Rabu, 23 Maret 2022

Wasiat dan Nasihat Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas.

Wasiat dan Nasihat Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas.

Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas berkata kepada salah seorang muridnya :

“Insya Allah ucapanku yang kau tulis dan kumpulkan akan memberikan manfaat yang besar. Dan usahamu ini lebih bermanfaat dan langgeng daripada mencatat karomah-karomah yang terjadi. Karomah yang berlangsung hanya saat itu saja dan akan dilupakan dengan berjalannya waktu. Namun, manfaat ucapanku ini Insya Allah Ta’ala akan abadi. Orang yang menghargai ucapanku belum datang, mereka adalah orang-orang masa depan”.

Habib Ali bin Hasan Al-Atthas (Penulis buku Al-Qirthos fi Manaqibil ‘Atthas): 

“Di antara hal yang mendorongku untuk menulis buku ini (Al-Qirthos fi Manaqibil ‘Atthas) adalah apa yang disebutkan pengarang kitab A’malut Tarikh : Barangsiapa menulis seorang wali Allah swt. maka kelak di hari kiamat ia akan bersamanya. Dan barangsiapa membaca nama seorang wali Allah swt. dalam kitab Tarikh dengan rasa cinta, maka ia seakan-akan menziarahinya. Dan barangsiapa menziarahi wali Allah swt., maka semua dosanya akan diampuni Allah swt., selama ia tidak mengganggu seorang muslim pun dalam perjalanannya”.

Habib Ahmad bin Hasan Al Atthas berkata :

“Sesungguhnya terlalu memfasih-fasihkan bacaan adalah bid’ah. Andaikata salaf membaca Al-Qur’an seperti mereka yang suka memfasih-fasihkan bacaannya, tentu mereka tidak dapat menghatamkan Al-Qur’an dalam semalam”.

“Imam Ghazali juga pernah berkata bahwa hudhur dan khusyu’ dalam membaca Al-Qur’an tidak mungkin dapat dirasakan oleh orang yang membaca Al-Qur’an dengan terlalu memfasihkan huruf dan memberi tekanan berlebihan pada tasyjid-tasyjidnya. Andaikata kalian curahkan seluruh konsentrasi kalian untuk merenungkan makna rahmat, pujian, rububiyyah, kekuasaan Allah swt. (Al-Malik) penghambaan, permohonan, permohonan hidayah, shirotol mustaqim yang ada dalam Fatihah, maka itu lebih baik”.

“Jika kau membaca ayat sajdah dan pada saat itu kau berada di tempat yang tidak layak untuk sujud, maka bayangkanlah seakan-akan dirimu berada di tempat yang mulia, seperti Masjidil Haram atau Masjid-masjid lainnya. Setelah itu sujudlah dengan hatimu. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bukunya yang berjudul Al-Ghunyah mengatakan :”Jika kau berdiri mengerjakan sholat, maka bayangkanlah seakan-akan kau sedang menghadap Ka’bah dan saksikanlah Ka’bah itu dengan hatimu. Niscaya kau akan meningkat ke maqom yang lain”. 

“Setiap zaman ada 124.000 wali dan setiap wali mewarisi hal dari Nabi saw., di antara mereka ada yang tahu dirinya wali, tapi ada juga yang tidak tahu”.

“Amal dan niat sholeh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri seseorang. Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan bermanfaat, Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya diselimuti kegelapan”.

“Manusia punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbabg ke tempat yang mulia, yaitu Niat dan Himmah (semangat, tekad). Sedangkan penghuni zaman ini berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki niat, tapi tidak memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum memiliki niat. Jika seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah, maka Allah swt akan memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada tujuan. Niat itu sebelum himmah dan himmah sebelum amal”.

Imam Junaid rhm. berkata : ”Barangsiapa membuka bagi dirinya satu pintu niat baik, maka Allah swt membukakan baginya 70 pintu taufiq. Dan barang siapa membukakan untuk dirinya satu pintu niat buruk, maka Allah swt membukakan untuknya 70 pintu khidzlan (dorongan untuk bermaksiat)”.

“Thoriqoh salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa ruh. Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah swt, ia akan miskin amal saleh”.

“Ikutilah salaf! Barangsiapa ingin beribadah kepada Allah swt, hendaknya bertanya bagaimana cara salaf beribadah. Barangsiapa ingin mengajar atau belajar, memberi manfaat atau mengambil manfaat, maka hendaknya ia bertanya bagaimana cara salaf melakukan semua itu, dan tidak mengikuti jalan pikirannya sendiri”.

“Di dunia ini aku tidak pernah iri kepada seorang wali, raja atau lainnya, aku hanya iri kepada orang yang mengikuti salaf dan meneladani Nabi saw. Kebaikan terletak dalam mengikuti salaf shaleh, mempelajari buku-buku mereka, dan meneladani ibadah, adab, akhlaq dan perilaku mereka. Orang yang mengikuti salaf tidak akan salah dan lelah”.

“Kerjakanlah shalat karena Allah swt memerintahkannya. Jadikanlah makna segala sesuatu sebagai tujuanmu. Jangan jadikan cara pengucapan huruf (makhraj) dan sejenisnya sebagai pusat perhatianmu dalam sholat. Tapi amati dan renungkan (tadabbur) makna ayat yang kau baca. Apa yang menghalangimu untuk merenungkan makna basmalah, arti rahmat ayat pertama dan makna syukur. Renungkan tentang Pemberi nikmat dan Pemelihara alam, makna rahmat di ayat ke tiga, makna raja dan penguasa, makna ibadah, pertolongan, hidayah, shirotol mustaqim dan orang-orang yang berjalan diatasnya, yaitu orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah swt. Renungkan tentang orang-orang yang berpaling, yakni orang-orang yang dimurkai Allah swt.”.

“Musibah pertama yang menimpa masyarakat adalah peremehan mereka terhadap usaha menghafal Al Qur’an. Musibah kedua adalah berpalingnya mereka dari buku-buku salaf”. 

“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak akan meninggalkanmu di dunia maupun di akhirat. Ilmu adalah Alat. Meskipun ilmu itu baik, tapi hanyalah alat, bukan tujuan. Ilmu digunakan hanya untuk mencapai tujuan. Ilmu harus diiringi adab, akhlaq dan niat-niat shaleh. Ilmu demikian inilah yang dapat mengantarkan seseorang kepada maqam-maqam yang tinggi”. 

“Pelajarilah ilmu, tanamkan dalam hati niat untuk mengamalkannya, maka Allah swt. akan mengembalikan semua yang hilang dari kalian”.

“Jika kau membaca sesuatu dan tidak dapat memahaminya, atau hatimu tidak hadir sewaktu membacanya, maka ulangila lagi di waktu yang lain. Sebab setiap waktu memilki rahasia yang berbeda”.

“Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal. Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Sebab jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang pun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang”.

“Setiap kebajikan terasa berat bagi “NAFS”. Tapi jika dipaksakan, ia akan terbiasa dan dapat mengerjakannya dengan mudah. Sebagian orang jika melihat “NAFS”nya benci pada perbuatan baik, ia mengikuti “NAFS”nya dan cenderung kepadanya. Ia selalu berbuat demikian, hingga tidak mampu lagi berbuat baik. Akhirnya, hatinya menjadi keras. Sebenarnya jika hati mau menghadap Allah swt., Allah swt akan menghadap kepadanya. Jika berpaling, Allah swt. pun akan berpaling darinya. Sifat “NAFS” adalah suka menentang dan mudah bosan. Jika kau membiasakannya dengan kebaikan, ia akan menjadi baik, tapi jika kau membiasakannya dengan keburukan, ia akan menjadi buruk”

“Manusia hendaknya menyibukkan “NAFS”nya dengan amal-amal yang bermanfaat baginya. “NAFS” akan terbiasa dengan apa yang dibiasakan kepadanya. Orang yang terbiasa banyak bicara, menghadiri majelis yang penuh kelalaian dan permainan, maka hatinya merasa berat untuk membaca Al-Qur’an”. 

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt., Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”.

“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat”.

“Orang yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah swt., yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar, yang mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang yang dizhalimi, yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya jujur kepada kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna”.

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah swt. kepadanya. Allah swt. tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah swt/ berikan kepadanya. Allah swt. kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq, 65:7)”.

“Di dunia ini manusia harus memiliki empat sifat :

1. Sabar terhadap yang dibenci dan disukai.
2. Melayani dengan baik dan memuaskan hati orang yang baik maupun jahat.
3. Memiliki akal yang dapat membedakan segala sesuatu.
4. Memilki niat shaleh dalam semua hal agar tercapai keinginannya.”.

“Jika seseorang ingin memperoleh rasa takut kepada Allah swt., maka hendaknya ia melihat orang yang memilki rasa takut. Jika ingin khusyu’ maka hendaknya ia melihat orang yang khusyu’, manusia adalah magnet untuk dirinya dan orang lain, manusia biasanya mencuri watak orang yang dilihatnya”.

“Hanya prasangka baik kepada Allah swt. dan hamba-hambanyalah yang dapat membuka pintu-pintu kebajikan”. 

“Dua hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya, yaitu prasangka baik kepada Allah swt. dan prasangka baik kepada makhluk Allah swt. Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat mengunggulinya, yaitu prasangka buruk kepada Allah swt. dan prasangka buruk kepada makhluk Allah swt.” (Al-Hadits)”.

“Setiap orang memiliki 360 urat. Ada urat yang akan mendorongnya untuk berbuat kebaikan, dan ada yang akan menggerakkannya untuk berbuat kejahatan. Jika melihat orang shaleh, urat-urat kebaikan akan menggerakkannya untuk berbuat baik. Jika melihat orang durhaka, maka urat-urat keburukannya akan menggerakkannya untuk berbuat jahat”.

“Orang yang mudah iri, menyangka bahwa semua orang iri, orang yang suka bermaksiat menyangka bahwa semua orang suka bermaksiat, dan orang yang shaleh menyangka semua orang gemar berbuat kebaikan”.

“Jika kau memandang seorang yang shaleh dan istiqomah, khusyu’ dan wara’, lalu kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya, amalmu dengan amalnya, keadaanmu dengan keadaannya, maka kau akan mengetahui aib dan kekuranganmu, setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin, itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang shaleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan selain mereka, sebab watak seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk yang shaleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum sholihin”.

“Ada dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang selalu mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan pendapatnya sendiri”.

“Jangan berselisih dengan anakmu dan jangan pula bersikap keras kepadanya. ajak dan perintahkan untuk berbuat kebaikan, jika ia tidak patuh, jauhilah dia dengan santun dan penuh perhatian”.

“Habib abu Bakar bin Abdullah Al Atthas dahulu melarang seseorang bergaul dengan Ahli bid’ah, orang-orang yang aqidahnya menyimpang dan orang-orang yang merendahkan kaum sholihin, Para Wali dan Ulama. jika melewati tempat yang ada orang-orang yang memiliki salah satu sifat di atas, beliau menutupi kepalanya dan berjalan dengan cepat”.

“Sholatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, dan sholatkanlah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh. (Al Hadits) “.

“Orang-orang di zaman akhir ini lebih mengutamakan harta mereka dibanding diri mereka sendiri, mereka kikir dan tidak memperdulikan apa yang menimpa mereka, mereka abaikan Hak Allah swt., Allah swt. pun lalu menundukkan mereka di bawah kekuasaan orang yang tidak mengasihi mereka. adapun orang-orang terdahulu, mereka menjadikan harta mereka sebagai perisai dan pelindung dari segala bencana”.

“Jika seseorang senantiasa taat, maka Allah swt. akan memberinya rejeki, Allah swt. tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa harta, Allah swt. telah memberi kalian rejeki, tapi kalian menghambur-hamburkan rejeki itu bukan pada tempatnya. Tunaikanlah kewajiban zakat, janganlah kalian kurangi”.

“Segala kesedihan yang dapat hilang dengan uang, bukanlah kesedihan”.

“Jika dalam hatimu terlintas bisikan buruk atau ajakan untuk bermaksiat, angkatlah kepalamu ke langit lalu ucapkan :”Allah….. dengan satu nafas. Perbuatan ini akan membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati. Hikmah dari menengadahkan kepala ke langit adalah karena setan tidak dapat mendatangi manusia dari atas kepalanya. Allah Ta’ala berfirman : “Kemudian Saya (iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.(QS Al-A’raf, 7:17). Allah swt. tidak mengatakan bahwa iblis akan mendatangi mereka dari atas”.

“Habib Ahmad bin Hasan Al Atthas selalu membaca surat Al-Waqiah di waktu Ashar. Beliau berkata :”Sayyidil Wujud (Nabi Muhammad saw.) lah yang memerintahkanku untuk membacanya di waktu Ashar”.

(Dikutip dari buku “Sekilas tentang Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas; Novel Muhammad Al-Aydrus)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Hukum Mencium Tangan Dan Kaki Kedua Orang Tua Dan Ulama.

Hukum Mencium Tangan Dan Kaki Kedua Orang Tua Dan Ulama. 

Sebelum saya menulis ini, saya menonton beberapa video penceramah yang ditanya tentang mencium tangan dan kaki orang yang dihormati, seperti guru atau orang tua. Video lain menampilkan judul bagaimana hukumnya sungkem (merunduk dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kepala sambil berlutut di hadapan orang yang dihormati. Sebagian sampai bersujud) di hadapan orang tua ataupun guru. 

Penceramah pertama dari kalangan Habaib (keturunan Nabi Saw.) menyampaikan dengan membolehkan hal tersebut karena para sahabat juga pernah mencium tangan bahkan lutut Nabi Saw. karena memuliakan dan tujuannya tidak lebih dari apa yang dicontohkan para sahabat.

Penceramah kedua juga membolehkan karena yang terpenting prinsipnya adalah memuliakan (takrim), tidak menyembah. Ia menampilkan dengan jelas dalil-dalilnya bahkan mampu menyebutkan nomor ayat Alquran dan hadis.

Penceramah ketiga dengan judul video sungkem kepada orangtua menyarankan agar perilaku mencium kaki atau tangan ini ditinggalkan. Menurutnya, tidak ada yang lebih patut dihormati kecuali Allah Swt.

Penceramah itu berdalil dengan riwayat Mu’adz bin Jabal yang ditegur Nabi karena mencium kakinya dan Nabi Saw. berkata kalau ada manusia yang dihormati maka istri bersujud kepada suami lebih berhak dari itu.

Menelusuri Dalil Mencium Kaki.

Dua pandangan berbeda dari tiga contoh penceramah tersebut itu diakui ada dasarnya. Banyak ulama membolehkan praktik mencium tangan atau kaki dalam konteks menghormati. Tidak hanya ulama kontemporer, tapi juga ulama terdahulu seperti dari kalangan ahli hadis. Meski begitu, yang tidak membolehkan juga ada. Imam Malik diriwayatkan memnadang perilaku mencium tangan (apalagi kaki) orang, meskipun dalam konteks menghormati, hukumnya makruh.

Dalil pertama secara spesifik adalah hadis al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan Ibn Majah tentang kisah dua orang Yahudi yang mencium kedua tangan dan kaki Nabi Saw. setelah mendengar penjelasannya. Hadis tersebut diriwayatkan dari Shafwan bin ‘Assal. Namun, Shafwan bin ‘Assal menurut banyak kritikus hadis dianggap sebagai pe-rawi yang lemah. Sebenarnya ada keragaman pendapat di kalangan ahli hadis. al-Tirmidzi menilai hadis ini hasan shahih. Al-Nasa’i menilainya munkar. Memang, Al-Nasa’i terkenal sebagai kritikus hadis yang ketat (mutasyaddid).

Dalil kedua adalah adalah hadis riwayat Ummu Aban binti al-Wazi’ bin Zari’, dari kakeknya Zari’ yang pernah berada di dalam rombongan ‘Abd al-Qays, beliau berkata:

لَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَجَعَلْنَا نَتَبَادَرُ مِنْ رَوَاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَرجله 

“Ketika kami tiba di Madinah, kami segera mempercepat unta yang kami tunggangi lalu mencium tangan Nabi Saw. dan kakinya.”

Hadis ini terdapat di dalam Sunan Abu Dawud. Menurut al-Albani, hadis ini hukumnya hasan tanpa memasukan redaksi wa rijlahu. Menurut Ibn Hajar al-‘Asqalani, hadis ini memiliki sanad yang baik.

Dalil ketiga adalah kisah Ka’b bin Malik, dari ayahnya yang hendak bertaubat kepada Nabi Saw.:

لَمَّا نَزَلَتْ تَوْبَتِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلْتُ يده وركبتيه

“Ketika saya bertaubat, saya mendatangi Nabi Saw. lalu mencium tangan dan kedua lututnya.”

Dalil ke empat 

عنْ صُهَيْبٍ قَالَ: ” رَأَيْتُ عَلِيًّا يُقَبِّلُ يَدَ الْعَبَّاسِ وَرِجْلَيْهِ “

Shuhaib berkata “ Aku melihat Ali mencium tangan dan kedua kakinya Abbas.” (HR. Bukhari dari Shuhaib ra.)

Juga Imam Muslim hendak mencium kaki Imam Bukhari

ففي “تاريخ بغداد” (13/102) عن أحمد بن حمدون القصار قال : سمعت مسلم بن الحجاج وجاء إلى محمد بن إسماعيل البخاري فقبَّل بين عينيه ، وقال : دعني حتى أقبِّل رجليك ، يا أستاذ الأستاذين ، وسيد المحدثين ، وطبيب الحديث في علله

Dalam kitab Tarikh Baghdad dari Ahmad bin Hamdun al-Qassar berkata “ Aku mendengar Muslim bin Hajjaj pergi berjumpa Muhammad bin Ismail al-Bukhari dan mencium kepalanya.

Imam Muslim berkata “ Biar aku cium kedua kaki engkau wahai Guru segala guru, penghulu ulama hadits dan doctor hadis yang mengetahui cacat-cacat hadits." (Kitab Tarikh Baghdad juz 13/102)

Dengan berdalil hadits-hadits diatas, maka mazhab Asy-Syafi’iyyah membolehkan mencium kaki dan bahkan menganggapnya sunnah, berkata Al-Imam Abu Zakariya Yahya An-Nawawi Rahimahullah,

ويستحب تقبيل يد الرجل الصالح والزاهد والعالم، ونحوه من أهل الآخرة وتقبيل رأسه ورجله كيده.

"Sunnah mencium tangan laki-laki sholeh, zahid, dan ulama dan ahli akhirat lain. Adapun mencium kepala dan kaki itu sama dengan mencium tangan."

Setelah itu beliau menyebutkan lagi,

ﻭَﺗَﻘْﺒِﻴْﻞُ ﺭَﺃْﺳِﻪِ ﻭَﺭِﺟْﻠِﻪِ ﻛَﻴَﺪِﻩِ

“Mencium kepalanya dan kakinya seperti mencium tangannya”.

Dan Al-Imam Ibnu Muflih Rahimahullah mengatakan,

ﻭَﻛَﺬَﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻴَّﺔِ ﺗَﻘْﺒِﻴْﻞُ ﺭِﺟْﻠِﻪِ

“Dan demikian pula menurut mazhab Asy-Syafi’iyyah mencium kakinya”.

Mencium tangan dan kaki orang yang dihormati seperti Nabi atau orang tua, sebenarnya ada dasar dalilnya dalam syariat.

Memahami Makna Hadis Mencium Kaki

Sebagian pemuka agama, memang ada yang berpendapat kalau hal ini tidak diperbolehkan. Alasannya adalah tidak boleh ada yang diagungkan apalagi bersujud kecuali kepada Allah semata. Mereka yang berpendapat demikian menyandarkan pendapatnya pada hadis yang terdapat dalam Sunan Ibn Majah:

 لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

“Kalau aku (harus) memerintah seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, aku akan perintahkan perempuan untuk bersujud kepada suaminya.”

Hadis tersebut mengilustrasikan pengandaian Nabi Saw., bahwa andaikan sujud -dalam makna sesungguhnya, yaitu penyembahan (ibadah)- kepada selain Allah itu diperbolehkan, maka yang disyariatkan adalah sujudnya seorang istri kepada suami. Menurut Syaikh Shalih al-Munjid, hadis di atas sama sekali tidak menunjukkan kewajiban sujud kepada seorang suami. Justru hadis di atas berfungsi sebagai larangan.

Meskipun demikian, ada ulama yang berpendapat dengan hadis tersebut kalau mencium kaki orang yang dihormati dikhawatirkan sama dengan menyembah selain kepada Allah. Yang berpendapat demikian adalah Syaikh Shalih Fauzan dan Syaikh Sulaiman bin Salimullah al-Ruhaili. Keduanya berasal dari Saudi Arabia. Syaikh Sulaiman bin Salimullah, menambahkan meskipun itu tidak berarti penyembahan, ia berpendapat lebih baik perilaku ini dijauhi.

Namun, banyak juga para ulama yang mengatakan bahwa mencium kaki orang tua atau guru, sama sekali tidak menunjukkan bentuk penyembahan kepada orang tua. Justru hal tersebut dalam konteks penghormatan dan memuliakan. Hal ini dibenarkan dalam agama.

Di antara yang berpendapat demikian adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin. Selain beliau, banyak juga ulama-ulama mutaqaddimin yang memperbolehkan seperti al-Tirmidzi dan al-Baihaqi yang memasukkan tema ini di dalam kitab hadisnya. 

Menurut Imam al-Nawawi dalam Almajmu’, seperti mencium tangan, mencium kaki tidak boleh untuk tujuan harta duniawi, mendapatkan jabatan, atau apa saja yang tidak terdapat unsur ukhrawi di dalamnya. Al-Mubarakfuri juga mengatakan kalau kisah dua orang Yahudi yang mencium tangan dan kaki Nabi Saw. menjadi dalil dibolehkannya hal tersebut. Wallahu A’lam.

(Referensi dari berbagai macam sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/ 
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus 
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Minggu, 02 Januari 2022

Manaqib Al 'Arif Billah Al Wali Al Habib Hasan bin Agil Al Jufriy.

Manaqib Al 'Arif Billah Al Wali Al Habib Hasan bin Agil Al Jufriy.

Al 'Arif Billah Al Wali Al Habib Hasan bin Agil bin Umar bin Ahmad bin Husein bin Hamid bin Muhammad bin Hasan bin Hadi bin Ahmad bin Shodiq bin Al Imam Al 'Arif Billah Al 'Allamah Al Wali Al Habib Abdurrahman Maulal Arsyeh bin Muhammad Al Jufri....

Beliau minal Awliya’ Masya ALLAH.. dahsyat Mastuuril Hal…

Beliau seorang Wali Allah yang sangat tawadhu’, sampai-sampai bagaimana pun caranya Beliau menutupi kewaliannya, agar tidak satu pun orang mengetahui kewaliannya, karena rasa Al Khosyah/takut beliau kepada ALLAH TA’AALA.

Kewaliannya terlihat sejak Beliau kanak-kanak. Pernah ketika di masa kanak-kanaknya beliau pernah tak sadarkan diri kira2 tujuh hari badannya seperti kapas sangat enteng dan tetapi ada keanehan di jempol tangannya (khowariqul ’Adah), Ibunda Beliau menangis deras karena menyangka anaknya sudah wafat, ketika itu Hababah dan Kakak Beliau mengadukan permaslahan cucu’nya itu kepada seorang Habib yang di akui kewaliannya/kekasyafannya di zaman itu, lalu Habib tersebut mendatangi Beliau, dan mengatakan anak ini seorang Wali, Mastuuril Hal... beliau tak sadarkan diri karena sedang menutupi hal nya agar tak terlihat orang.

Benar saja akhirnya Beliau terbangun/sadar, lega rasanya Ibunda, Kakak, dan Hababah Beliau melihat Beliau sadar lagi, kemudian mereka menanyakan kepada Beliau apa yang terjadi sampai tak sadarkan diri? Beliau hanya menjawab dengan kepolosan kanak-kanak saat itu ”iya Umi, Hasan di ajak jalan jauh bersama Njid dan lain-lainya untuk menghadap beberapa orang Habaib pakai Imamah semua Mi’, tapi Hasan belum pernah lihat mereka sebelumnya.”

Demi Allah wa Rasulullah SAW. Beliau belum pernah satu kali pun menceritakan Mastuuril Hal nya datang ketika Beliau kecil kepada orang-orang karena sangat tawadhu’nya, akan tetapi beberapa orang Muhibbin mendapatkan ceritanya dari Kakak dan Adik Beliau dan keluarga Beliau.

Ibunda Beliau Hababah Thalhah binti ’Alwi bin AL ’Arif Billah AL Wali Shohibul Khowariqul ’Adah AL Habib Hasan bin Abdurrahman Al Musawa, merupakan cucu’ seorang Wali besar di Kota Semarang, yang makamnya terdapat di Pemakaman Bergota Semarang ber qubah Hijau. Yaitu AL ’Arif Billah AL Habib Hasan bin Abdurrahman AL Musawa yang banyak terdengar dari para Habaib di zaman itu bahwa kekeramatannya luar biasa, yang merupakan sahabat karib AL Habib Abdullah bin Muhsin AL ’Atthos Empang Bogor, yang kemudian hari anak Habib Abdullah bin Muhsin AL Atthos ada yang di nikahkan dengan anak AL Habib Hasan bin Abdurrahman AL Musawa.

Di zamannya, Habib Hasan bin Abdurrahman AL Musawa banyak di datangi oleh beberapa Habaib untuk meminta doa kepadanya, di antaranya AL Habib Ali bin Abdurrahman AL habsyi Kwitang, AL Habib Ali bin husein Al Atthos, AL Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, dan lain-lainnya.

Di masa kanak-kanak Beliau bersahabat dan satu Sekolah/madrasah dengan AL ’Arif Billah Khodimul Quthb AL Habib Muhammad bin Zein bin Abdullah AL Kaf, ketika kecil Beliau panggil sahabatnya ini Ye’ Mama’. Dan Sahabatnya ini juga Seorang Wali sudah tampak dari masa kanak-kanaknya. Beliau bercerita bahwa ” Ye’ Mama’ (Habib Muhammad bin Zein AL Kaf) semenjak kecil tingkah laku sudah terlihat khowariqul ’Adah.” Masya Allah minal Awliya’ yang kemudian hari Habib Muhammad menjadi Khodimul Quthb AL Habib Abibakar bin Muhammad Assaqof Gresik. Beliau Habib Hasan AL Jufri ini juga mengaji kepada Ayah sahabatnya itu yaitu AL Ustadz AL Habib Zein bin Abdullah AL Kaf dari Kudus jawa Tengah yang kemudian hari di panggil oleh AL Quthb AL Habib Abibakar bin Muhammad Assegaf untuk tinggal di Gresik.

Dahsyat akhlaqnya kepada guru-gurunya.

Di masa muda Beliau Habib Hasan bin Agil Al Jufri bersama kakak Beliau Habib Ahmad bin Agil AL Jufri sangat khidmah dengan beberapa Habaib di antaranya AL ’Allamah AL Habib ’Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang, beliau dan kakak Beliau selalu menyempatkan diri ke kediaman Habib Ali Kwitang untuk memijiti Habib Ali Kwitang, kemudian Habib Ali Kwitang sambil memberikan ilmu wal asror. Kemudian mendatangi Habib Ali bin Husein AL Atthos di kediamannya di bungur, beliau pun memijiti Habib Ali bin Husein AL Atthos, kemudian Habib Ali bungur pun memberikan ilmu dan asrar, kemudian Beliau dan kakak Beliau juga mendatangi Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, dan beliau dan Kakaknya pun memijiti Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, kemudian Habib Salim memberikan ilmu dan asrar. Beliau dan kakak Beliau selalu ikut mengantar Bila Habaib2 di atas tersebut mengajar, beliau yang membawakan Kitab, Tas dan sandalnya. Tak peduli hujan deras pun Beliau mengantarkannya. Sangat dahsyat cinta Beliau kepada mereka. Dan mereka Habaib tersebut juga sangat dahsyat Cintanya kepada Beliau dan Kakak Beliau, sehingga Beliau berdua sering di rindukan oleh mereka bila lama tak datang-datang karena ada kesibukan mencari nafkah untuk keluarganya.

Bila AL Habib Sholeh bin Muhsin AL Hamid tanggul sedang menginap di Kwitang Majelis Habib Ali, mak beliau juga sering memijitinya, kemudian Habib Sholeh tanggul mendoakan Beliau berdua dan memberikan ilmu dan asrar, Habib Sholeh tanggul sangat senang dengan Beliau Berdua. Kemudian Beliau juga mempunyai kedekatan dan khidmah dengan seorang Wali dari Banyuwangi yaitu AL Habib Hadi bin Abdullah AL Hadar, Habib Hadi AL Hadar bila ke Jakarta selalu menyempatkan mampir ke rumah Beliau, dan pernah juga beberapa kali menginap di rumah beliau. Dan akhirnya Habib Hadi bin Abdullah AL Hadar pernah memberikan Sorbannya dan Kopyah/Pecinya kepada Beliau. Yang konon Sorban Habib Hadi tersebut adalah pemberian dari Habib Sholeh tanngul kepada Habib Hadi (WALLAHU’A’LAM).

Dan Habib Hasan bin Agil AL Jufri juga mempunyai kedekatan dengan Habib Hasan bin Ibrohim AL Hinduan Surabaya (Makamnya di Pegirian sebelah makam Habib Neon), dan juga masih ada hubungan keluarga. dan menjalin persahabatn juga dengan Habib Zein AL hadad surabaya. Dan Habib Hasan bin Agil AL Jufri juga sering di ajak oleh Habib Hasan AL Hinduan untuk bersilaturahmi dengan Habib Muhammad bin Husein Ba’bud dan Habib Syeikh bin AL Quthb AL Ghouts Abibakar bin Muhammad Assaqof dan Habaib Jawa Timur lainnya. Dan juga Habib Umar bin Muhammad Assegaf Qodhi semarang saat itu, serta juga kepada Habib Zein bin Ali AL Jufri Semarang, juga kepada AL Habib Ali bin AL Imam Al ”Arif Billah AL Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib AL ’Atthos Pekalongan, dan Ulama lainnya.

Akhlaqnya yang begitu mulia. Para fuqoro’ wal masakin selalu rindu akan kasih sayangnya, walau pun dengan para pemuda yang di anggap masyarakat bukan pemuda baik, akan tetapi beliau tetap selalu merangkul pemuda-pemuda tersebut dengan kasih sayangnya. Sikapnya yang sangat tegas dan berani, dengan Jenderal sekali pun beliau tak pernah gentar. Dengan polisi sekali pun, pernah seorang pangkat berbuat seenaknya di marahi oleh beliau , seorang pangkat tersebut langsung terbungkam mulutnya, tak bisa berkata apa-apa spontan gemetar....

Masih banyak lagi guru-guru Beliau minal Habaib, sejak kecil Beliau sudah menjadi Yatim, ayahnya Wafat kemudian tak lama Ibundanya wafat. Beliau serta Kakak dan Adik di besarkan oleh hababahnya..

Beliau sangat pendiam dan pemalu..bila di undang dalam acara Maulid beliau selalu duduk di belakang, sehingga tuan rumah tak mengetahui ada beliau di tengah tengah yang hadir... ketika acara sudah selesai baru kemudian beliau menemui tuan rumah..sehingga tuan rumah malu dan tak bisa berkata-kata, ternyata di tengah-tengah acaranya ada seorang Wali duduk di kerumunan banyak orang yaitu AL Habib hasan bin Agil AL Jufri...

Banyak orang meminta doa kepada Beliau, Subhanallah, ALLAH TA'AALA kabulkan bil barokah Beliau. yang uniknya setiap fuqoro' meminta doa, pulangnya di kasih uang oleh Beliau, orang-orang tersebut sampai malu, mestinya mereka yang kasih kepada Beliau...begitu mulianya akhlaq Beliau. dan wara'nya beliau......

Bila di undang ke musholla dan mesjid di kampung-kampung beliau pasti hadhir, dengan tidak melihat siapa yang mengadakan.. Beliau jalan dengan menggunakan senter ke kampung-kampung jalan yang jaraknya lumayan jauh, dan sepanjang jalan mulut Beliau tak henti-hentinya berdzikir...terkadang saat hujan pun tetap datang, tidak mau mengecewakan yang mengundang. dan yang unik panitia-panitia/pemuda di kampung itu di bagi-bagikan uang ketika pamit mau pulang secara diam-diam tak terlihat oleh orang.

Beliau juga bersahabat dengan Al Marhum Habib Syeikh bin Ali bin Sholeh AL Jufri Condet, dulu Habib Syeikh sering mengunjungi, atau bertemu bila di acara...

Lokasi Makam Al Habib Hasan bin Agil Al Jufri di :

Masjid Al Muttaqien - Lembah Hijau, Cimanggis, Depok.
Googel Map : https://maps.app.goo.gl/16QUaeGWkvhbmC5D8

 

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/    
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.

Penulis Ulang : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

 

 

Minggu, 07 November 2021

Agar dapat bermimpi bertemu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.

Agar dapat bermimpi bertemu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.

فَائِدَةٌ : هَذِهِ الصِّيْغَةُ لِلْحَبِيْبِ الْإِمَامِ عَلّي بنِ مُحَمَّدٍ الْحَبْشِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. وَقَالَ : إِنَّهَا مُجَرَّبَةٌ لِرُؤْيَاهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَرَّبَهَا جَمَاعَتُنَا فَرَأَوْهُ. فَلْيَقْرَأ الْإِنْسَانُ كُلَّ يَوْمٍ مَا تَيَسَّرَ مِنْ غَيْرِ عَدَدٍ مَحْصُوْرٍ، وَهِيَ:
اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَىَي سَيِّدِنَا مُحًمَّدٍ وَعَىَ  آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ

Faidah : Ini adalah bentuk bacaan Sholawatnya Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi Shohibul Maulid Simthud Duror, Beliau berkata : Sholawat ini mujarab (ampuh) agar bisa melihat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam (dalam keadaan mimpi atau terjaga). Ini telah di coba (buktikan) oleh Jamaah kami dan mereka benar telah melihat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam. Maka hendaknya dibaca setiap hari sebanyak hitungan yang ia bisa (mampu), tanpa batasan jumlah. Dan ini sholawatnya :

اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَىَ  سَيِّدِنَا مُحًمَّدٍ وَعَىَ  آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ

ALLAHUMMA ShOLLI WA SALLIM ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMADIN MIFTAAHI BAABI ROHMATILLAAH(I), ‘ADADA MAA FII ‘ILMILLAAH(I), ShOLAATAN WA SALAAMAN DAA-IMAINI BIDAWAAMI MULKILLAAH(I).

Ya Allah, berilah rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad dan atas keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, pintu rahmat Allah, sebanyak sesuatu yang ada dalam pengetahuan Allah, dengan rahmat dan salam selamanya tercurah selama tetapnya kerajaan Allah.

(Kitab An Nujumuz Zahiroh – Al Faqih Al Muhaqqiq Al Allamah Ad Da’i Ilallah Al Habib Zein bin Ibrohim Bin Sumaith, Halaman 142, Penerbit As Salam)

Adapun sanad yang bersambung kepada Kitab An Nujumuz Zahiroh – Al Allamah Al Habib Zein bin Ibrohim Bin Sumaith, yang Habib riwayatkan sebagai berikut :

الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن كياهي زكريا الانصاري عن العلامة الحبيب زين بن إبراهيم بن سميط

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan sholawat tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/   
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus   
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
    
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Amalan Agar cepat paham ilmu, banyak harta dan luas rezeki.

Amalan Agar cepat paham ilmu, banyak harta dan luas rezeki.

فَائِدَةٌ : لِفَهْمِ الْعِلْمِ وَكَثْرَةِ الْمَالِ وَسَعَةِ الرِّزْقِ مَرْوِيَّةٌ عَنِ الشَّيْخِ جَلَالِ الدِّيْنِ السُّيُوْطِيِّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: اَنْ يَقُوْلَ فِي كُلِّ يَوْمٍ بَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ : أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ بَدِيْعَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا مِنْ جَمِيْعِ جُرْمِيْ وَ إِسْرَافِيْ عَلىَ نَفْسِيْ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Faidah : Agar cepat paham ilmu, banyak harta dan luas rezeki, diriwayatkan dari Al Imam Asy Syeikh Jalaluddin As Suyuthi rhm., yaitu setiap hari setelah shalat Shubuh membaca istighfar ini sebanyak tiga kali : ASTAGhFIRULLAAH(A), ALLADzII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYAL QOYYUUMA BADII’AS SAMAAWAATI WAL ARDh(I), WA MAA BAINAHUMAA MIN JAMII’I JURMII WA ISROOFII ‘ALAA NAFSII WA ATUUBU ILAIHI (Aku memohon ampunan kepada Allah, yang tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, Dzat yang menciptakan langit dan bumi dan semua isinya, dari semua kejahatanku dan kezalimanku atas diriku, dan aku bertaubat kepada-Nya). (Kitab An Nujumuz Zahiroh – Al Faqih Al Muhaqqiq Al Allamah Ad Da’I Ilallah Al Habib Zein bin Ibrohim Bin Sumaith, Halaman 129, Penerbit As Salam)

Adapun sanad yang bersambung kepada Kitab An Nujumuz Zahiroh – Al Allamah Al Habib Zein bin Ibrohim Bin Sumaith, yang Habib riwayatkan sebagai berikut :

الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن كياهي زكريا الانصاري عن العلامة الحبيب زين بن إبراهيم بن سميط

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan do’a atau istighfar tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/    
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus    
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
    
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Amalan agar dimudahkan rizqi.

Amalan agar dimudahkan rizqi.

فائدة :  ذَكَرَ بَعْـضُ الْعَارِ فِيْنَ: أَنَّ قِرَاءَةَ سُوْرَةِ (الْوَاقِعَةِ) بَعْدَ كُلِّ فَرِيْضَةٍ، وَ (إِحْدَى عَشْرَة مَرَّةً) مِنْ سُوْرَةِ (الْإِحْلَاصِ) مُجَرَّبَةٌ لِتَسْهِيْلِ الْأَرْزَاقِ الْحِسِّيَّةِ

Faidah : Telah disebutkan oleh sebagian Arifin (Ulama yang tegas, bijaksana, memiliki wawasan yang luas), bahwasanya membaca surat Al Waqiah sesudah tiap-tiap sholat lima waktu dan membaca sebelas kali surat Al Ikhlas, mujarab untuk memudahkan (datangnya) rizki Hissi (yang dijangkau panca indra, seperti uang, makanan, mobil, dll). (Kitab Nujumuz Zahiroh - Al Faqih Al Allamah Ad Da'i Ilallah Al Habib Zein bin Ibrohim bin Sumaith, Halaman 169, Penerbit As Salam)

Adapun sanad yang bersambung kepada Kitab An Nujumuz Zahiroh – Al Allamah Al Habib Zein bin Ibrohim Bin Sumaith, yang Habib riwayatkan sebagai berikut :

الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن كياهي زكريا الانصاري عن العلامة الحبيب زين بن إبراهيم بن سميط

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/    
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus    
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
    
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Senin, 13 September 2021

Istilah-istilah Dalam Hadits.

Istilah-istilah Dalam Hadits.

AL-HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya.

ATSAR ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW.

TAQRIR ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau.

SHAHABAT ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam.

TABI’IN ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.

RAWI yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut perawi hadits.

MATAN HADITS adalah pembicaraan atau materi berita yang berakhir pada sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sahabat ataupun tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam .

SANAD atau THARIQ adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadits kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

KUTUBUT TIS’AH adalah kitab hadits yang diriwayatkan oleh sembilan perawi, yaitu :

Ahmad
Bukhari
Muslim
Abu Dawud
Turmudzi
An-Nasa’i
Ibnu Majah
Imam Malik
Ad Darimy.

AS SAB’AH berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi, yaitu :

Ahmad
Bukhari
Muslim
Abu Dawud
Turmudzi
An-Nasa’i
Ibnu Majah

AS SITTAH berarti diriwayatkan oleh enam perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’ah) selain Ahmad.

AL KHOMSAH berarti diriwayatkan oleh lima perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’ah) selain Bukhari dan Muslim

AL ARBA’AH berarti diriwayatkan oleh empat perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’a) selain Ahmad, Bukhari dan Muslim.

ATS TSALASAH berarti diriwayatkan oleh tiga perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’ah) selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah.

ASY SYAIKHON berarti diriwayatkan oleh dua orang perawi yaitu : Bukhari dan Muslim

AL JAMA’AH berarti diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali jumlahnya (lebih dari tujuh perawi (As Sab’ah).

Istilah-Istilah Hadits Yang Dapat Dijadikan Sebagai Dalil.

HADITS SHAHIH adalah hadits yang  diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits.

HADITS MAQBUL adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.

HADITS MARFU’ adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw, oleh seorang rawi kepada seorang rawi hingga sampai pada ulama MUDAWWIN (pencatat hadits), seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud dan lain-lain. Disebut marfu’ karena hadits yang riwayatnya diangkat sampai kepada Nabi SAW.

HADITS MAUSHUL adalah hadits yang sanadnya sampai/tersambung kepada Nabi saw, dengan tidak terputus. Sering juga disebut dengan MUTTASHIL.

HADITS MUTAWATIR adalah suatu hadits hasil tangkapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta.

HADITS AHAD adalah hadits yang tidak memenuhi syarat syarat hadits mutawatir.

HADITS MASYHUR adalah hadits yang diriwayatkan oleh 3 orang rawi atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir.

HADITS AZIZ adalah hadits yang diriwayatkan oleh 2 orang rawi, walaupun 2 orang rawi tersebut pada satu thabaqah (lapisan) saja, kemudian setelah itu orang-orang meriwayatkannya.

HADITS GHARIB adalah hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.

HADITS HASAN adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.

Istilah-Istilah Hadits Yang Memiliki Cacat.

HADITS DHOIF adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dho’if banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.

HADITS MAUDHU’ adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta yang ciptaan itu mereka katakan bahwa itu adalah sabda Nabi SAW, baik hal itu disengaja maupun tidak.

HADITS MATRUK adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan.

HADITS MUNKAR adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di dalam satu jurusan jika ada hadits yang diriwayatkan oleh dua hadits lemah yang berlawanan, misal yang satu lemah sanadnya, sedang yang satunya lagi lebih lemah sanadnya, maka yang lemah sanadnya dinamakan hadits Ma’ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.

HADITS MU’ALLAL (Ma’lul, Mu’allal) adalah hadits yang tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits.

HADITS MUDRAJ (saduran) adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.

HADITS MAQLUB adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan.

HADITS MUDLTHARRIB adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).

HADITS MUHARRAF adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.

HADITS MUSHAHHAF adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.

HADITS MUBHAM adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.

HADITS SYADZ (kejanggalan) adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan.

HADITS MUKHTALITH adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.

HADITS MU’ALLAQ adalah hadits yang gugur (inqitha’) rawinya seorang atau lebih dari awal sanad.

HADITS MURSAL adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi’in.

HADITS MUDALLAS adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis.

HADITS MUNQATHI’ adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut.

HADITS MU’DLAL adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi’in, tabi’in bersama tabi’it tabi’in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi’in.

HADITS MAUQUF adalah hadits yang hanya disandarkan kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus.

HADITS MAQTHU’ adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi’in serta di mauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.

MUHADDITS adalah orang yang menyibukkan diri dengan ilmu hadits secara riwayat dan dirayat (fiqih hadits), serta banyak mengetahui para rawi dan keadaan mereka.

AL-HAFIZH aalah orang yang kedudukannya lebih tinggi dari muhaddits, yang ia lebih banyak mengetahui rawi di setiap tingkatan sanad.

TSIQAH adalah (Rawi yang) tepercaya, artinya tepercaya kejujuran dan keadilannya serta kuat hafalan dan penjagaannya terhadap hadits.

MARDUD adalah hadis yang ditolak karena tidak memenuhi syarat-syarat hadis maqbul.

MUSNAD adalah Sebutan untuk kumpulan hadis dengan menyebutkan sanadnya. Sebutan untuk sebuah kitab yang menghimpun hadis-hadis dengan cara penyusunan berdasarkan nama-nama sahabat.

AMIRUL MU’MINIIN FIL HADITS
Gelar ini sebenarnya diberikan kepada para khalifah setelah Khalifah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Para khalifah diberikan gelar demikian mengingat jawaban Nabi shallahu ‘alaihi wasallam atas pertanyaan seorang sahabat tentang “Siapakah yang dikatakan khalifah”?, bahwa khalifah ialah orang-orang sepeninggal Nabi yang sama meriwayatkan haditsnya.

Para Muhadditsiin pada masa itu seolah-olah berfungsi khalifah dalam menyampaikan sunnah. Mereka yang memperoleh gelar ini antara lain : Syu’bah Ibnu al-Hajjaj. Sufyan ats-Tsauri.Ishaq bin Rahawaih ( Rohuyah).Ahmad bin Hambal.al-Bukhari, ad-Daruquthni dan Imam Muslim.

AL-HAKIM
yaitu, orang yang menguasai seluruh ilmu-ilmu hadits, sehingga tidak ada yang tertinggal darinya.[Taisir Musthalaahul hadits. Hal : 17] Yaitu, suatu gelar keahlian bagi imam-imam hadits yang menguasai seluruh hadits yang marwiyah (diriwayatkan), baik matan maupun sanadnya dan mengetahui ta’dil (terpuji) dan tarjih (tercelanya) rawi-rawi.

Setiap rawi diketahui sejarah hidupnya, perjalanannya, guru-guru dan sifat-sifatnya yang dapat diterima maupun yang ditolak. Ia harus dapat menghafal hadits lebih dari 300.000 hadits beserta sanadnya.[Tuhfatul ahwadzi bi Syarh Jaami’ at-Tarmidzi. Hal : 10] Para muhadditsiin yang mendapat gelar ini antara lain : Ibnu Dinar (meninggal 162 H).al-Laits bin Sa’ad.Seorang mawali yang menderita buta di akhir hayatnya meninggal 175 H).Imam Malik (179).dan Imam Syafii (204 H).

AL-HUJJAH
Yaitu, gelar keahlian bagi para Imam yang sanggup menghafal 300.000 hadits, [Tuhfatul ahwadzi bi Syarh Jaami’ at-Tarmidzi. Hal : 10] baik matan, sanad, maupun perihal si rawi tentang keadilannya, kecacatannya, biografinya (riwayat hidupnya). Para muhadditsiin yang mendapat gelar ini antara lain ialah :Hisyam bin Urwah (meninggal 146 H).Abu hudzail Muhammad bin al-Walid (meninggal 149 H).dan Muhammad Abdullah bin Amr (meninggal 242 H).

AL-HAFIZH
Ialah gelar untuk ahli hadits yang dapat menshahihkan sanad dan matan hadits dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. Seorang al-hafidh harus menghafal hadits-hadits shahih, mengetahui rawi yang waham (banyak purbasangka), illat-illat hadits dan istilah-istilah para muhadditsiin.

Menurut sebagian pendapat, al-hafidh itu harus mempunyai kapasitas hafalan 100.000 hadits. [Tuhfatul ahwadzi bi Syarh Jaami’ at-Tarmidzi. Hal : 10] Para muhadditsiin yang mendapat gelar ini antara lain : al-Iraqi, Syarifuddin ad-Dimyathi.Ibnu Hajar al-Asqalani, dan Ibnu Daqiqi al-’Iegd.

AL-MUHADDITS
Menurut muhadditsiin-muhadditsiin mutaqaddimin, al-hafidh dan al-muhaddits itu searti. Tetapi, menurut muta’akhiriin, al-hafidh itu lebih khusus daripada al-muhaddits.

Kata at-Tajus Subhi, “al-muhaddits ialah orang yang dapat mengetahui sanad-sanad, illat-illat, nama-nama rijal (rawi-rawi), ‘ali (tinggi), dan naazil (rendah)-nya suatu hadits, memahami kutubus sittah, Musnad Ahmad, Sunan al-Baihaqi, Majmu Thabarani, dan menghafal hadits sekurang-kurangnya 100 hadits. Muhadisin yang mendapat gelar ini antara lain : Atha’ bin Abi Rabbah (wafat 115 H).Ibnu Katsir dan Imam az-Zabidi.

AL-MUSNID
adalah orang yang meriwayatkan hadist dengan (menyebutkan) sanadnya, baik dia mengetahui hadits itu atau tidak mengetahui kecuali hanya sekedar meriwayatkannya.

Para ulama juga tidak menjelaskan apakah seorang yang diistilahkan musnid harus mendapatkan riwayatnya dengan cara sama' dan qiraah atau tidak. 

Sehingga yang tampak dari perkataan para ulama, seorang musnid tidak mesti mendapatkan riwayatnya melalui sama' atau qiraah. Bahkan, kalaupun ia mendapatkan riwayatnya melalui ijazah, hal itu sudah mencukupi baginya untuk disebut sebagai seorang musnid, terutama pada zaman dimana orang-orang sudah kurang perhatian dalam permasalahan riwayah, dan sedikitnya manusia yang menjaga majlis sama' dan qiraah.

Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani atau Hadits Ilahi

Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.

Perbedaan Hadits Qudsi dengan Hadits Nabawi

Pada hadits qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat :

Qala ( yaqulu ) Allahu.
Fima yarwihi ‘anillahi Tabaraka wa Ta’ala.
Lafadz-lafadz lain yang semakna dengan apa yang tersebut diatas.

Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an:

Semua lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsi tidak demikian.

Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Qur’an, tidak berlaku pada hadits qudsi. Seperti larangan menyentuh, membaca pada orang yang berhadats, dll.

Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an memberikan hak pahala kepada pembacanya.

Meriwayatkan Al-Qur’an tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya, sedang hadits qudsi tidak demikian.

Itulah beberapa istilah dalam hadits yang sering kita dengar yang sebenarnya masih banyak lagi istilah-istilah lain yang berhubungan dengan ilmu hadits.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/
Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس