناس حسرة يوم القيامة: رجل أمكنه طلب العلم في الدنيا فلم يطلبه، ورجل علم علما فانتفع به من سمعه منه ذونه . رواه ابن عساكد عن أنس

Sesangat-sangat sesalan manusia pada hari-kiamat, ialah seoang yang bisa (ada kesempatan) menuntut ilmu di dunia ini, tetapi ia tidak menuntutnya, dan seseorang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, kemudian pendengarnya dapat memanfaat kan (mengamal kan) apa yang didengarnya, sedangkan dia sendiri tidak. (HR. Ibnu Asakir, Dari Anas ra.)

Keterangannya : 
Hadits ini menganjurkan agar orang yang telah berilmu meng amalkan ilmunya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 173. 

أشد أمتي لي حبا قوم يكونون بعدي، يود أحدهم أنه فقد أهله وماله وأنه رآني . رواه أحمد عن أبي ذر

Umatku yang paling mencintaiku ialah suatu kaum yang dating sesudahku salah seorang, di antara mereka lebih mencintai aku daripada keuarga dan harta benda yang ia miliki dan ia selalu melihatku (mengingat ajaran-ajaranku). (HR. Ahmad, Dari Abu Dzar ra.)

Keterangannya : 
Di antara umatku yang paling mencintaiku ialah mereka yang datang sesudahku, mereka lebih mencintai diriku daripada harta benda dan keluarga mereka sendiri; mereka adalah orang-orang yang mengamalkan ajaran-ajaranku sebagai pengejawantahan cinta mereka terhadap diriku. Apa yang membuatku ridho mereka lakukan dan apa yang membuatku benci mereka jauhi. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 174. 

أشد الناس عذابا عند الله يوم القيامة الذين يضاهون بخلق الله . رواه البخاري و مسلم

Manusia yang paling sangat mendapat siksaan Allah pada hari kiamat ialah orang yang suka meniru ciptaan Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Keterangannya : 
Terkutuklah orang yang suka membuat patung-patung, mencontoh ciptaan Allah dan  dikemudian hari dia disuruh Allah memberi nyawa kepada patung-patung itu, sedangkan ia tidak mampu melakukannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 175. 

أصلحوا دنياكم، واعملوا لآخرتكم، كأنكم تموتون غدا. روام الديلمي عن أنس

Perbaikilah duniamu dan bekerjalah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati besok. (HR. Ad Dailami, Dari Anas ra.)

Penjelasan :  
Urusan dunia janganlah diabaikan, karena kita berada di atasnya, dan urusan akhirat jangan dilengahkan (dilupakan), karena semua kita akan ke sana. Oleh karena itu, bagilah waktu kita untuk kepentingan dunia, seperti pesan Nabi Muhammad saw. dalam Hadits yang lain, Artinya : Bekerjalah engkau untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok. Pesan atau hadits ini juga menggambarkan bahwa kita harus lebih mementingkan akhirat urusan kita dari pada urusan dunia karena urusan dunia masih panjang waktunya bisa dilakukan kapanpun (seakan hidup selamanya) tetapi urusan akhirat lebih dekat dibanding kehidupan didunia, karena kita bisa saja mati esok hari atau mati hari ini.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 176. 

إصنع المعروف إلى من هو أهله، وإلى غير أهله، فإن أصبت أهله أصبت أهله، وإن لم تصب أهله كنت أنت أهله.  رواه الخطيب عن ابن عمر

Berbuatlah pekerjaan yang ma'ruf (kebajikan) kepada orang yang berhak menerimanya, dan kepada orang yang bukan ahlinya, maka jika engkau berikan kepada yang ahlinya, berarti engkau menyampaikannya kepada ahlinya dan jika tidak, berarti engkau berikan kepada yang bukan ahlinya, maka hanya engkaulah yang menjadi ahlinya. (HR.Al Khatib, Dari Ibnu 'Umar ra.)

Penjelasan : 
Orang yang suka berbuat baik, dinamakan ahli kebajikan. Apabila kita berbuat baik kepada orang yang suka berbuat baik (ahlinya) maka kebaikan kita itu akan bertambah kelihatan baiknya. Apabila kita berbuat baik kepada yang bukan ahlinya (kepada orang yang jahat) maka kitalah yang menjadi ahlinya (orang yang suka berbuat baik). Oleh karena itu jika kita akan berbuat baik, maka berbuat baiklah kepada ahlinya, tentu dianya akan membalas dengan kebaikan pula, dan berbuat baiklah kepada orang  jahat,mudah-mudahan dia menjadi sadar dan insaf.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 177.

آصنعوا لي ستا من أنفسكم أضمن لكم الجنة، آصدقوا إذا حدثتم، وأؤفوا إذا وعدتن، وأدوا إذا آنتمنتم، واحفظوا فروجكم، وغضوا أبصاركم، وكفوا أيديكم. رواه البيهقي عن عبادة بن الصامت

Jaminan olehmu bagiku yang enam macam, aku jamin pula bagi mu akan masuk surga. Benarlah jika berbicara (jangan berdusta), tepatilah janjimu apahila berjanji, tunaikanlah olehmu amanat apabila kamu dipercayai, peliharalah kemaluanmu, tundukkanlah pandanganmu dan cegahlah dua tanganmu. (HR. Al Baihaqi, Dari Ubadah bin Shamit ra.)

Penjelasan : 
Apabila seseorang dapat melaksanakan yang enam macam itu, niscaya dia akan masuk surga, yaitu : berkata jujur, jangan pembohong, dan membohong itu membawa kepada yang tidak baik, segala janji hendaklah disempurnakan, supaya orang lain jangan kecewa karena kita, amanat-amanat orang hendaklah ditunaikan, jangan suka menerima amanat dengan tidak dilaksanakan, seperti kata peribahasa : murah di mulut mahal di timbangan. Peliharalah kemaluanmu dari perbuatan maksiat seperti zina dan lain sebagainya, tundukkanlah pandangan, artinya jangan melihat sesuatu yang menimbulkan fitnah dan cegahlah dua tangan, artinya tangan itu jangan sampai berbuat yang tak baik. Apabila yang enam itu dapat dilaksanakan, niscaya orang itu dijamin masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 178. 

اطلعت على الجنة، فوجدت أكثر أهلها الفقراء واطلعت على النار فوجدت أكثر أهلها النساء . رواه البخاري

Aku (Nabi), melihat ke surga, ternyata kudapati di dalamya kebanyakan penghuninya terdiri orang-orang fakir miskin, dan aku menjenguk ke neraka, kudapati di dalamnya kebanyakan penghuninya dari kalangan kaum wanita. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Nabi Muhammad saw. telah menggambarkan kepada ummatnya, bahwa kebanyakan isi surga itu adalah orang-orang miskin, sebab orang-orang miskin tidak banyak pertanggungan-jawabnya terhadap harta-benda dan karena itu dosanya tidak sebanyak dosa orang-orang kaya, Kemudian digambarkan pula oleh Nabi bahwa isi Neraka itu kebanyakan adalah kaum wanita, sebab kebanyakan wanita-wanita itu suka menghilangkan jasa-jasa suaminya, jika satu masa permintaannya tidak terkabul oleh suaminya itu, juga wanita suka bergosip, dll 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 179. 

أطب الكلام، وأفش السلام، وصل الأرحام، وصل بالليل والناس نيام، ثم ادخل الجنة بسلام . رواه ابن حبان عن ابي هريرة

Baikkanlah perkataan, tebarkanlah salam, hubungkanlah silaturrahmi, shalatlah di malam hari sewaktu manusia masih tidur, kemudian masuklah kamu ke dalam surga dengan selamat. (HR. Ibnu Hibban, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Di dalam ajaran Islam, manusia disuruh berkata baik, jangan menyakiti hati orang, sebab luka hati susah obatnya, tapi luka kena pisau cepat sembuhnya. Tebarkanlah salam, artinya di mana saja kita bertemu dengan sesama muslim, maka ucapkanlah salam dan ucapan salam itu artinya mendo'akan orang supaya selamat dan yang diberi salam itupun harus menjawab dengan salam pula, ini berarti do'a-mendo'akan. Memperhubungkan silaturrahmi artinya memperbanyak saudara handaitolan, jangan bermusuh-musuhan dan sebagainya. Dan kerjakanlah shalat tahajud dan witir sewaktu orang-orang masih tidur, lalu munajat ke hadhirat Allah, mudah-mudahan do'a kita diterima Allah. Hal-hal yang tersebut itu bisa menjamin masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 180. 

أطفال المؤمنين في جبل الجنة، يكفلهم إبراهيم وسارة، حتى يردهم إلى آبائهم يوم القيامة. روام البيهقي عن أبي مريرة

Anak-anak orang Mu'min berada pada suatu bukit di dalam surga, yang menjamin mereka adalah Nabi Ibrahim dan Siti Sarah, sehingga mereka dikembalikan kepada orang-tua mereka masing-masing pada hari kiamat. (HR. Al Baihaqi, Dari Abi Hurairah ra) 

Penjelasan : 
Yang disebut anak, ialah orang yang belum baligh, apabila mereka itu mati di waktu kecil mereka adalah titipan orang-tuanya yang akan dikembalikan kepada orang-tuanya, apabila orang-tuanya baik untuk bersama-sama masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 181. 

اطلبوا الحوائج بعزة الأنفس، فإن الأمور تجري بالمقادير. رواه أبن عساكر عن عبد الله بن بشر

Carilah kebutuhan itu dengan cara yang mulia karena sesungguhnya semua perkara itu berjalan sesuai dengan takarannya masing-masing (takdir). (HR. Ibnu 'Asakir, Dari Abdullah bin Bisyr ra.)
 
Penjelasan : 
Kebanyakan manusia mencari keperluan atau kepentingan untuk dirinya dengan tidak memikirkan baik atau buruk, halal atau haram dan sebagainya, padahal apa yang dicari itu belum tentu akan berhasil, karena segala sesuatu itu telah ditentukan oleh Allah swt. Oleh karena itu jika kita mencari penghidupan, carilah dengan jalan yang baik, terhindar dari kejahatan-kejahatan, jangan sogok-menyogok, tipu-menipu, korupsi, sebab segala sesuatu itu Tuhan yang menentukan, sudah ada pada tempat atau garis yang ditentukan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 182.

آطلبوا الرزق في خبايا الأزض.  رراه الطبراني

Carilah olehmu akan rizki itu, (dengan menggali) yang tersembunyidi dalam bumi. (HR. Ath Thabrani)

Penjelasan : 
Di dalam bumi ini banyak benda-benda yang berharga, seperti barang-barang pertambangan. Maka ummat Islam hendaklah sanggup mengambil hasil-hasil bumi, mendirikan pabrik yang mengolah barang itu untuk dimanfa'atkan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 183. 

أطلبُوا الْمَعْرُوف من رُحَمَاء أمّتي تعيشوا في أكنافهم، ولا تطلبُوهُ مِنَ القاسية قلوبهم، فإن اللعنَة تنزل عليهم، يا علي : إنّ الله تعالى خلق المَغرُوف، وخلق له أفلاً، فحبّبه إليهمْ، وَحَبّب إليهم فعاله، وَوَجّه إليهم طلابه، كما وجّه الماء إلى الأرض الجدابة لتخيا به أهلها، إنّ أهل الْمَعْرُوف في الدُنيا هم أهل المَعرُوفي في الآخرة. رواه الحاكم عن علي

Carilah kebajikan (kema'rufan) itu dari orang-orang yang penyayang di antara umatku maka kamu akan hidup di dalam pemeliharaan mereka, akan tetapi janganlah kamu mencarinya dari kalangan orang-orang yang keras hatinya, Sebab laknat Allah akan menimpa mereka (akibat kekerasan hatinya itu). Hai 'Ali, sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan kebajikan dan Ia menciptakan pula orang-orang yang mempunyainya, sehingga kebajikan itu senang kepada mereka dan sebaliknya mereka pun senangmelakukan kebajikan, Kemudian Allah mengalirkan orang-orang yang mencarinya kepada mereka seperti mengalirya air ke tanah yang tandus guna untuk menghidupkannya. Sesungguhnya orang orang yang suka berbuat kebajikan sewaktu di dunia, mereka pun adalah orang-orang yang ahli dalam kebajikan di akhirat nanti. (HR. Al Hakim, Dari 'Ali KWJ.) 

Penjelasan : 
Orang yang gemar berbuat kebajikan (kebaikan) itu disenangi oleh manusia dan orang yang kesat hatinya tidak mau berbuat kebajikan dilaknat Allah dan tidak disenangi manusia. Di dalam hadits lain dinyatakan, bahwa orang yang dermawan itu disenangi manusia, dekat kepada Allah, dekat dengan surga dan jauh dari neraka, sedangkan orang yang pelit tidak mau berbuat kebajikan jauh dari Allah, dibenci oleh manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 184. 

أطلبوا العلم ولو بالصين؛ فإنّ طلب العلم فريضة على كل مسلم، إنّ الملائكة تضعُ أَجْنِحَتها لطالب العلم رضاء بما يطلب. رواه ابن عبد البر

Tuntutlah ilmu pengetahuan, sekalipun ke negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang Islam. Sesungguhnya para Malaikat itu mengembangkan sayapnya menaungi orang yang menuntut ilmu, karena mereka suka kepada yang ia tuntut (ilmu). (HR. Ibnu Abdul Bar) 

Penjelasan : 
Mencari ilmu itu wajib hukumnya, sekalipun ilmu itu ada dinegeri Cina, ini adalah kata kiasan, yang menunjukkan bahwa ummat Islam tidak boleh menjadi orang bodoh. Andaikata di daerah kita tidak ada sekolah, yang sesuai dengan tingkatan ilmu pengetahuan, atau guru yang ahli dalam bidangnya, tapi adanya di tempat yang sangat jauh, maka usahakanlah mencari ilmu itu. Sesungguhnya Malaikat melindungi dengan sayapnya orang yang suka mencari ilmu, yang artinya Malaikat suka kepada orang itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 185. 

أظهرُوا النكاح وأخفوا الخطبة. رواه الديلمي عن ام سلمة

Rayakanlah olehmu pernikahan itu dan rahasiakanlah meminangnya. (HR. Ad Dailami, Dari Umi Salama ra.)

Penjelasan : 
Jika menikah (kawin) maka undanglah orang ke pesta perkawinan, walaupun dengan alakadarnya, supaya orang mengetahui bahwa orang itu sudah menjadi sepasang suami isteri, dan jika tidak begitu, niscaya akan terjadilah fitnah. Tetapi dalam melamar tidak usah diadakan pesta karena mereka belum tentu akan jadi kawin (suami isteri), masih menjadi calon yang kadang-kadang terlaksana dan kadang-kadang gagal tidak menjadi menikah. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 186. 

أعبد الله كأنك تراه، وعد نفسك في الموتی، إياك ودعوات المظلوم، فإنهن مجابات، وعليك بصلاة الغداة، وصلاة العشاء فاشهدهما فلو تعلمون ما فيهما لأتيتموهما ولو حبوا. رواه الطبراني عن أبي الدرداء

Sembahlah olehmu Allah itu seolah-olah engkau melihat-Nya, dan siapkanlah dirimu untuk menghadapi mati, dan jauhilah olehmu do 'anya orang yang teraniaya, maka sesungguhnya do'anya itu di ijabah Allah, dan wajiblah engkau mengerjakan shalat di waktu pagi (Subuh) dan shalat 'Isya', lakukanlah berjamaah pada keduanya itu Jika engkau mengetahui apa yang ada pada keduanya, niscaya kamu datangi keduanya itu, sekalipun engkau harus merangkak. (HR. Ath Thabrani, Dari Abu Darda' ra.)

Penjelasan : Jika manusia ingin khusyu' dalam bershalat, maka dalam me ngerjakan shalat itu, ingatlah bahwa Allah melihat kita, walaupun kita tidak melihat Allah. Oleh karena itu kerjakanlah shalat dengan sebaik-baiknya seperti orang yang akan mati sesudahnya, supaya shalat itu diterima Allah. Kemudian janganlah berbuat aniaya karena do'a orang yang dianiaya itu dikabullkan Allah. Dan siapkanlah selalu diri menghadapi mati, karena mati itu datangnya dengan tiba-tiba. Kemudian kita disuruh menghadiri shalat berjama'ah di semua waktu, lebih-lebih lagi dalam shalat Subuh dan 'Isya', dan apabila manusia itu mengerti akan kebaikannya, niscaya selalulah manusia itu datang berjema'ah ke mesjid walaupun dengan cara merangkak, sebab dilain riwayat dikatakan orang yang mengerjakan sholat Isya dan Subuh dengan berjamaah maka seperti beribadah semalam suntuk. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 187. 

اعبد الله كأئك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك، وأخسب نفسك مع الموتي، واثق دعوة المظلوم، فإنها مستجابة. رواه أبو نعيم عن زيد بن أرقم

Sembahlah Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihat engkau, dan anggaplah dirimu termasuk orang-orang yang mati, dan takutilah akan do'a orang yang teraniaya, karena sesungguhnya do 'anya dikabulkan Allah. (HR. Abu Nu'aim, Dari Zaid bin Arqam ra)

Penjelasan : 
Jika seseorang ingin khusyu' dalam bershalat hendaknya ia selalu ingat bahwa Allah melihat saya, walaupun ia tidak melihat Allah. Oleh karena itu kerjakanlah shalat dengan sebaik-baiknya, supaya shalat itu diterima Allah. Dan siapkanlah selalu diri kita untuk menghadapi mati, karena mati itu datangnya dengan tiba-tiba. Kemudian takutlah kita terhadap do'anya orang yang teraniaya sebab do'a orang yang teraniaya itu dikabulkan. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 188.

أعبدوا الرحمن، وأطعموا الطعام، وأفشوا السلام، تدخلوا الجنة بسلام. رواد الترمذي عن أبي هريرة

Sembahlah Tuhanmu Yang Maha Pengasih, dan beri makanlah orang yang perlu diberi makan, dan tebarkanlah salam, niscaya kamu akan masuk surga dengan selanmat. (HR. At Tirmidzi, Dari Abu Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Menyembah Allah itu adalah pokok agama (tiang agama), kemudian disuruh berbuat baik kepada sesama manusia, dengan memberi makan fakir miskin dan anak yatim piatu, dan mempertebarkan salam, artinya jika bertemu sesame hamba Allah umat muslim, hendaklah do'a mendo'akan dengan mengucapkan salam kepada mereka, maka pekerjaan yangmulia itu akan menjamin masuk surga dengan selamat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 189. 

أعتدلوا في السُجُودِ وَلا يَبْسُط أحَدُكُمْ ذِرَاعيه انبساط الكلب. رواه البخاري

Sempurnakanlah sujudmu, dan janganlah menghamparkan seseorang diantara kamu akan kedua sikunya sebagaimana halnya anjing menghamparkan (kedua kaki-depannya). (HR. Bukhori) 

Penjelasan  : 
Jika bersujud dalam shalat, maka sujudlah baik-baik dan jangan seperti anjing menghamparkan kakinya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 190. 

أعدى عَدُوّك زُوْجَتُك التى تُضاجعك وَمَا مَلكت يمينك. رواه الديلمى عن أبي مالك الأشعري 

Musuh yang paling berbahaya, ialah isterimu yang setempat tidurdenganmu, dan apa yang menjadi milikmu (hamba yang engkau jadikan isteri). (HR. Ad Dailamiy, Dari Abu Malik Al Asy’ari ra.)

Penjelasan : 
Berapa banyaknya isteri yang mencelakakan suaminya karena ingin hidup mewah, sehingga dirayunya suaminya menjadi seorang koruptor besar, akhirnya suaminya masuk penjara. Maka isteri yang seperti itu adalah musuh besar bagimu. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 191. 

أعطوا أعينكُمْ حَظها من العبادة النظر في المُصحف، وَالتّفكّر فيه والاعتبار عند عجائبه. رواه الحاكم عن أبي سعيد

Pergunakanlah hak matamu untuk beribadah, yaitu dengan cara memperhatikan Al Qur'an dan mentafakurinya, serta mengambil contoh, ketika melihat melihat keajaibannya. (HR. Al Hakim, Dari Abu Sa'id ra.) 

Penjelasan : 
Mata hendaklah dipakai untuk berbakti kepada Allah swt. di antaranya memperhatikan Al Qur'an (mengetahui isinya) kemudian renungkanlah untuk diamalkannya, dan ambillah pelajaran-pelajaran di dalamnya yang penuh dengan keajaiban-keajaiban tentang kekuasaan Allah dan keagungan- Nya semoga kita menjadi manusia yang takwa kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 192. 

أعطيت خمسًا لَمْ يُعْطهن أحد من الأنبياء قبلي: نصرتُ بالرعب مسيرة شهر وأعطيت مفاتيح الأرض، وَجُعلت لي الأرض مسجداً وطهوراً، وَجُعلتُ أمتي خير الأمم، وأعطيت الشفاعة، وكان النبي يبعث إلى قومه خاصّة، وبُعثتُ إلى الناس عامة. رواه البخاري ومسلم

Diberikan kepadaku lima keistimewaan, yang tidak diberikan kepada Nabi lain yang sebelumku. Aku ditolong dengan (rasa) takut (yang menimpa musuh) dalam jarak perjalanan sebulan, aku diberi kunci-kunci bumi, dijadikan bagiku bumi menjadi mesjid dan pensuci, dijadikan umatku sebaik-baik umat, aku diberi kesyafaatan, dan Nabi-nabi terdahulu hanya diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku untuk manusia umumnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :  
Nabi saw. diberi keistimewaan lima macam, yaitu : 
1. Apabila musuh-musuh berhadapan dengan beliau, mereka merasa gentar dalam jarak perjalanan sebulan sehingga kemenangan-kemenangan selalu berada di pihak Islam. 
2. Dapat mengerjakan shalat di mana saja, karena semua tempat ini (bumi ini suci) . 
3. Dapat bertayamum dengannya. 
4. Dapat memberi Syafa'at kepada ummatnya. 
5. Nabi saw. bukan diutus untuk kaumnya, tetapi buat ummat seluruhnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 193.

أعطيت سبعين ألفاً من أمتي، يدخلون الجنة بغير جسّاب، وُجُوهُهُمْ كالقمر ليلة البدر، وَقُلُوبُهُمْ على قلب رَجُل وَاحي، فاشترزدتُ رَبي عز وَجل فَزَادَني مع كُلّ وَاحد سبعين ألفاً. رواه أحمد عن أبي بكر

Aku diberi 70.000 dari ummatku yang akan masuk surga tanpa hisab, muka mereka seperti bulan pada malam purnama, dan hati mereka sama seperti hati laki-laki yang satu. Kemudian aku meminta tambah pada Tuhanku, dan Tuhanku menambah tiap-tiap seorang tujuh puluh ribu orang. (HR. Ahmad, Dari Abi Bakar ra.)

Penjelasan : 
Ummat Nabi Muhammad saw. yangb akan masuk surga tanpa dihisab (diperiksa) terlebih dahulu amal ibadatnya, adalah sebanyak 70.000 orang, kemudian Nabi memohonkan tambahannya kepada Allah swt., maka ditambah lagi oleh Allah dari tiap-tiap seorang, tujuh puluh ribu orang, maka jadilah yang akan masuk surga itu
yang tidak melalui pemeriksaan banyak sekali (sekitar 4.900.000.000). Demikianlah kepemurahan Allah swt. memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, tentunya orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah, dengan mendapat ampunan Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 194. 

أعطيتُ أمتي شيئاً لم يعطه أحد مِنَ الأمم ؛ أن يقولوا عند المصيبة "إنا لله وإنا إليه راجعُونَ" . رواه ابن مردويه عن ابن عباس

Diberikan kepada ummatku sesuatu yang tidak diberikan, kepada ummat yang lainnya, yaitu mereka (diajari) mengucapkan do’a ini tatkala tertimpa musibah : "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’un (Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kami akan kembali kepada-Nya)”. (HR. Ibnu Murdawaih, Dari lbnu 'Abbas ra.)

Penjelasan :  
Ummat Nabi Muhammad saw. apabila dia mendapat musibah (cobaan) diterimanya dengan sabar seraya mengucapkan do'a yang tersebut di atas. Dan inilah keistimewaan ummat Nabi Muhammad saw.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 195.

اعطوا الأجير أجره قبل أن يجف عرفة، وأعلمُوا أَجْرَهُ وهو في عمله. رواه البيهقي

Bayarlah upah pekerja itu sebelum kering keringatnya, dan beritahukanlah upahnya sewaktu ia lagi kerja. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
JIka kita mengupah orang dalam satu pekerjaan, maka selesainya pekerjaan itu hendaknya cepat-cepat kita bayar upahnya. Jangan sekali-kali kita terlambat menunaikannya, dan beritahukanlah upahnya waktu ia masih dalam pekerjaannya atau disaat akan mempekerjakannya, juga jika kita ingin di upah dalam bekerja maka sebelum kita membantu dalam pekerjaannya itu maka untuk membicarakannya di awal, sebab jika tidak dibicarakannya di awal atau tidak dibicarakannya disaat kita bekerja maka bila sudah selesai pekerjaannya itu jika kita tidak dibayar maka kita jangan marah, sebab hal tersebut tidak ada ikatan kerja sehingga akan di nilai membantu atau menolong saja, bukan bekerja, jika diberi itu hanya tanda terima kasih saja bukan sebagai upah dari pekerjaannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 196.

أعظم الناس هما: المُؤمِن يهتم بأمر دنياه وأمر آخرته. رواه ابن ماجه عن انس

Manusia yang paling besar cita-citanya ialah seorang mukmin yang mementingkan perkara duniannya dan perkara akhiratnya. (HR. Ibnu Majah, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Ajaran agama Islam menganjurkan pertengahan dalam segala hal, untuk itu janganlah seseorang hanya memikirkan hal-hal duniawi saja, hingga urusan akhiratnya terlupakan sama sekali. Demikian pula sebaliknya janganlah seseorang itu hanya memikirkan akhiratnya saja hingga perkara keduniawiannya terbengkalai, sebagai akibatnya urusan kemaslahatan dunianya terhenti dan negatif akibatnya baik bagi dirinya atau bagi masyarakat. Untuk itulah Islam mencanangkan prinsipnya melalui sabda Rasulullah SAW. : "Sebaik-baik perkara itu adalah yang paling pertengahan, Barangsiapa yang pandai membagi waktunya untuk menangani kedua urusannya itu, berarti ia menjadi orang yang paling berbahagia karena ia memiliki cita-cita yang paling luhur.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 197.

أعظم الناس حَقا عَلَى الْمَرْأَةِ زَوْجُهَا وأعظم الناس حَقّا على الرَّجُل أمُهُ. رواه الحاكم عن عائشة ماجه 

Orang yang paling berhak ditaati oleh wanita adalah suaminya, dan orang yang paling berhak ditaati oleh orang lelaki adalah ibunya. (HR. Al Hakim, Dari Siti 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Suami adalah orang yang harus ditaati oleh isterinya, sebab sang suamilah yang menanggung semua nafkah penghidupannya dan sebagai pelindungnya. Sebagaimana seseorang lelaki pun harus berbakti kepada ibunya mengingat ibunyalah yang mengandung, melahirkan dan yang memelihara dirinya. Barangsiapa yang tidak berbakti terhadap suami atau ibunya maka celakalah ia baik di dunia maupun di akhirat nanti.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 198.

أعظم النساء بركة أيسرهن مؤونة. رواه أحمد عن عائشة 

Wanita yang paling besar mendatangkan keberkatan ialah yang paling mudah diberi belanja (menerima apa adanya). (HR. Ahmad, Dari 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika seseorang isteri telah diberi belanja oleh suaminya sekedar mampunya, maka dibelanjakannya dengan kebijaksanaan dan sehemat-hematnya, sehingga dapat mencukupkan apa yang ada, dengan tidak ada upat-celaan, atau jika dia mempunyai uang sendiri,  dinafkahkannya untuk menutupi ketekoran belanja rumah-tangganya, maka itulah wanita yang paling besar membawa keberkatan rumah-tangganya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 199.

أعظم آية في القران آية الكرسی، وأعذل آية في القرآن " إن الله يأمر بالعدل والإحسان" وأخوف آية في القرآن "فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا ير" وأرجی آية في القرآن "يا عبادى الذين أسرفوا على أفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا". رواه الشیرازی عن ابن مسعود

Ayat yang paling agung dalam Al Qur'an, ialah ayat Kursi, dan ayat yang menyuruh adil, ialah yang berbunyi: "Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil dan berbuat baik", dan ayat yang paling menakutkan ialah yang berbunyi: "Barangsiapa yang mengerjakan setimbang zarrah kebaikan, akan dilihatnya dan barangsiapa yang mengerjakan setimbang zarrah kejahatan, akan dilihatnya" dan ayat yang mengandung harapan, ialah yang berbunyi: "Hai hamba-Ku yang banyak dosa, janganlah berputus-asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa kamu sekalian”. (HR. Syirozi, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Kitab Al Qur'an adalah kitab yang lengkap isinya, tentang ke Agungan Allah, kemurahan-Nya, keadilan-Nya dan sebagainya. Barangsiapa yang mempelajari Al Qur'an, maka hatinya menjadi lega dan tenang dan dia pun menjadi ummat yang taqwa kepada Allah dan tidak akan berputus-asa dari rahmat Allah. Maka pelajarilah membaca Al Qur'an, mengetahui isinya dan mengamalkannya, nanti kita menjadi ummat yang berbahagia. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 200.

أعلَمُوا أَنَّهُ لَيْسَ مِنْكُمْ مِنْ أحد إلأ مَالُ وَارثه أحبُ إليه من ماله ، مالك مَا قدّمُت، ومال وارثك ما أخزت. رواه النسائى عن ابن مسعود

Ketahuilah olehmu, sesungguhnya tidak ada seorang pun di antara kamu, kecuali harta pusaka ahli warisnyalah yang paling disukainya daripada hartanya sendiri, hartamu adalah yang engkau usahakan dan harta pusaka ahli warismu yang terakhir engkau terima. (HR. An Nasa'I, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Tidak ada manusia yang tidak suka kepada harta pusaka, baik yang telah lalu atau harta pusaka yang akan diwarisinya, dimasa yang akan datang, sehingga sukanya kepada harta itu, lebih daripada harta sendiri. Memang hal ini cukup logis sebab harta sendiri itu dihasilkan dengan cucuran keringat, sedangkan harta warisan tinggal menerimanya saja tanpa jerih payah sedikitpun.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 101-150)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 101-150). 

Hadits 101. 

إذا رأيتُمُ الحَريق فكبروا فإنّ التكبير يُطفئه. رواه ابن عساكر

Apabila kamu melihat kebakaran, maka bertakbirlah, sesungguhnya takbir itu memadamkan api. (HR. Ibnu 'Asakir)

Penjelasan : 
Apabila kita melihat rumah terbakar, di samping kita memadami api dengan air, maka bacalah takbir berulang-ulang, karena takbir itupun dapat pula menolong memadamkan api, di lain riwayat dengan mengumandangkan adzan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 102.

إذا أراد الله بقوم سُوءاً جَعَل أمَرَهُمْ إلى مُترَ فيهم. رواه الديلمى

Apabila Allah menghendaki kejelekan pada suatu kaum, maka la menjadikan urusan perkara mereka berada di tangan orang-orang yang hidup mewah dari kalangan mereka. (HR. Ad Dailamiy) 

Penjelasan : 
Kehidupan yang serba mewah adalah merupakan sumber dari segala kejelekan, oleh karena itu apabila setiap urusan yang dipegang oleh orang-orang yang biasa hidup mewah celakalah akibatnya. Terlebih lagi jika urusan tersebut menyangkut masalah orang banyak. Hadits ini sesuai dengan firman Allah swt. dalam surah Al Alaq ayat 6 dan 7.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 103.

إذا سَأَلْتُمْ الله تعالى، فَاسْألُوهُ ببطون أكفكم وَلا تشألوه بظهورها، تُمْ لا ترُدوهَا حَتَّى تَمْسَحُوا بها وُجُوهكم، فإنّ الله جاعل فيها بركة. رواه أبو داود

Apabila kamu bermohon kepada Allah swt. Maka memohonlah dengan menadahkan telapak tanganmu dan jangan kamu memohon dengan punggung tanganmu. Kemudian jangan dulu berhenti sebelumn kamu mengusapkannya ke mukamu, maka sesungguhnya Allah menjadikan padanya keberkatan. (HR. Abu Daud)

Penjelasan : 
Biasanya jika orang berdo'a, maka tangannya ditadahkannya dengan dua telapak tangannya, dan sesudah berdo'a, maka diusap kannya ke mukanya. Hal yang demikian adalah menurut ajaran Rasul.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 104.

إذا سَأَلَ أَحَدُكُمْ رَبُّهُ مَسْأَلَةً فَتَعَرَّف الإجابة فليقل: الْحَمْدُ لله الذي بنعمَته تتمُ الصَّالِحَاتُ : وَمَن أبطأ عنه ذلك فليقل: الحَمْدُ للهِ عَلَى كُلّ حَال. رواه البيهقى عن أبي هريرة

Apabila seseorang di antara kamu memohon suatu permohonan kepada Tuhannya, kemudian ia mengetahui bahwa permohonannya itu dikabulkan Allah, maka ucapkanlah : ALHAMDULILLAHIL LADzII BINIMATIHI TATIMMUSh ShOOLIHAAT(I) (Segala puji bagi Allah yang berkat ni'matnya semua hal-hal yang baik menjadi sempurna). Dan barangsiapa yang dilambatkan pengabulannya (tidak dikabulkan) maka katakanlah : ALHAMDULILLAHI ‘ALAA KULLI HAAL(IN) (Segala puji bagi Allah atas tiap-tiap keadaan). (HR. Al Baihaqi, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Manusia wajib bersyukur kepada Allah swt. atas anugerah yang diberikan Allah kepadanya, termasuk do'anya yang telah dikabulkan, dan bacalah do'a yang tersebut di atas ini. Tapi apabila suatu itu belum diijabah Allah, maka bersabarlah dan periksalah diri sendiri, mungkin dosa-dosanya masih banyak, dan minta ampunlah kepada Allah dengan mendekatkan diri kepadaNya dan bacalah kalimat puji-pujian seperti yang tersebut di atas.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 105.

إذا سَرَتك حَسَنَتُك، وَسَاءتك سيئتُك، فأنت مُؤمن. رواه الضياء عن أبى أمامة

Apabila engkau menyukai kebaikanmu dan engkau tidak menyukai kejahatanmu, sesungguhnya engkau adalah orang Mu'min. (HR. Adh Dhiya', Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Seseorang Mu'min menyukai akan yang baik dan dia merasa gembira dengan kebaikannya itu, dan dia tidak suka akan yang jahat-jahat, sehingga dijauhinya perbuatan-perbuatan jahat itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 106. 

إذا سَمَّيْتُمُ الوَلدَ مُحَمَّداً فأكرمُوهُ، وَأَوْسِعُوا له في المجلس، وَلا تُقبَحُوا لَهُ وجها. رواد الخطيب عن على

Apabila kamu menamai anak lelakimu, Muhammad, maka muliakanlah dia, dan luaskanlah baginya tempat duduk, dan janganlah kamu bermasam muka terhadapnya. (HR. Al Khathib, Dari Ali Kwj.)

Penjelasan : 
Nama Muhammad yang diberikan kepada seseorang, seperti Muhammad Nur, Muhammad Ali, Muhammad Shulfi dan sebagainya, itulah nama yang baik, karena itu orangnyapun janganlah dihina tapi muliakanlah dia.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 15, Penerbit Al Haromain)

Hadits 107.

إذا شربتُمُ المَاء فاشرَبُوهُ مَصًّا، وَلا تَشرَبُوهُ عَبًا، فإن العب يُورث الكباد. روأد الديلمى

Apabila kamu meminum air, maka minumlah dengan cara menghirup, dan janganlah kamu minum dengan menuangkannya (menenggak), karena sesungguhnya minum dengan cara tersebut mengakibat kan penyakit hati, ginjal dan limpa. (HR.Ad Dailamiy)

Penjelasan : 
Jika kita minum air hendaklah dihirup, karena apabila kita meminumnya langsung saja dengan tak dihirup, maka akan mendatangkan sakit pada hati, atau sakit ginjal dan limpa. Dan supaya kesehatan kita terjamin, maka amalkanlah ajaran Rasul Allah yang tersebut dalam hadits di atas.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 108.

إذا صلى أَحَدُكُمْ، فَليُصل صلاة مُوَدَّع، صلاة مَن لا يظن أنه يرجع إليها ابدا. رواه الديلمى عن أم سلمة

Apabila seseorang di antara kamu mengerjakan shalat, maka lakukanlah sebagaimana shalatnya orang yang minta diri yaitu shalatrya orang yang merasa yakin bahwa dirinya tidak akan kembali melakukannya, untuk selama-lamanya (mati). (HR. Ad Dailamiy, Dari Ummu Salamah ra.) 

Penjelasan : 
Seseorang yang menyangka dirinya tidak akan lama lagi hidup di dunia ini, jika dia mengerjakan shalat, maka dikerjakannya baik-baik dan dia menganggap bahwa shalatnya itu adalah simpanan amalnya yang akan menyelamatkan dirinya di kemudian hari. Maka shalatnya itu dikerjakannya dengan khusyu', tawadhu' dan tepat waktu, Demikianlah hendaknya setiap orang yang mengerjakan shalat haruslah baik-baik, yang seakan-akan dia menyangka bahwa shalatnya itu barangkali shalat yang terakhir yang bisa saja sehabis sholat dia meninggal dunia.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 109.

إذا صلت المرأة خمسَها، وَصَامَتْ شهرَها، وَحَفظت فرجّها، وأطاعت زوجها دخلت الجنة. رواه البزار عن أنس

Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, memelihara kehormatan dirinya, dan dia ta'at kepada suaminya, maka ia bakal masuk surga. (HR. Al Bazar dari Anas).

Penjelasan : 
Wanita yang akan masuk surga ialah wanita yang tak pernah meninggalkan shalat dan puasa Ramadhannya, kecuali jika ada halangan yang tak membolehkannya shalat dan berpuasa, serta memelihara kehormatan dirinya, baik di waktu' suaminya berada di dekatnya ataupun waktu suaminya jauh dari padanya, dan ta'at kepada perintah suaminya, selama suaminya tidak memerintahkan berbuat maksiat, maka wanita itu akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)
Hadits 110.

إذا ضيّعت الأمانة فانتظر السّاعة، قال: كيف إضاعَتُها يَا رَسُول الله؟ قال : إذا أسند الأمر إلى غير أهله، فانتظر الساعة . رواه البخارى

Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, lalu ada seseorang bertanya : Bagaimana pengertian menyia-nyiakan amanat itu wahai Rasulullah? Berkata Nabi : Apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah ke hancurannya. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Seseorang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan, lalu orang itu dipercayai untuk memimpin umat, maka tentu saja dia tidak akan dapat melaksanakan tugasnya, dan andaikata dikerjakannya tapi karena dia tidak mengerti, maka bukanlah kebaikan yang datang. tapi kericuhan dan kegagalanlah yang akan terjadi. Oleh karena itu amanat itu harus diberikan kepada yang ahlinya, bukan karena pandang-bulu, mentang-mentang orang itu teman-karib dan sebagai-nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 111.

إذا ضرب أحدكم فليجتنب الوجه. رواه البخارى

Apabila seseorang di antara kamu memukul, maka hendaklah ia jauhi (memukul) muka, (jangan memukul muka). (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada seseorang supaya jangan sampai memukul muka apabila ia marah, terutama kepada istri atau anak-anaknya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 112.

إذا طلعت الثريا آمِنَ الزّارع مِنَ الْعَاهة. رواه الطبرانى

Apabila terbit bintang Tsuraya, maka amanlah orang Tani dari bencana tumbuh-tumbuhan. (HR. Ath Thabrani)

Penjelasan : 
Bintang Tsuraya membawa keberuntungan dalam pertanian, maka bersyukurlah kepada Allah yang menjadikannya. Allah swt. telah menjadikan embun dengan tidak percuma saja. Tetapi embun itu dapat menyelamatkan tumbuh-tumbuhan dari bencana penyakit tumbuh-tumbuhan itu, Oleh karena itu orang orang Tani jangan lupa bersyukur kepada Allah swt. dengan mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 113.

إذا طنّت أذن احدكم فليذكرنى ، ويصل علي ، وليقل : ذكر الله من ذكرنى بخير . رواه أبن عدي عن أبى رافع

Apabila berdengung telinga seseorang di antara kamu, maka ingatlah aku dan berbersholawatlah kepadaKu dan bacalah: DzAKARALLAHU MAN DzAKARONI BI KhOIR(IN) (Telah mengingat Allah akan orang yang mengingatNya dengan baik). (HR. Ibnu 'Ady, Dari Abi Rafï')

Penjelasan : 
Kebanyakan orang mempercayai apabila telinganya berdengung yang sebelah kanan, tandanya berita baik yang akan datang, dan, apabila berdenging telinganya yang sebelah kiri tandanya berita yang tak baik yang akan tiba. Dengan kepercayaannya itu mereka menjadi gembira atau berdukacita. Padahal menurut ajaran Islam apabila berdenging telinga itu baik kanan maupun yang kiri, janganlah lupa kepada Allah dan berdo'alah, semoga kebaikanlah yang akan datang.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 114.

إذا عطس أَحَدُكُمْ فَليَقُل: الحَمْدُ لله رب الْعَالَمِينَ. وَلَيَقُل له أخوه أو صاحبهُ : يَرْحَمُك الله. فإذا قال له يرحمُك الله فليقل: يهديكُمُ اللَّهُ ويصلح بالكم. رواه أبو داود والنسائى

Apabila bersin seseorang di antara kamu, maka ucapkanlah: “AHAMDULILLAHIRABBIL 'ALAMIN" Dan hendaklah saudaranya atau sahabat nya mengucapkan: "YARHAMUKALLAH " maka apabila berkata baginya yarhamukallah, maka katakanlah: "YAHDIKUMULLAHU WA YUShLIHU BAALAKUM". (HR. Abu Daud dan An Nasa'i)

Penjelasan : 
Tiap-tiap yang bersin hendaklah mengucapkan: "ALHAMDUILLAH", artinya segala puji bagi Allah, maka orang yang mendengarkannya hendaklah menjawab ucapan orang yang bersin itu dengan ucapan: "YARHAMUKALLAH", kepada laki-laki dan "YARHAMUKILLAH kepada perempuan, artinya semoga Allah memberi rahmat kepadamu, lalu dibalas lagi ucapan itu oleh orang yang bersin dengan ucapan: YAHDIKUMULLAHU WA YUShLIHU BALALKUM, artinya: semoga Allah memberi petunjuk kepada kamu dan memberi kebaikan kepada keadaanmu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 16, Penerbit Al Haromain)

Hadits 115.

إذا عرف الغلام يمينه من شماله، فمُرُوهُ بالصلاة. رواه أبو داود

Apabila anak telah mengenal tangan kanannya daripada tangan kirinya, maka suruhlah dia mengerjakan shalat. (HR. Abu Daud)

Penjelasan : 
Anak-anak kecil yang sudah dapat memperbedakan antara hal yang baik dan hal yang jelek, berarti anak itu telah mumayiz (telah dapat membedakan) sesuatu, maka anak itu sudah waktunya mulai diajar shalat dan mengerjakannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 116.

إذا عظمَتْ أمَّتِى الدُّنْيَا تُزعت منها هيبة الإسلام، وإذا تركت الأمر بالمَعرُوفى والنهي عن المنكر خرمَتْ بَرَكة الوحي. رواه الترمذى

Apabila umatku membesarkan dunia, dicabutlah daripadanya kebesaran Islam dan apabila dia meninggalkanmya ammar ma’ruf dan nahi munkar, diharamkan baginya akan keberkatan wahyu. (HR.  At Tirmidzi)

Penjelasan : 
Orang yang mementingkan dunia, tentulah dia akan meninggalkan kebesaran Islam, maka umurnya, harta bendanya serta tenaga dan waktunya akan dicurahkannya kepada dunia, dia lebih senang pergi ke cafe daripada ke Mesjid, dia lebih suka hidup berfoya-foya daripada menolong orang-orang miskin, anak yatim piatu dan sebagainya. Orang yang tidak mau mengajak dirinya dan masyarakat menyuruh kepada yang baik-baik dan melarang kepada yang jahat-jahat, maka sudah barang tentu ajaran Allah tidak masuk lagi ke dalam diri orang itu, Maka mereka itu akan merugi hidupnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 117.

إذا قلت لصاجبك يَوْمَ الْجُمُعَة: أنصت - والإمام يخطب - فقد لغوت. رواه البخارى

Apabila engkau berkata pada sahabatmu sewaktu shalat Jum'at : "Diamlah", sedangkan imam sedang berkhutbah, maka sesungguhnya telah berbuat sia-sialah engkau. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Ketika imam sedang membaca khutbah pada hari Jum'at tidak boleh seorangpun berkata-kata, dan memainkan sesuatu seperi hp, dll harus mendengarkan dengan tekun. Tetapi apabila engkau melarang orang berkata-kata dengan mengatakan: "Diamlah engkau", maka engkaupun telah ikut berbicara pula, dan perbuatan kita itu adalah melenyapkan pahala shalat Jum'at. Oleh karena itu apabila kita menyuruh orang diam, tidak usah dengan kata-kata, tapi hendaklah dengan isyarat, supaya kita jangan membuat ribut pula.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 118. 

إذا قال العبد : "يا رب يا رب" قال الله تعالى : لبيك عبدى ، سل تعط. رواه ابن أبى الدنيا عن عايشة

Apabila berkata hamba : YAA ROBB YAA ROBB "Ya Tuhan, Ya Tuhan" berkata Allah: Inilah Aku! hambaKu, mintalah engkau diberi. (HR. Ibnu Abid Duniya, Dari ‘Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika kita berdo'a kepada Allah, kita selalu menyeruNya, YAA ROBB YAA ROBB YAA ROBB, dengan berulang-ulang, maka seruan kita itu dijawab oleh Allah. Hai hambaKu, Aku ada, bermohonlah kepadaKu, maka akan kuberi permohonanmu itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 119.

إذا ضرب أحدكم فليجتنب الوجه. رواه البخارى

Apabila seseorang di antara kamu memukul, maka hendaklah ia jauhi (memukul) muka, (jangan memukul muka). (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada seseorang supaya jangan sampai memukul muka apabila ia marah, terutama kepada istri atau anak-anaknya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 120. 

إذا قام العَبْدُ فى صلاته ذر البرّ على رأسه حَتَّى يَرْكع، فإذا ركع عَلتهُ رَحْمَةُ اللهِ حَتَّى يَسْجُدَ، وَالسّاجدُ يَسْجُدُ عَلَى قَدَمَى الله تعالى، فَلَيْسَأل وليزغب . رواد سعيد بن منصور عن أبى عمار مرسلا

Apabila berdiri hamba dalam shalatnya, maka ditebarkanlah kebaikan di atas kepalanya sehingga dia ruku, dan apabila dia ruku', rahmat Allah meliputi dirinya sehingga dia sujud, dan orang yang sujud, itu berarti memperhambakan dirinya kepada Allah, maka bermohonlah dan bersuka-citalah," (HR. Sa'id bin Manshur, Dari Abi Amar secara Mursalan).

Penjelasan : 
Orang yang mengerjakan shalat pahalanya amat besar sehingga digambarkan bahwa kebaikan bertebaran pada diri orang itu, sampai ia selesainya dari shalatnya. Jika dia berdo'a (bermohon) kepada Allah, meminta yang diinginkannya, Allah akan mengabulkannya. Terutama sekali di kala ia sedang sujud, karena pada saat-sat itulah ia berada dekat sekali dengan Allah sehingga doanya pun dikabulkanNya, tetapi hendaknya berdoa di dalam sujud dengan menggunakan bahasa Arab dan dengan doa yang masyhur yang dibaca oleh Nabi, untuk kehati-hatian kita yang bisa menyebabkan tidak sahnya sholat kita dengan sebab berdoa di dalam sujud sholat kita dengan menggunakan selain bahasa Arab.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 121.

إذا قرأ ابن آدم السجُدَة، فَسَجَدَ، اعتزل الشيطان يبكى يَقُولُ : يا ويلاه! أمرَ ابن آدم بالسجُودِ، فَسَجَدَ، فَلَهُ الجّنة، وأمزتُ بالسجّود فعصيت، فلي النَّارُ . رواه مسلم عن أبى هريرة

Apabila anak Adam membaca surat As sajdah, lalu dia sujud, setan menjauhkan diri darinya seraya menangis, berkata setan: Hai celakalah kiranya aku, anak Adam disuruh sujud, ia pun sujud, maka baginya surga, dan aku disuruh sujud, tetapi aku mendurhakai, maka bagiku Neraka. (HR. Muslim, Dari Abi Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Apabila seseorang membaca surat As sajadah, hendaklah ia sujud, dan ketika itu setan-setan menjauhkan dirinya sambil menangis dan berkata: Hai celaka kiranya aku, manusia disuruh sujud dia mau sujud, maka untuknya surga, dan aku disuruh sujud, tetapi aku tidak mau sujud, maka tentulah aku menjadi orang yang durhaka, maka bagiku neraka.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 122.

إذا أقيمت الصّلاة فلا تأتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ، وَأَتُوهَا وَأَنْتُمْ تَمْشُونَ، وَعَلَيْكُم السّكينَةَ، فَمَا أدرَكُتُمْ فَصَلوا، وَمَا فَاتَكُمْ فأتمّوا. رواه البخارى ومسلم

Apabila shalat didirikan, maka janganlah kamu mendatanginya Sambil berlari-lari, tetapi datangilah shalat itu berjalan dengan tenang (tertib dan sopan), maka apa-apa yang kamu jumpai lakukanlah shalatmu dan apa-apa yang luput olehmu, maka sempurnakanlah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Apabila kita pergi untuk shalat berjama'ah, maka berjalanlah dengan tenang, jangan berlari-lari, dan jangan terburu-buru, jika kita menjumpai orang-orang jama'ah sudah shalat, maka shalatlah Bersama mereka walaupun hanya satu rakaat dan yang kurangnya hendaklah disempurnakan sendirian sehingga cukup bilangan rakaatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 123. 

إذا أقيمت الصّلاة فكبز، ثم اقرأ ما تيسَّرَ مَعك مِنَ الْقُرْآن، ثمّ اركع حَتى تطمئن راكعاً، ثم ازقع حَتَّى تَعْتدل قائماً، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم ارفع حتى تطمئن جالسا، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم افعل ذلك في صلاتك كلها. رواه البخاري ومسلم

Apabila shalat didirikan maka takbirlah, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau daripada ayat Al-Qur'an, kemudian ruku' lah hingga tuma'ninah ruku'nya, kemudian angkatlah kepalamu hingga l'tidal (berdiri lurus), kemudian sujudlah hingga thuma'ninah sujudnya, kemudian angkatkan kepala hingga thuma'ninah duduknya, kemudian sujudlah hingga thuma'ninah sujudnya, kemudian perbuatlah seperti demikian dalam shalatmu kesemuanya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan : 
Jika mengerjakan shalat harus dimulai dengan takbir, dan kerjakan yang menjadi rukun shalat dan yang sunnatnya seperti membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan dalam semua raka'at harus ada ruku' dan sujudnya dengan thuma'ninahnya, jangan terburu-buru tanpa ada thuma’ninah, Karena itu pelajarilah cara-cara mengerjakannya, janganlah hanya dikira-kira saja. Shalat duduk, juga memakai ruku' dan sujud, dan shalat tiduran juga demikian, tapi ruku' dan sujudnya dengan isyarat mata saja, kadar tumaninah adalah sekadar seorang membaca 1x Subhanallah, (kurang dari 1 detik), maka jika seorang melakukan shalat, pada i’tidal, rukuk, duduk, dan sujud ia harus berdiam segenap tubuhnya sekadar minimal kadar diatas, jika kurang dari itu maka tidak sah shalatnya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 17, Penerbit Al Haromain)

Hadits 124. 

إذا فرب إلى أحَدِكُمْ طعَامُهُ وفي رجليه نعلان فلينزع نعليه، فإنه أروخح للقدمين، وَهُوَ مِنَ السُنة. رواه أبو يعلى عن أنس

Apabila telah makanan dihidangkan kepada seseorang di antara kamu sedangkan ia masih memakai alas kakinya, maka hendaklah ia tanggalkan terompahnya itu, karena yang dimakan itu lebih nyaman bagi kedua telapak kakinya dan perbuatan ini adalah daripada sunnah Nabi. (HR. Abu Ya'la, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Menurut sunnah Nabi jika seseorang mau makan sebaiknya jangan memakai terompah (sepatu, sendal), supaya kakinya lega, dan makanan itu akan merata dirasakan oleh seluruh tubuh.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 125. 

إذا كثُرَتْ ذنوب العبد فَلَمْ يَكُنْ لَهُ مِنَ العَمَل مَا يُكفَرُها، ابتلاه الله بالخزن ليكفرَهَا عَنْهُ. رواه أحمد عن عائشة

Apabila sudah terlalu banyak dosa seorang hamba sedang baginya tidak ada amal (kebaikan) untuk menghapuskan dosanya itu, Allah mencobanya dengan kesusahan, untuk menutupi dosanya itu. (HR. Ahmad, Dari Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Orang yang terlalu banyak dosanya sedangkan amal kebaikan nya tak ada pula, maka tentulah dosanya itu tidak akan diringankan daripadanya, maka orang itu akan mendapat cobaan dari Allah dengan bermacam-macam kesusahan, dan mungkin nantinya dengan cobaan itu dia akan menjadi sadar dan insaf, sehingga dia tidak akan berbuat dosa lagi, dan dia akan bertobat kepada Allah swt. Oleh karena itu ujian yang pahit atas dirinya itu akan menjadi hikmah yang baik untuk menghapuskan dosanya. Tapi andai-kata dengan ujian itu, dia tidak sadar dan insaf, maka nerakalah tempat kediamannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 126.

إذا كان آخر الزمان كان قوَامُ دين الناس ودُنياهم الدراهم والدنانير. رواه الطبرانى

Apabila zaman sudah akhir, maka yang dijadikan tolok ukur agama manusia dan dunia mereka adalah terletak pada dirham dan dinar. (HR. Ath Thabrani).

Penjelasan : 
Tanda-tanda sudah dekat akhir zaman, di mana manusia menggantungkan hidupnya, baik dalam beragama ataupun cara hidupnya sehari-hari tergantung kepada uang yang banyak. Mereka sangat terpengaruh dalam harta-benda, sehingga agamanya juga diperjual belikannya, seperti seorang yang mengajarkan agama, jika ia tidak diberi uang yang banyak, maka ia tidak melaksanakan tugasnya, (untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat). Jadi segala galanya digantungkannya untuk kepuasan dunia (banyak uang).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 127. 

إذا مات ولد العبد قال الله تعالى لملائكته: قبضتُمْ وَلد عبدي، فيقولون:  نَعَمْ، فَيَقُولُ : قبضتم ثمرة فؤاده، فَيَقولُونَ:  نَعَمْ، فَيَقُول:  ماذا قال عبدي؟ فيقولون:  حمدك وَاسْتَرجع، فيقول الله تعالى : ابنوا لعبدي بيتافى الْجَنَّةِ، وَسَموه بيت الحمد. رواه الترمذي عن أبي موسى

Apabila anak seseorang mati, berkata Allah swt. kepada Malaikat-Nya : Telah kamu cabut ruh anak hambaku, maka berkata Malaikat : Betul, maka berkata Allah : Telah kamu ambil buah hatinya, maka berkata Malaikat : Betul. Maka berkata Allah swt. : Apakah kata hambaKu? Maka berkata mereka (Malaikat) : Dia telah memuji Engkau dan berkata: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROJI'UN pada waktu kematian itu. Maka berkata Allah : Buatkanlah untuk hambaku itu rumah di dalam surga dan namakanlah rumahnya, rumah pujian. (HR. At Tirmidziy, Dari Abu Musa ra.)

Penjelasan : 
Seseorang yang kematian anak, adalah satu cobaan yang besar sekali dan apabila yang punya anak itu sabar dan berkata: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROJI'UN (Kami adalah kepunyaan Allah dan akan kembali kepadaNya), maka dibuatkanlah baginya istana di dalam surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 128. 

إذا مات الإنسان انقطع عمله إلأ من ثلاث: صدقة جارية، أوعلمي نتفع به، أو ولد صالح يدعو له.  رواه مسلم

Apabila manusia mati, putuslah amalnya, kecuali tiga macam : Sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaat kan atau anak yang saleh yang mendo'akannya. (HR. Muslim)

Penjelasan : 
Bila manusia telah meninggal dunia, semuanya itu tak bermanfaat baginya lagi, kecuali apabila dia meninggalkan yang tiga macam, maka itulah yang akan menjadi pensiunannya di kemudian-hari. Pertama orang yang waktu hidupnya mempunyai sedekah jariyah, seperti membuat gedung-sekolah, mesjid, rumah-sakit dan sebagainya karena Allah. Begitu pula ilmu yang dimanfaatkan (diamalkan), yang diajarkan kepada orang sehingga ilmu itu berkurang, maka di mana dia telah meninggal-dunia, pahala dari ilmunya itu, akan diberikan Allah kepadanya. Dan do'a anak yang saleh yang mendo' akan orang-tuanya, maka do'a anak itu akan disampaikan Allah kepada orang-tua anak itu, karena baiknya anak itu adalah hasil jasa orang-tuanya. 

Apakah sampai doa atau pahala dari orang lain untuk mayit ? 

Jawabnya : Sampai, sebab hadits tersebut menjelaskan putus amalnya, bukan menjelaskan tidak sampainya amal orang lain (pahala yang di hadiahkan) terhadapnya, orang yang sudah meninggal terputus amalnya karena dirinya sudah tidak dapat berbuat amal sholeh lagi sebab sudah meninggal dunia, amal sholeh hanya dapat di lakukan oleh orang hidup, di alam kubur tidak bisa melakukan amal sholeh jadi terputus untuk berbuat amal sholeh lagi, tetapi bukan berarti tidak bisa mendapat pahala dari orang lain, sebab sedekah jariah dan doa dari anak yang sholeh saja bisa sampai, jadi pahala dari orang lainpun dapat sampai kepadanya. (lihat tulisan habib tentang sampainya pahala : https://www.shulfialaydrus.com/search?q=sampainya+pahala)

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 129. 

إذا نزل بكُمْ كرب، أؤ جّهدُ، أَوْ بَلاء، فقولوا: اللهُ رَبَّنَا لا شريك له. رواه البيهقي عن ابن عباس

Apabila datang kepadamu kesusahan-kesusahan atau kepayahan-kepayahan atau bala, maka katakanlah: ALLAHU ROBBUNAA LAA SYARIIKA LAHU (Allah adalah Tuhan kami, tidak ada serikat bagiNya). (HR. Al Baihaqiy, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Apabila kita mendapat cobaan dari Allah dengan bermacam-macam cobaan yang menyusahkan diri kita seperti menghadapi fitnah-fitnah, atau soal ekonomi, yang selalu dalam kepayahan, atau cobaan lainnya, seperti sering mendapat sakit, keluarga sakit atau meninggal dunia, maka perbanyaklah membaca ucapan yang tersebut di atas, mudah-mudahan cobaan itu akan berganti dengan yang baik.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Hadits 130.

إذا نظرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَن فضل عليه في المال والخلق، فلينظر إلى مَن هُوَ . أَسْفَلَ مِنْهُ. رواه الشيخان عن أبي هريرة

Apabila seseorang di antara kamu melihat orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta-benda dan bentuk rupa, maka hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih rendah daripadanya. (HR. Syaikhan (Bukhari – Muslim),
Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Di dalam soal-soal hidup janganlah kita memandang kepada orang yang mempunyai kelebihan (lebih kaya) daripada kita, tapi pandanglah orang yang lebih menderita (miskin) daripada kita. Jika kita memandang kepada orang yang lebih dari kita, apabila kita tidak mempunyai keimanan, niscaya akan menggerutu dan mengomellah kita, kenapa nasib kita tidak sama dengan dia, yang akhirnya akan mendatangkan kekufuran. Sebagusnya pandanglah orang yang lebih sengsara dan menderita kehidupannya dari kita, maka akan berkata lah kita di dalam hati. Saya bersyukur kepada Allah bahwa kehidupan saya tidak menderita benar seperti orang itu, yang akhirnya kita akan selalu hidup bersyukur kepada Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 18, Penerbit Al Haromain)

Haidits 131.

إذا هُمْ أَحَدُكُمْ بالأمر، فليركع رَكْعَتَيْن من غير الفريضة، ثم ليقل: اللهمّ إني أستخيرك بعلمك، وأشتقدرك بقدرَتك، وَأَسْألك من فضلك العظيم، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاً أقدرُ، وَتعْلَمُ وَلاً أعلمُ، وَأتت علام الغيوب، اللهم إن كُنتَ تَعْلَمُ أنّ هذا الأمر خيرٌ لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري فاقدره لي ويسرة لي، ثم بارك لي فيه، وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شرَّ لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري، فاصرفه عني، واصرفني عنه، واقدر لي الخير حيث كان، ثمّ أرضني به، قال: وَيُسَمّي حاجته. أرواه البخاري

Jika seseorang di antara kanmu bermaksud melakukan suatu perkara penting, hendaknya ia melakukan shalat dua raka'at (shalat Istikhoroh) selain shalat fardhu, setelah itu bacalah: 

ALLAAHUMMA INNI ASTAKhIIRUKA BI’ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDROTIKA WA AS-ALUKA MIN FADhLIKAL ‘AZhIIMI, FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIR(U), WA TA’LAMU WA LAA A’LAM(U), WA ANTA ‘ALLAAMUL GUYUUB, ALLAAHUMMA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADzAL AMRO (…..) KhOIRUL LII FII DIINII WAD DUNYAYA WA MA’AASyI WA ‘AAQIBATI AMRII ‘AAJILI AMRI WA AJILIHI FAQDURHU LII WA YASSIRHU LII TsUMMA BAARIK LII FIIHI, WA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADzAL AMRO SyARRUN LII FII DIINII WA MA’AASyII WA ‘AAQIBATI AMRII WA ‘AAJILIHI WA AJALIHI FAAShRIFHU ‘ANNII WASRIFNII ‘ANHU WAQDUR LIYAL KhOIRA HAITsU KAANA TsUMMA ARODhINII BIHI.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada pengetahuan-Mu, dan aku meminta kekuatan kepada kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada kemurahan-Mu Yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau itu Maha Kuasa sedangkan tiada ke kuasaan bagiku, Engkau Maha Mengetahui sedangkan daku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik untuk agamaku dan kehidupanku serta akibat urusanku, maka perkenankanlah daku terhadap perkara itu dan mudahkanlah daku meraihnya, kemudian berkahilah daku di dalamnya. Dan jika Engkau mengetahui bahwa perkara itu jelek buat agamaku, kehidupanku dan akibat urusanku, maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah daku darinya, kemudian takdirkanlah kebaikan bagiku di manapun kebaikan itu berada serta ridhoilah daku di dalamnya." Nabi saw. melanjutkan sabdanya: "Kemudian orang yang bersangkutan hendaknya menyebut kan keperluannya". (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Jika seseorang hendak melakukan suatu perkara yang penting menyangkut kehidupan pribadinya baik yang berurusan dengan masalah duniawi ataupun ukhrawi, hendaknya ia melakukan shalat istikharah sebanyak dua raka'at. Istikharah artinya memohon petunjuk dari Tuhan agar la memperlihatkan kepadanya jalan mana yang paling baik dipilihnya, sebab hanya Allah-lah yang mengetahui hal-hal yang ghaib. Setelah ada alamat baginya maka hendaknya ia melaksanakan perkaranya sesuai dengan petunjuk ilham dari Allah tersebut. Di dalam hadits lainnya disebutkan, bahwa tidak akan kecewa orang yang beristikharah kepada Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 132. 

إِذَا وُضِعَتِ الْجِنَازَةُ وَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ، فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي‏.‏ وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَىْءٍ إِلاَّ الإِنْسَانَ، وَلَوْ سَمِعَهُ لَصَعِقَ. أرواه البخاري

Apabila jenazah seseorang telah disiapkan, lalu dipikul orang-orang di atas pundak-pundak mereka maka, jenazah itu yang orang baik, berkatalah dia : Segerakanlah aku, Dan jika jenazah itu orang yang tidak baik, berkatalah dia : Hai celakalah daku, hendak ke manakah kamu bawa aku? Suara jenazah itu terdengar oleh segala sesuatu, kecuali manusia, jika sekiranya manusia mendengarnya niscaya akan pingsanlah dia. (HR Bukhari)

Penjelasan : 
Jika jenazah akan diusung ke kubur, di mana jenazah telah diletakkan dalam keranda usungannya, dan telah dipikul orang usungannya itu, di situlah jenazah itu akan merintih (ruhnya) dengan rintihan yang tak putus-putusnya. Apabila orang yang mati itu semasa hidupnya tidak beramal shaleh, maka dia mengatakan : Hendak ke manakah aku akan dibawa. Tetapi jika jenazah itu orang yang suka beramal shaleh, ruhnya akan berseru, cepat cepatkanlah antarkan aku ke kuburku, karena dia akan merasakan ni'mat kubur. Ratapan ruh yang tak baik, atau kegembiraan ruh yang akan mendapat tempat yang baik di dalam kubur, semua binatang yang ada di dekatnya dapat mendengar kata-katanya itu, selain manusia saja yang tak dapat mendengarnya. Apabila dibukakan Allah hijab, artinya manusia dapat mendengar rintihan mayat, niscaya manusia itu takkan dapat hidup di muka bumi ini, dan akan pingsanlah mereka karena ke takutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 133.

إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة. رواه البخاري

Apabila sesuatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukaahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Jika kita menyerahkan sesuatu pekerjaan haruslah kepada yangahlinya, seumpama kita memilih seseorang menjadi pengurus organisasi, sedangkan orang itu tidak mengerti apa-apa tentang yang akandiurusnya (dikerjakannya), maka sudah barang tentu organisasi yangakan dipimpinnya akan pasif saja atau hancur dibuatnya. Begitulahdalam segala hal.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 134.

إذا وُقع في الرَّجُل وأنت في ملإ فكن لِلرَّجُل ناصراً، وللقؤم زاجراً، وقام عنهم. رواه ابن أبى الدنيا فى ذم الغيبة عن أنس 

Apabila pada seseorang diumpat oleh suatu kaum, sedangkan engkauberada di tengah kaum itu, maka hendaklah engkau menjadi penolongbaginya dan cegahlah kaum itu kemudian berdirilah engkau untukmeluruskan mereka. (HR. Ibnu Abid Dunia dalam, Bab Dzumul Ghibah(larangan mengumpat), dari sahabat Anas ra.)

Penjelasan : 
Jika ada orang diumpat oleh suatu kaum, sedangkan engkauberada di situ, maka hendaklah engkau menolong orang yang kenaumpat itu dengan kebijaksanaan engkau. Dengan demikian berartiengkau telah melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 135.

إذا أراد الله بالأمير خيْراً جَعَلَ لَهُ وَزير صدق، إن نسي ذَكَرَهُ وَإنْ ذَكرَ أعانه، وإذا أراد الله به غير ذلك، جَعَلَ لَهُ وَزيرَ سُوء إن نسي لَمْ يُذَكّرة وإن ذكر لم يعنه. رواه النسائى

Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang penguasa, Allah menjadikan baginya pembantu (perdana Menteri) yang jujur, jika ia lupa pembantunya memberi peringatan kepadanya, dan jika dia ingat, pembantunya akan menolongnya. Dan apabila Allah menghendaki dengannya selain demikian. Allah menjadikan baginya pembantu (perdana menteri) yang jahat, apabila raja lupa, ia tidak mengingatkannya, dan apabila raja ingat, ia ridak mau menolongnya. (HR. An Nasa'i)

Penjelasan : 
Raja yang baik dan mempunyai wazir (menteri) yang jujur dan baik, maka akan baiklah negara yang dipimpinnya, sebab raja itu akan menerima tegur-sapanya apabila dia (raja) lupa, dan apabila ia (raja) tidak lupa, maka wazinnya akan membantunya sehingga pekerjaan yang dihadapinya akan berjalan lancar dan baik. Tetapi apabila wazirnya (menterinya) tidak baik, niscaya apabila rajanya itu lupa dan lengah dalam urusannya, wazirnya tidak mau menegurnya dan dibiarkannya saja sekalipun raja itu bersifat zhalim, karena dia sama-sama orang zhalim. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 19, Penerbit Al Haromain)

Hadits 136.

إذا أكل أحَدُكُمْ مَع جَمَاعَةٍ وَشبع، فلا يَرْفَع يَدَهُ حَتَّى يَرْفَع القوم؛ فإنه يخجل جليسه. رواه البيهقي

Apabila seseorang diantara kamu makan Bersamajama'ah (makanbersama-sama), dan ia telah kenyang,maka janganlah ia selesai dahuluakan tetapi tunggulahsampai semua kaum selesai pula, sebab sikapseperti ini akan membuat malu orang yang duduk bersamanya. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
Jika kita makan bersama dan kita merasa kenyang, janganlah cepat-cepat membasuh tangan tapi lambatkanlah seolah-olah kita masih makan, untuk menunggu tamu kita selesai makan, sebab jika kita cepat-cepat mencuci tangan sedangkan tamu belum selesai, tamu itu akan merasa malu makan bersama. Begitulah kesopanan (adab) Islam dalam soal makan yang mengajarkan kepada pemeluknya agar mempunyai kesopanan dalam segala hal.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 137. 

إذا حَج الرّجُل بمَال حَرَام، فقال: لبيك ! قال لهُ عَزَّ وَجَل : لا لبيك ولا سعديك. رواه الديلمي

Apabila seseorang melakukan ibadah haji dengan bekal dari harta yang haram, dikala ia berdo'a (membaca talbiyah): Labbaika (Ku penuhi panggilan-Mu), maka Allah SWT. menjawabnya: Tidak ada labbaik dan tidak ada Sa'daik bagimu. (HR. Ad Dailamiy)

Penjelasan : 
Rasulullah SAW. pernah bersabda: Haji mabrur itu tidak ada balasannya yang setimpal melainkan hanyalah surga. Akan tetapi jika seseorang menunaikan ibadah haji dengan bekal yang dihasilkan dari harta atau usaha yang haram maka sia-sialah karena tidak diterima Allah SWT. Demikian pula do'a-do'anyapun ditolak, karena ada sebuah hadits yang mengatakan: Ada seorang lelaki yang rambutnya awut-awutan, badannya penuh dengan debu karena saking lamanya dalam perjalanan. Kemudian ia berdo'a: Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Sedangkan makanannya dari barang yang haram dan pakaiannya pun dari barang yang haram, maka bagaimana ia bias dikabulkan do'anya. Dan ada seorang penyair yang mengatakan: Apabila seseorang pergi haji dari harta yang haram, maka yang haji hanyalah hewan kendaraannya bukannya dia (saat melaksanakan haji dengan berkendaraan hewan, seperti kuda, unta, dll).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 138. 

أذْكُرُوا مَحَاسنَ مَوْتَاكُمْ، وَكُفوا عَنْ مَسَاويهم. رواه الترمذي عن ابن عمر

Sebutlah olehmu kebaikan orang yang mati, dan janganlah kamu menyebut-nyebut kejelekan mereka. (HR. At Tirmidziy, Dari Ibnu Umar ra.)

Penjelasan : 
Membicarakan kebaikan orang yang sudah mati tidaklah apa-apa bahkan disuruh, tetapi membicarakan 'aibnya (keburukannya), tidak boleh, karena yang mati itu telah mulai menerima apa yang dikerjakannya pada masa hidupnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 139.

أذيبُوا طعَامَكُمُ بذكر الله وَالصّلاة، وَلا تَنَامُوا عَلَيْهِ فَتَقسُوقُلُوبُكُمْ. رواه أبو نعيم في الطب عن عائشة

Leburkanlah makanan kamu sekalian dengan berdzikir kepada Allah dan banyak (melakukan) shalat sunnah, janganlah kamu langsung tidur, karena akan menyebabkan keras hati. (HR. Abu Na'im, dalam kitab Ath Thibnya, Dari Siti 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Orang yang habis makan kemudian langsung tidur akan menyebabkan kerasnya hati orang yang bersangkutan, sehingga ia tidak mau menerima kebenaran. Jika mau tidur tunggulah sampai makanan tersebut diproses dalam perut. Sambil menunggu pemrosesan tersebut sebaiknya orang yang bersangkutan banyak berdzikir kepada Allah melalui shalat sunnah, sebagai ucapan syukur atas ni'mat Allah yang dilimpahkan kepadanya. Menurut ilmu kesehatan pun tidur sehabis makan tidak baik dan membahayakan kesehatan, oleh karena itu tunggulah sampai makanan turun kemudian diproses. Gerakan yang ada pada shalat dan konsentrasi fikiran dengan berdzikir kepada Allah mempercepat proses metabolisme, sehingga amanlah orang yang bersangkutan dari gangguan penyakit yang diakibatkan karenanya. 
Demikianlah ajaran Islam selalu menganjurkan kepada hal-hal yang membawa manfaat bagi pemeluknya, tidak sekali-kali memerintahkan sesuatu terkecuali terkandung di dalamnya manfaat yang besar dan tidak sekali-kali ia melarang terkecuali karena hal tersebut mengandung bahaya bagi diri orang yang bersangkutan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 140.

أربع دَعَوَاتٍ لا تُرَد : دعوة الحاج حَتَّى يرجع، وَدَعوّة الغازي حَتَّى يصدرَ، وَدَعوَةُ المَريض حَتَّى يَبْرَأ، ودعوة الأخ لأخيه بظهر الغيب، وأسرع هؤلاء الدّعوات إجابة دَعوة الأخ لأخيه بظهر الغيب. رواه الديلمي عن ابن عباس

Empat macam do'a yang tidak ditolak, yaitu: Do'a orang yang berhaji hingga dia kembali. Do'a orang yang berperang (berjihad) sehingga selesai dari peperangannya. Do'a orang yang sakit sehingga dia sembuh. Dan do'a saudara untuk saudaranya dengan tak diketahuinya, yang lebih cepat dikabulkan (dari keempat macam do’a tersebut) adalah do'a saudara untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya. (HR. Ad Daelamiy, Dari Ibnu Abbas ra.) 

Penjelasan : 
Empat macam do'a yang dijawab/dijabah: Pertama do'a orang yang sedang mengerjakan haji, jika hajinya betul-betul diterima Allah SWT. dan do'a orang yang sedang berperang membela agama Allah dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah, dan do'anya orang yang sakit, jika dia sabar dalam sakitnya, dan do'a saudara untuk saudaranya yang jauh dari-padanya, Dari yang empat macam itu, do'a saudara yang selalu mendo'akan saudaranyalah yang paling cepat dijabah oleh Allah SWT. Oleh karena itu berdo'alah kepada Allah dengan tulus ikhlas, mudah-mudahan segala do'a kita dijabah-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 141.

أربع مَنْ كُنْ فيه كان منافقاً خالصاً، وَمَنْ كانتْ فيه خصلة مِنهُن كانتْ فيه خصلة من النفاق حَتَّى يَدَعَها: إذا حَدّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا عاهد غدر، وإذا خاصم فجر. رواه الشيخان عن أبن عمر

Empat macam sifat yang barangsiapa ada padanya keempat macam sifat itu, berarti dia orang munafiq tulen. Dan barangsiapa yang ada padanya sebahagian daripada sifat-sifat tersebut berarti ia mengandung sebahagian daripada sifat munafiq sehingga ia mau meninggalkannya. Apabila dia berbicara, berdusta. Apabila dipercaya, khianat. Apabila berjanji, menyalahi dia akan janjinya (tidak ditepati). Dan apabila bertengkar, berbuat curang. (HR. Asy Syaikhani (Bukhari-Muslim), Dari Ibnu Umar ra.) 

Penjelasan : 
Empat macam sifat yang tersebut di atas itu, adalah tanda-tanda orang munafiq, apabila sebahagian sifat yang empat itu ada di diri seseorang, maka orang itu memiliki sebahagian sifat munafiq, sampai ia mau meninggalkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 142.

أربَعُ مَنْ كُنَّ فيهِ حَرَّمَهُ الله تعالى على النار، وعصمه من الشيطان: مَن ملك نفسَه حين يرغب، وحين يرهبُ، وَحين يشتهى، وحين يغضب، وأربع مَنْ كَن فيه نشرَ الله تعالى عَلَيْهِ رَحْمَتَهُ، وَأَدْخَلَهُ جَنَّتَهُ: مَنْ آوَى مشكيناً، وَرَحمَ الضعيف، وَرَفَق بالمملوك، وأنفق على الوالدين. رواد الحاكم

Empat macam barangsiapa yang ada padanya keempat macam itu, Allah mengharamkan atasnya neraka, dan terpelihara dari setan, ialah orang yang mampu menguasai dirinya ketika dia suka, dan ketika dia takut, dan ketika dia menginginkan, dan ketika dia marah, Dan empat macam yang barangsiapa ada padanya keempat macam itu Allah menghamparkan rahmat kepadanya dan masukkannya ke dalam surga, yaitu orang yang memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan mengasihi orang lemah, dan berlaku lemah-lembut kepada hamba-sahaya, dan memberi nafkah kepada orang-tuanya. (HR. Al Hakim)

Penjelasan :  Apabila seseorang memiliki sifat yang empat macam, diharam kan Allah atasnya neraka dan dia terpelihara dari godaan setan, ialah : Orang yang dapat menahan (mengendali) dirinya yang sedang bergembira, jangan sampai melanggar larangan Allah. Begitu pula orang yang dapat menahan dirinya dari ketakutan, jangan memperhambakan diri kepada orang yang ditakutinya itu. Ketika dia sangat ingin, jangan sampai keinginannya itu dicapainya dengan ma'siat. Dan ketika marah, jangan sampai dilampiaskan. Demikian pula empat macam orang yang akan mendapat rahmat Allah dan akan masuk surga, ialah : Orang yang membantu kepada orang miskin sehingga orang miskin itu tidak sengsara, karena ditolongnya. Mengasihi orang yang lemah, artinya orang yang tak berdaya mencari nafkah hidupnya karena penyakit yang dideritanya atau karena sudah terlalu tua dan sebagainya, maka orang itu dibantunya sehingga orang itu tidak terlantar hidupnya. Berlaku baik terhadap hamba sahaya yang dimilikinya, artinya orang itu tidak dipandangnya hina dan tidak dicaci makinya, akan tetapi diperlakukannya menurut yang sewajarnya. Dan orang yang memberi nafkah kepada orang-tuanya, artinya bila mana orang-tuanya tidak berdaya lagi mencari nafkah, maka dialah yang harus menanggung makan minum orang-tuanya itu. Kesemuanya itu golongan orang yang baik-baik yang akan masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 20, Penerbit Al Haromain)

Hadits 143.

أربع من أعطيهن فقد أعطي خيرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ لِسَانَ ذَاكر، وقلب شاكرُ، وَبَدّن على البلاء ضابر، وَزُوْجَةً لا تبغيه خؤناً في نفسها ولا ماله . رواه الطبراني عن ابن عباس

Empat macam, orang yang diberikan kepadanya keempat hal berikut ini, maka sesungguhnya ia telah dianugerahi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu : lidah yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, diri yang sabar menerima cobaan, dan isteri yang ridak berkhianat pada dirinya dan tidak pada hartanya. (HR. Ath Thabraniy, Dari Ibnu Abbas ra.)

Penjelasan : 
Orang yang berbahagia hidupnya dunia dan akhirat ialah orang yang lidahnya selalu berdzikir mengingat Allah, hatinya selaiu bertakwa kepada Allah, sabar menerima cobaan Alah, dan memiliki isteri yang tak menyeleweng dan tidak berkhianat terhadap dirinya dan hartanya, artinya hartanya itu selalu dipergunakannya di jalan Allah, itulah orang-orang yang berbahagia di dunia dan akhirat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 144.

أربع حَقّ على الله أن لا يدخلهُمُ الْجَنَّةِ، وَلا يُذيقهم نعيمها: مُدمِنْ خمر، وآكل الربا، وأكل مال اليتيم بغير حَقّ، والعاق لوالديه. رواد الحاكم 

Ada empat macamn orang yang wajib bagi Allah tidak memasukkan mereka ke dalam surga, dan juga tidak akan merasakan kenikmatannya, yaitu : pecandu minuman keras, pemakan riba, pemakan harta, anak yatim tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara', dan orang yang menyakiti kedua orang tuanya. (HR. Al Hakim)

Penjelasan : 
Empat macam perbuatan yang tersebut di atas adalah dosa-dosa besar yang apabila pelakunya tidak segera bertaubat kemudian mati dengan membawa dosa-dosa tersebut, maka Allah tidak akan memasukkan mereka ke surga (tidak mendapat ampunan-Nya). Akan tetapi apa bila pelakunya mau bertaubat kepada Allah dan meminta maat ke pada orang-orang yang dianiaya olehnya, maka Allah akan memaafkannya dan mengampuninya, sehingga Allah itu Maha Pengampun, la mengampuni semua dosa hamba-hamba-Nya kecuali perbuatan syirik (menyekutukan Allah).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 145.

أريع لا يشبعن من أربع : أرض من مطر، وأنثى من ذكر، وعيّن من نظر ، وعالم ومن علم. رواد الحاكم

Empat macam, yang tidak kenyang dari yang empat macam, ialah: Bumi daripada air hujan. Perempuan daripada laki-laki. Mata dari memandang. Dan orang yang berilmu daripada ilmunya. (HR. Al Hakim)

Penjelasan : 
Empat macam yang takkan habis-habisnya menerima yang empat macam lagi, yaitu: Tanah tidak akan puas-puasnya menerima air hujan, bahkan jika datang hujan maka suburlah tanah itu. Perempuan tidak akan ada puasnya dalam melayani lelaki, Mata tidak puas-puasnya memandang kepada sesuatu apalagi memandang yang bagus-bagus dan sebagainya. Dan orang yang berilmu merasa bahwa ilmunya itu masih kurang juga sehingga dia menambah ilmunya terus-menerus.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 146.

أريع مِن سَعَادَةِ المَرء : أن تكونَ زَوْجَتُهُ صالحةً، وأؤلأدهُ أبْرَاراً ، وحلطاؤهُ صَالحين، وأن يكون رزقة فى بلده . رواه الديلمي عن علي

Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu: Isteri yang shalehah, Anak yang berbakti, Teman-temannya adalah orang yang baik-baik dan bahwa rezkinya (mata pencahariannya) berada dalam negara nya sendiri. (HR. Ad Dailamiy, Dari Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Alangkah bahagianya orang yang mempunyai isteri yang shalehah, yang dapat menghibur hatinya di waktu dalam kesusahan dan teman berunding dalam semua urusan, serta menjaga kehormatan dirinya, lebih-lebih ketika suaminya tidak ada di dekatnya dan sebagainya. Begitu pula mempunyai keturunan yang baik-baik, yang dapat mendo'akan orang-tuanya sesuai dengan do'a yang tersebut dalam Al Qur'an yang artinya: Wahai Tuhan kami! Berilah kami isteri/suami dan keturunan yang menyenangkan dan jadikanlah kami menjadi ikutan bagi orang yang takut kepada-Mu. Begitu pula alangkah berbahagianya seseorang yang selalu bergaul dengan orang-orang yang shaleh, yang taat beribadat kepada Allah, dan sudah barangtentu dirinya akan dibawanya ke jalan yang baik. Dan sangat berbahagia orang yang memperoleh rezkinya di tanah airnya sendiri, dengan tidak bersusah-payah mencari nafkah ke negeri lain.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 147.

أربعة يبغضهم الله تعالى: البياع الحلاف، والفقيرُ المُختال والشيخ الزاني، والإمَامُ الجائز. رواه النسائي عن أبي هريرة

Empat macam orang yang dibenci oleh Allah swt., yaitu: Penjual yang suka bersumpah. Orang miskin yang sombong. Orang yang sudah tua suka melacur. Dan pemimpin yang durhaka. (HR. An Nasa'I, dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Empat macam hal yang mendatangkan dosa besar dan selain itu mendapat kebencian dari Allah swt. ialah saudagar yang suka bersumpah untuk melakukan jualannya, seumpama dia bersumpah mengatakan barang-barangnya baik padahal barangnya ada cacatnya dan sebagainya, begitu pula orang miskin yang sombong yang tak tahu diri bahwa dirinya morat-marit tapi masih menyombongkan dirinya juga, dan orang tua yang suka melacur, padahal umurnya telah dekat ke pintu kubur. Dan pemimpin yang durhaka yaitu orang yang menyalah-gunakan kedudukannya, padahal dirinya harus menjadi contoh bagi orang yang mengikutinya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 148.

أربع من الشقاء: جُمُودُ العَيْن، وَقَسْوَة القلب، والحرض، وطول الأمل. رواه أبو نعيم عن أنس

Empat perkara yang mengakibatkan sengsara itu adalah : Pandangan yang picik, hati yang kesat, kemauan yang keras dan terlalu banyak berangan-angan. (HR. Abu Nu'aim, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Keempat sifat tersebut dapat mengakibat kan pelakunya sengsara. Berpandangan picik artinya tidak mau menerima pendapat orang lain sekalipun itu benar, keras hati mengakibatkan seseorang tidak mau menerima kebenaran, keras kemauan tanpa diimbangi kemampuan yang memadai akhirnya menjadi cita-cita yang tak teraihkan. Semua sifat tersebut menyebabkan pelakunya mengalami sengsara demi untuk mencapai apa yang dimaksudnya atau apa yang dinginkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 149.

أربع لا يُصبنَ إلا بعجب : الصمُتُ، وَهُوَ أوّل العبَادَةِ، وَالتّواضع، وذكر الله، وقلة الشيء. رواه الطبراني عن أنس

Ada empat perkara yang pelakunya tidak akan ditimpa kejelekan terkecuali karena suatu hal yang ajaib, yaitu : Banyak berdiam yang mana hal ini adalah merupakan modal ibadah, rendah diri, selalu berdzikir (mengingat ) kepada Allah, dan sedikit kemauan. (HR. Ath Thabraniy, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Diam tidak banyak bicara adalah membawa keselamatan, karena berapa banyak dosa yang dilakukan oleh mulut itu, demikian pula sikap rendah diri, selalu ingat kepada Allah dan tidak banyak kemauan, kesemua sikap tersebut dapat membawa keselamatan bagi pelakunya. Hanya karena perkara yang ajaib sajalah (takdir Tuhan) apabila orang yang sudah mengamalkan hal-hal tersebut masih juga ditimpa kejelekan atau hal-hal yang tidak diinginkannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 21, Penerbit Al Haromain)

Hadits 150.

أرْبَعَةً تجري عليهم أجُورُهُمْ بَعدّ المؤت: مَن مَات مُرَابطاً في سبيل الله، وَمَنْ عَلم علماً أجّري لهُ عَمَلُهُ مَا عُمل به، وَمَنْ تَصَدّق بضدّقة فأجْرُها يجري له مَا وُجدّت ، وَرَجُل تَرَك وَلَداً صَالِحاً فَهُوَ يَدعُو له. رواه الطبراني عن أبي أمامة

Empat macam orang yang berlaku atas mereka pahala sesudah mati, yaitu : Orang yang mati dalam keadaan berjuang di jalan Allah, orang yang mengajarkan ilmu pengetahuannya, diberi pahala baginya amalannya apa yang diamalkan orang sesudah ia mati. Orang yang bersedekah dengan sesuatu sedekah, maka pahalanya, tetap mengalir baginya selagi barangnya masih ada. Dan laki-laki yang meninggalkan anak yang shaleh, lalu anaknya mendo 'akannya. (HR. Ath Thabraniy, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Yang akan mendapat pahala yang terus-menerus sesudah mati, adalah empat macam, yaitu: Mati syahid, mati dalam jalan Allah dengan niat yang ikhlas, maka surgalah tempat kediamannya, dosanya diampuni Allah swt. dan di dalam kubur dia telah mulai merasakan ni'mat kubur. Begitu pula orang yang mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga ilmunya itu diamalkannya dan bermanfaat pula kepada masyarakat. Demikian pula dia suka menyedekahkan apa yang telah diberi rezeki oleh Allah kepadanya, schingga dengan sedekahnya itu, terwujudlah rumah-rumah sosial untuk dipakai kepentingan umum. Dan do'a anak yang saleh, yang selalu mendo'akan orang-tuanya. Keempat macam itulah, mereka yang berbahagia, mendapat pensiunan pahala dari Allah swt.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس