Sabtu, 16 Juni 2012

Mendapat Ampunan Dosa Dari Allah Hingga Hari Kiamat.



Mendapat Ampunan Dosa Dari Allah Hingga Hari Kiamat. 



Ada suatu riwayat yang mengatakan barangsiapa berdoa untuk 10 kelompok manusia tersebut dibawah ini, maka Allah mengampuni dosa-dosanya hingga hari kiamat!



Inilah doanya :

اللهم أدخل على أهل القبور السرور

Allaahumma adkhil 'alaa ahlil-qubuuris-suruuri.
(Ya Allah, masukkanlah kebahagiaan kepada para penghuni kubur)

اللهم أغن كل فقير

Allaahumma aghni kulla faqiirin.
(Ya Allah, kayakanlah semua yang miskin)

اللهم أشبع كل جائع

Allaahumma asybi' kulla jaa-i'in.
(Ya Allah, kenyangkanlah semua yang lapar)

اللهم أكس كل عريان

Allaahumma aksu kulla 'uryaanin.
(Ya Allah, berikanlah pakaian pada semua yang telanjang)

اللهم أقض دين كل مدين

Allaahumma aqdhi daina kulla madiinin.
(Ya Allah, tunaikanlah hutang semua yang berhutang)

اللهم فرج عن كل مكروب

Allaahumma farrij 'an kulli makruubin.
(Ya Allah, lapangkanlah setiap orang yang menderita kesulitan)

اللهم رد كل غريب

Allaahumma rudda kulla ghoriibin.
(Ya Allah, bebaskanlah semua yang tertawan)

اللهم فك كل أسير

Allaahumma fukka kulla asiirin.
(Ya Allah, kembalikanlah orang-orang yang hilang)

اللهم أصلح كل فاسد من أمور المسلمين

Allaahumma ashlih kulla faasidin min umuuril-muslimiina.
(Ya Allah, perbaikilah semua yang rusak dari urusan kaum muslimin)

اللهم أشف كل مريض

Allaahumma asyfi kulla mariidhin.
(Ya Allah, sembuhkanlah semua yang sakit)


Alfaqir ijazahkan doa ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)


محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Amalan-amalan untuk bermimpi ketemu Nabi Muhammad saww.

Amalan-amalan untuk bermimpi ketemu Nabi Muhammad saww.

Di dalam KITAB MAGHNATHISUL QABUL FIL WUSHUL ILAA RU’YATI  SAYYIDINAR RASUL SAW (MAGHNATIS: RISALAH METODE BERJUMPA  RASULULLAH SAW) buah karya dari Sayyid Hasan Muhammad syiddad  ba Umar. Pengantar kitab ini adalah Habib Abdurrahman bin  Syech Al-Atthas, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masyhad,  Sukabumi.. Kitab yang sangat bagus karena diberi sambutan /  referensi oleh beberapa Ulama besar.

Diantaranya:

Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Asseqaf
Al-Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad
Al-Habib Abu Bakar bin Ali Al-Masyhur
Al-Habib Hasyim Al-Idrus
Al-Habib Abdul Qadir Jilani bin Salim Al-Khird
As-Sayyid Abdurrahman bin Ahmad Al-Kaff
As-Sayyid Ali bin Abdullah bin Husein Asseqqaf
As-Sayyid Muhammad bin said bin Al-Baidh
As-Syekh Husein Shaleh Al-Masibily
As-Syekh Abdur Rahiim Syekh Ali Musa
As-Syekh Abdullah Sirajuddin
As-Syekh Musa Abduh Yusuf
As-Syekh Shaleh Al-Syekh Al-Abbassy
As-Syekh Ahmad Al-Badawi bin Usman Al-Barawy

Beliau-beliau diatas menyatakan bahwa Kitab ini MAGHNATHISUL QABUL FIL WUSHUL ILAA RU’YATI SAYYIDINAR RASUL, adalah satu kitab yang terjamin ke shahihannya dan berdasarkan dalil yang  kuat juga dari Ijazah yang bersambung secara berantai  sanadnya. Merupakan pedoman bagi para Muhibbin yang bercita- cita untuk dapat bertemu dengan Junjungan Yang Mulia Sayyidina wa Habibina wa Maulana Rasulullah Muhammad bin Abdillah SAW.
Perangkum kitab ini merangkumnya kedalam tiga bahasan pokok  dalam merajut kecintaan dan menjalin keterpautan hati kepada  Nabi SAW secara sistematis dan proporsional berdasarkan Al- Qur’an, As-Sunnah, dan wacana para salaf dan khalaf melalui  pengamalan sholawat. Perjumpaan yang dimaksud adalah dengan  melalui mimpi dan diharapkan berlanjut ke alam nyata.

Mimpi merupakan yang pertama nampak dari wahyu kenabian kepada  Rasulullah SAW sebagaimana yang diterangkan dalam hadist yang  diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya pada bahasan Ta’bir dan oleh Muslim pada bahasan Al-Imam (hadist no: 252). Kata  RU’YAH digunakan untuk mimpi yang disukai, sedangkan kata HULUM untuk mimpi yang tidak disukai. Terkadang kata Ru’yah  digunakan untuk keduanya. Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh  Bukhari Muslim pada bahasan itu- dari Abu Qatadah bahwa Nabi  SAW bersabda: “ Ru’yah yang benar berasal dari Allah dan  Hulum yang buruk berasal dari Syetan.”

Sayyid Allamah Abdullah bin Alwi Al-Haddad Ra pernah ditanya  tentang Ru’yah dan beliau mengatakan, ”Mimpi adalah bagian  dari kenabian dan memiliki alam tersendiri, malah mimpi  merupakan dinding pemisah antara kasyf yang bersifat bathin  dengan kesadaran (yagdhah) yang bersifat zhohir”. Kewalian  biasanya diawali dengan mimpi sebagaimana yang di awali oleh  Rasulullah SAW pada awal kenabian. Namun tidak setiap mimpi  yang diawali oleh seseorang bersifat demikian.

Orang yang suka mencampur adukkan yang haq dengan yang batil  kecil kemungkinannya untuk mendapatkan mimpi yang benar  (Shidig).

Syarat bermimpi yang benar adalah bersikap jujur dan  menjauhkan diri dari khayalan-khayalan buruk.

Allah memuliakan para pecinta Nabinya dengan kemampuan melihat  Rasulullah SAW ketika tidur sebagai perwujudan dari mengutamakan dan memuliakan beliau SAW adalah pangkat yang  paling agung yang didambakan dan diharapkan oleh setiap insan  yang mencintai beliau.

Sesuai dengan sabda Nabi SAW,”Tidak beriman (dengan sempurna)  satu diantara kamu, sehingga aku lebih dicintainya dari pada  dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya dan setiap manusia.”
Setelah Allah menganugerahi para pecinta dengan kemampuan  melihat Nabi-NYA SAW dikala tidur, kedudukan mereka menjadi  tinggi dengan memperbanyak bacaan sholawat dan salam sambil  mengikuti jejak beliau yang sempurna, sehingga Allah Yang Maha  Mulia memberi mereka keutamaan.

Mereka mampu melihat beliau dan berkumpul bersama beliau dalam  keadaan terjaga. Itulah yang termasuk pangkat yang tinggi dan  derajat yang agung.

Sebagaimana sabda beliau SAW, ”Barangsiapa melihat aku diwaktu  tidur maka dia benar-benar melihat aku, karena sesungguhnya  setan tidak mampu menyerupai aku”. (Sungguh benar Nabi SAW  yang benar dan dibenarkan).

Setelah itu beliau memberi kabar gembira kepada kita:  “Barangsiapa melihat aku diwaktu tidur, maka dia akan melihat  aku di waktu terjaga atau (dia seakan-akan melihat aku di  waktu terjaga) setan tidak dapat menyerupai aku”. (HR.Bukhari,  Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi).

Diantara syarat-syarat Mahabbah kepada Rasul SAW adalah:

Taqwa dan Istiqomah yang sempurna. Karena merupakan azaz yang  kokoh dalam semua amal ibadah disamping niat yang benar   dengan ikhlas.

Didalam mengikuti jejak rasul SAW ada 3 faedah yang besar dan  agung:

* Dicintai Oleh Allah SWT.
* Taat kepada Rasulullah SAW.
* Diampuni dosa-dosanya.

Tersebut didalam kitab Mafatihul Mafatih: Barangsiapa bisa  bermimpi melihat Rasulullah SAW dikala tidur, maka dia akan  mendapatkan Husnul Khotimah dan syafaat beliau, mendapatkan  surga dan Allah mengampuninya serta kedua orang tuanya- jika  keduanya muslim. Dia termasuk yang mengkhatamkan Qur’an  sebanyak 12 kali, sakaratul maut terasa ringan baginya, siksa  kubur dihilangkan dari padanya, diselamatkan dari kesulitan da  hari kiamat dan tercapai hajatnya didunia dan akhirat dengan  kasih sayang dan karunia-NYA.

Ketahuilah bahwasanya mimpi melihat beliau SAW adalah Haq.  Mimpi adalah suatu keterbukaan yang tidak bisa terjadi kecuali  dengan hilangnya penutup / Hijab dari hati.Oleh karena itu  tidak bisa dipercaya kecuali mimpi seseorang laki-laki shaleh  dan benar ucapannya. Adapun orang yang banyak kebohongannya,  tidaklah benar mimpinya. Orang yang banyak kerusakan dan  perbuatan maksiatnya akan gelap hatinya, sehingga apa yang  dilihatnya adalah bunga-bunga tidur.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya orang yang diberi Taufiq oleh  Allah SWT dan dimuliakan dengan melihat Nabi SAW, terkadang  dia melihat beliau dalam bentuk-bentuk yang banyak. Hal ini  kembali kepada perilaku orang yang melihat beliau, karena  perobahan tingkah lakunya, istiqomahnya, dan khaufnya kepada  Allah, disertai cara-cara menunaikan ibadah-ibadah fardhu  dengan benar. Apabila amalan orang yang melihat Rasul SAW  baik, maka baik pula baginya bentuk dan rupa beliau. Terkadang  beliau nampak dengan sifat-sifat yang dimilikinya, kendatipun  demikian beliau diatas segala sifat-sifat itu dari kebagusan,  kesempurnaan, kedermawanan, cahaya dan rahasia beliau yang  merupakan sifat-sifat Mulia yang tidak diketahui kecuali Tuhan  Yang Maha Pencipta lagi Maha Agung.

Orang yang berkeinginan untuk melihat Rasulullah SAW wajib  menambah:

1. Sikap merendahkan diri kepada Allah SWT.
2. Beradab bersama Rasulullah SAW.
3. Memandang sesuatu sesuai yang disenangi dan di Ridhai Oleh  Allah dan Rasul-NYA.
4. Menjauhi semua tempat yang tidak di Ridhai oleh Allah dan  Rasul-NYA.

Dan berikut ini adalah contoh beberapa faedah untuk tujuan  yang dimaksud, maka bangun dan berjuanglah, ambillah dia untukmu dan semoga kita dapat menyaksikan Ke Maha Murahan dan  Ke Maha Agungan Allah yang Maha Penolong dan pemberi Taufiq.

Faedah beberapa surah di dalam Al-Qur’an untuk tujuan berjumpa (Mimpi) kepada Rasulullah SAW.

1. Surah Al-Kautsar
Barangsiapa membacanya dimalam hari 1.000 kali, maka dia akan  bermimpi melihat Nabi SAW. (Mujarab Shahih)

2. Surah Al-Muzammil
Barangsiapa ingin melihat Nabi SAW maka bacalah surah itu  sebanyak 41 kali. Maka dia pasti akan melihat beliau SAW.  (Mujarab shohih)

3. Surah Al-Qodr
Dibaca pada malam jum’at 1.000 kali maka dia tidak akan mati  sebelum melihat Nabi SAW. (Mujarab)

4. Surah Al- Qurays
Dibaca malam jum’at 1.000 kali, kemudian tidur dalam keadaan suci maka dia akan melihat Nabi SAW didalam tidurnya dan  tercapai maksud serta tujuannya. (Mujarab)

5. Surah Al-Ikhlas
Riwayat Ibnu Abbas: Dibaca malam hari 1.000 kali, maka dia  akan melihat Nabi SAW didalam tidurnya. (Mujarab)

Dibagian lain Ibnu Abbas menerangkan: “Barangsiapa yang  melaksanakan sholat dua rakaat pada malam jum’at, pada setiap  rakaatnya setelah fatehah membaca Surah Al-Ikhlas 25 kali  setelah itu ba’da sholat membaca sholawat dengan sighat ini:

صلى الله على سيدنا محمد النبى الأمى

Shollallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummi. 1.000  kali.

Maka tidak akan sempurna jum’at yang akan datang kecuali dia  melihat Nabi SAW diwaktu tidurnya. Jika dia dapat melihat Nabi  SAW maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya. (Mujarab  Shohih)

Faedah beberapa sholawat pendek An-Nabi SAW.

1. Sholawat Nur.

اللهم اني اسألك بنور الأنوار الذي هو عينك لا غيرك أن تريني وجه نبيك سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم كما هو عندك 

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma innii as-aluka binuuril anwaaril ladzii huwa ‘ainuka laa ghoiruka an turiyanii wajha nabiyyika sayyidinaa Muhammadin shollallahu ‘alaihi wassallam kamaa Huwa ‘indak(a).

Sighat sholawat tersebut dibaca 100 kali. (Ini Mujarab)

2. Sholawat Ummi.

اللهم صل على سيدنا محمد النبى الأمى

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummi.  1.000 kali.

Caranya: Sholat sunah dua rakaat pada malam jum’at. Dalam setiap rakaatnya membaca ba’da al-fatehah: Ayat Qursy.1x dan  Surah Al-Ikhlas 15 kali. Setelah salam membaca sholawat tersebut diatas 1.000 kali. (Mujarab)

3. Sholawat Syekh Abbu Abbas Al-Mursy Ra..

اللهم صل على سيدنا محمد اعبدك والنبيك ورسولك النبى الأمى وعلى آله وصحبه وسلم

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin ‘abdika wa nabiyyika wa rasuulikan nabiyyil ummi wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.  500 kali.

Berkata Syekh Abbu Abbas Al-Mursy Ra: “Barang siapa membaca secara rutin sighat sholawat tersebut dalam sehari semalam sebanyak 500 x, maka dia tidak akan mati sebelum berkumpul  bersama Nabi SAW dialam nyata (terjaga).” Syekh Yusuf An- Nabhani menambahkan dan menerangkan: Apabila sholawat  tersebut berfaedah untuk melihat Nabi SAW dialam nyata, tentunya sholawat tersebut lebih berfaedah lagi untuk melihat beliau didalam tidur”. (Ini Mujarab)

4. Sholawat Sayyid Jamaludin Abu Mawahib Asy-Syadzily Ra..

Beliau adalah termasuk orang-orang pilihan yang agung. Beliau berkata, ”Saya pernah melihat Rasulullah SAW didalam tidur, lalu beliau SAW berkata kepadaku “Bacalah olehmu ketika hendak tidur…

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahir rahmanir rahiim. 5x

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

A’udzubillahi minasy-syaithonnir rajiim.5x

اللهم بحق محمد اريني وجه محمد حالا ومآلا

Allaahumma bihaqqi Muhammadin arinii wajha Muhammadin haalaan wa maalaan. 5x

Artinya: Yaa Allah dengan kebenaran Nabi Muhammad saw. perlihatkanlah kepada saya wajha Nabi Muhammad saw. sekarang dan nanti (diakhirat).

Apabila engkau membacanya ketika hendak tidur, maka aku akan mendatangimu dan aku tidak akan meninggalkanmu sama sekali.“

Lalu beliau menuturkan “alangkah indahnya bentuk bacaan ini dan juga artinya bagi orang yang mempercayainya, terlebih lagi  jika engkau menambahinya dengan bacaan sholawat dan salam kepada Nabi SAW”. (Ini Mujarab Shohih).

5. Sholawat Rahmat.

Penulis kitab ini Sayyid Hasan Muhammad syiddad ba Umar mengatakan telah memperoleh ijazah dari Guru beliau Al-Habib  Zein bin Ibrahim bin Smith- dan beliau berkata: “Sesungguhnya Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy Ra berkata: “Barang siapa banyak membaca sighat sholawat yang berkah ini maka dia akan melihat An-Nabi SAW”.

Inilah sighat sholawat yang dimaksud:

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ مِفْتاَحِ باَبِ رَحْمَةِ اللهِ عَدَدَ مَافِيْ عِلْمِ الله ِصَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ

Bismillahir rahmanir rahiim…
Allaahumma sholli  wa sallim ’alaa Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad miftaahi baabi rohmaatillah, ‘adada maafii ‘ilmillah, sholaatan wa salaaman daa-imaini bidawamii mulkillah”.

Dan beliau- Sayyid Hasan Muhammad syiddad ba Umar mengatakan telah memperoleh sighat sholawat yang sama dari Al-Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syatthiri diawal perjumpaan beliau di Raudhah yang mulia di Masjid Madinah Al-Munawarrah.

Tambahan dari alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) :

* Barangsiapa membaca shalawat ruhi ini minimal 100x setiap harinya dan pada malam jum’at 1000x maka ia akan bermimpi ketemu Nabi Muhammad.

اللهم صل على روح سيدنا محمد فى الارواح, و على جسده فى الاجساد, و على قبره فى القبور

Allaahumma sholli 'alaa ruuhi sayyidinaa muhammadin fil- arwaahi, wa 'alaa jasadihi fil-ajsaadi, wa 'alaa qobrihi fil- qubuuri.

Artinya: Yaa Allah limpahkanlah shalawat kepada ruh sayyidina Muhammad di alam ruh, kepada jasadnya di alam jasad dan kepada kuburnya di alam kubur".

Imam Syarany berkata: "Nabi Muhammad telah bersabda: barangsiapa mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini (shalawat ruhi di atas), maka  ia akan melihatku di dalam mimpi, barangsiapa melihatku  didalam mimpinya maka ia akan melihatku di Hari Kiamat,  barangsiapa melihatku di Hari Kiamat maka aku akan memberikan  syafaat, dan barangsiapa yang aku beri syafaat niscaya ia akan meminum dari telagaku dan diharamkan Allah jasadnya dari  neraka".

* Juga dikatakan barangsiapa membaca syair burdah pada bait ke 8 ini:

نعم سرى طيف من اهوى ‏فارقني والحب يعترض اللذات بالالم

Na'am saroo' thoifu man ahwaa' fa-arroqonii * wal-hubbu ya'taridhul-ladzaati bil-alami.

Artinya: “Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga. Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita”.

Diamalkan setelah habis sholat isya sebanyak-banyaknya dengan penuh kerinduan dengan Nabi Muhammad saww. dan sampai ia tertidur maka Insya Allah ia akan bermimpi ketemu Nabi  Muhammad saww.

* Amalan ini saya dapat dari Al-Habib Ahmad bin Novel Bin Jindan untuk dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saww., amalan ini dibaca 300x sebelum tidur.

Ini amalannya:

ليته خصني برؤية وجه زال عن كل من رآه الشقاء

Laitahu khoshshinii biru'yati wajhin zaala 'an kulli man ro- aahusy-syaqoo'u. 300 kali.

* Amalan shalawat ini juga dikatakan bisa untuk bermimpi ketemu Nabi saww. bila dibacanya, shalawat ini dibaca 100x yang sebelumnya mengerjakan sholat sunnah 2 roka’at.

Ini shalawatnya:

يا نور النور يا مدبر الامور بلغ عني روح سيدنا محمد و ارواح آل سيدنا محمد تحية و سلاما

Yaa nuuran-nuuri yaa mudabbirol-umuuri balligh 'annii ruuha sayyidinaa muhammadin wa arwaaha aali sayyidinaa muhammadin tahiyyatan wa salaaman.

Artinya: "Ya Allah sumber pancaran nur, Ya Allah Tuhan yang mengatur semua perkara, semoga Engkau sampaikan daripadaku salam dan tahiyat kepada Ruh Nabi Muhammad saww. dan ruh keluarga Nabi Muhammad saww". 100 kali.


Hadits-hadits berkenaan dengan mimpi ketemu Nabi Muhammad  saww.

حَدََّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَآنِي فِي  الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقَظَةِ وَلَا يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ قَالَ ابْنُ سِيرِينَ إِذَا رَآهُ فِي صُورَتِهِ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada  kami Abdullah dari Yunus dari Az Zuhri telah menceritakan  kepadaku Abu Salamah, bahwasanya Abu Hurairah mengatakan, aku  mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  "Barangsiapa melihatku dalam tidur, maka (seakan-akan) ia  melihatku ketika terjaga, (karena) setan tidak bisa  menyerupaiku." Abu Abdullah mengatakan, Ibnu Sirin mengatakan;  'Maksudnya jika melihat beliau dengan bentuk (asli) beliau.'  (HR. Bukhori No. 6478, Ibnu Majah No.3895)

حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُخْتَارٍ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ  فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَخَيَّلُ بِي وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Mu'allaa bin Asad telah  menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Mukhtar telah  menceritakan kepada kami Tsabit Al Bunani dari Anas  radliallahu 'anhu mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi  wasallam bersabda: "Siapa melihatku dalam mimpi, berarti ia  telah melihatku, sebab setan tidak bisa menjelma sepertiku,  dan mimpi seorang mukmin adalah sebagian dari empat puluh enam  bagian kenabian." (HR. Bukhori No.6479)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنِي ابْنُ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ  رَآنِي فَقَدْ رَأَى الْحَقَّ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَكَوَّنُنِي

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah  menceritakan kepada kami Al Laits telah menceritakan kepadaku  Ibnul Al Had dari Abdullah bin Khabbab dari Abu Sa'id Al  Khudzri, ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda: "Barangsiapa melihatku, berarti ia telah melihat  yang sebenarnya, sebab setan tak bisa menjelma sepertiku."  (HR. Bukhori No.6482)

حَدََّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْعَتَكِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَهِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِي

Telah menceritakan kepada kami Abu Ar Rabi' Sulaiman bin Dawud  Al 'Ataki; Telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu  Zaid; Telah menceritakan kepada kami Ayyub dan Hisyam dari  Muhammad dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu  'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa bermimpi melihatku  dalam tidurnya, maka sesungguhnya dia benar-benar melihatku;  karena setan itu tidak dapat menyerupai bentukku." (HR. Muslim  No.4206)

حَدََّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ  الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِي وَقَالَ ابْنُ فُضَيْلٍ مَرَّةً يَتَخَيَّلُ بِي فَإِنَّ رُؤْيَا الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ الصَّادِقَةَ الصَّالِحَةَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail telah  menceritakan kepada kami 'Ashim bin Kulaib dari bapaknya dari  Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa  Salam bersabda: "Barangsiapa melihatku di dalam mimpi sungguh  dia telah melihatku (yang sebenarnya), karena sesungguhnya  setan tidak bisa menyerupai aku" -Ibnu fidloil berkata:  "menghayalkan aku-, Sesungguhnya mimpi seorang mukmin yang  benar adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian kenabian." (HR. Ahmad No.6871, At-Tirmidzi No.2202)

Dan masih banyak dalil-dalil lainnya tentang kebenaran  seseorang dapat bermimpi ketemu Nabi Muhammad saww.

Allahu a’lam bishawab.

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al Aydrus) ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Group Majelis Nuurus-Sa'aadah : http://www.facebook.com/groups/160814570679672/


Jumat, 15 Juni 2012

Menjaga Lidah Atau Lisan.


Menjaga Lidah Atau Lisan. 

Nikmat lidah diciptakan untukmu agar engkau mempergunakan dalam banyak berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an, memberi petunjuk kepada makhluk Allah kepada jalan yang diridhoa-Nya dan untuk menyampaikan maksud hatimu dalam urusan agama dan urusan dunia. Jika engkau mempergunakannya pada jalan yang tidak diperintahkan atau tidak sesuai dengan tujuannya, maka berarti engkau telah mengkufuri nikmat Allah swt., karena itu, sadarlah bahwa mulut adalah anggota yang paling berperan dan paling menentukan di dalam keselamatan dirimu. 

Sesuatu yang paling banyak menjerumuskan manusia kedalam jurang neraka adalah lisan, maka dari itu berhati-hatilah dengan benar! Jagalah lisanmu dengan sekuat tenaga, agar ia tidak menjerumuskan dirimu kedalam jurang api neraka. Didalam sebuah hadis Rasulullah saww. bersabda: 

إن الرجل ليتكلم بالكلمة ليضحك بها أصحابه فيهوى بها فى قعر جهنم سبعين خريفا

Innar-rojula layatakallamu bilkalimati liyudhhika bihaa ashhaabahu fayahwii bihaa fii qo’ri jahannama sab’iina khoriifan.


Artinya: Sesungguhnya seseorang terkadang berbicara dengan kalimat yang lucu dihadapan teman-temannya, lalu akibatnya (tanpa diduga) dia terjerumus ke dalam neraka jahanam yang kedalamannya sejauh perjalanan tujuh puluh tahun. 

Diriwayat pula dalam hadis, bahwa pada zaman Rasulullah saww. ada seseorang yang mati syahid dalam berperang membela agama Islam. Maka salah seorang berkata, “Beruntung, dia mendapatkan surga.” Baginda Rasulullah saww. bersabda, “Apa yang menjadikan engkau yakin tentang dia? Mungkin saja dia telah berbicara dengan hal yang tak bermanfaat dan mungkin saja dia kikir dengan sesuatu yang tak berharga baginya.” (Sehigga dengan itu ia terhalang dari surga). 

Al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali berkata di dalam kitab Bidayatul Hidayah, Jagalah lisanmu dari delapan hal berikut ini: 

1. Berbohong. 

Jagalah lisanmu dari berbohong, baik di saat serius maupun bergurau dan jangan membiasakan berbohong ketika bergurau, karena hal itu akan menggiringmu kepada berbohong ketika serius. Sesungguhnya berbohong adalah dosa besar dan engkau dikenal sebagai pembohong, maka akan jatuhlah harga dirimu dan hilanglah kepercayaan orang terhadap dirimu. Bahkan semua mata akan menghinamu dan meremehkan dirimu. Jika engkau ingin mengetahui jeleknya kebohonganmu, maka lihatlah kebohongan temanmu terhadap dirimu dan lihatlah betapa larinya hatimu dari teman itu dan bagaimana engkau meremehkannya serta meremehkan apapun yang datang darinya. Begitu pula dengan semua aib dirimu, karena engkau tidak bisa mengetahui aib dirimu dengan dirimu sendiri, maka engkau harus mengetahuinya dari orang lain. Cara mengukurnya adalah bahwa apa pun yang engkau rasakan buruk dari orang lain, maka pasti orang lain pun menganggapnya buruk dari dirimu. Karena itu, Janganlah engkau rela dengan aib-aib itu berada dalam dirimu. 

2. Mengingkari Janji. 

Hati-hatilah kalau engkau berjanji suatu hal, jangan sampai engkau tidak menepatinya. Akan jauh lebih baik apabila kebaikanmu kepada orang lain langsung berupa tindakan tanpa dijanjikan, daripada diucapkan tetapi tidak dilaksanakan. Namun jika engkau terpaksa harus berjanji, maka haruslah engkau menepatinya kecuali jika engkau tidak mampu. Karena mengingkari janji adalah salah satu ciri kemunafikan dan salah satu dari akhlak yang buruk. 

Rasulullah saww. bersabda: 

ثلاث من كن فيه فهو منافق و إن صام و صلى من إذا حدث كذب و إذا وعد اخلف و إدا أتمن خان

Tsalaastun man kunna fiihi fahuwwa munaafiqun wa in shooma wa sholla man idzaa haddatsa kadzaba wa idzaa wa 'ada akhlafa wa idzaa tumina khona. 

Artinya: Ada tiga hal, barangsiapa melakukan (salah satu) nya, maka dia adalah orang munafik, walaupun dia berpuasa dan sholat, tiga hal tersebut adalah: jika berbicara dia berbohong, jika berjanji dia mengingkari dan jika dipercaya dia berkhiyanat. 

3. Menggunjing. 

Jagalah lisanmu dari menggunjing orang lain, karena menggunjing dosanya lebih berat daripada tigapuluh kali perzinaan dalam keadaan Islam. Demikian keterangan hadits Nabi saww. 

Maksud menggunjing ialah engkau menyebut seseorang dengan beberapa hal yang tidak baik, andai dia mendengar, maka dia akan merasa sakit hati. Dengan menyebut keburukan orang lain, engkau akan digolongkan dengan kaum yang zholim dan kaum yang menggunjing walaupun yang engkau ucapkan itu benar dan sesuai dengan kenyataan. Hati-hatilah dari gaya gunjingan para ulama yang ahli riya', yaitu menggunjing orang dengan bahasa isyarat dan tidak dengan transparan. Contoh seperti ucapan, "Semoga Allah menyadarkannya, sungguh dia telah berbuat buruk padaku dan menyusahkan aku dengan berbagai tindakan, tapi ya sudahlah, tidak ada masalah, semoga Allah memperbaiki aku dan dia." 

Ucapan seperti itu mengandung dua keburukan, yang pertama adalah keburukan menggunjing orang dan yang kedua adalah keburukan memuji diri sendiri dan menampakkan kesalahan orang lain, yaitu dengan menampakkan rasa kesal kepadanya lalu berpura-pura berbaik hati dengan mendoakannya. Jika benar maksudmu dengan ucapan itu adalah mendoakan dia, maka tidaklah menjadi masalah, hanya saja hendaknya engkau lakukan doa itu secara tersembunyi dan tidak perlu engkau ucapkan di muka umum dan jika memang engkau merasa prihatin atau sayang kepadanya, maka tandanya engkau tidak akan tega memperlihatkan keburukannya di hadapan orang lain. Padahal dengan menampakkan rasa kesal kepada kekurangannya dihadapan orang lain berarti engkau telah membuka aibnya dan menyingkap keburukannya. 

Cukup bagimu sebagai peringatan dari dosa menggunjing firman Allah swt. berikut ini: 

و ﻻ يغتب يعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه

Wa laa yaghtab ba’dhukum ba’dhan ayuhibbu ahadukum an ya-kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu

Artinya: Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. (QS. Al-Hujarraat : 12) 

Menurut ayat tersebut jika engkau menggunjing seseorang maka sama dengan engkau memakan mayatnya. Alangkah pantasnya jika engkau menjauhinya! 

Jika engkau ingin memiliki rasa enggan untuk menggunjing orang-orang islam, maka lihatlah dirimu sendiri. Tanyakanlah kepadanya, bukankah engkau memiliki aib yang zhahir dan yang bathin?! Bukankah engkau selalu berbuat dosa dimuka umum ataupun ketika sendirian?! Jika dirimu sadar dengan kelemahan dan kekurangannya dengan pertanyaan itu, maka sebaiknya engkau juga bisa memaklumi kekurangan dan kelemahan orang lain serta menerima berbagai alasannya. Sebagaimana dirimu tidak suka jika kekuranganmu dibuka, maka begitu juga orang lain, dia tidak suka bila engkau membuka aibnya. 

Jika engkau menutupi aib orang lain dan merahasiakannya, maka Allah akan menutupi aib-aibmu, tetapi jika engkau membeberkannya, maka Allah juga akan menjadikan lisan manusia membuka kekuranganmu, mereka akan merobek kehormatanmu dengan omongan yang tajam di dunia, bahkan di akhirat nanti, Allah tidak akan segan-segan untuk membeberkan aibmu di hadapan seluruh makhluk.

Jika engkau melihat kepada dirimu secara lahiriyah dan bathiniyah lalu engkau merasa tidak menemukan aib atau kekurangan didalamnya, maka ketahuilah maka kebodohanmu tentang aib-aib dirimu sendiri adalah keburukan yang paling fatal dan paling berbahaya, tidak ada yang lebih bodoh dari itu! Hal itu menunjukan bahwa Allah belum menghendaki kebaikan untuk dirimu, karena jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, maka pasti Dia memperlihatkan kepadamu berbagai kekurangan dirimu. Puncak kebodohan seseorang adalah jika dia memandang dirinya sendiri dengan pandangan senang, puas dan merasa sudah cukup.

Jika engkau benar-benar jujur dalam anggapanmu tentang tidak adanya aib dan kekurangan pada dirimu, maka bersyukurlah kepada Allah swt. dengan baik, tidak perlu engkau merusak keshalehanmu dengan menjelekkan orang lain dan mempermainkan kehormatannya, karena hal itu adalah aib yang terbesar. 

4. Berdebat dan Berbantah. 

Janganlah engkau kotori lidahmu dengan berdebat dan berbantah, karena hal itu menyakitkan hati orang lain, menyebabkan pembodohan dan membawa penghinaan terhadap orang lain dengan kata-katamu, berdebat juga bisa menimbulkan rasa bangga pada diri sendiri serta dapat membuatnya tersanjung dengan perasaan lebih berilmu dan lebih cerdas. 

Berbantah den berdebat bisa mengganggu ketenangan hidup, karena jika engkau menang debat dengan orang yang bodoh, maka pasti dia akan membalas dengan tindakan yang menyakitimu, dan jika engkau menang berdebat dengan orang yang bijak, maka dia akan meninggalkan dirimu dan merasa dengki kepadamu. (Dalam dua hal kemungkinan itu, akibat berdebat sangatlah tidak baik) 

Rasulullah saww. Telah bersabda: 

من ترك المراء و هو مبطل بنى الله له بيتا في ربض الجنة و من ترك المراء و هو محق بنى الله له بيتا فى أعلى الجنة

Man tarokal-miroo’a wa huwa mubthilun banallaahu lahu baitan fii robadhil-jannati wa man tarokal-miroo’a wa huwa muhiqun banallaahu lahu baitan fii a’laal-jannati. 

Artinya: Barangsiapa meninggalkan berdebat sedang dia memang bersalah, maka Allah membangun baginya istana di tengah surga dan barangsiapa meninggalkan berdebat padahal dia benar, maka Allah membangun baginya istana di surga yang paling tinggi. 

Janganlah engkau tertipu dengan godaan syaitan yang berbisik dibenakmu, “Berdebatlah untuk memperlihatkan yang benar dan jangan mengalah! Ini adalah penting dan prinsip kebenaran.” Karena sering kali syaitan membujuk orang yang bodoh agar masuk dalam keburukan dengan menggunakan bahasa kebaikan. Maka janganlah menjadi bahan tertawaan syaitan sehingga dia menghinamu. 

Menampakkan kebenaran memang amalan yang bagus, tetapi harus tepat sasaran, tepat waktu dan sesuai dengan kondisi orang yang akan menerimanya, yaitu dengan cara memberi nasehat secara sembunyi bukan dengan cara berdebat di muka umum. Memberi nasehat harus dengan cara yang benar dan sifat yang terpuji serta harus disertai sifat kelembutan, sebab nasehat yang tidak tepat cara dan waktu, akan lebih mempermalukan seseorang dan pasti akan berakibat fatal. 

Sayangnya di zaman ini, siapapun yang bergaul dengan para ulama maka akan terlihat pada mereka watak suka berdebat, suka membantah dan sulit untuk bersifat diam. Hal tersebut disebabkan oleh para ulama suu’, yang mengajarkan bahwa sikap tersebut kemuliaan dan bahwa kemampuan berdebat serta kehebatan berdalil adalah amalan yang terpuji. Maka dari itu menjauhlah dari para ulama seperti itu sebagaimana engkau menjauh dari srigala, (Sebab jika engkau bergaul dengan dengan mereka, maka engkau akan gemar berdebat dan berbantah seperti mereka). Yakinlah bahwa sikap senang berdebat dapat menyebabkan murka Allah swt. dan murka para makhlukNya. 

5. Memuji Diri Sendiri. 

Janganlah engkau terbiasa memuji dirimu sendiri, Allah swt. telah berfirman: 

فلا تزكوا أنفسكم هو أعلم بمن اتقى

Falaa tuzakkuu anfusakum huwa a’lamu bimanit-taqoo.

Artinya: Janganlah kalian menganggap suci diri kalian sendiri karena Allah lebih tahu tentang orang yang bertakwa. 

Ditanyakan kepada sebagian orang bijak, “Apakah sifat kejujuran yang paling buruk?” dia menjawab, “Kejujuran yang paling buruk adalah jika seseorang selalu menyebut kebaikan dirinya sendiri dengan sebenar-benarnya.”. 

Ketahuilah bahwa amalan tersebut justru mengurangi kehormatanmu di hadapan manusia dan menyebabkan murka di hadapan Allah swt.. 

Jika engkau hendak mengetahui bahwa pujianmu terhadap dirimu sendiri tidak akan menambah kehormatan di hadapan siapapun, maka lihatlah teman-temanmu yang berbuat seperti itu, yaitu ketika mereka memuji diri mereka sendiri dengan berbagai keutamaan, kedudukan dan kekayaan, pada saat itu engkau pasti ingkar kepada mereka dan hatimu akan merasa berat karenanya, bahkan engkau pasti mencela mereka setelah berpisah dengan mereka, begitu pula mereka, sama dan tidak berbeda. Ketika engkau memuji dirimu sendiri di hadapan mereka, maka mereka pasti mencelamu dengan hati mereka secara langsung dan mereka akan memperlihatkan ketidak sukaan tersebut setelah berpisah denganmu. 

6. Melaknat. 

Berhati-hatilah! Jangan sampai engkau menggunakan lidahmu untuk melaknat sesuatu yang diciptakan oleh Allah swt. secara khusus dan jelas, baik binatang, makanan apalagi manusia. Jangan juga memfonis seseorang yang muslim dengan sifat kufur, syirik ataupun munafik berdasarkan penglihatan dan pengetahuanmu, karena yang mampu melihat segala hakikat hanyalah Allah swt. (termasuk keimanan dan keislaman mereka). Tidak ada hak bagimu untuk ikut campur di dalam urusan yang terjadi antara Allah swt. dengan hamba-hambaNya. 

Ketahuilah bahwa di hari kiamat kelak tidak akan ditanyakan kepadamu, “Kenapa engkau tidak mencaci maki orang itu?” dan “Kenapa engkau diamkan dia?” Bahkan sekalipun engkau tidak mencaci iblis sepanjang hidup dan engkau tidak pernah menyebutnya, niscaya engkau tidak akan ditanya ataupun dituntut di hari kiamat. Justru sebaliknya, jika engkau mencaci salah seorang dari makhluk Allah swt. maka engkau akan dimintai pertanggungjawaban. 

Janganlah pula engkau mencela apa pun yang diciptakan oleh Allah SWT. karena didalam hadis dinyatakan bahwa Rasulullah saww. sama sekali tidak mencela makanan yang beliau tidak suka, akan tetapi, jika beliau menginginkannya maka beliau memakannya dan apabila tidak menyukainnya, maka beliau berdiam dan membiarkannya. 

7. Mendoakan Jelek Pada Makhluk Lain. 

Jagalah mulutmu dari berdoa buruk kepada seseorang dari makhluk Allah swt. walaupun dia telah berbuat zhalim kepadamu, lebih baik serahkanlah balasan yang akan menimpanya kepada Allah swt.. Dalam sebuah hadit dinyatakan: 

إن المظلوم ليدعو على ظالمه حتى يكافئه ثم يبقى للظالم فضل عنده يطالبه به يوم القيامة

Innal-mazhluuma layad’uwa zhoolimihi hattaa yukaafi-ahu tsumma yabqoo lizhzhoolimi fadhlun ‘indahu yuthoolibuhu bihi yaumal-qiyaamati.

Artinya: Sesungguhnya orang yang dizholimi terkadang mendoakan buruk atas orang yang menzholimi sehingga dia membalas kezholimannya, kemudian ia berdoa buruk lagi kepadanya sehingga melebihi kezholimannya, maka orang yang menzholimi akan menuntut kepadanya dihari kiamat. 

8. Bergurau atau melawak. 

Jagalah lidahmu dari bergurau, mengejek orang dan mempermainkannya. Hindarilah hal-hal itu baik ketika serius ataupun saat berbasa-basi, karena semua itu dapat menghilangkan wibawa dan rasa simpatik, juga bisa menimbulkan keresahan hati dan dapat menyakiti perasaan orang. Bahkan semua itu seringkali menjadi pemicu keributan, amarah, perkelahian serta bisa menanamkan rasa kebencian dihati seseorang. Sebab itu, janganlah melawaki seseorang atau mentertawakannya. Jika ada sekelompok yang mencandai atau mentertawai dirimu, maka jangan engkau menjawab mereka. Berpalinglah dari obrolan mereka sehingga mereka membahas topik pembicaraan yang lain. Jadilah engkau termasuk hamba-hamba Allah yang sejati dan terhormat, yaitu mereka yang meninggalkan hal-hal yang percuma karena memiliki rasa malu kepada Allah swt..

Itulah penjelasan tentang bahaya-bahaya lisan. Sungguh engkau tidak akan bisa menghindarinya kecuali jika engkau menyendiri dari bergaul dengan banyak orang atau dengan membiasakan diri untuk diam, sehingga engkau tidak berucap kecuali dalam keadaan sengat mendesak dan bila berkata maka berkata dengan perkataan yang baik. 

Khalifah Abubakar Ash-Shiddiq ra. pada suatu ketika memasang batu di mulutnya agar mencegahnya dari berbicara jika terpaksa. Beliau pernah berkata sambil menunjuk mulutnya, “Inilah lidah yang menjerumuskan aku kedalam banyak lembah kerusakan (dosa).” Maka dari itu berusahalah dengan sekuat tenaga untuk menjaga lidahmu, kerena dialah penyebab yang paling dahsyat bagi kerugianmu di dunia dan akhirat. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس