Jumat, 22 Juni 2012

Doa Yang Selalu Dibaca Oleh Para Waliallah.


Doa Yang Selalu Dibaca Oleh Para Waliallah.

اللهم اغفر لامة سيدنا محمد، اللهم ارحم امة سيدنا محمد، اللهم استر امة سيدنا محمد، اللهم اجبر امة سيدنا محمد، اللهم اصلح امة سيدنا محمد، اللهم عاف امة سيدنا محمد، اللهم احفظ امة سيدنا محمد، اللهم ارحم امة سيدنا محمد رحمة عامة يا رب العالمين، اللهم اغفر لامة سيدنا محمد مغفرة عامة يا رب العالمين، اللهم فرج عن امة سيدنا محمد فرجا عاجلا يا رب العالمين

Allaahummaghfirli ummati Sayyidinaa Muhammadin, Allaahummarham ummata Sayyidinaa Muhammadin, Allaahummastur ummata Sayyidinaa Muhammadin, Allaahummajbur ummata Sayyidinaa Muhammadin, Allaahumma ashlih ummata Sayyidinaa Muhammadin, Allaahumma 'aafi ummata Sayyidinaa Muhammadin, Allaahumma ahfadz ummata Sayyidinaa Muhammadin, Allaahummarham ummata Sayyidinaa Muhammadin rahmatan 'aammatan yaa robbal 'aalamiina, Allaahummaghfirli ummati Sayyidinaa Muhammadin maghfirotan 'aammatan yaa robbal 'aalamiina, Allaahumma farrij 'an ummati Sayyidinaa Muhammadin farajan 'aajilan yaa robbal 'aalamiina.

Artinya : Ya Allah, ampunilah dosa umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, rahmatilah umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, tutuplah kejelekan umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, sulamlah kekurangan umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, baguskanlah umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, sejahterakanlah umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, jagalah umat Sayyidina Muhammad saww., Ya Allah, rahmatilah umat Sayyidina Muhammad saww. dengan rahmat yang melimpah, wahai Tuhan semesta alam, Ya Allah, ampunilah dosa umat Sayyidina Muhammad saww. dengan ampunan yang melimpah, wahai Tuhan semesta alam, Ya Allah, lapangkanlah jalan umat Sayyidina Muhammad saww. dengan lelapangan yang meluas, wahai Tuhan semesta alam.

Asy-Syaikh Ma'ruf Al-Karkhi berkata : "Barangsiapa membaca setiap hari

اللهم ارحم امة سيدنا محمد

niscaya Allah mencatat ia termasuk wali 'abdal".

Dalam riwayat yang lain:

اللهم اصلح امة سيدنا محمد، اللهم فرج عن امة سيدنا محمد

dibaca tiga kali niscaya Allah mencatatnya termasuk wali 'abdal.

(Di dalam kitab Nashoihul 'Ibad => Asy-Syaikh Nawawi Al-Banteniy, Kitab Tanbihul Ghafilin => Abullaits Assamarqandi dan kitab Ihya Ulumiddin => Imam Al-Ghazali)

Jadi dengan kita membaca doa tersebut diatas setiap hari maka insya Allah kita akan dicatat sama Allah orang yang banyak berbuat baik kepada umat Sayyidina Muhammad saww. dan dicatat termasuk golongan para wali, khususnya wali 'abdal.

Alfaqir ijazahkan doa ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Sya'ir Bahar Wafir (Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali).




Sya'ir Bahar Wafir (Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali).

اتطلب ان تكون كثير مال .ويسمع منك قولك فى المقال
و من كل النساء ترى ودادا .تسربه و من كل الرجال
و يأتيك الغنا و ترى سعيدا .مهابا مكرما و كثير مال
و تكفى كل حادثة و مكر من الاعدا .و ممن كان والى
فقل يا حي يا قيوم الفا .مكملة على مر الليالى
بليل او نهار ان فى ما .اشرت اليه مرخص كل غال
فلازم ما ذكرت و لا تدعه .ففيه تبلغ الرتب العوالى

Atathlubu an takuuna katsiiro maali, wa yusma'u minka qouluka fil-maqooli,
wamin kullin-nisaa'i turoo' widaadan, tusarrubihii wa min kullir-jaali,
wa ya'tiikal-ghinaa wa turoo' sa'iidan, muhaaban mukraman wa katsiira maali,
wa tukfaa' kulla haaditsatin wa makrin, minal-a'daa wa mimman kaana waalii,
faqul yaa hayyu yaa qayyuumu alfan, mukammalatan 'alaa marril-layaalii,
bilailin au nahaarin anna fiimaa, asyartu ilaihi markhishu kulli ghaali,
falaazim maa dzakartu wa laa tada'hu, fafiihi tablughir-rutabal-'awaalii.

Artinya : "adakah engkau ingin banyak berharta, dan didengarkan omonganmu dalam forum bicara, juga memperoleh cinta yang menyejukan hati, dari setiap wanita dan kaum lelaki, serta kaya raya dan hidup bahagia, juga berwibawa, mulia dan banyak harta, engkau merantasi setiap peristiwa dan tipu daya, dari para seteru dan pihak yang berkuasa, maka bacalah "Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu" seribu kali, ditunaikan dengan sempurna setiap (malam) hari, boleh malam atau siang hari, karena pada yang demikian itulah, segala yang mahal menjadi murah, lakukanlah dengan kontinyu! jangan tertinggal atau lalai! karena, yah, dengan begitu, engkau kan mencapai tingkat yang tinggi.". (Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali)

يا حي يا قيوم الفا

YAA HAYYU YAA QAYYUUMU (Yang Maha Hidup Dan Yang Maha Berdiri Dengan Sendirinya) 1000x dalam sehari semalamnya, tapi yang utama
diamalkan/dibaca pada malam hari.

Saya ijazahkan amalan ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Selasa, 19 Juni 2012

Keutamaan bulan Sya'ban.


Keutamaan bulan Sya'ban.

رجب شهر الله، وشعبان شهري، ورمضان شهر أمتي

Nabi Saww. bersabda : "Bahwa Rajab itu bulan Allah, Sya'ban bulanKu dan Ramadhan adalah bulan ummat-Ku".

Hadis ini disebutkan dalam kita Al-Jami' karya Imam Suyuti. Para ulama menerangkan maksud hadis ini Rajab adalah bulan Istigfar, Sya'ban adalah bulan untuk memperbanyak Shalawat kepada Rasulullah Saww, dan Ramadhan adalah bulan memperbanyak bacaan Al-Qur'an.

Dari Nabi Saww., bahwa beliau bersabda :
"Keutamaan bulan Sya'ban diatas semua bulan itu seperti keutamaan saya diatas semua para Nabi dan keutamaan bulan Ramadhan diatas semua bulan itu seperti keutamaan Allah ta'aalaa diatas semua hambaNya".

Sabda Nabi Saww. :
"Tahukah kamu sekalian, mengapa dinamakan bulan Sya'ban? Mereka menjawab : "Allah dan RasulNya maha mengetahui. Beliau bersabda : "Karena didalam bulan itu bercabanglah kebaikan yang banyak sekali". ('Raudhatul 'Ulama)

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَكرٍ الصِّدِّيقِ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَائِشَةَ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ الْحَجَّاجِ و سَمِعْت مُحَمَّدًا يُضَعِّفُ هَذَا الْحَدِيثَ و قَالَ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ عُرْوَةَ وَالْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Al Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abu Katsir dari 'Urwah dari 'Aisyah dia berkata, Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, lalu saya keluar, ternyata saya dapati beliau sedang berada di Baqi', beliau bersabda: " Apakah kamu takut akan didzalimi oleh Allah dan Rasul-Nya?" saya berkata, wahai Rasulullah, saya mengira tuan mendatangi sebagian istri-istrimu, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah ta'ala turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya'ban, lalu mengampuni manusia sejumlah rambut (bulu) kambing." Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Bakar Ash shiddiq. Abu 'Isa berkata, hadits 'Aisyah tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini dari hadits Al Hajjaj. Saya mendengar Muhammad melemahkan hadits ini. Dia berkata, Yahya bin Abu Katsir belum pernah mendengar dari 'Urwah, sedangkan Al Hajjaj juga belum pernah mendengar hadits dari Yahya bin Abu Katsir. (HR. At Tirmidzi No.670)

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا ابْنُ أَبِي سَبْرَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah memberitakan kepada kami Ibnu Abu Sabrah dari Ibrahim bin Muhammad dari Mu'awiyah bin Abdullah bin Ja'far dari Bapaknya dari Ali bin Abu Thalib ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila malam nisfu Sya'ban (pertengahan bulan Sya'ban), maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar. " (HR. Ibnumajah No.1378)

حَدَّثَنَا حَسَنٌ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ حَدَّثَنَا حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا لِاثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ

Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah telah menceritakan kepada kami Huyai bin Abdullah dari Abu Abdurrahman Al Hubuli dari Abdullah bin 'Amru, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Allah Ta'ala mengamati makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan sya'ban, lalu Dia mengampuni dosa-dosa hamba-Nya kecuali dua saja; orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh seseorang." (HR. Ahmad No.6353)

Dari Abi Hurairah Ra. Beliau Nabi Saww. bersabda : "Telah datang kepadaku Jibril pada malam nisfi/pertengahan bulan Sya'ban dan dia berkata : "Hai Muhammad Saww. pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka. Maka berdirilah dan kerjakanlah shalat kemudian angkatlah kepalamu serta dua tanganmu kelangit:" Kata saya : "Hai Jibril, apakah artinya malam ini?" Dia menjawab : "Pada malam ini telah dibuka tiga ratus pintu rahmat, maka Allah ta'aalaa mengampuni semua orang  yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, melainkan orang ahli sihir, dukun, orang yang suka bermusuhan, peminum khamer/arak, orang yang selalu melacur atau pemakan harta riba atau orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang suka beradu domba dan memutuskan tali persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni sehingga mereka itu mau bertobat dan mau meninggalkan".

Dari Yahya bin Mu'aadz bahwa dia berkata : "Sesungguhnya didalam kata "Sya'baan" mengandung lima huruf, yang masing-masing huruf itu merupakan singkatan anugrah kepada orang-orang yang beriman. Syin kepanjangan kata syarafun wa ayafaa'atun artinya kemuliaan dan pertolongan; 'ain kepanjangan kata 'izzatun wa karaamatu artinya keperkasaan dan keutamaan; baa-un kepanjangan kata birrun artinya kebaikan;  alifun kepanjangan dari kata ulfatun artinya rasa kasih sayang; nuunun kepanjangan dari kata nuurun artinya cahaya".

Oleh karena itu telah diterangkan : "Bulan Rajab kesempatan membersihkan badan, bulan Sya'ban kesempatan membersihkan hati dan bulan Ramadhan kesempatan mensucikan jiwa. Maka sesungguhnya orang yang membersihkan badannya dibulan Rajab, seharusnya dia membersihkan hatinya dibulan Sya'ban, dan barang siapa yang membersihkan hatinya dibulan Sya'ban juga seharusnya membersihkan jiwanya dibulan Ramadhan. Maka kalau dia tidak membersihkan badannya dibulan Rajab dan tidak membersihkan hatinya dibulan Sya'ban, kemudian kapan/bagaimana dia bisa membersihkan jiwanya dibulan Ramadhan? Oleh karena itu sementara Hukama berkata : "Sungguh bulan Rajab itu kesempatan untuk mohon ampunan dari segala dosa, bulan Sya'ban kesempatan untuk memperbaiki hati dari segala macam cela dan bulan Ramadhan untuk menerangkan hati/membersihkan hati/jiwa Lailatul Qadar untuk mendekatkan diri kepada Allah ta'aalaa". (Zubdatul Waa'izdiina)

Dari Habib Ahmad bin Novel bin Jindan :  "Bulan Rajab adalah dimana kita menanam, bulan Sya'ban dimana kita mengairi, dan bulan Ramadhan dimana kita memetik"

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu An-Nadhar dari Abu Salamah dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedemikian sering melaksanakan shaum hingga kami mengatakan seolah-olah beliau tidak pernah berbuka (tidak shaum), namun beliau juga sering tidak shaum sehingga kami mengatakan seolah-olah Beliau tidak pernah shaum. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan dan aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa (sunnat) kecuali di bulan Sya'ban". (HR. Bukhori No.1833 dan No.1834)

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata, saya telah membacakan kepada Malik dari Abu Nadlr Maula Umar bin Ubaidullah, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata; "Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadlan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban." (HR. Muslim No.1956)

أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ لِيَكُونَا شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ وَكَانَ يَصُومُ مِنْ الشَّهْرِ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ

Telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Israil dari Manshur dari Salim dari Abu Salamah dari Ummu Salamah ia berkata, "Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan puasa penuh satu bulan kecuali pada bulan Sya'ban. Karena beliau menyambungnya dengan bulan Ramadan agar menjadi dua bulan berturut-turut. Kadang beliau berpuasa (dalam sebagian bulan) hingga kami berkata 'Beliau tidak pernah berbuka'. Dan kadang beliau berbuka hingga kami berkata 'Beliau tidak pernah berpuasa'." (HR. Ad Darimi No.1676)

أَخْبَرَنَا شُعَيْبُ بْنُ يُوسُفَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ يَصِلُ شَعْبَانَ بِرَمَضَانَ

Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib bin Yusuf dan Muhammad bin Basysyar -dan lafadz ini miliknya- mereka berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman dia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Salim dari Abu Salamah dari Ummu Salamah dia berkata; "Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa dua bulan berturut-turut, hanya saja beliau menyambung bulan Sya'ban dengan Ramadlan." (HR. An Nasa’I No.2146)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أُمِّ سَلَمَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ أَيْضًا عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُهُ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَلِكَ وَرُوِيَ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ أَنَّهُ قَالَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ قَالَ هُوَ جَائِزٌ فِي كَلَامِ الْعَرَبِ إِذَا صَامَ أَكْثَرَ الشَّهْرِ أَنْ يُقَالَ صَامَ الشَّهْرَ كُلَّهُ وَيُقَالُ قَامَ فُلَانٌ لَيْلَهُ أَجْمَعَ وَلَعَلَّهُ تَعَشَّى وَاشْتَغَلَ بِبَعْضِ أَمْرِهِ كَأَنَّ ابْنَ الْمُبَارَكِ قَدْ رَأَى كِلَا الْحَدِيثَيْنِ مُتَّفِقَيْنِ يَقُولُ إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ كَانَ يَصُومُ أَكْثَرَ الشَّهْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رَوَى سَالِمٌ أَبُو النَّضْرِ وَغَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَ رِوَايَةِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan dari Manshur dari Salim bin Abu Al Ja'd dari Abu Salamah dari Ummu Salamah dia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya'ban dan Ramadlan. Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari 'Aisyah. Abu 'Isa berkata, hadits Ummu Salamah merupakan hadits hasan. Hadits ini telah diriwayatkan dari Abu Salamah dari 'Aisyah bahwa dia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam lebih banyak berpuasa kecuali pada bulan Sya'ban, beliau dulu sering berpuasa pada bulan Sya'ban kecuali beberapa hari saja bahkan beliau sering berpuasa sebulan penuh. Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami 'Abdah dari Muhammad bin Amru telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari 'Aisyah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti diatas. Dan diriwayatkan dari Ibnu Mubara bahwasanya dia berkata, menurut kaedah bahasa arab, hukumnya boleh mengungkapkan puasa sebulan kurang dengan ungkapan puasa sebulan penuh, sebagaimana dikatakan fulan terjaga sepanjang malam (beraktifitas terus) padahal dia hanya makan malam dan melakukan beberapa urusan. Berdasarkan pernyataan tadi, sepertinya Ibnu Mubarak melihat dua hadits diatas memiliki korelasi arti yang sama, dia berkata, sesungguhnya makna hadits diatas ialah Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam lebih banyak berpuasa pada bulan Sya'ban. Abu 'Isa berkata, Salim Abu Nadlr dan yang lainnya telah meriwayatkan hadits ini dari Abu Salamah dari 'Aisyah seperti riwayatnya Muhammad bin Amru. (HR. At Tirmidzi No.668)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَقِيَ نِصْفٌ مِنْ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ عَلَى هَذَا اللَّفْظِ وَمَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنْ يَكُونَ الرَّجُلُ مُفْطِرًا فَإِذَا بَقِيَ مِنْ شَعْبَانَ شَيْءٌ أَخَذَ فِي الصَّوْمِ لِحَالِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يُشْبِهُ قَوْلَهُمْ حَيْثُ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقَدَّمُوا شَهْرَ رَمَضَانَ بِصِيَامٍ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ ذَلِكَ صَوْمًا كَانَ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ وَقَدْ دَلَّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّمَا الْكَرَاهِيَةُ عَلَى مَنْ يَتَعَمَّدُ الصِّيَامَ لِحَالِ رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Muhammad dari Al 'Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Jika telah masuk pada pertengahan bulan Sya'ban, maka janganlah kalian berpuasa." Abu 'Isa berkata, hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan shahih, kami tidak mengetahui kecuali melalui jalur ini dengan lafadz seperti di atas. Arti dari hadits diatas menurut sebagian ulama ialah jika seseorang tidak terbiasa berpuasa kemudian ketika masuk pada pertengahan bulan Sya'ban baru ia mulai berpuasa karena (menyambut) bulan Ramadlan. Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti makna yang diterangkan oleh mereka, yaitu beliau Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Janganlah kalian berpuasa beberapa hari menjelang bulan Ramadlan kecuali jika bertepatan hari puasa yang biasa kalian lakukan." Hadits ini menunjukan larangan bagi orang yang sengaja berpuasa menjelang datangnya puasa Ramadlan. (HR. At Tirmidzi No.669)

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ قَالَ وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِ أَبِي بِخَطِّ يَدِهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَبُو سُفْيَانَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَحَرَّى صَوْمَ شَعْبَانَ وَصَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; "Saya menemukan hadits ini di dalam kitab ayahku yang ditulis dengan tangannya.", telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid Abu Sufyan, dari Sufyan, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. sangat menjaga puasa sya'ban, dan puasa senin dan kamis. (HR.Ahmad No.23369)

حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَ قُلْتُ أَيْ أُمَّهْ كَيْفَ كَانَ صِيَامُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَلَمْ أَرَهُ يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad yaitu Ibnu Umar dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Aisyah dia (Abu Salamah) Berkata; wahai ibu bagaimana puasa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? (Aisyah) Berkata; "Beliau sedemikian sering melakukan puasa sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak pernah berbuka (tidak berpuasa), namun beliau juga sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengatakan bahwa beliau jarang berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat beliau lebih banyak melakukan puasa di suatu bulan daripada puasa beliau di bulan sya'ban. Sungguh beliau puasa sya'ban tidak sedikit bahkan beliau berpuasa sya'bah sebulan penuh." (HR. Ahmad No.24154)

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Manshur dari Salim bin Abi Al Ja'd dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam berpuasa Sya'ban dan Ramadlan. (HR. Ahmad No.25308)

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Abu Nadlr mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa terus menerus hingga kami berkata, beliau tidak pernah berbuka. Beliau juga pernah berbuka terus menerus hingga kami berkata, bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melengkapi puasanya satu bulan penuh kecuali bulan Ramadan. Dan aku tidak melihatnya banyak berpuasa dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya'ban." (HR. Malik No.601)

Dari Nabi Saww. bersabda :
"Barang siapa berpuasa tiga hari dari permulaan bulan Sya'ban dan tiga hari dipertengahan bulan Sya'ban serta tiga hari diakhir bulan Sya'ban, maka Allah ta'aalaa mencatat baginya seperti pahala tujuh puluh Nabi, dan seperti orang yang beribadah kepada Allah ta'aalaa selama tujuh puluh tahun dan apabila dia mati ditahun itu maka dia sebagai orang yang mati syahid".

Dari Nabi Saww. bersabda :
"Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya'ban, bertaqwa kepada Allah dan bertaat kepadaNya serta menahan diri dari perbuatan ma'syiyat/durhaka, maka Allah ta'aalaa mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya didalam satu tahun itu dari segala macam bencana dan dari bermacam-macam penyakit". (Zubdatul Waa'izdiina)

Diceritakan dari Muhammad bin Abdullah Az-Zaahidiy bahwa dia berkata : "Kawan saya Abu Hafshin Al-Kabir telah meninggal dunia, maka saya juga menyalati jenazahnya. dan saya tidak mengunjungi kuburnya selama delapan bulan. Kemudian saya bermaksud akan menengok kuburnya. Ketika saya tidur dimalam hari saya bermimpi melihatnya dia sudah berobah mukanya menjadi pucat, maka saya bersalam kepadanya dan dia tidak membalasnya. Kemudian saya berkata/bertanya kepadanya : "Subhaanallaahi / Maha Suci Allah, mengapa engkau tidak membalas salam saya?".  Dia menjawab : "Membalas salam adalah ibadah, sedang kami sekalian telah terputus dari ibadah". Kata saya : "Mengapa saya melihat wajahmu berubah, padahal sungguh engkau dahulu berwajah bagus?". Dia menjawab : "Ketika saya dibaringkan didalam kubur, telah datang satu Malaikat dan duduk disebelah kepala saya seraya berkata : "Hai situa yang jahat, dan dia menghitung semua dosa saya dan semua perbuatan saya yang jahat bahkan diapun memukul saya dengan sebatang kayu sehingga badan saya terbakar". Kuburpun berkata kepada saya : "Apakah engkau tidak malu kepada Tuhanku?". Kemudian kuburpun menghimpit saya dengan himpitan yang kuat sekali sehingga tulang-tulang rusukku menjadi bertebaran dan sendi-sendi  tulangkupun menjadi terpisah-pisah sedang saya dalam siksa sampai malam pertama bulan Sya'ban". Waktu itu ada suara mengundang dari atas saya : "Hai Malaikat, angkatlah batang kayumu dan siksamu dari padanya, karena sesungguhnya dia pernah menghidupkan/mengagungkan satu malam dari bulan Sya'ban selama  hidupnya dan pernah berpuasa pula satu hari dibulan Sya'ban". Maka Allah ta'aalaa menghapuskan siksa dari padaku dengan sebab aku memuliakan malam hari di bulan Sya'ban dengan shalat dan berpuasa satu hari dibulan Sya'ban; kemudian Dia Allah ta'aalaa member kegembiraan kepada saya dengan sorga dan kasih sayangNya".

Dari Nabi Saww. bersabda : "Barang siapa yang menghidupkan malam dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adh-ha) dan setengah dari bulan Sya'ban, maka hatinya tidak akan mati disaat semua hati sama mati". (Zahratur Riyaadhi)

Dari 'Aisyah ra., ia berkata :
"Tidak pernah Rasulullah Saww. berpuasa dari suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Sungguh beliau berpuasa penuh pada bulan Sya'ban".  Dan didalam riwayat yang lain dikatakan : "Beliau berpuasa pada bulan Sya'ban, kecuali sedikit (beberapa hari saja beliau tidak berpuasa)". (HR.Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Saww. ditanya tentang : "Wahai Rasulullah, kami belum pernah melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan lain, seperti engkau berpuasa pada bulan Sya'ban". Rasul Saww. bersabda : "Itulah bulan yang dilupakan oleh manusia, antara Rajab dan Ramadhan. Yaitu bulan dimana amal-amal manusia dilaporkan kepada penguasa alam  semesta. Maka aku lebih suka bila amalku dilaporkan sementara aku sedang berpuasa". (HR.Ahmad)

Diriwayatkan dari 'Atha-i bin Yasari Ra. bahwa dia berkata : "Tidak ada satu malam sesudah malam Qadar (Lailatul Qadar) yang lebih utama kecuali dari malam setengah bulan Sya'ban".

Niat Puasa Sya’ban :

نويت صوم شهر شعبان سنة لله تعالى

NAWAITU SHAUMA SYAHRI SYA’BAN SUNNATAN LILLAHI TA'ALA.

Artinya : “ Saya niat puasa bulan sya’ban, sunnah karena Allah Ta’ala.”


Dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang keutamaan bulan Sya’ban dan Nisfu (pertengahan) Sya’ban.

Wahai Saudara-saudariku jadikanlah dibulan Sya'ban ini kita banyak-banyak berpuasa dan beramal shaleh menghidupkan sunnah Nabi Saww. serta memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Saww, agar kita diridhai oleh Allah Swt. dan mendapat syafa'at dari Rasulallah Saww., serta tidak menjadi orang yang merugi diakhirat nanti karena mengetahui keutamaan bulan Sya'ban dan pahala/ganjaran dari shalawat kepada Nabi Saww. karena "siapa yang cinta pada sesuatu hal maka ia akan sering menyebut-nyebutnya".


Huwallaahu A'lam Bisawab.


محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Senin, 18 Juni 2012

Memperbanyak Shalawat Di Malam Jum’at dan Di Hari Jum’at.




Memperbanyak Shalawat Di Malam Jum’at dan Di Hari Jum’at.

 إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Innallaaha wa malaaikatahu yusholluuna 'alan nabi, yaa ayyuhalladziina amanuu sholluu 'alaihi wa sallimuu taslima.

Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S Al-Ahzab (33) ayat 56)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَىَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum'at dan malam Jum'at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro)

Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku  pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti”. (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ يَعْنِي بَلِيتَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Ali dari 'Abdurrahman bin Jabir dari Abu Al Asy'ats Ash Shan'ani dari Aus bin Aus ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya hari yang paling utama dari hari-hari kalian adalah hari jum'at, pada hari itu Adam diciptakan, sangkakala ditiup dan di hari itu datang hari kiamat. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku. " Seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami bisa sampai kepadamu, sementara engkau telah tiada dan jasadmu telah hancur?" Beliau menjawab: "Allah telah mengharamkan bagi bumi untuk makan jasad para Nabi. " (HR. Ibnumajah No.1075)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ يَعْنِي بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Ali dari 'Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abul Asy'ats Ash Shan'ani dari Aus bin Aus ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang paling utama dari hari-hari kalian adalah hari jum'at, pada hari itu Adam diciptakan, sangkakala ditiup, dan manusia sadar dari pingsannya. Maka perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari itu, sebab shalawat kalian diperlihatkan kepadaku. " Seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya shalawat kami diperlihatkan kepadamu, padahal dirimu telah meninggal?" beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi. " (HR. Ibnumajah No.1626)

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ سَوَّادٍ الْمِصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَيْمَنَ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيٍّ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنَّهُ مَشْهُودٌ تَشْهَدُهُ الْمَلَائِكَةُ وَإِنَّ أَحَدًا لَنْ يُصَلِّيَ عَلَيَّ إِلَّا عُرِضَتْ عَلَيَّ صَلَاتُهُ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا قَالَ قُلْتُ وَبَعْدَ الْمَوْتِ قَالَ وَبَعْدَ الْمَوْتِ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ فَنَبِيُّ اللَّهِ حَيٌّ يُرْزَقُ

Telah menceritakan kepada kami Amru bin Sawad Al Mishri berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb dari Amru bin Al Harits dari Sa'id bin Abu Hilal dari Zaid bin Aiman dari Ubadah bin Nusay dari Abu Darda ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari jum'at, sesungguhnya ia disaksikan, disaksikan para Malaikat. Sungguh, sekali-kali tidaklah salah seorang dari kalian bershalawat kepadaku kecuali shalawatnya akan ditampakkan kepadaku hingga dia selesai. " Abu Darda berkata: "Aku bertanya, "Setelah meninggal juga?" Beliau menjawab: "Ya, setelah meninggal, sesungguhnya Allah mengharamkan bagi bumi untuk memakan tubuh para nabi, maka Nabi Allah akan selalu hidup dan diberi rizki. " (HR. Ibnumajah No.1627)

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ يَقُولُونَ بَلِيتَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abu Al Asy'Ats Tsauri Ash Shan'ani dari Aus bin Aus dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama adalah hari Jum'at, pada hari itu Adam di ciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu juga ditiup (sangkakala) dan pada hari itu juga mereka pingsan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku -karena- shalawat kalian akan disampaikan kepadaku." Aus bin Aus berkata; para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah Shalallahu, bagaimana mungkin shalawat kami bisa disampaikan kepadamu, sementara anda telah tiada (meninggal)? -atau mereka berkata; "Telah hancur (menjadi tulang) "- Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Daud No.883)

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْجُعْفِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ قَالَ يَقُولُونَ بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ

Telah menceritakan kepada Kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada Kami Al Husain bin Ali Al Ju'fi dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abu Al Asy'ats Ash Shan'ani dari Aus bin Aus, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Hari Jum'at adalah diantara hari-hari kalian yang terbaik, maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, karena sesungguhnya shalawat kalian disampaikan kepadaku." Para sahabat bertanya; wahai Rasulullah, bagaimana shalawat Kami disampaikan kepadamu, sementara anda telah meninggal? Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta'ala telah mengharamkan jasad para nabi shallAllahu 'alaihim wa sallam atas tanah." (HR. Abu Daud No.1308)

أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ يَعْنِي بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

Telah mengabarkan kepada kami Utsman bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Ali dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abu Al Asy'ats Ash Shan'ani dari Aus bin Aus ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya hari kalian yang paling utama adalah hari Jum'at, padanya Adam di ciptakan, padanya ia diberi ruh, dan padanya terjadi Ash sha'qah (suara keras yang menyebabkan orang-orang pingsan). Maka perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari itu, sesungguhnya shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku." Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami diperlihatkan kepadamu, sementara anda telah meninggal? Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas tanah untuk memakan jasad para Nabi." (HR. Ad Darimi No.1526)

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ أَيْ يَقُولُونَ قَدْ بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ السَّلَام

Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur dia berkata; telah menceritakan kepada kami Husain Al Ju'fi dari 'Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abul Asy'ats Ash Shan'ani dari Aus bin Aus dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam beliau bersabda: "Hari kalian yang paling utama adalah hari Jum'at -karena- pada hari itu Nabi Adam dicipta, pada hari itu beliau diwafatkan, pada hari itu ditiupnya terompet (menjelang kiamat), dan pada hari (mereka) dijadikan pingsan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku -karena- shalawat kalian disampaikan kepadaku." Mereka (para sahabat) berkata; "Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bagaimana mungkin shalawat kami bisa disampaikan kepada engkau, sedangkan engkau telah meninggal? -atau mereka berkata; "Telah hancur (tulangnya) "- Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam lalu berkata: "Allah Azza wa Jalla mengharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi 'Alaihimus Salam." (HR. An Nasa’I No.1357)

قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْجُعْفِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ عَلَيْكَ صَلَاتُنَا وَقَدْ أَرِمْتَ يَعْنِي وَقَدْ بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ

berkata; telah menceritakan kepada kami Husain bin 'Ali Al Ju'fi dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abu Al Asy'ats As-Shan'ani dari Aus bin Aus berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hari yang paling utama di antara kalian adalah Hari Jumat, karena pada hari itu Adam dicipta, diwafatkan, ditiupkan ruh, dan pingsan, maka perbanyaklah pada hari itu dengan shalawat terhadapku. Sesungguhnya shalawat kalian sampai kepadaku." Kami berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami sampai kepada engkau sedangkan engkau telah hancur?". Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah AzzaWaJalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi Shallallahu'alaihiwasallam." (HR. Ahmad bin Hanbal No.15575)


Dan masih banyak lagi dalil-dalilnya yang lain kesunnahan untuk memperbanyak bersholawat kepada Nabi Muhammad saww. pada malam Jum’at dan hari Jum’at.

Hayo kita perbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saww. khususnya malam Jum’at dan hari Jum’at.. :)


محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Sabtu, 16 Juni 2012

Mendapat Ampunan Dosa Dari Allah Hingga Hari Kiamat.



Mendapat Ampunan Dosa Dari Allah Hingga Hari Kiamat. 



Ada suatu riwayat yang mengatakan barangsiapa berdoa untuk 10 kelompok manusia tersebut dibawah ini, maka Allah mengampuni dosa-dosanya hingga hari kiamat!



Inilah doanya :

اللهم أدخل على أهل القبور السرور

Allaahumma adkhil 'alaa ahlil-qubuuris-suruuri.
(Ya Allah, masukkanlah kebahagiaan kepada para penghuni kubur)

اللهم أغن كل فقير

Allaahumma aghni kulla faqiirin.
(Ya Allah, kayakanlah semua yang miskin)

اللهم أشبع كل جائع

Allaahumma asybi' kulla jaa-i'in.
(Ya Allah, kenyangkanlah semua yang lapar)

اللهم أكس كل عريان

Allaahumma aksu kulla 'uryaanin.
(Ya Allah, berikanlah pakaian pada semua yang telanjang)

اللهم أقض دين كل مدين

Allaahumma aqdhi daina kulla madiinin.
(Ya Allah, tunaikanlah hutang semua yang berhutang)

اللهم فرج عن كل مكروب

Allaahumma farrij 'an kulli makruubin.
(Ya Allah, lapangkanlah setiap orang yang menderita kesulitan)

اللهم رد كل غريب

Allaahumma rudda kulla ghoriibin.
(Ya Allah, bebaskanlah semua yang tertawan)

اللهم فك كل أسير

Allaahumma fukka kulla asiirin.
(Ya Allah, kembalikanlah orang-orang yang hilang)

اللهم أصلح كل فاسد من أمور المسلمين

Allaahumma ashlih kulla faasidin min umuuril-muslimiina.
(Ya Allah, perbaikilah semua yang rusak dari urusan kaum muslimin)

اللهم أشف كل مريض

Allaahumma asyfi kulla mariidhin.
(Ya Allah, sembuhkanlah semua yang sakit)


Alfaqir ijazahkan doa ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)


محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Amalan-amalan untuk bermimpi ketemu Nabi Muhammad saww.

Amalan-amalan untuk bermimpi ketemu Nabi Muhammad saww.

Di dalam KITAB MAGHNATHISUL QABUL FIL WUSHUL ILAA RU’YATI  SAYYIDINAR RASUL SAW (MAGHNATIS: RISALAH METODE BERJUMPA  RASULULLAH SAW) buah karya dari Sayyid Hasan Muhammad syiddad  ba Umar. Pengantar kitab ini adalah Habib Abdurrahman bin  Syech Al-Atthas, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masyhad,  Sukabumi.. Kitab yang sangat bagus karena diberi sambutan /  referensi oleh beberapa Ulama besar.

Diantaranya:

Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Asseqaf
Al-Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad
Al-Habib Abu Bakar bin Ali Al-Masyhur
Al-Habib Hasyim Al-Idrus
Al-Habib Abdul Qadir Jilani bin Salim Al-Khird
As-Sayyid Abdurrahman bin Ahmad Al-Kaff
As-Sayyid Ali bin Abdullah bin Husein Asseqqaf
As-Sayyid Muhammad bin said bin Al-Baidh
As-Syekh Husein Shaleh Al-Masibily
As-Syekh Abdur Rahiim Syekh Ali Musa
As-Syekh Abdullah Sirajuddin
As-Syekh Musa Abduh Yusuf
As-Syekh Shaleh Al-Syekh Al-Abbassy
As-Syekh Ahmad Al-Badawi bin Usman Al-Barawy

Beliau-beliau diatas menyatakan bahwa Kitab ini MAGHNATHISUL QABUL FIL WUSHUL ILAA RU’YATI SAYYIDINAR RASUL, adalah satu kitab yang terjamin ke shahihannya dan berdasarkan dalil yang  kuat juga dari Ijazah yang bersambung secara berantai  sanadnya. Merupakan pedoman bagi para Muhibbin yang bercita- cita untuk dapat bertemu dengan Junjungan Yang Mulia Sayyidina wa Habibina wa Maulana Rasulullah Muhammad bin Abdillah SAW.
Perangkum kitab ini merangkumnya kedalam tiga bahasan pokok  dalam merajut kecintaan dan menjalin keterpautan hati kepada  Nabi SAW secara sistematis dan proporsional berdasarkan Al- Qur’an, As-Sunnah, dan wacana para salaf dan khalaf melalui  pengamalan sholawat. Perjumpaan yang dimaksud adalah dengan  melalui mimpi dan diharapkan berlanjut ke alam nyata.

Mimpi merupakan yang pertama nampak dari wahyu kenabian kepada  Rasulullah SAW sebagaimana yang diterangkan dalam hadist yang  diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya pada bahasan Ta’bir dan oleh Muslim pada bahasan Al-Imam (hadist no: 252). Kata  RU’YAH digunakan untuk mimpi yang disukai, sedangkan kata HULUM untuk mimpi yang tidak disukai. Terkadang kata Ru’yah  digunakan untuk keduanya. Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh  Bukhari Muslim pada bahasan itu- dari Abu Qatadah bahwa Nabi  SAW bersabda: “ Ru’yah yang benar berasal dari Allah dan  Hulum yang buruk berasal dari Syetan.”

Sayyid Allamah Abdullah bin Alwi Al-Haddad Ra pernah ditanya  tentang Ru’yah dan beliau mengatakan, ”Mimpi adalah bagian  dari kenabian dan memiliki alam tersendiri, malah mimpi  merupakan dinding pemisah antara kasyf yang bersifat bathin  dengan kesadaran (yagdhah) yang bersifat zhohir”. Kewalian  biasanya diawali dengan mimpi sebagaimana yang di awali oleh  Rasulullah SAW pada awal kenabian. Namun tidak setiap mimpi  yang diawali oleh seseorang bersifat demikian.

Orang yang suka mencampur adukkan yang haq dengan yang batil  kecil kemungkinannya untuk mendapatkan mimpi yang benar  (Shidig).

Syarat bermimpi yang benar adalah bersikap jujur dan  menjauhkan diri dari khayalan-khayalan buruk.

Allah memuliakan para pecinta Nabinya dengan kemampuan melihat  Rasulullah SAW ketika tidur sebagai perwujudan dari mengutamakan dan memuliakan beliau SAW adalah pangkat yang  paling agung yang didambakan dan diharapkan oleh setiap insan  yang mencintai beliau.

Sesuai dengan sabda Nabi SAW,”Tidak beriman (dengan sempurna)  satu diantara kamu, sehingga aku lebih dicintainya dari pada  dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya dan setiap manusia.”
Setelah Allah menganugerahi para pecinta dengan kemampuan  melihat Nabi-NYA SAW dikala tidur, kedudukan mereka menjadi  tinggi dengan memperbanyak bacaan sholawat dan salam sambil  mengikuti jejak beliau yang sempurna, sehingga Allah Yang Maha  Mulia memberi mereka keutamaan.

Mereka mampu melihat beliau dan berkumpul bersama beliau dalam  keadaan terjaga. Itulah yang termasuk pangkat yang tinggi dan  derajat yang agung.

Sebagaimana sabda beliau SAW, ”Barangsiapa melihat aku diwaktu  tidur maka dia benar-benar melihat aku, karena sesungguhnya  setan tidak mampu menyerupai aku”. (Sungguh benar Nabi SAW  yang benar dan dibenarkan).

Setelah itu beliau memberi kabar gembira kepada kita:  “Barangsiapa melihat aku diwaktu tidur, maka dia akan melihat  aku di waktu terjaga atau (dia seakan-akan melihat aku di  waktu terjaga) setan tidak dapat menyerupai aku”. (HR.Bukhari,  Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi).

Diantara syarat-syarat Mahabbah kepada Rasul SAW adalah:

Taqwa dan Istiqomah yang sempurna. Karena merupakan azaz yang  kokoh dalam semua amal ibadah disamping niat yang benar   dengan ikhlas.

Didalam mengikuti jejak rasul SAW ada 3 faedah yang besar dan  agung:

* Dicintai Oleh Allah SWT.
* Taat kepada Rasulullah SAW.
* Diampuni dosa-dosanya.

Tersebut didalam kitab Mafatihul Mafatih: Barangsiapa bisa  bermimpi melihat Rasulullah SAW dikala tidur, maka dia akan  mendapatkan Husnul Khotimah dan syafaat beliau, mendapatkan  surga dan Allah mengampuninya serta kedua orang tuanya- jika  keduanya muslim. Dia termasuk yang mengkhatamkan Qur’an  sebanyak 12 kali, sakaratul maut terasa ringan baginya, siksa  kubur dihilangkan dari padanya, diselamatkan dari kesulitan da  hari kiamat dan tercapai hajatnya didunia dan akhirat dengan  kasih sayang dan karunia-NYA.

Ketahuilah bahwasanya mimpi melihat beliau SAW adalah Haq.  Mimpi adalah suatu keterbukaan yang tidak bisa terjadi kecuali  dengan hilangnya penutup / Hijab dari hati.Oleh karena itu  tidak bisa dipercaya kecuali mimpi seseorang laki-laki shaleh  dan benar ucapannya. Adapun orang yang banyak kebohongannya,  tidaklah benar mimpinya. Orang yang banyak kerusakan dan  perbuatan maksiatnya akan gelap hatinya, sehingga apa yang  dilihatnya adalah bunga-bunga tidur.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya orang yang diberi Taufiq oleh  Allah SWT dan dimuliakan dengan melihat Nabi SAW, terkadang  dia melihat beliau dalam bentuk-bentuk yang banyak. Hal ini  kembali kepada perilaku orang yang melihat beliau, karena  perobahan tingkah lakunya, istiqomahnya, dan khaufnya kepada  Allah, disertai cara-cara menunaikan ibadah-ibadah fardhu  dengan benar. Apabila amalan orang yang melihat Rasul SAW  baik, maka baik pula baginya bentuk dan rupa beliau. Terkadang  beliau nampak dengan sifat-sifat yang dimilikinya, kendatipun  demikian beliau diatas segala sifat-sifat itu dari kebagusan,  kesempurnaan, kedermawanan, cahaya dan rahasia beliau yang  merupakan sifat-sifat Mulia yang tidak diketahui kecuali Tuhan  Yang Maha Pencipta lagi Maha Agung.

Orang yang berkeinginan untuk melihat Rasulullah SAW wajib  menambah:

1. Sikap merendahkan diri kepada Allah SWT.
2. Beradab bersama Rasulullah SAW.
3. Memandang sesuatu sesuai yang disenangi dan di Ridhai Oleh  Allah dan Rasul-NYA.
4. Menjauhi semua tempat yang tidak di Ridhai oleh Allah dan  Rasul-NYA.

Dan berikut ini adalah contoh beberapa faedah untuk tujuan  yang dimaksud, maka bangun dan berjuanglah, ambillah dia untukmu dan semoga kita dapat menyaksikan Ke Maha Murahan dan  Ke Maha Agungan Allah yang Maha Penolong dan pemberi Taufiq.

Faedah beberapa surah di dalam Al-Qur’an untuk tujuan berjumpa (Mimpi) kepada Rasulullah SAW.

1. Surah Al-Kautsar
Barangsiapa membacanya dimalam hari 1.000 kali, maka dia akan  bermimpi melihat Nabi SAW. (Mujarab Shahih)

2. Surah Al-Muzammil
Barangsiapa ingin melihat Nabi SAW maka bacalah surah itu  sebanyak 41 kali. Maka dia pasti akan melihat beliau SAW.  (Mujarab shohih)

3. Surah Al-Qodr
Dibaca pada malam jum’at 1.000 kali maka dia tidak akan mati  sebelum melihat Nabi SAW. (Mujarab)

4. Surah Al- Qurays
Dibaca malam jum’at 1.000 kali, kemudian tidur dalam keadaan suci maka dia akan melihat Nabi SAW didalam tidurnya dan  tercapai maksud serta tujuannya. (Mujarab)

5. Surah Al-Ikhlas
Riwayat Ibnu Abbas: Dibaca malam hari 1.000 kali, maka dia  akan melihat Nabi SAW didalam tidurnya. (Mujarab)

Dibagian lain Ibnu Abbas menerangkan: “Barangsiapa yang  melaksanakan sholat dua rakaat pada malam jum’at, pada setiap  rakaatnya setelah fatehah membaca Surah Al-Ikhlas 25 kali  setelah itu ba’da sholat membaca sholawat dengan sighat ini:

صلى الله على سيدنا محمد النبى الأمى

Shollallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummi. 1.000  kali.

Maka tidak akan sempurna jum’at yang akan datang kecuali dia  melihat Nabi SAW diwaktu tidurnya. Jika dia dapat melihat Nabi  SAW maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya. (Mujarab  Shohih)

Faedah beberapa sholawat pendek An-Nabi SAW.

1. Sholawat Nur.

اللهم اني اسألك بنور الأنوار الذي هو عينك لا غيرك أن تريني وجه نبيك سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم كما هو عندك 

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma innii as-aluka binuuril anwaaril ladzii huwa ‘ainuka laa ghoiruka an turiyanii wajha nabiyyika sayyidinaa Muhammadin shollallahu ‘alaihi wassallam kamaa Huwa ‘indak(a).

Sighat sholawat tersebut dibaca 100 kali. (Ini Mujarab)

2. Sholawat Ummi.

اللهم صل على سيدنا محمد النبى الأمى

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummi.  1.000 kali.

Caranya: Sholat sunah dua rakaat pada malam jum’at. Dalam setiap rakaatnya membaca ba’da al-fatehah: Ayat Qursy.1x dan  Surah Al-Ikhlas 15 kali. Setelah salam membaca sholawat tersebut diatas 1.000 kali. (Mujarab)

3. Sholawat Syekh Abbu Abbas Al-Mursy Ra..

اللهم صل على سيدنا محمد اعبدك والنبيك ورسولك النبى الأمى وعلى آله وصحبه وسلم

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin ‘abdika wa nabiyyika wa rasuulikan nabiyyil ummi wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.  500 kali.

Berkata Syekh Abbu Abbas Al-Mursy Ra: “Barang siapa membaca secara rutin sighat sholawat tersebut dalam sehari semalam sebanyak 500 x, maka dia tidak akan mati sebelum berkumpul  bersama Nabi SAW dialam nyata (terjaga).” Syekh Yusuf An- Nabhani menambahkan dan menerangkan: Apabila sholawat  tersebut berfaedah untuk melihat Nabi SAW dialam nyata, tentunya sholawat tersebut lebih berfaedah lagi untuk melihat beliau didalam tidur”. (Ini Mujarab)

4. Sholawat Sayyid Jamaludin Abu Mawahib Asy-Syadzily Ra..

Beliau adalah termasuk orang-orang pilihan yang agung. Beliau berkata, ”Saya pernah melihat Rasulullah SAW didalam tidur, lalu beliau SAW berkata kepadaku “Bacalah olehmu ketika hendak tidur…

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahir rahmanir rahiim. 5x

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

A’udzubillahi minasy-syaithonnir rajiim.5x

اللهم بحق محمد اريني وجه محمد حالا ومآلا

Allaahumma bihaqqi Muhammadin arinii wajha Muhammadin haalaan wa maalaan. 5x

Artinya: Yaa Allah dengan kebenaran Nabi Muhammad saw. perlihatkanlah kepada saya wajha Nabi Muhammad saw. sekarang dan nanti (diakhirat).

Apabila engkau membacanya ketika hendak tidur, maka aku akan mendatangimu dan aku tidak akan meninggalkanmu sama sekali.“

Lalu beliau menuturkan “alangkah indahnya bentuk bacaan ini dan juga artinya bagi orang yang mempercayainya, terlebih lagi  jika engkau menambahinya dengan bacaan sholawat dan salam kepada Nabi SAW”. (Ini Mujarab Shohih).

5. Sholawat Rahmat.

Penulis kitab ini Sayyid Hasan Muhammad syiddad ba Umar mengatakan telah memperoleh ijazah dari Guru beliau Al-Habib  Zein bin Ibrahim bin Smith- dan beliau berkata: “Sesungguhnya Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy Ra berkata: “Barang siapa banyak membaca sighat sholawat yang berkah ini maka dia akan melihat An-Nabi SAW”.

Inilah sighat sholawat yang dimaksud:

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ مِفْتاَحِ باَبِ رَحْمَةِ اللهِ عَدَدَ مَافِيْ عِلْمِ الله ِصَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma sholli  wa sallim ’alaa Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad miftaahi baabi rohmaatillah, ‘adada maafii ‘ilmillah, sholaatan wa salaaman daa-imaini bidawamii mulkillah”.

Dan beliau- Sayyid Hasan Muhammad syiddad ba Umar mengatakan telah memperoleh sighat sholawat yang sama dari Al-Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syatthiri diawal perjumpaan beliau di Raudhah yang mulia di Masjid Madinah Al-Munawarrah.

Tambahan dari alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) :

* Barangsiapa membaca shalawat ruhi ini minimal 100x setiap harinya dan pada malam jum’at 1000x maka ia akan bermimpi ketemu Nabi Muhammad.

اللهم صل على روح سيدنا محمد فى الارواح, و على جسده فى الاجساد, و على قبره فى القبور

Allaahumma sholli 'alaa ruuhi sayyidinaa muhammadin fil- arwaahi, wa 'alaa jasadihi fil-ajsaadi, wa 'alaa qobrihi fil- qubuuri.

Artinya: Yaa Allah limpahkanlah shalawat kepada ruh sayyidina Muhammad di alam ruh, kepada jasadnya di alam jasad dan kepada kuburnya di alam kubur".

Imam Syarany berkata: "Nabi Muhammad telah bersabda: barangsiapa mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini (shalawat ruhi di atas), maka  ia akan melihatku di dalam mimpi, barangsiapa melihatku  didalam mimpinya maka ia akan melihatku di Hari Kiamat,  barangsiapa melihatku di Hari Kiamat maka aku akan memberikan  syafaat, dan barangsiapa yang aku beri syafaat niscaya ia akan meminum dari telagaku dan diharamkan Allah jasadnya dari  neraka".

* Juga dikatakan barangsiapa membaca syair burdah pada bait ke 8 ini:

نعم سرى طيف من اهوى ‏فارقني والحب يعترض اللذات بالالم

Na'am saroo' thoifu man ahwaa' fa-arroqonii * wal-hubbu ya'taridhul-ladzaati bil-alami.

Artinya: “Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga. Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita”.

Diamalkan setelah habis sholat isya sebanyak-banyaknya dengan penuh kerinduan dengan Nabi Muhammad saww. dan sampai ia tertidur maka Insya Allah ia akan bermimpi ketemu Nabi  Muhammad saww.

* Amalan ini saya dapat dari Al-Habib Ahmad bin Novel Bin Jindan untuk dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saww., amalan ini dibaca 300x sebelum tidur.

Ini amalannya:

ليته خصني برؤية وجه زال عن كل من رآه الشقاء

Laitahu khoshshinii biru'yati wajhin zaala 'an kulli man ro- aahusy-syaqoo'u. 300 kali.

* Amalan shalawat ini juga dikatakan bisa untuk bermimpi ketemu Nabi saww. bila dibacanya, shalawat ini dibaca 100x yang sebelumnya mengerjakan sholat sunnah 2 roka’at.

Ini shalawatnya:

يا نور النور يا مدبر الامور بلغ عني روح سيدنا محمد و ارواح آل سيدنا محمد تحية و سلاما

Yaa nuuran-nuuri yaa mudabbirol-umuuri balligh 'annii ruuha sayyidinaa muhammadin wa arwaaha aali sayyidinaa muhammadin tahiyyatan wa salaaman.

Artinya: "Ya Allah sumber pancaran nur, Ya Allah Tuhan yang mengatur semua perkara, semoga Engkau sampaikan daripadaku salam dan tahiyat kepada Ruh Nabi Muhammad saww. dan ruh keluarga Nabi Muhammad saww". 100 kali.


Hadits-hadits berkenaan dengan mimpi ketemu Nabi Muhammad  saww.

حَدََّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَآنِي فِي  الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقَظَةِ وَلَا يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ قَالَ ابْنُ سِيرِينَ إِذَا رَآهُ فِي صُورَتِهِ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada  kami Abdullah dari Yunus dari Az Zuhri telah menceritakan  kepadaku Abu Salamah, bahwasanya Abu Hurairah mengatakan, aku  mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  "Barangsiapa melihatku dalam tidur, maka (seakan-akan) ia  melihatku ketika terjaga, (karena) setan tidak bisa  menyerupaiku." Abu Abdullah mengatakan, Ibnu Sirin mengatakan;  'Maksudnya jika melihat beliau dengan bentuk (asli) beliau.'  (HR. Bukhori No. 6478, Ibnu Majah No.3895)

حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُخْتَارٍ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ  فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَخَيَّلُ بِي وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Mu'allaa bin Asad telah  menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Mukhtar telah  menceritakan kepada kami Tsabit Al Bunani dari Anas  radliallahu 'anhu mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi  wasallam bersabda: "Siapa melihatku dalam mimpi, berarti ia  telah melihatku, sebab setan tidak bisa menjelma sepertiku,  dan mimpi seorang mukmin adalah sebagian dari empat puluh enam  bagian kenabian." (HR. Bukhori No.6479)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنِي ابْنُ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ  رَآنِي فَقَدْ رَأَى الْحَقَّ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَكَوَّنُنِي

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah  menceritakan kepada kami Al Laits telah menceritakan kepadaku  Ibnul Al Had dari Abdullah bin Khabbab dari Abu Sa'id Al  Khudzri, ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda: "Barangsiapa melihatku, berarti ia telah melihat  yang sebenarnya, sebab setan tak bisa menjelma sepertiku."  (HR. Bukhori No.6482)

حَدََّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْعَتَكِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَهِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِي

Telah menceritakan kepada kami Abu Ar Rabi' Sulaiman bin Dawud  Al 'Ataki; Telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu  Zaid; Telah menceritakan kepada kami Ayyub dan Hisyam dari  Muhammad dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu  'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa bermimpi melihatku  dalam tidurnya, maka sesungguhnya dia benar-benar melihatku;  karena setan itu tidak dapat menyerupai bentukku." (HR. Muslim  No.4206)

حَدََّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ  الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِي وَقَالَ ابْنُ فُضَيْلٍ مَرَّةً يَتَخَيَّلُ بِي فَإِنَّ رُؤْيَا الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ الصَّادِقَةَ الصَّالِحَةَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail telah  menceritakan kepada kami 'Ashim bin Kulaib dari bapaknya dari  Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa  Salam bersabda: "Barangsiapa melihatku di dalam mimpi sungguh  dia telah melihatku (yang sebenarnya), karena sesungguhnya  setan tidak bisa menyerupai aku" -Ibnu fidloil berkata:  "menghayalkan aku-, Sesungguhnya mimpi seorang mukmin yang  benar adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian kenabian." (HR. Ahmad No.6871, At-Tirmidzi No.2202)

Dan masih banyak dalil-dalil lainnya tentang kebenaran  seseorang dapat bermimpi ketemu Nabi Muhammad saww.

Allahu a’lam bishawab.

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al Aydrus) ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Group Majelis Nuurus-Sa'aadah : http://www.facebook.com/groups/160814570679672/