Minggu, 11 Oktober 2020

Apa itu Rabu Wekasan.

PERTANYAAN.

Apa itu Rabu Wekasan dan bagaimana hukumnya?

JAWABAN.

Rabu Wekasan (Jawa: Rebo Wekasan) adalah tradisi ritual yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar, guna memohon perlindungan kepada Allah Swt dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dll.

Bentuk ritual Rebo Wekasan meliputi empat hal; (1) shalat tolak bala’; (2) berdoa dengan doa-doa khusus; (3) minum air jimat; dan (4) selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama.

Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ dalam satu malam. Oleh karena itu, beliau menyarankan Umat Islam untuk shalat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tsb. Tata-caranya adalah shalat 4 Rakaat. Setiap rakaat membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas 1 kali. Kemudian setelah salam membaca doa khusus yang dibaca sebanyak 3 kali. Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).

PANDANGAN ISLAM.

Untuk menyikapi masalah ini, kita perlu meninjau dari berbagai sudut pandang.

Pertama, rekomendasi sebagian ulama sufi (waliyullah) tersebut didasari pada ilham. Ilham adalah bisikan hati yang datangnya dari Allah (semacam “inspirasi” bagi masyarakat umum). Menurut mayoritas ulama Ushul Fiqh, ilham tidak dapat menjadi dasar hukum. Ilham tidak bisa melahirkan hukum wajib, sunnah, makruh, mubah, atau haram.

Kedua, ilham yang diterima para ulama tersebut tidak dalam rangka menghukumi melainkan hanya informasi dari “alam ghaib”. Jadi, anjuran beliau-beliau tidak mengikat karena tidak berkaitan dengan hukum Syariat.

Ketiga, ilham yang diterima seorang wali tidak boleh diamalkan oleh orang lain (apalagi orang awam) sebelum dicocokkan dengan al-Qur’an dan Hadits. Jika sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits, maka ilham tersebut dapat dipastikan kebenarannya. Jika bertentangan, maka ilham tersebut harus ditinggalkan.

Memang ada hadits dla’if yang menerangkan tentang Rabu terakhir di Bulan Shafar, yaitu:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

“Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.” HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Selain dla’if, hadits ini juga tidak berkaitan dengan hukum (wajib, halal, haram, dll), melainkan hanya bersifat peringatan (at-targhib wat-tarhib).

HUKUM MEYAKINI.

Hukum meyakini datangnya malapetaka di akhir Bulan Shafar, sudah dijelaskan oleh hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.

“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Menurut al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, hadits ini merupakan respon Nabi Saw terhadap tradisi yang brekembang di masa Jahiliyah. Ibnu Rajab menulis: “Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan Shafar. Maka Nabi SAW membatalkan hal tersebut. Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya. Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Shafar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu. Meyakini datangnya sial pada bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang.” (Lathaif al-Ma’arif, hal. 148).

Hadis ini secara implisit juga menegaskan bahwa Bulan Shafar sama seperti bulan-bulan lainnya. Bulan tidak memiliki kehendak sendiri. Ia berjalan sesuai dengan kehendak Allah Swt.

Muktamar NU ke-3 juga pernah menjawab tentang hukum berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan. Para Muktamirin mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Haitami dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah sbb: “Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti, bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Pencipta. Apa yang dikutip tentang hari-hari naas dari sahabat Ali kw. adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

HUKUM SHALAT.

Shalat Rebo Wekasan (sebagaimana anjuran sebagian ulama di atas), jika niatnya adalah shalat Rebo Wekasan secara khusus, maka hukumnya tidak boleh, karena Syariat Islam tidak pernah mengenal shalat bernama “Rebo Wekasan”. Tapi jika niatnya adalah shalat sunnah mutlaq atau shalat hajat, maka hukumnya boleh-boleh saja. Shalat sunnah mutlaq adalah shalat yang tidak dibatasi waktu, tidak dibatasi sebab, dan bilangannya tidak terbatas. Shalat hajat adalah shalat yang dilaksanakan saat kita memiliki keinginan (hajat) tertentu, termasuk hajat li daf’il makhuf (menolak hal-hal yang dikhawatirkan).

Syeikh Abdul Hamid Muhammad Ali Qudus (imam masjidil haram) dalam kitab Kanzun Najah Was Surur halaman 33 menulis: “Syeikh Zainuddin murid Imam Ibnu Hajar Al-Makki berkata dalam kitab “Irsyadul Ibad”, demikian juga para ulama madzhab lain, mengatakan: Termasuk bid’ah tercela yang pelakunya dianggap berdosa dan penguasa wajib melarang pelakunya, yaitu Shalat Ragha’ib 12 rakaat yang dilaksanakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab…….. Kami (Syeikh Abdul Hamid) berpendapat : Sama dengan shalat tersebut (termasuk bid’ah tercela) yaitu Shalat Bulan Shafar. Seseorang yang akan shalat pada salah satu waktu tersebut, berniatlah melakukan shalat sunnat mutlaq secara sendiri-sendiri tanpa ada ketentuan bilangan, yakni tidak terkait dengan waktu, sebab, atau hitungan rakaat.”

Keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang juga menegaskan bahwa shalat khusus Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati shalat sunnah muthlaqah atau niat shalat hajat. Kemudian Muktamar NU ke-25 di Surabaya (Tanggal 20-25 Desember 1971 M) juga melarang shalat yang tidak ada dasar hukumnya, kecuali diniati shalat mutlaq. (Referensi: Tuhfah al-Muhtaj Juz VII, Hal 317).

HUKUM BERDOA.

Berdoa untuk menolak-balak (malapetaka) pada hari Rabu Wekasan hukumnya boleh, tapi harus diniati berdoa memohon perlindungan dari malapetaka secara umum (tidak hanya malapetaka Rabu Wekasan saja). Al-Hafidz Zainuddin Ibn Rajab al-Hanbali menyatakan: “Meneliti sebab-sebab bencana seperti melihat perbintangan dan semacamnya merupakan thiyarah yang terlarang. Karena orang-orang yang meneliti biasanya tidak menyibukkan diri dengan amal-amal baik sebagai penolak balak, melainkan justru memerintahkan agar tidak keluar rumah dan tidak bekerja. Padahal itu jelas tidak mencegah terjadinya keputusan dan ketentuan Allah. Ada lagi yang menyibukkan diri dengan perbuatan maksiat, padahal itu dapat mendorong terjadinya malapetaka. Syari’at mengajarkan agar (kita) tidak perlu meneliti melainkan menyibukkan diri dengan amal-amal yang dapat menolak balak, seperti berdoa, berzikir, bersedekah, dan bertawakal kepada Allah Swt serta beriman pada qadla’ dan qadar-Nya.” (Ibn Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 143).

HUKUM MENYEBARKAN.

Hadratus Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari pernah menjawab pertanyaan tentang Rebo Wekasan dan beliau menyatakan bahwa semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’). Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya. Berikut naskah lengkap dari beliau:

بسم الله الرحمن الرحيم وبه نستعين على أمور الدنيا والدين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

أورا وناع فيتوا أجاء – أجاء لن علاكوني صلاة ربو وكاسان لن صلاة هدية كاع كاسبوت إع سؤال، كرنا صلاة لورو إيكو ماهو دودو صلاة مشروعة في الشرع لن أورا أنا أصلي في الشرع. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها، كيا كتاب تقريب، المنهاج القويم، فتح المعين، التحرير لن سأ فندوكور كيا كتاب النهاية، المهذب لن إحياء علوم الدين. كابيه ماهو أورا أنا كع نوتور صلاة كع كاسبوت.

ومن المعلوم أنه لو كان لها أصل لبادروا إلى ذكرها وذكر فضلها، والعادة تحيل أن يكون مثل هذه السنة وتغيب عن هؤلاء وهم أعلم الدين وقدوة المؤمنين. لن أورا وناع أويه فيتوا أتوا عافيك حكوم ساكا كتاب مجربات لن كتاب نزهة المجالس. كتراعان سكع كتاب حواشى الأشباه والنظائر للإمام الحمدي قال: ولا يجوز الإفتاء من الكتب الغير المعتبرة، لن كتراعان سكع كتاب تذكرة الموضوعات للملا على القاري: لا يجوز نقل الأحاديث النبوية والمسائل الفقهية والتفاسير القرآنية إلا من الكتب المداولة (المشهورة) لعدم الإعتماد على غيرها من ودع الزنادقة والحاد الملاحدة بخلاف الكتب المحفوظة انتهى. لن كتراعان سكع كتاب تنقيح الفتوى الحميدية: ولا يحل الإفتاء من الكتب الغريبة. وقد عرفت أن نقل المجربات الديربية وحاشية الستين لاستحباب هذه الصلاة المذكورة يخالف كتب الفروع الفقهية فلا يصح ولا يجوز الإفتاء بها. لن ماليه حديث كع كاسبات وونتن كتاب حاشية الستين فونيكا حديث موضوع. كتراعان سكع كتاب القسطلاني على البخاري: ويسمى المختلف الموضوع ويحرم روايته مع العلم به مبينا والعمل به مطلقا. انتهى…. …… إلى أن قال: وَلَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَسْتَدِلَّ بِمَا صَحَّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: الصَّلاَةُ خَيْرُ مَوْضُوْعٍ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَسْتَكْثِرْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَسْتَقْلِلْ، فَإِنَّ ذَلِكَ مُخْتَصٌّ بِصَلاَةٍ مَشْرُوْعَةٍ. سكيرا أورا بيصا تتف كسنتاني صلاة هديه كلوان دليل حديث موضوع، مك أورا بيصا تتف كسنتاني صلاة ربو وكاسان كلوان داووهي ستعاهي علماء العارفين، مالاه بيصا حرام، سبب إيكي بيصا تلبس بعبادة فاسدة. والله سبحانه وتعالى أعلم. (هذا جواب الفقير إليه تعالى محمد هاشم أشعري جومباع).

KESIMPULAN

Tradisi Rebo Wekasan memang bukan bagian dari Syariat Islam, akan tetapi merupakan tradisi yang positif karena (1) menganjurkan shalat dan doa; (2) menganjurkan banyak bersedekah; (3) menghormati para wali yang mukasyafah (QS. Yunus : 62). Karena itu, hukum ibadahnya sangat bergantung pada tujuan dan teknis pelaksanaan. Jika niat dan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan syariat, maka hukumnya boleh. Tapi bila terjadi penyimpangan (baik dalam keyakinan maupun caranya), maka hukumya haram.

Bagi yang meyakini silahkan mengerjakan tapi harus sesuai aturan syariat dan tidak perlu mengajak siapapun. Bagi yang tidak meyakini tidak perlu mencela atau mencaci-maki.

Mengenai indikasi adanya kesialan pada akhir bulan Shafar, seperti peristiwa angin topan yang memusnahkan Kaum ‘Aad (QS. Al-Qamar: 18-20), maka itu hanya satu peristiwa saja dan tidak terjadi terus-menerus. Karena banyak peristiwa baik yang juga terjadi pada Rabu terakhir Bulan Shafar, seperti penemuan air Zamzam di Masjidil Haram, penemuan sumber air oleh Sunan Giri di Gresik, dll.

Kemudian, betapa banyak orang yang selamat (tidak tertimpa musibah) pada Hari Rabu terakhir bulan Shafar, meskipun mereka tidak shalat Rebo Wekasan. Sebaliknya, betapa banyak musibah yang justru terjadi pada hari Kamis, Jum’at, Sabtu, dll (selain Rabu Wekasan) dan juga pada bulan-bulan selain Bulan Shafar. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya musibah atau malapetaka adalah urusan Allah, yang tentu saja berkorelasi dengan sebab-sebab yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

Mengenai cuaca ekstrim yang terjadi di bulan ini (Shafar), maka itu adalah siklus tahunan. Itu adalah fenomena alam yang bersifat alamiah (Sunnatullah) dan terjadi setiap tahun selama satu bulanan (bukan hanya terjadi pada Hari Rabu Wekasan saja). Intinya, sebuah hari bernama “Rebo Wekasan” tidak akan mampu membuat bencana apapun tanpa seizin Allah Swt. 

Wallahu a’lam.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس



Rabu, 07 Oktober 2020

Tentang Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam.

Tentang Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam.

Mukjizat Nabi Muhammad (Arab:معجزات محمد) adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terjadi hanya karena izin Allah SWT, mukjizat terbesar NabiMuhammad adalah Al-Qur’an. Selain itu, Nabi Muhammad Saw juga diyakini pernah membelah bulan pada masa Nabipenyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj dalam tidak sampai satu hari.

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw telah bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antara manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang saya terima yaitu wahyu. Allah telah mewahyukannya kepadaku. Maka saya berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.

Menurut syariat Islam, tidak ada mukjizat yang telah diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun akan diberikan kepada Muhammad secara persis sama atau bahkan lebih hebat. Seperti Nabi Sulaiman yang sanggup berbicara kepada hewan, Nabi Isa yang dapat mengetahui rahasia hati umatnya dan seterusnya.

Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan juga masa sebelum kenabian, Nabi Muhammad sudah diliputi banyak irhasat atau pertanda. Muhammad dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan Arab, yaitu Bani Hasyim.

Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah telah menuliskan bahwa Nabi Muhammad memperoleh namanya dari mimpi ibunya, Aminah binti Wahab ketika mengandungnya. Aminah telah memperoleh mimpi bahwa Beliau akan melahirkan “pemimpin umat.” Mimpi itu juga yang menyuruhnya untuk mengucapkan, “Saya meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan juga pendengki.” Kisah Aminah dan juga Abdul Muthalib juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad merupakan anak yang luar biasa.

Berikut ini merupakan firasat yang terjadi pada saat sebelum, sesudah kelahiran dan masa kecil Muhammad.

Sebelum Dan Sesudah Kelahiran.

Berikut ini adalah mukjizat yang telah diterima oleh Nabi Muhammad sebelum maupun sesudah kelahiran beliau : 

1. Aminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat mengandung Rasulullah Muhammad tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
2. Raja Khosrow (Kekaisaran SassanBeliau dari PersBeliau) dan para pendita Majusi bermimpi yang menakutkan.
3. Dinding istana Raja Khosrow tiba-tiba retak dan empat belas menaranya Dewan Kekaisaran ini runtuh.
4. Padamnya api yang disembah penganut Agama Majusi secara tiba-tiba.
5. Kelahirannya menghalangi para setan pergi ke langit untuk mencuri berita dari para malaikat.
6. Terjadinya gempa yang merobohkan tempat ibadah di sekitar Kerajaan Rum
Danau dan sawah mengering.
7. Saat melahirkan Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
8. Keluarnya cahaya dari faraj Aminah yang menerangi istana negeri Syam.
9. Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
10. Lahir dengan tali pusar sudah terputus.

Balita Dan Kanak-Kanak.

1. Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya beliau dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan juga suaminya pada awalnya menolak Muhammad S.A.W karena beliau seorang yatim. Namun, karena alasan Beliau tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, akhirnya Beliau menerima Muhammad S.A.W. Selama dengan Halimah, Muhammad S.A.W hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama kurang lebih empat tahun.

Ternak kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan juga susunya pun bertambah.

Pada usia 5 bulan beliau sudah pandai berjalan, usia 9 bulan Beliau sudah mampu berbicara dan pada usia 12 tahun beliau sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.

Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Beliau juga menuturkan bahwa Beliau telah mendengar dinding Ka’bah berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan juga akan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudBeliaun memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.

Ketika Muhammad kecil berusia empat tahun,Beliau pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi ketika Nabi Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui.

Setelah kejadian Beliau, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Ibundanya yaitu  Aminah. Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detail bahwa kedua orang itu, telah “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan juga membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya.

Kemudian mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Nabi Muhammad diIsra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.

Dikisahkan pula pada masa kecil Nabi Muhammad, Beliau telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan juga kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta Beliau merasa lelah dan kemudian tidur di jalan sehingga Beliau tidak mengikuti pesta tersebut.

Mukjizat Nabi Muhammad Pada Saat Remaja.

Pendeta Bahira menuturkan bahwa Beliau melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke SyirBeliau.

Pendeta Bahira telah menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Beliau juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya

Tanah yang dilalui oleh unta Muhammad tersebut diperpendek jaraknya oleh Jibril, sebelah sisi kanan dijaga oleh Israfil dan sisi kirinya dijaga oleh Mikail kemudian mendung menaunginya.

Mukjizat Ketika Beliau Menerima Wahyu.

Berikut ini adalah mukjizat-mikjizat yang diperolehnya ketika Muhammad telah menerima wahyu ketika Beliau berusia 40 tahun. Abu Sa’ad an-Nisaburi telah menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Kitab Syarafil Musthafa, bahwa kekhususan Muhammad berjumlah enam puluh.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa Nabi S.A.W telah dianugerahi tiga ribu mukjizat dan kekhususan. Sedangkan di dalam Al-Quran itu sendiri terdapat sekitar enam puluh ribu mukjizat.

Berikut ini adalah beberapa mukjizat beliau ketika sudah menerima sebuah wahyu:

* Dapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap.
* Wajah Muhammad memancarkan cahaya dikegelapan pada waktu sahur.
* Dua Sahabat Muhammad dibimbing oleh dua cahaya, setelah bertemunya.
* Peluh yang keluar dari tubuh Muhammad memiliki bau harum, jika Muhammad berjabat tangan dengan seseorang maka aroma harum itu akan membekas selama beberapa hari ditangan orang tersebut.
* Tubuh Muhammad memancarkan petir ketika hendak dibunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pada Perang Hunain.
* Muhammad yang sanggup menghancurkan batu besar dengan tiga kali pukulan, dikala menjelang Perang Khandaq, padahal pada saat itu Muhammad belum makan selama 3 hari.
* Muhammad sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, Rukanah al-Mutthalibi hanya dengan dua kali dorongan saja. Kemudian anak Rukanah yang bernama Yazid bin Rukanah pun menantang bergulat dengan taruhan 300 ekor domba, pada akhirnya Nabi berhasil mengalahkan Yazid hingga tiga kali, dan mengembalikan semua domba-domba milik Yazid.
* Sela-sela jemari tangannya memancarkan air, kemudBeliaun air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.
* Mendo’akan kedua mantan menantunya (Uthbah dan Uthaibah) dimakan binatang buas, setelah mereka berkata kasar kepada Muhammad.
* Mendoakan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
* Mendoakan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian doa tersebut dikabulkan.
* Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.
* Tatapan mata membuat Umar bin Al-Khaththab dan Abu Jahl lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Muhammad pada malam hari.
* Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Muhammad.
* Allah melumpuhkan Hay bin Akhtab dan para sahabatnya, ketika hendak melemparkan batu yang besar kepada Muhammad.
* Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
* Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti namanya oleh Muhammad menjadi Abdullah bin Abhar.
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 HijrBeliauh atau Tahun Utusan.
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika Beliau duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.
* Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal di mana saat itu Beliau sedang salat.
* Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir, kemudian Beliau berhasil melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk membunuhnya.
* Melemparkan segenggam pasir ke arah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada Perang Hunain dan Perang Badar.
* Menghentikan gempa yang terjadi di Mekkah dan Madinah, dengan cara menghentakkan kakinya dan memerintahkan bukit supaya tenang.
* Menurunkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriyah di Madinah yang saat itu mengalami musim kemarau.
* Menahan matahari tenggelam.
* Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabian pada penduduk Mekkah.
* Bumi menelan seorang Quraisy yang hendak membunuh Muhammad dan Abu Bakar pada saat hijrah.

Makanan dan minuman.

* Paha kambing yang telah diracuni berbicara kepada Muhammad setelah terjadi Perang Khaibar.
* Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama Allah.
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.
* Roti sedikit cukup untuk orang banyak
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.
* Ikan al-anbar menjadi hidangan bagi 300 pasukan Muhammad.
* Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad.
* Wadah yang selalu penuh dengan air, walau sudah dituangkan hingga habis.
* Mengeluarkan air dari sumur yang ada di tengah gurun pasir, ketika Khalid bin walid pada saat itu masih menjadi musuhnya.
* Mengeluarkan mata air baru untuk pamannya Abu Thalib yang sedang kehausan.
* Mengeluarkan air yang banyak dari bejana milik seorang wanita penunggang unta.
* Semangkuk susu yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah dan Muhammad.
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.

Bayi, hewan, tumbuhan dan benda mati.

* Seorang bayi berumur satu hari bersaksi atas kerasulan Muhammad.
* Bayi berumur 2 tahun memberi salam kepada Muhammad.
* Persaksian seekor serigala dan dhab (sejenis biawak pasir) terhadap kerasulan Muhammad.
* Seekor kijang berbicara kepada Muhammad.
* Berbicara dengan beberapa ekor unta.
* Unta besar yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal.
* Seekor burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.
* Seekor anjing yang membunuh salah satu petinggi kerajaan Mongol karena telah mencela Muhammad.
* Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.
* Sebuah tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada Qatadah bin Nu’man sebagai obor penerang jalannya pulang.
* Memanggil sebuah pohon untuk mendekatinya, karena untuk menambahkan pembuktian atas kenabiannya kepada Rukanah.
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui).
* Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan.
* Batang kayu yang kering menjadi hijau kembali ditangannya.
* Permadani yang bersaksi atas kerasulan Muhammad atas permintaan Malik bin as-Sayf.
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
* Batu, pohon dan gunung memberi salam kepada Muhammad.
* Batu kerikil bertasbih ditelapak tangan Muhammad.
* Memanggil batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan Ikrimah bin Abu Jahal.
* Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.
* Memberinya sebatang kayu yang berubah menjadi pedang kepada Ukasyah bin Mihsan, ketika pedangnya telah patah dalam sebuah pertempuran.
* Mengubah emas raja Habib bin Malik menjadi pasir di Gunung Abi Qubaisy.
* Memerintahkan gilingan tepung Fatimah untuk berputar dengan sendirinya.
* Berbicara dengan gilingan tepung yang takut dijadikan batu-batu neraka.
* Secara tiba-tiba ada sarang laba-laba, dua ekor burung yang sedang mengeramkan telur dan cabang-cabang pohon yang terkulai menutupi mulut gua di Gunung Thur, sewaktu Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran orang Quraisy.
* Menyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa merasakan sakit sedikit pun.
* Menyembuhkan mata Qatadah tergantung di pipinya yang terluka pada Perang Uhud, kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
* Menyembuhkan daya ingat Abu Hurayrah yang pelupa.
* Menyembuhkan kaki Abdullah bin Atik yang patah sehingga pulih seperti sedia kala.
* Menyembuhkan luka sayatan di betis Salamah bin al-Akwa pada Perang Khaibar.
* Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam Perang Khaibar.
* Menyembuhkan sakit kepala Ali bin Abi Thalib.
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Hira (dalam kisah lain dikatakan Gua Tsur) dari pengejaran penduduk Mekah.
* Menyembuhkan luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan ludahnya.
* Menyembuhkan luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.
* Menyembuhkan anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.
* Menyembuhkan mata ayah Fudayk yang putih semua dan buta.
* Air seni Muhammad pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga menyembuhkan sakit perut pembantunya.
* Mengembalikan penglihatan orang yang buta.
* Menyembuhkan penyakit lumpuh seorang anak.
* Mengobati penyakit gila seorang anak.
* Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
* Menyembuhkan penyakit kusta istri Mu’adz bin Afra’ dengan tongkatnya.
* Menyembuhkan penyakit kusta Sa’id bin Abyadh bin Jamal di bagian wajahnya.
* Menyambung tangan orang Badui yang putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri sehabis menampar Muhammad.
* Menyembuhkan putri Raja Habib bin Malik yang cacat buta, tanpa tangan dan kaki.
* Mengeluarkan susu dan menyembuhkan penyakit pada domba milik Ummu Ma’bad
* Mengusapkan wajah Qatadah bin Milhan yang telah berusia lanjut, sehingga wajahnya tetap terlihat muda dan cerah.
* Menyembuhkan sakit perut Ubaidah bin Rifa’ah.
* Menghidupkan anak perempuan yang telah mati lama dikuburannya.
* Mendapatkan bantuan dari Malaikat Jundallah ketika dalam Perang Badar.
* Mengetahui kejadian yang tidak dilihat olehnya
* Mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi.
* Sanggup melihat dibalik punggungnya seperti melihat dari depan.
* Melihat dan mendengar apa yang ada dilangit dan bumi.
* Mengetahui isi hati sahabat dan lawannya.
* Mengetahui yang terjadi di dalam kubur.
* Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.
* Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya
* Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad.
* Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.
* Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
* Mengetahui nasib cucu-cucunya dikemudia hari, seperti nasib Hasan yang akan bermusuhan dengan Mu’awiyyah bin Abu Sufyan beserta keturunannya. Nasib Husain yang akan dibantai oleh tentara Yazid disebuah Padang Karbala.
* Jarak pandang tembus hingga melihat Masjid al-Aqsha dari jarak kejauhan.
* Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu Mi’raj dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah salat dalam waktu tidak sampai satu malam.
* Menerima firman Tuhan melalui wahyu yang kemudian dijadikan satu bundel dengan nama Al-Qur’an.
* Tidak mengetahui hal gaib kecuali mendapatkan wahyu

Dan masih banyak lagi mu’jizat beliau lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena begitu banyaknya, tetapi dengan salah satu mu’jizat beliau yang besar berupa Al Qur’an yang diturunkan kepada beliau sudah cukup bagi kita untuk beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad sebagi Rasul Allah hingga akhir jaman.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www,instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Dalil Mu’jizat Rasulullah Membelah Bulan.

Dalil Mu’jizat Rasulullah Membelah Bulan.

Sebagian orang mungkin belum mengetahui hal ini yaitu bulan pernah terbelah di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kejadian ini telah diceritakan dalam Al Qur’an dan dalam berbagai hadits. Kejadian ini pula adalah di antara tanda datangnya kiamat. 

Allah Ta’ala berfirman : 

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan. (QS. Al Qamar (54) : 1)

Terdapat hadits yang juga menyebutkan hal ini, sebagaimana yang disebutkan berikut ini : 

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ح و قَالَ لِي خَلِيفَةُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ

Telah bercerita kepadaku Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Yunus telah bercerita kepada kami Syaiban dari Qatadah dari Anas bin Malik. Danb diriwayatkan pula; Dan Khalifah berkata kepadaku, telah bercerita kepada kami Yazid bin Zurai' telah bercerita kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu dia bercerita kepada mereka bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menunjukkan ayat (mu'jizat, bukti kenabian). Maka beliau menunjukkan kepada mereka terbelahnya bulan". (HR. Bukhori No.3365)

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ الْقَمَرَ شِقَّتَيْنِ حَتَّى رَأَوْا حِرَاءً بَيْنَهُمَا

Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Bisyir bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu 'Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menunjukkan tanda-tanda (mukjizat). Maka beliau memperlihatkan kepada mereka dimana bulan terbelah menjadi dua bagian hingga dapat terlihat gua Hira dari celah diantaranya". (HR. Bukhori No.3579)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Qatadah dari Anas radliallahu 'anhu dia berkata; Penduduk Makkah meminta Rasul untuk memperlihatkan sebuah tanda, Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan.(HR. Bukhori No.4489)

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ مَرَّتَيْنِ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ بِمَعْنَى حَدِيثِ شَيْبَانَ

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Abdu bin Humaid keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas, penduduk Makkah meminta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran pada mereka lalu beliau memperlihatkan terbelahnya bulan pada mereka dua kali. Telah menceritakannya kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari Qatadah dari Anas dengan makna hadits Syaiban. (HR. Muslim No.5013)

حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِقَّتَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا

Telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dari Abu Ma'mar dari Abdullah berkata: Bulan terbelah dua bagian dimasa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saksikan." (HR. Muslim No.5010)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي كِلَاهُمَا عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا مِنْجَابُ بْنُ الْحَارِثِ التَّمِيمِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا ابْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى إِذَا انْفَلَقَ الْقَمَرُ فِلْقَتَيْنِ فَكَانَتْ فِلْقَةٌ وَرَاءَ الْجَبَلِ وَفِلْقَةٌ دُونَهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, Abu Kuraib dan Ishaq bin Ibrahim semuanya dari Abu Mu'awiyah. Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami ayahku, keduanya dari Al A'masy. Telah menceritakan kepada kami Minjab bin Al Harits At Taimi, teks hadits miliknya, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Mushir dari Al A'masy dari Ibrahim dari Abu Ma'mar dari Abdullah bin Mas'ud berkata: Saat kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam di Mina, bulan terbelah menjadi dua bagian, salah satunya di belakang gunung dan yang lain di bawahnya, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saksikan." (HR. Muslim No.5011)

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِلْقَتَيْنِ فَسَتَرَ الْجَبَلُ فِلْقَةً وَكَانَتْ فِلْقَةٌ فَوْقَ الْجَبَلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اشْهَدْ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ و حَدَّثَنِيهِ بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ كِلَاهُمَا عَنْ شُعْبَةَ بِإِسْنَادِ ابْنِ مُعَاذٍ عَنْ شُعْبَةَ نَحْوَ حَدِيثِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ فَقَالَ اشْهَدُوا اشْهَدُوا

Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Ibrahim dari Abu Ma'mar dari Abdullah bin Mas'ud berkata: Bulan terbelah dimasa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menjadi dua bagian, salah satunya menutupi gunung atau yang lainnya di atas gunung, kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Ya Allah saksikanlah." Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Mujahid dari Ibnu Umar dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam seperti itu. Telah menceritakannya kepadaku Bisyr bin Khalid telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Ja'far. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Adi, keduanya dari Syu'bah dengan sanad Ibnu Mu'adz dari Syu'bah seperti haditsnya, hanya saja dalam hadits Ibnu Abi Adi disebutkan: Lalu beliau bersabda: "Saksikanlah, saksikanlah." (HR. Muslim No.5012)

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ انْفَلَقَ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَأَنَسٍ وَجُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah bererita kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Mujahid dari Ibnu Umar berkata: di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bulan terbelah menjadi dua, kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Saksikanlah." Abu Isa berkata: dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Mas'ud, Anas dan Jubair bin Muth'im dan hadits ini hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.2108)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى فَانْشَقَّ الْقَمَرُ فَلْقَتَيْنِ فَلْقَةٌ مِنْ وَرَاءِ الْجَبَلِ وَفَلْقَةٌ دُونَهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا يَعْنِي { اقْتَرَبَتْ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ } قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mushir dari Al A'masy dari Ibrahim dari Abu Ma'mar dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu, ia berkata; ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Mina, kemudian bulan terbelah menjadi dua belah, sebelah dari balik gunung dan sebelah di depan gunung. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada kami; saksikanlah! yaitu telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. (QS. Alqomar 1), Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.3207)

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آيَةً فَانْشَقَّ الْقَمَرُ بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ فَنَزَلَتْ { اقْتَرَبَتْ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ إِلَى قَوْلِهِ سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ } يَقُولُ ذَاهِبٌ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq dari Ma'mar dari Qatadah dari Anas, ia berkata; penduduk Mekkah meminta satu tanda kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian bulan terbelah di Mekkah dua kali. Kemudian turunlah ayat: "Telah dekat datang hari kiamat dan telah terbelah bulan Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus." (QS. Alqomar 1-2). (HR. At Tirmidzi No.3208)

حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ مَرَّتَيْنِ

Telah menceritakan kepada kami Yunus Bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik, Penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallalhu'alaihi wasallam agar diperlihatkan kepada mereka tanda kenabian (mukjizat). Maka (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (HR. Ahmad No.12678 dan 12825)

Dan masih banyak lagi dalil salah satu mu’jizat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam yaitu membelah bulan, tetapi dengan dalil tersebut sudah cukup membuat kita yakin bahwa pada jaman Rasulullah bulan pernah terbelah menjadi dua.

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Instagram Majelis Nuurus Sa'aadah : @majlisnuurussaadah
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @habibshulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : @majlisnuurussaadah
Facebook : https://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Beberapa Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam.

Beberapa Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam berdasarkan dalil.

1. Al Qur’an.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مِنْ الْآيَاتِ مَا مِثْلُهُ أُومِنَ أَوْ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنِّي أَكْثَرُهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Sa'id dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak seorang Nabi pun kecuali ia diberi beberapa mukjizat yang tak bisa diserupai oleh apapun sehingga manusia mengimaninya -atau dengan redaksi 'sehingga manusia dijadikan beriman'-, namun yang diberikan kepadaku hanyalah berupa wahyu (Al Qur’an) yang Allah wahyukan kepadaku, maka aku berharap menjadi manusia yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat." (HR. Bukhori No.6732 dan Muslim No.217)

2. Memancarkan air dari sela-sela jari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan makanan bertasbih ketika sedang dimakan.

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا نَعُدُّ الْآيَاتِ بَرَكَةً وَأَنْتُمْ تَعُدُّونَهَا تَخْوِيفًا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَقَلَّ الْمَاءُ فَقَالَ اطْلُبُوا فَضْلَةً مِنْ مَاءٍ فَجَاءُوا بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ قَلِيلٌ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الطَّهُورِ الْمُبَارَكِ وَالْبَرَكَةُ مِنْ اللَّهِ فَلَقَدْ رَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَقَدْ كُنَّا نَسْمَعُ تَسْبِيحَ الطَّعَامِ وَهُوَ يُؤْكَلُ

Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Al Mutsannaa telah bercerita kepada kami Abu Ahmad Az Zubairiy telah bercerita kepada kami Isra'il dari Manshur dari Ibrahim dari 'Alqamah dari Abdullah berkata; "Kami dahulu menganggap tanda-tanda luar biasa (seperti Mu'jizat) sebagai barakah sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan kemudian persediaan air menipis, maka beliau bersabda: "Carilah sedikit air". Maka mereka datang dengan membawa sebuah bejana berisi air yang sedikit lalu beliau memasukkan tangan beliau ke dalam bejana itu kemudian bersabda: "Kemarilah bersuci dengan penuh keberkahan dan keberkahan itu datang hanya dari Allah". Sungguh aku melihat air memancar dari sela-sela jari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sungguh kami pun pernah mendengar makanan bertasbih ketika sedang dimakan". (HR. Bukhori No.3314 dan No.5208)

3. Terbelahnya bulan.

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ الْقَمَرَ شِقَّتَيْنِ حَتَّى رَأَوْا حِرَاءً بَيْنَهُمَا

Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Bisyir bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu 'Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menunjukkan tanda-tanda (mukjizat). Maka beliau memperlihatkan kepada mereka dimana bulan terbelah menjadi dua bagian hingga dapat terlihat gua Hira dari celah diantaranya". (HR. Bukhori No.3579, No.3580, Muslim No.5010, At Tirmidzi No.2108 dan Ahmad No.4130)

حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمْ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ مَرَّتَيْنِ

Telah menceritakan kepada kami Yunus Bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik, Penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallalhu'alaihi wasallam agar diperlihatkan kepada mereka tanda kenabian (mukjizat). Maka (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (HR.Ahmad No.12678)

4. Menjadikan makanan dan minuman menjadi berkah (banyak dan mencukupi).

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ أَبِي صَادِقٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ نَاجِذٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فِيهِمْ رَهْطٌ كُلُّهُمْ يَأْكُلُ الْجَذَعَةَ وَيَشْرَبُ الْفَرَقَ قَالَ فَصَنَعَ لَهُمْ مُدًّا مِنْ طَعَامٍ فَأَكَلُوا حَتَّى شَبِعُوا قَالَ وَبَقِيَ الطَّعَامُ كَمَا هُوَ كَأَنَّهُ لَمْ يُمَسَّ ثُمَّ دَعَا بِغُمَرٍ فَشَرِبُوا حَتَّى رَوَوْا وَبَقِيَ الشَّرَابُ كَأَنَّهُ لَمْ يُمَسَّ أَوْ لَمْ يُشْرَبْ فَقَالَ يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ إِنِّي بُعِثْتُ لَكُمْ خَاصَّةً وَإِلَى النَّاسِ بِعَامَّةٍ وَقَدْ رَأَيْتُمْ مِنْ هَذِهِ الْآيَةِ مَا رَأَيْتُمْ فَأَيُّكُمْ يُبَايِعُنِي عَلَى أَنْ يَكُونَ أَخِي وَصَاحِبِي قَالَ فَلَمْ يَقُمْ إِلَيْهِ أَحَدٌ قَالَ فَقُمْتُ إِلَيْهِ وَكُنْتُ أَصْغَرَ الْقَوْمِ قَالَ فَقَالَ اجْلِسْ قَالَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ كُلُّ ذَلِكَ أَقُومُ إِلَيْهِ فَيَقُولُ لِي اجْلِسْ حَتَّى كَانَ فِي الثَّالِثَةِ ضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى يَدِي

Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari 'Utsman bin Al Mughirah dari Abu Shadiq dari Rabi'ah bin Najid dari Ali Radhiallah 'anhu, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan atau mengundang Bani Abdul Muthallib, di antara mereka sekelompok orang yang semuanya makan daging kambing (yang berumur hampir satu tahun) dan meminum dengan bejana." Ali Radhiallah 'anhu berkata; "Maka dibuatkan untuk mereka satu mud makanan, kemudian mereka memakannya sampai mereka kenyang, tetapi makanan masih tersisa seperti semula seakan-akan belum tersentuh. Kemudian disediakanlah air dalam bejana kecil dan mereka meminumnya sampai puas namun minuman tetap seperti semula, seakan-akan belum tersentuh atau belum diminum. Beliau bersabda: "Wahai Bani Abdul Muthallib, sesungguhnya aku diutus untuk kalian secara khusus dan kepada manusia secara umum. Kalian telah melihat mukjizat ini, siapakah diantara kalian yang mau berbai'at kepadaku untuk menjadi saudara dan sahabatku? '" Ali berkata; "Tidak ada seorangpun yang berdiri. Kemudian aku bangun, padahal aku adalah orang yang paling kecil diantara mereka. Nabi berkata; "Duduklah!". Beliau mengatakannya tiga kali, setiap kali beliau bertanya, aku bangun dan beliau berkata kepadaku; "Duduklah." sampai yang ketiga kalinya beliau memukul dengan tangannya ke tanganku." (HR. Ahmad No.1300)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ أَخْبَرَنَا حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ أَتَى أَبُو طَلْحَةَ بِمُدَّيْنِ مِنْ شَعِيرٍ فَأَمَرَ بِهِ فَصُنِعَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ لِي يَا أَنَسُ انْطَلِقْ ائْتِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَادْعُهُ وَقَدْ تَعْلَمُ مَا عِنْدَنَا قَالَ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ عِنْدَهُ فَقُلْتُ إِنَّ أَبَا طَلْحَةَ يَدْعُوكَ إِلَى طَعَامِهِ فَقَامَ وَقَالَ لِلنَّاسِ قُومُوا فَقَامُوا فَجِئْتُ أَمْشِي بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى دَخَلْتُ عَلَى أَبِي طَلْحَةَ فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ فَضَحْتَنَا قُلْتُ إِنِّي لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَرُدَّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْرَهُ فَلَمَّا انْتَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْبَابِ قَالَ لَهُمْ اقْعُدُوا وَدَخَلَ عَاشِرَ عَشَرَةٍ فَلَمَّا دَخَلَ أُتِيَ بِالطَّعَامِ تَنَاوَلَ فَأَكَلَ وَأَكَلَ مَعَهُ الْقَوْمُ حَتَّى شَبِعُوا ثُمَّ قَالَ لَهُمْ قُومُوا وَلْيَدْخُلْ عَشَرَةٌ مَكَانَكُمْ حَتَّى دَخَلَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ وَأَكَلُوا قَالَ قُلْتُ كَمْ كَانُوا قَالَ كَانُوا نَيِّفًا وَثَمَانِينَ قَالَ وَفَضَلَ لِأَهْلِ الْبَيْتِ مَا أَشْبَعَهُمْ

Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Ashim telah mengabarkan kepada kami Husain bin Abdurrahman dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Anas bin Malik berkata; Abu Thalhah membawa kurang lebih 3, 2 kilogram gandum, lalu dibuat santapan. Abu Thalhah kemudian berkata padaku, wahai Anas, pergilah dan temuilah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan undanglah, karena kau tahu bahwa kita mempunyai santapan. (Anas bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; maka saya menemui Nabi Shallallahu'alaihi wasallam ternyata beliau sedang bersama para sahabatnya. Saya sampaikan, sesungguhnya Abu Tholhah mengundang anda untuk makan. Lalu beliau berdiri dan ternyata Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam mengikutsertakan para sahabatnya dengan berkata, berdirilah kalian, ayo kita santap hidangan! lalu mereka berdiri. Saya berjalan di depannya sampai di tempat Abu Thalhah. Lalu saya memberitahukan padanya. (Abu Thalhah Radliyallahu'anhu) berkata; kamu telah membuat kita malu!. Saya berkata; saya tidak bisa menolak siapa yang diajak Rasulullah. Tatkala Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sampai di pintu, beliau bersabda pada mereka, masuklah kalian sepuluh-sepuluh. Ketika telah masuk maka dihidangkan makanan. Beliau makan bersama sepuluh orang tadi sampai mereka kenyang. Kemudian berkata kepada mereka, keluarlah kalian dan suruhlah masuk sepuluh orang lagi sampai semuanya masuk dan makan. (Abdurrahman bin Abu Laila Radliyallahu'anhu) berkata; berapa jumlah mereka? (Anas bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; meraka ada sekitar delapan puluh lebih. (Anas bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; dan (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) menyisakan untuk ahlul baitnya setelah mereka kenyang. (HR. Ahmad No.12946)

5. Isro dan Mi’roj.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهُ فِي صَدْرِي ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَلَمَّا جِئْتُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ جِبْرِيلُ لِخَازِنِ السَّمَاءِ افْتَحْ قَالَ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا جِبْرِيلُ قَالَ هَلْ مَعَكَ أَحَدٌ قَالَ نَعَمْ مَعِي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ نَعَمْ فَلَمَّا فَتَحَ عَلَوْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَإِذَا رَجُلٌ قَاعِدٌ عَلَى يَمِينِهِ أَسْوِدَةٌ وَعَلَى يَسَارِهِ أَسْوِدَةٌ إِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَسَارِهِ بَكَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ قُلْتُ لِجِبْرِيلَ مَنْ هَذَا قَال هَذَا آدَمُ وَهَذِهِ الْأَسْوِدَةُ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ نَسَمُ بَنِيهِ فَأَهْلُ الْيَمِينِ مِنْهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ وَالْأَسْوِدَةُ الَّتِي عَنْ شِمَالِهِ أَهْلُ النَّارِ فَإِذَا نَظَرَ عَنْ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى حَتَّى عَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَقَالَ لِخَازِنِهَا افْتَحْ فَقَالَ لَهُ خَازِنِهَا مِثْلَ مَا قَالَ الْأَوَّلُ فَفَتَحَ قَالَ أَنَسٌ فَذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ فِي السَّمَوَاتِ آدَمَ وَإِدْرِيسَ وَمُوسَى وَعِيسَى وَإِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُثْبِتْ كَيْفَ مَنَازِلُهُمْ غَيْرَ أَنَّهُ ذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ آدَمَ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَإِبْرَاهِيمَ فِي السَّمَاءِ السَّادِسَةِ قَالَ أَنَسٌ فَلَمَّا مَرَّ جِبْرِيلُ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِدْرِيسَ قَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا إِدْرِيسُ ثُمَّ مَرَرْتُ بِمُوسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا مُوسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِعِيسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا عِيسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَأَخْبَرَنِي ابْنُ حَزْمٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا حَبَّةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَا يَقُولَانِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوَى أَسْمَعُ فِيهِ صَرِيفَ الْأَقْلَامِ قَالَ ابْنُ حَزْمٍ وَأَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلَاةً فَرَجَعْتُ بِذَلِكَ حَتَّى مَرَرْتُ عَلَى مُوسَى فَقَالَ مَا فَرَضَ اللَّهُ لَكَ عَلَى أُمَّتِكَ قُلْتُ فَرَضَ خَمْسِينَ صَلَاةً قَالَ فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَاجَعْتُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى قُلْتُ وَضَعَ شَطْرَهَا فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ فَرَاجَعْتُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَاجَعْتُهُ فَقَالَ هِيَ خَمْسٌ وَهِيَ خَمْسُونَ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَقُلْتُ اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik berkata, Abu Dzar menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril Alaihis Salam. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala aku sudah sampai di langit dunia, Jibril Alaihis Salam berkata kepada Malaikat penjaga langit, 'Bukalah'. Malaikat penjaga langit berkata, 'Siapa Ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Jibril'. Malaikat penjaga langit bertanya lagi, 'Apakah kamu bersama orang lain? ' Jibril menjawab, "Ya, bersamaku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.' Penjaga itu bertanya lagi, 'Apakah dia diutus sebagai Rasul? ' Jibril menjawab, 'Benar.' Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ketika itu ada seseorang yang sedang duduk, di sebelah kanan orang itu ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang di sebelah kanannya ia tertawa, dan bila melihat ke kirinya ia menangis. Lalu orang itu berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, "Dialah Adam Alaihis Salam, dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahli surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahli neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangis.' Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua, Jibril lalu berkata kepada penjaganya seperti terhadap penjaga langit pertama. Maka langit pun dibuka'." Anas berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim semoga Allah memberi shalawat-Nya kepada mereka. Beliau tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut, kecuali bahwa beliau bertemu Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas melanjutkan, "Ketika Jibril berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia melewati Idris. Maka Idris pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Idris.' Lalu aku berjalan melewati Musa, ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Musa.' Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dan ia pun berkata, 'Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah 'Isa.' Kemudian aku melewati Ibrahim dan ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam.' Ibnu Syihab berkata, Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena yang menulis." Ibnu Hazm berkata, "Anas bin Malik menyebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza wajalla mewajibkan kepada ummatku shalat sebanyak lima puluh kali. Maka aku pergi membawa perintah itu hingga aku berjumpa dengan Musa, lalu ia bertanya, 'Apa yang Allah perintahkan buat umatmu? ' Aku jawab: 'Shalat lima puluh kali.' Lalu dia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan sanggup! ' Maka aku kembali dan Allah mengurangi setengahnya. Aku kemudian kembali menemui Musa dan aku katakan bahwa Allah telah mengurangi setengahnya. Tapi ia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu karena umatmu tidak akan sanggup.' Aku lalu kembali menemui Allah dan Allah kemudian mengurangi setengahnya lagi.' Kemudian aku kembali menemui Musa, ia lalu berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tetap tidak akan sanggup.' Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, Allah lalu berfirman: 'Lima ini adalah sebagai pengganti dari lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di sisi-Ku! ' Maka aku kembali menemui Musa dan ia kembali berkata, 'Kembailah kepada Rabb-Mu! ' Aku katakan, 'Aku malu kepada Rabb-ku.' Jibril lantas membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah-kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi." (HR. Bukhori No.336 dan Muslim No.237)

Dan masih banyak lagi mu’jizat Nabi Muhammad yang lainnya (seperti tubuh beliau mengeluarkan cahaya, pemberitahuan hal-hal gaib yang terbukti terjadi, mengobati sakit mata Sayyidina Ali dengan meludahinya, dll) yang sungguh luar biasa banyakknya, tetapi dengan dalil tersebut di atas sudah cukup untuk kita menyakini keRasulan Beliau dan bertambah cinta dan rindu kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.

(Referensi dari berbagai sumber)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www,instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Rabu, 09 September 2020

Kopi, Tasbih dan Menziarahi Wali Allah.

Kopi, Tasbih dan Menziarahi Wali Allah.

Habib Ahmad bin Hasan Al Attos, memberi sebuah ijazah secara tertulis yang diberikan kepada Syekh Yusuf An Nab'hani, yang kemudian ijazah sanad tersebut ditulis di salah satu kitab beliau yang berjudul "Jawahirul Bihar" halaman 1613 baris ke-6, dan ini saya kutip sebuah riwayat dari naskah ijazah tersebut:

ومما سمعته من سيدي العارف بالله أبي بكـر بن عبد الله بن طالب العطاس , قال : كان السيد أحمد بن علي بحـر القديمي يجتمع بالنبي صلي الله عليه وسلم يقظـة . فقال له يوما : أريـد أن أروي عنك حـديثاً بلا واسطة . فقال له : أحـدثك بثـلاثـة أحـاديث : الأول : ما زال ريح قهوة البن في فـم الإنسان تـسـتـغـفـر له الملائكة . الثاني : من اتخـذ سبحـة ليذكـر الله بها كتب من الذاكـرين الله كثـيـراً ، إن ذكـر بها أو لم يذكـر بها . والثالث : من وقـف بين يدي ولي لله حي أو ميـت فكأنما عبد الله تعالي في زوايا الأرض حتى تقطع إربـاً أربـاً . هكذا كما في "جواهر البحار في فضائل النبي المختار" ص ١٦١٣ خ ٦ . اهـ

Kurang lebih artinya :

Dan sebagian yang saya dengar dari guruku Sayyidi Abu Bakar Bin Abdullah bin Tholib Al Attos beliau berkata bahwa As Sayyid Ahmad bin Ali Bahr Al Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad dalam keadaan terjaga. Beliau berkata kepada Nabi : Wahai Rasulullah, saya ingin mendengar hadits dari engkau secara langsung tanpa perantara.

Rasulullah menjawab : Aku akan memberikan kepadamu tiga hadits :

Pertama : Selama bau biji kopi masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula Malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untuknya.

Kedua : Siapa saja yang membawa Subhah (tasbeh) dia akan dicatat sebagai orang yang berdzikir baik ia sedang gunakan berdzikir atau tidak.

Dan yang ketiga : Siapa saja yang menziarahi seorang wali baik yang masih hidup atau yang telah wafat, maka dirinya mendapat keutamaan pahala orang yang beribadah di setiap sudut bumi sampai dirinya terpotong-potong.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www,instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.

Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Berikut ini naskah aslinya dari kitab tersebut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyzjoEDQbvNe5pRWOY-bJA3qQYempVNoESTUlv3xZhBsYA1Opw5VrbaeYHNe66GpikECtn8jfgZNRMVefbrUYCx_BjiGfz0rmfyNxilyRRO3QDYrm56PqjRL1h4nV7SPRJ4FBr1JJ0DTZP/s1187/Screenshot_2018-07-18-07-28-26_com.mbr.camellia_1531873719253.jpg






Kamis, 03 September 2020

Hizib Nawawi.

Hizib Nawawi.

Orang yang mengamalkan hizib atau doa ini insya Allah akan memiliki kekuatan batin amat besar, setengah para ahli hikmah menjelaskan, seseorang yang memusuhi atau zalim kepada orang yang punya hizib ini, maka orang itu akan hancur dengan sendirinya.

Orang yang zalim kepada orang yang memiliki hizib ini maka ia pun akan banyak dizalimi orang lain, sebanding atau bahkan lebih besar dibandingkan kezaliman yang dilakukan pada pemegang hizib ini.

Hizib ini akan bereaksi keras, terutama kepada orang zalim, walau pengamal hizib ini tidak mendoakan keburukan kepada orang yang menzoliminya.

Hizib ini hendaknya untuk pertama kali untuk dibaca atau di amalkan sehabis sholat lima waktu sebanyak 7x dan diamalkan sebanyak 41x setiap malam selama satu minggu, jika sudah selesai mengamalkan satu minggu maka cukup dibaca 1x setiap habis sholat lima waktu.

Hizib ini juga bisa untuk menolong orang lain yang dalam keadaan bahaya, dengan cara membacakan hizib ini sebanyak 7x ulang lalu tiupkan pada air putih dan minumkan, maka insya Allah ia akan terhindar dari bahaya.

Peringatan : Jangan sekali-sekali membaca hizib ini waktu sedang naik kendaraan, karena bisa rusak kendaraan, apalagi membacanya dengan niat merusak. 

Silahkan di amalkan, ini bacaan hizibnya.

اللهم سَخِّرْ لَنَا، وَمَيِّلْ لَنَا، وَاجْذِبْ لَنَا، وَلَيِّنْ لَنَا قُلُوْبَ عِبَادِكَ أَجْمَعِيْنَ مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ، وَاجْلِبْ لَنَا خَوَاطِرَهُمْ بِالْمَحَبَّةِ الدَّائِمَةِ الْقَائِمَةِ عَلَى الدَّوَامِ بِدَوَامِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنْتَ مُقَلِّبُ الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارِ، يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ، يَا جَلِيْلُ يَا جَبَّارُ، أُنْصُرْنَا نَصْرًا عَزِيْزًا، وَافْتَحْ لَنَا فَتْحًا مُبِيْنًا، وَاخْذُلْ جَمِيْعَ أَعْدَائِنَا خِذْلَانًا كَبِيْرًا، فَدَمِّرْلَهُمْ تَدْمِيْرًا، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

ALLAHUMMA SAKhKhIR LANAA, WA MAYYIL LANAA, WAJDzIB LANAA, WA LAYYIN LANAA, QULUUBA ‘IBAADIKA AJMA’IINA MINAL JINNI WAL INSI, WAJLIB LANAA KhOWAAThIROHUM BIL MAHABBATID DAA-IMATIL QOO-IMATI ‘ALAD DAWAAMI BIDAWAAMIL LAILI WAN NAHAAR(I), WA ANTA MUQOLLIBUL QULUUBI WAL ABShOOR(I), YAA AZIIZU YAA GHOFFAAR(U), YAA JALIILU YAA JABBAAR(U), UNShURNAA NAShRON ‘AZIIZAN WAFTAH LANAA FATHA(N/M) MUBIINA(N), WAKhDzUL JAMII’A A’DAA-INAA KhIDzLAANAN KABIIRO(N), FADAMMIR LAHUM TADMIIRO(N), WAShALLALLAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA ShOHBIHI WA SALLAM(A), WALHAMDULILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN(A).

Ya Allah, tundukkanlah, cenderungkanlah, satukanlah dan lembutkanlah kepada kami semua hati hamba-Mu baik dari golongan jin dan manusia, dan himpunlah apa yang terlintas dihati mereka pada kami dengan semayamnya rasa cinta yang selamanya, selama kekalnya siang dan malam, dan Engkaulah yang membolak-balikkan hati dan penglihatan mata, Wahai Yang Maha Gagah Yang Maha Pengampun, Wahai Yang Maha Mulia Yang Maha Perkasa, tolonglah kami dengan kemenangan, dan bukalah kepada kami kemenangan yang gemilang, dan kalahkan seluruh musuh-musuh kami dan binasakanlah mereka dengan sehancur-hancurnya, dan semoga sholawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad dan para keluarga dan sahabatnya, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan doa atau hizib tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, Ajaztukum.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www,instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Do’a Al Habib Ali bin Husin Al Athos rhm.

Do’a Al Habib Ali bin Husin Al Athos rhm. 

اللهم بِحَقِّ مُحَمَّدٍ الَّذِىْ هَدَيْتَ بِهِ النَّاسْ وَجَلَيْتَ بِهِ الْأَغْلَاسْ وَبِحَقِّ عُمَرِ الْعَطَّاسْ، وَبِحَقِّ وَمَا حَوَاهُ كِتَابُ الْقِرْطَاسْ، وَكِتَابُ تَاجِ الْأَعْرَاسْ،  أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْحَاكِمِ بَيْنَ النَّاسْ،  وَ اَنْ تُنْزِلَ بِأَعْدَائِنَا كُلَّ بُؤْسٍ وَبَأسْ وَتَقْطَعَ مِنْهُمْ كُلَّ رَأسْ وَتُخَرِّبَ مِنْهُمْ كُلَّ سَاسْ وَتُنَزِّلَهُمْ مَنْزِلَةَ الْقَائِلِ لَامِسَاسْ وَ لَا تُخْلِفْهُمْ إِلاَّوَعْدَ الْهَلَاكِ وَالْإِفْلَاسْ وَالْبُعْدِ وَالطَّرْدِ وَالْإِبْلَاسْ يَاقَادِرُ يَاقَوِيِّ يَاعَزِيْزُ

ALLAHUMMA BIHAQQI MUHAMMADIN ALLADzII HADAITA BIHIN NAAS, WA JALAITA BIHIL AGhLAAS, WA BIHAQQI 'UMARIL 'AThThOOS, WA BIHAQQI WA MAA HAWAAHU KITAABUL QIRThOOS, WA KITAABU TAAJIL A'ROOS. AN TUShOLLIYA 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN AL HAAKIMI BAINAN NAAS, WA AN TUNZILA BI A'DAA-INAA KULLA BU-SIN WA BAAS, WA TAQThO'A MINHUM KULLA ROOS, WA TUKhORRIBA MINHUM KULLA SAAS, WA TUNAZZILAHUM MANZILATAL QOO-ILI LAA MISAAS, WA LAA TUKhLIFHUM ILLA WA’DAL HALAAKI WAL IFLAAS, WAL BU’DI WATh ThORDI WAL IBLAAS, YAA QOODIRU YAA QOWWIYU YAA ‘AZIIZU. 

Artinya : Ya Allah, Demi haq Nabi Muhammad, yang dengannya Engkau beri hidayah seluruh manusia, yang dengannya pula Engkau terangi kegelapan, dan demi haq Umar Al Athos, dan demi haq apa yang terkandung dalam kitab Al Qirthos, dan kitab taajil a’ros, hendaknya Engkau limpahkan sholawat kepada Sayyidina Muhammad yang menghakimi/mengalih antara manusia, Ya Allah, turunkanlah atas musuh-musuh kami segala kesengsaraan dan bencana, Ya Allah, tebaslah kepala mereka semuanya, Ya Allah, hancurkanlah seluruh pimpinan-pimpinan mereka, Ya Allah, kucilkanlah mereka dari seluruh makhluk-makhluk-Mu, Ya Allah. Jangan Engkau gantikan kepada mereka kecuali janji kebinasaan, kebangkrutan, kejauhan, pengusiran dan kebingungan, Wahai Yang Maha Kuasa/Mampu. Wahai Yang Maha Kuat, Wahai Yang Maha Mulia/Gagah.

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan doa tersebut di atas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, doa tersebut di baca 1x setiap habis sholat lima waktu, agar Allah menjaga dan melindungi kita dari musuh-musuh kita.

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/  
Instagram : http://www,instagram.com/shulfialaydrus/  
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/   
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/ 
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/  

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس