Rabu, 08 Agustus 2012

FADHILAH (KELEBIHAN) BEBERAPA SURAT DAN AYAT-AYAT DI DALAM AL QUR’AN.



FADHILAH (KELEBIHAN) BEBERAPA SURAT DAN AYAT-AYAT DI DALAM AL QUR’AN.

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ

Telah menceritakan kepada kami Adam Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b Telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ummul Qur'an (Al Fatihah) adalah Assab'u Al Matsaani dan Al Qur'an yang agung." (HR. Bukhori No.4335, Ahmad No.3238)

حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ حَفْصَ بْنَ عَاصِمٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي فَمَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَانِي فَلَمْ آتِهِ حَتَّى صَلَّيْتُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَقَالَ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَأْتِيَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ } ثُمَّ قَالَ لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ فَذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَخْرُجَ فَذَكَرْتُ لَهُ وَقَالَ مُعَاذٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعَ حَفْصًا سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا وَقَالَ هِيَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ السَّبْعُ الْمَثَانِي

Telah menceritakan kepadaku Ishaq Telah mengabarkan kepada kami Rauh Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Khubaib bin 'Abdur Rahman; Aku mendengar Hafsh bin 'Ashim bercerita dari Abu Sa'id bin Al Mu'alla radliallahu 'anhu dia berkata; Suatu saat saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lewat dan memanggilku namun saya tidak menjawab panggilannya hingga shalatku selesai. Setelah itu, saya menemui beliau, maka beliau pun bertanya: "Apa yang menghalangimu untuk mendatangiku? Bukankah Allah 'azza wajalla telah berfirman; 'Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu.' Beliau bersabda lagi: "Sungguh, saya akan mengajarimu tentang surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an sebelum kamu keluar dari Masjid." Kemudian tatkala beliau hendak keluar aku mengingatkan janji Rasulullah tersebut. Dan Mu'adz berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Khubaib bin 'Abdur Rahman dia mendengar Hafsh dia mendengar Abu Sa'id seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -sebagaimana kisah di atas.- dan dia berkata; yaitu surat; AL HAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam), ia adalah As Sab'u Al Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang, surat alfatihah). (HR. Bukhori No.4280, 4334, Ibnumajah No.3775, Ahmad No.15171, 17177, Ad Darimi No.1454, 3237)

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ انْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا حَتَّى نَزَلُوا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلَاءِ الرَّهْطَ الَّذِينَ نَزَلُوا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوا يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ وَسَعَيْنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ فَهَلْ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ نَعَمْ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرْقِي وَلَكِنْ وَاللَّهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُونَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَصَالَحُوهُمْ عَلَى قَطِيعٍ مِنْ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ يَتْفِلُ عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ قَالَ فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمْ الَّذِي صَالَحُوهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ اقْسِمُوا فَقَالَ الَّذِي رَقَى لَا تَفْعَلُوا حَتَّى نَأْتِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِي كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا لَهُ فَقَالَ وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ ثُمَّ قَالَ قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ سَهْمًا فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ وَقَالَ شُعْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ سَمِعْتُ أَبَا الْمُتَوَكِّلِ بِهَذَا

Telah menceritakan kepada kami Abu An-Nu'man telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyir dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu berkata; Ada rombongan beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bepergian dalam suatu perjalanan hingga ketika mereka sampai di salah satu perkampungan Arab penduduk setempat mereka meminta agar bersedia menerima mereka sebagai tamu peenduduk tersebut namun penduduk menolak. Kemudian kepala suku kampung tersebut terkena sengatan binatang lalu diusahakan segala sesuatu untuk menyembuhkannya namun belum berhasil. Lalu diantara mereka ada yang berkata: "Coba kalian temui rambongan itu semoga ada diantara mereka yang memiliki sesuatu. Lalu mereka mendatangi rambongan dan berkata: "Wahai rambongan, sesunguhnya kepala suku kami telah digigit binatang dan kami telah mengusahakan pengobatannya namun belum berhasil, apakah ada diantara kalian yang dapat menyembuhkannya?" Maka berkata, seorang dari rambongan: "Ya, demi Allah aku akan mengobati namun demi Allah kemarin kami meminta untuk menjadi tamu kalian namun kalian tidak berkenan maka aku tidak akan menjadi orang yang mengobati kecuali bila kalian memberi upah. Akhirnya mereka sepakat dengan imbalan puluhan ekor kambing. Maka dia berangkat dan membaca Alhamdulillah rabbil 'alamiin (QS Al Fatihah) seakan penyakit lepas dari ikatan tali padahal dia pergi tidak membawa obat apapun. Dia berkata: "Maka mereka membayar upah yang telah mereka sepakati kepadanya. Seorang dari mereka berkata: "Bagilah kambing-kambing itu!" Maka orang yang mengobati berkata: "Jangan kalian bagikan hingga kita temui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu kita ceritakan kejadian tersebut kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan kita tunggu apa yang akan Beliau perintahkan kepada kita". Akhirnya rombongan menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka menceritakan peristiwa tersebut. Beliau berkata: "Kamu tahu dari mana kalau Al Fatihah itu bisa sebagai ruqyah (obat)?" Kemudian Beliau melanjutkan: "Kalian telah melakukan perbuatan yang benar, maka bagilah upah kambing-kambing tersebut dan masukkanlah aku dalam sebagai orang yang menerima upah tersebut". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa. Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata, dan berkata, Syu'bah telah menceritakan kepada kami Abu Bisyir aku mendengar Abu Al Mutawakkil seperti hadits ini. (HR. Bukhori No.2115, 5296)

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَهْطًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْطَلَقُوا فِي سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا حَتَّى نَزَلُوا بِحَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلَاءِ الرَّهْطَ الَّذِينَ قَدْ نَزَلُوا بِكُمْ لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوا يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ فَسَعَيْنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَهَلْ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْكُمْ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ نَعَمْ وَاللَّهِ إِنِّي لَرَاقٍ وَلَكِنْ وَاللَّهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُونَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَصَالَحُوهُمْ عَلَى قَطِيعٍ مِنْ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ فَجَعَلَ يَتْفُلُ وَيَقْرَأُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَتَّى لَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي مَا بِهِ قَلَبَةٌ قَالَ فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمْ الَّذِي صَالَحُوهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ اقْسِمُوا فَقَالَ الَّذِي رَقَى لَا تَفْعَلُوا حَتَّى نَأْتِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِي كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا لَهُ فَقَالَ وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ بِسَهْمٍ

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dalam suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu perkampungan dari perkampungan Arab, mereka meminta supaya diberi jamuan, namun penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka, ternyata salah seorang dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha menerapinya namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan; "Sekiranya kalian mendatangi sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang singgah di tempat kalian, semoga saja salah seorang dari mereka ada yang memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi sambil berkata; "Wahai orang-orang, sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang berbisa, dan kami telah berusaha menerapinya dengan segala sesuatu namun tidak juga membuahkan hasil, apakah salah seorang dari kalian memiliki sesuatu (sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab; "Ya, demi Allah aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi meminta kalian supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku tidak akan meruqyah (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami." Lantas penduduk kampung itu menjamu mereka dengan menyediakan beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi dan membaca al hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan pemimpin mereka terlepas dari tali yang membelenggunya dan terbebas dari penyakit yang dapat membinasakannya. Abu Sa'id berkata; "Lantas penduduk kampung tersebut memberikan imbalan yang telah mereka persiapkan kepada sahabat Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata; "Bagilah." Namun sahabat yang meruqyah berkata; "Jangan dulu sebelum kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan kita akan melihat apa yang beliau perintahkan kepada kita." Setelah itu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukannya kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu adalah ruqyah? Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan berilah bagian untukku." (HR. Bukhori No.5308, Muslim No.4080)

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ إِيَاسٍ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ فَنَزَلْنَا بِقَوْمٍ فَسَأَلْنَاهُمْ الْقِرَى فَلَمْ يَقْرُونَا فَلُدِغَ سَيِّدُهُمْ فَأَتَوْنَا فَقَالُوا هَلْ فِيكُمْ مَنْ يَرْقِي مِنْ الْعَقْرَبِ قُلْتُ نَعَمْ أَنَا وَلَكِنْ لَا أَرْقِيهِ حَتَّى تُعْطُونَا غَنَمًا قَالَ فَأَنَا أُعْطِيكُمْ ثَلَاثِينَ شَاةً فَقَبِلْنَا فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فَبَرَأَ وَقَبَضْنَا الْغَنَمَ قَالَ فَعَرَضَ فِي أَنْفُسِنَا مِنْهَا شَيْءٌ فَقُلْنَا لَا تَعْجَلُوا حَتَّى تَأْتُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَيْهِ ذَكَرْتُ لَهُ الَّذِي صَنَعْتُ قَالَ وَمَا عَلِمْتَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ اقْبِضُوا الْغَنَمَ وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ بِسَهْمٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَأَبُو نَضْرَةَ اسْمُهُ الْمُنْذِرُ بْنُ مَالِكِ بْنِ قُطَعَةَ وَرَخَّصَ الشَّافِعِيُّ لِلْمُعَلِّمِ أَنْ يَأْخُذَ عَلَى تَعْلِيمِ الْقُرْآنِ أَجْرًا وَيَرَى لَهُ أَنْ يَشْتَرِطَ عَلَى ذَلِكَ وَاحْتَجَّ بِهَذَا الْحَدِيثِ وَجَعْفَرُ بْنُ إِيَاسٍ هُوَ جَعْفَرُ بْنُ أَبِي وَحْشِيَّةَ وَهُوَ أَبُو بِشْرٍ وَرَوَى شُعْبَةُ وَأَبُو عَوَانَةَ وَغَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ هَذَا الْحَدِيثَ

Telah menceritakn kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Ja'far bin Iyas dari Abu Nadlrah dari Sa'id bin Al Khudri ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutusku dalam suatu Sariyyah. Kemudian kami singgah pada suatu kaum dan meminta untuk dijamu, namun mereka tidak mau memberikan jamuan. Lalu pemimpin mereka terkena sengatan, maka kami pun segera mendatanginya. Mereka bertanya, "Apakah diantara kalian ada yang bisa meruqyah dari sengatan kalajengking?" Aku berkata, "Ya, sayalah orangnya. Namun saya tidak akan meruqyah hingga kalian member seekor kambing untuk kami." Ia berkata, "Aku akan memberikan tiga ekor kambing untuk kalian." Maka kami pun menyetujuinya, dan aku mulai meruqyah dengan membacakan, "AL HAMDULILLAH" sebanyak tujuh kali, hingga ia siuman dan kami pun langsung mengambil kambing tersebut. Namun di dalam hati kami timbul semacam keraguan akan tiga ekor kambing tersebut. Maka kami pun berkata, "Janganlah kalian tergesa-gesa untuk memakannya, hingga kalian menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Saat menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku langsung menceritakan apa yang telah aku perbuat. Kemudian beliau bersabda: "Tidakkah kamu ketahui ia ia adalah benar-benar ruqyah? Ambillah kambing itu, dan berikanlah aku bagian darinya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan. Abu Nadlrah namanya adalah Al Mundzir bin Malik bin Qutha'ah. Asy Syafi'i membolehkan bagi seorang mu'allim untuk mengambil upah atas pengajaran Al Qur`annya. Dan menurutnya, ia boleh memberikan persyaratan seperti itu dan ia berdalih dengan hadits ini. Ja'far bin Iyas adalah Ja'far bin Abu Wahsyiyyah yakni Abu Bisyr. Syu'bah dan Abu 'Awanah serta lebih dari satu orang perawi telah meriwayatkan hadits ini dari Abu Al Mutawakkal dari Abu Sa'id. (HR. At Tirmidzi No.1989)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَارِيُّ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrahman Al Qariy dari Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syetan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah." (HR. Muslim No.1300, Ahmad No.7487, 8089, 8560, 8681)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ وَإِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ الْبَقَرَةُ لَا يَدْخُلُهُ الشَّيْطَانُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Suhail bin Abu Shalih dari Ayahnya dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya syetan tidak memasuki rumah yang dibacakan didalamnya surat Al Baqarah." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.2802)

والبيهقي عن الصلصال: مَنْ قَرَأَ سُورَةَ البَقَرَةِ تُوِّجَ بِتَاجٍ فِي الجَنَّةِ

As Shalsal berkata : “Siapa yang membaca surat Al Baqarah akan diberi mahkota dari surga.” (R. Al Baihaqi, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

وقال عليه الصلاة والسلام في سورة البقرة : اقرؤوا سورة البقرة، فإن أخذها بركة وتركها حسرة ولا يستطيعها البطلة
وورد: أن البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة لا يقربه شيطان ثلاثاً

Mengenai surat Al Baqarah, Rasulullah saww. bersabda : “Bacalah surat Al Baqarah, karena membacanya mendatangkan berkah, meninggalkannya menimbulkan hasrat dan kekecewaan dan orang-orang yang rusak kelakuannya tidak mampu membacanya”, didalam riwayat lain disebutkan : “Rumah yang dibacakan surat Al Baqarah tidak akan diduduki setan selama tiga hari.” (Di dalam An Nashaih Ad Diniyah)

والحاكم عن أبي ذرّ: إن الله ختم سورة البقرة بآيتين أعطانيهما من كنزه الذي تحت العرش فتعلموهنّ وعلموهنّ نساءكم وأبناءكم، فإنها صلاة وقراءة ودعاء

Abu Dzar ra. Berkata: Nabi Muhammad saww. bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menutup surat Al Baqoroh dengan dua ayat yang diberikan padaku dari pembendaharaan dibawah arsy, maka pelajarilah olehmu dan ajarkan pada istri dan anak-anakmu, sebab ia sebagai (surat bacaan) shalat, dan bacaan serta do’a.” (HR. Al Hakim, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

والدارمي عن عثمان بن عفان رضي الله عنه: مَنْ قَرَأَ آخِرَ آلِ عمْرانَ فِي لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قِيَامَ لَيْلَةٍ

Utsman bin Affan ra. Berkata : “Barangsiapa membaca akhir surat Al Imran pada suatu malam maka dicatat untuknya pahala orang yang bangun malam.” (R. Ad Darimi, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

وأحمد عن معاذ بن أنس: آية العز {وَقُل الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً} (سورة الإسراء: 111) الآية

Mu’adz bin Anas ra. Berkata : “Ayat yang mengandung kemulyaan kejayaan ialah ayat akhir surat Israa’ (wa quill hamdulillaahilladzi lam yattakhidz walada). (R. Ahmad, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَسُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ قَالَا حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرُّؤَاسِيُّ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ هَارُونَ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَبِالْبَصْرَةِ لَا يَعْرِفُونَ مِنْ حَدِيثِ قَتَادَةَ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَهَارُونُ أَبُو مُحَمَّدٍ شَيْخٌ مَجْهُولٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بِهَذَا وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ وَلَا يَصِحُّ مِنْ قِبَلِ إِسْنَادِهِ وَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

lah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Sufyan bin Waki' keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Humaid bin Abdurrahman Ar Ru`asi dari Al Hasan bin Shalih dari Harun Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan dari Qatadah dari Anas ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati, dan hatinya Al Qur`an adalah surat Yasin, barangsiapa membaca surat Yasin, maka Allah akan mencatat baginya seperti membaca seluruh Al Qur`an sepuluh kali atas balasan bacaannya." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Humaid bin Abdurrahman. Sedangkan di Bashrah, orang-orang tidak mengetahuinya dari hadits Qatadah kecuali dari jalur ini. Harun Abu Muhammad adalah seorang syaikh yang majhul (tidak diketahui). Telah menceritakan kepada kami Abu Musa bin Muhammad Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Sa'id Ad Darimi telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Humaid bin Abdurrahman dengan hadits ini. Dan dalam bab ini, ada hadits dari Abu Bakar Ash Shiddiq, namun tidak sah dari sisi sanadnya, karena sanadnya lemah. Dan dalam bab ini, ada juga hadits dari Abu Hurairah. (HR. At Tirmidzi No.2812)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ هَارُونَ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَإِنَّ قَلْبَ الْقُرْآنِ يس مَنْ قَرَأَهَا فَكَأَنَّمَا قَرَأَ الْقُرْآنَ عَشْرَ مَرَّاتٍ


elah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Humaid bin Abdurrahman dari Al Hasan bin Shalih dari Harun Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan dari Qatadah dari Anas ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati Al Qur'an adalah surat Yasin. Barangsiapa yang membacanya, maka ia seakan-akan telah membaca Al Qur'an sebanyak sepuluh kali." (HR. Ad Darimi No.3282, Di dalam An Nashaih Ad Diniyah)

وعن أبي سعيد: مَنْ قَرَأَ يس مَرَّة فَكَأَنَّمَا قَرَأَ القُرْآنَ مَرَّتَيْنِ

Abu Sa’id ra berkata : “Barangsiapa membaca surat Yasin satu kali, maka bagaikan khatam Al Qur’an dua kali.” (di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْبَقَرَةُ سَنَامُ الْقُرْآنِ وَذُرْوَتُهُ نَزَلَ مَعَ كُلِّ آيَةٍ مِنْهَا ثَمَانُونَ مَلَكًا وَاسْتُخْرِجَتْ { لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ } مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ فَوُصِلَتْ بِهَا أَوْ فَوُصِلَتْ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ وَيس قَلْبُ الْقُرْآنِ لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَالدَّارَ الْآخِرَةَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ وَاقْرَءُوهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ

Telah menceritakan kepada kami 'Arim, telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dari Ayahnya dari Seseorang dari Ayahnya dari Ma'qil bin Yasar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Al Baqarah adalah Al Qur'an kedudukan yang tertinggi dan puncaknya. Delapan puluh Malaikat turun menyertai masing-masing ayatnya. Laa ilaaha illaahu wal hayyul qayyuum di bawah 'Arsy, lalu ia digabungkan dengannya, atau digabungkan dengan surat Al Baqarah. Sedangkan Yasin adalah hati Al Qur'an. Tidaklah seseorang membacanya, sedang ia mengharap (ridla) Allah Tabaraka wa Ta'ala dan akhirat, melainkan dosanya akan di ampuni. Bacakanlah surat tersebut terhadap orang-orang yang mati di antara kalian." (HR. Ahmad No.19415, Al Baihaqi, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُهَاجِرِ بْنِ الْمِسْمَارِ عَنْ عُمَرَ بْنِ حَفْصِ بْنِ ذَكْوَانَ عَنْ مَوْلَى الْحُرَقَةِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَرَأَ طه وْ يس قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفِ عَامٍ فَلَمَّا سَمِعَتْ الْمَلَائِكَةُ الْقُرْآنَ قَالَتْ طُوبَى لِأُمَّةٍ يَنْزِلُ هَذَا عَلَيْهَا وَطُوبَى لِأَجْوَافٍ تَحْمِلُ هَذَا وَطُوبَى لِأَلْسِنَةٍ تَتَكَلَّمُ بِهَذَا

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Muhajir bin Al Mismar dari Umar bin Hafsh bin Dzakwan dari mantan budak Al Huraqah dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta'ala membaca surat Thaha dan surat Yasin seribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Ketika para malaikat mendengar Al Qur'an, mereka berkata; Beruntunglah umat yang diturunkan surat itu padanya, beruntunglah rongga yang mengandung surat itu, dan beruntunglah lidah yang berbicara (membaca) dengan surat itu. (HR. Ad Darimi No.3280)

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ مُوسَى بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَلَغَنِي عَنْ الْحَسَنِ قَالَ مَنْ قَرَأَ يس فِي لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ أَوْ مَرْضَاةِ اللَّهِ غُفِرَ لَهُ وَقَالَ بَلَغَنِي أَنَّهَا تَعْدِلُ الْقُرْآنَ كُلَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid Musa bin Khalid telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dari ayahnya ia berkata; Telah sampai berita kepadaku dari Al Hasan ia berkata; Barangsiapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mengharap wajah Allah atau mengharap keridlaan Allah niscaya ia akan diampuni. Ia berkata lagi; Telah sampai berita kepadaku bahwa surat itu menyamai Al Qur'an seluruhnya. (HR. Ad Darimi No.3281, 3283)

حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعٍ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنِي زِيَادُ بْنُ خَيْثَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَرَأَ يس فِي صَدْرِ النَّهَارِ قُضِيَتْ حَوَائِجُهُ

Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Syuja' telah menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ziyad bin Khaitsamah dari Muhammad bin Juhadah dari 'Atha` bin Abu Rabah ia berkata; Telah sampai berita kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca surat Yasin pada awal siang niscaya akan terpenuhi semua kebutuhannya." (HR. Ad Darimi No. 3284, 3285)

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ وَأَنَّ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ تُجَادِلُ عَنْ صَاحِبِهَا

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurrahman bin Auf bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa QUL HUWALLAHU AHAD itu menyamai sepertiga Qur'an, dan TABAARAKAL LADZI BIYADIHIL MULKU menjadi hujjah bagi orang yang membacanya." (HR. Malik No.436)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ سُورَةً مِنْ الْقُرْآنِ ثَلَاثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِيَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Abbas Al Jusyami dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya ada satu surat dalam Al Qur`an yang terdiri dari tiga puluh ayat, dan dapat memberikan syafa'at kepada seseorang hingga dia diampuni, yaitu surat TABAARAKAL LADZII BIYADIHIL MULKU." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan. (HR. At Tirmidzi No.2816, Abudaud No.1192, Ibnumajah No.3776, Ahmad No.7634, 7927)

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ ضَمْرَةَ عَنْ كَعْبٍ قَالَ مَنْ قَرَأَ تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ وَ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ كُتِبَ لَهُ سَبْعُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا سَبْعُونَ سَيِّئَةً وَرُفِعَ لَهُ بِهَا سَبْعُونَ دَرَجَةً

Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah mengabarkan kepada kami Abu Az Zubair dari Abdullah bin Dlamrah dari Ka'b ia berkata; Barangsiapa yang membaca ALIF LAAM MIIM TANZIIL (surat As Sajdah) dan TABAARAKALLADZI BIYADIHIL MULKU (surat Al Mulk), maka akan ditulis baginya tujuh puluh kebaikan dan dihapuskan darinya tujuh puluh keburukan, serta dengan surat itu diangkat baginya tujuh puluh derajat. (HR. Ad Darimi No.3275)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا خَالِدٍ عَامِرَ بْنَ جَشِيبٍ وَبَحِيرَ بْنَ سَعْدٍ يُحَدِّثَانِ أَنَّ خَالِدَ بْنَ مَعْدَانَ قَالَ إِنَّ الم تَنْزِيلُ تُجَادِلُ عَنْ صَاحِبِهَا فِي الْقَبْرِ تَقُولُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ مِنْ كِتَابِكَ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَإِنْ لَمْ أَكُنْ مِنْ كِتَابِكَ فَامْحُنِي عَنْهُ وَإِنَّهَا تَكُونُ كَالطَّيْرِ تَجْعَلُ جَنَاحَهَا عَلَيْهِ فَيُشْفَعُ لَهُ فَتَمْنَعُهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِي تَبَارَكَ مِثْلَهُ فَكَانَ خَالِدٌ لَا يَبِيتُ حَتَّى يَقْرَأَ بِهِمَا

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Shalih telah menceritakan kepadaku Mu'awiyah bin Shalih bahwa ia mendengar Abu Khalid Amir bin Jasyib dan Bahir bin Sa'd keduanya menceritakan bahwa Khalid bin Ma'dan berkata; Sesungguhnya ALIF LAAM MIIM TANZIIL (surat As Sajdah) akan membela pembacanya di dalam kubur. Surat itu berkata; Ya Allah, jika aku termasuk dari kitabMu maka izinkan aku memberi syafaat padanya, namun jika aku tidak termasuk dari kitabMu maka hapuslah aku dari kitabMu. Sesungguhnya surat itu akan menjadi seperti burung yang membentangkan sayapnya di atas pembacanya, lalu memberi syafaat kepadanya. Ia menghalangi pembacanya dari siksa kubur. Demikian pula dengan TABAARAKALLADZI BIYADIHIL MULKU (surat Al Mulk) seperti itu. Khalid tidak pernah tidur malam hingga ia membaca kedua surat tersebut. (HR. Ad Darimi No.3276)

أَخْبَرَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ وَتَبَارَكَ

Telah mengabarkan kepada kami Abu An Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Laits dari Abu Az Zubair dari Jabir ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak tidur hingga membaca ALIF LAAM MIIM TANZIIL (surat As Sajdah) dan TABAARAKALLADZI BIYADIHIL MULKU (surat Al Mulk). (HR. Ad Darimi No.3277, At Tirmidzi No.2817, 3326)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ النُّكْرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَرَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِبَاءَهُ عَلَى قَبْرٍ وَهُوَ لَا يَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ضَرَبْتُ خِبَائِي عَلَى قَبْرٍ وَأَنَا لَا أَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الْمُلْكِ حَتَّى خَتَمَهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِيَ الْمَانِعَةُ هِيَ الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib telah menceritakan kepada kami Yahya bin 'Amru bin Malik An Nukri dari Ayahnya dari Abul Jauza` dari Ibnu Abbas ia berkata; "Sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di pemakaman, tiba-tiba ada seseorang membaca surat TABAARAKAL LADZII BIYADIHIL MULKU (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan) ". sampai selesai, kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang membaca surat TABARAK (surat) Al Mulk sampai selesai, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur." Abu Isa berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan dalam bab ini, ada hadits dari Abu Hurairah. (HR. At Tirmidzi No.2815)

والحاكم عن ابن عباس قال: وددت أن تبارك الذي بيده الملك في قلب كل مؤمن

Ibnu Abbas ra. Berkata : “Saya ingin bahwa surat Tabaaarokalladzi biyadihil mulku itu didalam hati tiap mu’min (ya’ni dihafal oleh setiap orang mu’min).” (R. Al Hakim, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُورَةَ الْكَهْفِ وَعِنْدَهُ فَرَسٌ مَرْبُوطٌ بِشَطَنَيْنِ فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ فَجَعَلَتْ تَدُورُ وَتَدْنُو وَجَعَلَ فَرَسُهُ يَنْفِرُ مِنْهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abu Khaitsamah dari Abu Ishaq dari Al Baraa` ia berkata; Ada seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi, sementara di sampingnya terdapat seekor kuda yang terikat dengan dua tali ikatan. Tiba-tiba ia dinaungi oleh gumpalan awan. Awan tersebut kemudian berputar-putar dan mendekat, hingga kuda itu pun lari. Ketika pagi, laki-laki itu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menuturkan hal itu kepada beliau, maka beliau pun bersabda: "Itulah As sakinah (ketenangan) yang turun bagi (pembaca) Al Qur`an." (HR. Bukhori No.4625, Muslim No.1325, At Tirmidzi No.2810, Ahmad No.17851, 17893)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ الْغَطَفَانِيِّ عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمَرِيِّ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ح و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ شُعْبَةُ مِنْ آخِرِ الْكَهْفِ و قَالَ هَمَّامٌ مِنْ أَوَّلِ الْكَهْف كَمَا قَالَ هِشَامٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku bapakku dari Qatadah dari Salim bin Abul Ja'd Al Ghathafani dari Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya'mari dari Abu Darda` bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan) Dajjall." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Hammam semuanya dari Qatadah dengan isnad ini. Syu'bah berkata; "Dari akhir surat Al Kahfi." Hammam berkata; "Dari awal surat Al Kahfi." Sebagaimana yang dikatakan Hisyam. (HR. Muslim No.1342)

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ حَدِيثِ أَبِي الدَّرْدَاءِ يَرْوِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ قَالَ أَبُو دَاوُد وَكَذَا قَالَ هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ عَنْ قَتَادَةَ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ مَنْ حَفِظَ مِنْ خَوَاتِيمِ سُورَةِ الْكَهْفِ و قَالَ شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ مِنْ آخِرِ الْكَهْفِ

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Hammam berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Salim bin Abu Al Ja'd dari Ma'dan bin Abu Thalhah dari hadits Abu Darda yang ia riwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menghafal sepuluh ayat awal dari surat Al Kahfi, maka ia akan dijaga dari fitnah Dajjal." Abu Dawud berkata, "Seperti ini pula yang dikatakan oleh Hisyam Ad Dustuwa`i dari Qatadah, hanya saja (dalam hadits itu) Rasulullah bersabda: "Barangsiapa menghafal akhir-akhir dari surat Al kahfi, " Syu'bah menyebutkan dari Qatadah, "Akhir dari surat Al Kahfi." (HR. Abudaud No.3765)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَحَجَّاجٌ قَالَ ثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ حَجَّاجٌ فِي حَدِيثِهِ سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ أَبِي الْجَعْدِ يُحَدِّثُ عَنْ مَعْدَانَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ قَالَ حَجَّاجٌ مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ سُورَةِ الْكَهْفِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dan Hajjaj berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah, Hajjaj menyebutkan dalam haditsnya; aku mendengar Salim bin Abu Al Ja'd menceritakan dari Ma'dan dari Abu Darda' dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi, maka ia terlindung dari fitnah Dajjal." Hajjaj menyebutkan, "Barangsiapa membaca sepuluh terakhir dari surat Al Kahfi." (HR. Ahmad No.26244, 26263, 20720)

حَدَّثَنَا حَسَنٌ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ حَدَّثَنَا زَبَّانُ عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ قَرَأَ أَوَّلَ سُورَةِ الْكَهْفِ وَآخِرَهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا مِنْ قَدَمِهِ إِلَى رَأْسِهِ وَمَنْ قَرَأَهَا كُلَّهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا مَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ

Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah telah menceritakan kepada kami Zabban dari Sahl bin Mu'adz dari Bapaknya dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam beliau bersabda: "Barangsiapa membaca awal surat Al Kahfi dan akhirnya, dia mendapatkan cahaya dari kaki sampai kepalanya. Barangsiapa membaca semuanya, dia mendapatkan cahaya antara langit dan bumi". (HR. Ahmad No.15073)

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنْ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man telah menceritakan kepada kami Husyaim telah menceritakan kepada kami Abu Hasyim dari Abu Mijlaz dari Qais bin Ubad dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum'at maka ia akan diterangi oleh cahaya yang terangnya mencapai jarak antara dirinya dan Baitul 'Atiq. (HR. Ad Darimi No.3273)

والبيهقي عن ابن عباس سُورَةُ الكَهْفِ تُدْعَى فِي التَّوْرَاةِ الحَائِلَةُ تَحول بَيْنَ قَارِئِهَا وَبَيْنَ النَّارِ

Ibnu Abbas ra. Berkata : “Surat Al Kahfi disebut dalam taurat Al Haa’ilah yang dapat menandingi orangnya dari neraka.” (R. Al Baihaqi, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

والبيهقي عن الخليل بن مرة قال: الحَوَامِيمُ سَبْعٌ وَأَبْوَابُ جَهَنَّمِ سَبْعٌ يَجِيءُ كُلُّ حَامِيم مِنْهَا يَقِفُ عَلى بَابٍ مِنْ هاذِهِ الأبْوَابِ يَقُولُ: اللَّهُمَّ لا تُدْخِلْ هاذا البابَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِي وَيَقْرَؤنِي

Al Khalil bin Murrah berkata : “Surat yang dimulai dengan haa’mim ada tujuh dan pintu-pintu jahanam juga ada tujuh, maka tiap haa’mim akan tiba dihari qiyamat tegak tegak dimuka masing-masing pintu dan berkata : Ya Tuhan, Janganlah Tuhan masukkan dipintu ini orang yang dahulu percaya kepadaku dan selalu membacanya.” (R. Al Baihaqi, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

والترمذي عن أبي هريرة: مَنْ قَرَأَ حَم الدّخَانُ فِي لَيْلَةٍ أَصْبَحَ يَسْتَغْفِرُ لَهُ سبعون أَلْفَ مَلَكٍ

Abu Hurairah ra. berkata : “Barangsiapa membaca surat Haa’mim Ad Dukhan di waktu malam, maka berpagi-pagi dibacakan istighfar oleh tujuh puluh ribu Malaikat.” (R. At Tirmidzi, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

وابن الضريس عن الحسن قال: مَنْ قَرَأ سُورَةَ الدُّخَانِ فِي لَيْلَةٍ غَفَرَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Al Hasan ra. Berkata : “Barangsiapa membaca surat Haa’mim Ad Dukhan diwaktu malam, maka diampunkan baginya dosa-dosanya yang lalu.” (R Adh Dharies, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

والبيهقي والديلمي عن فاطمة رضي الله عنها: قارىء الحديد وإذا وقعت والرحمن يدعى في ملكوت السماوات والأرض ساكن الفردوس

Fathimah ra. Berkata : “Orang yang membaca (surat) Al Hadid, Idzaa waqoati waqi’ah dan Ar Rahman akan disebut di alam malakut langit dan bumi penghuni (surge) Firdaus.” (R. Al Baihaqi, Ad Dailami, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)


والبيهقي عن ابن مسعود: مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الوَاقِعَةِ فِي كُلِّ ليلة لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ أَبَداً

Ibnu Mas’uud ra. Berkata : Nabi Muhammad saw. bersabda : Barangsiapa membaca surat Al Waqi’ah pada tiap malam, maka tidak akan menderita kemiskinan selamanya. (HR. Al Baihaqi, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

وابن عديّ عن أنس: عَلِّمُوا نِسَائَكُمْ الوَاقِعَةَ فَإِنَّهَا سورَةُ الغِنَى

Anas ra. Berkata : Ajarkanlah pada istri-istrimu surat Al Waqi’ah, karena surat itu surat kekayaan. (R. Ibnu Ady, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ الْعَمِّيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ أَخْبَرَنَا سَلَمَةُ بْنُ وَرْدَانَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِرَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِهِ هَلْ تَزَوَّجْتَ يَا فُلَانُ قَالَ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا عِنْدِي مَا أَتَزَوَّجُ بِهِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ قَالَ بَلَى قَالَ ثُلُثُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ إِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ تَزَوَّجْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ

Telah menceritakan kepada kami 'Uqbah bin Mukram Al Ammi Al Bashri telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Fudaik telah mengabarkan kepada kami Salamah bin Wardan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada salah seorang sahabat beliau: "Apakah kamu sudah menikah hai fulan?" ia menjawab; "Belum, demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak memiliki sesuatu untuk aku pakai menikah." Rasulullah bertanya: "Bukankah kamu punya (hafalan) QUL HUWALLAHU AHAD?" Ia menjawab; "Betul." Beliau bersabda: "Sepertiga al-Qur'an." Beliau bertanya: "Bukankah kau punya (hafalan) IDZAA JAA`A NASHRULLAAHI WAL FATH?" ia menjawab; "Benar." Beliau bersabda: "Seperempat al-Qur'an." Beliau bertanya: "Bukankah kamu punya (hafalan) QUL YAA`AYYUHAL KAAFIRUUN?" ia menjawab; "Benar." Beliau bersabda: "Seperempat al-Qur'an." Beliau bertanya: "Bukankah kau punya (hafalan) IDZAA ZULZILATIL ARDLU?" ia menjawab; "Benar." Beliau bersabda: "Seperempat al-Qur'an." Beliau bersabda: "Menikahlah." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan. (HR. At Tirmidzi No.2820)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ قَالَ حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ وَرْدَانَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ صَاحِبَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ رَجُلًا مِنْ صَحَابَتِهِ فَقَالَ أَيْ فُلَانُ هَلْ تَزَوَّجْتَ قَالَ لَا وَلَيْسَ عِنْدِي مَا أَتَزَوَّجُ بِهِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ إِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ أَلَيْسَ مَعَكَ آيَةُ الْكُرْسِيِّ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ قَالَ بَلَى قَالَ رُبُعُ الْقُرْآنِ قَالَ تَزَوَّجْ تَزَوَّجْ تَزَوَّجْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

elah menceritakan kepada kami Abdullah bin al-Harits berkata, telah menceritakan kepadaku Salamah bin Wardan, Anas bin Malik, seorang sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wasallam menceritakan, Pernah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bertanya kepada salah seorang sahabatnya, bersabda, "Wahai fulan apakah kau sudah menikah?". Dia menjawab, "Belum, saya tidak mempunyai bekal untuk itu". (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Bukankah kamu hapal: QUL HUWA ALLOHU AHAD". Dia menjawab, ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Itu adalah seperempat al-qur'an". (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Bukan kau hapal: QUL YA AYYUHAL KAFIRUN". Dia berkata, ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Itu adalah seperempat al-qur'an" (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Bukan kau hapal: IDZA ZULZILATIL ARDZU". Dia berkata, ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Itu adalah seperempat al-qur'an". (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Bukan kau hapal: IDZA JAA'A NASRULLOH". Dia berkata, ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Itu adalah seperempat al-qur'an". (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Bukan kau hapal ayat kursi: ALLAHU LA ILAHA ILLA HUWA". Dia berkata, ya. (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Itu adalah seperempat al-qur'an". (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda, "Menikahlah, menikahlah, menikahlah, " beliau mengulanginya tiga kali. (HR. Ahmad No.12831)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ وَرْدَانَ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ رُبُعُ الْقُرْآنِ وَإِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ رُبُعُ الْقُرْآنِ وَإِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ رُبُعُ الْقُرْآنِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al-Walid telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah bercerita kepadaku Salamah bin Wardan berkata: saya mendengar Anas bin Malik Radhiyallahu'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN adalah seperempat Al Qur`an, IDZAA ZULZILATIL ARDLU juga seperempat Al Qur`an dan IDZA JAA`A NASHRULLOHI juga seperempat Al Qur`an ". (HR. Ahmad No.12031)

والبيهقي عن ابن عمر: ألا يستطيع أحدكم أن يقرأ ألف آية في كل يوم؟ قالوا: ومن يستطيع أن يقرأ ألف آية في كل يوم؟ قال: أما يستطيع أحدكم أن يقرأ {ألَهَاكُمُ التَّكَاثُرُ}

Ibnu Umar ra. Berkata : “Apakah tidak dapat seseorang membaca seribu ayat tiap hari, sahabat bertanya : Siapakah yang dapat membaca seribu ayat tiap hari? Berkata : Apakah tidak dapat seseorang membaca : Alhaa kumuttakaatsur. (HR. Al Baihaqi, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)
والشيخان وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه ومالك وأحمد والطبراني والبزار
وأبو عبيد عن عشرة من الصحابة: قُلْ هُوَ الله أَحَد تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ

Nabi Muhammad saww. bersabda : “Membaca surat Qul huwallahu ahad (Al Ikhlas) sama dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR. Bukhari, Musli, Abudaud, At Tirmidzi, An Nasa’I, Ibnumajah, Malik, Ahmad, Ath Thabaranai, dll, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

وأحمد عن معاذ بن أنس: مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ بَنَى الله لَهُ بَيْتاً فِي الجَنَّةِ

Mu’adz bin Anas ra. Berkata : “Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad sebelas kali maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah disurga.” (R. Ahmad, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

والبيهقي وابن عديّ عن أنس: مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ مائَةَ مَرَّةٍ غَفَرَ الله لَهُ خَطَيئَةَ خَمْسينَ عاماً مَا اجْتَنَبَ خصالاً أَرْبعاً: الدِّمَاءَ وَالأمْوَالَ وَالفُروجَ وَالأشْرِبَة

Anas ra. Berkata : “Barangsiapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad seratus kali, diampunkan baginya dosa lima puluh tahun jika ia meninggalkan empat perkara (dosa) : Dosa pertumpahan darah, Dosa makan harta dengan batil (haram), Dosa kemaluan (melacur) dan Dosa minum khamer.” (R. Al Baihaqi dan Ibnu Ady, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

والطبراني عن فيروز: مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ مائَةَ مَرَّةٍ فِي الصَّلاةِ أَوْ غَيْرِهَا كَتبَ الله لَهْ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ

Fairuz berkata : “Barangsiapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad seratus kali dalam sembahyang atau tidak, maka Allah akan menulis untuknya kebebasan dari neraka.” (R. Ath Thabarani, Didalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrasyad)

Wallahu a’lam bishawab..

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar bin Ahmad Al ‘Aydrus.

Alfaqir ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

http://shulfialaydrus.wordpress.com/
http://shulfialaydrus.blogspot.com/


Menggapai Lailatul Qadar.



Menggapai Lailatul Qadar. 

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِوَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِلَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍتَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍسَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an pada malam qadar (kemuliaan)). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya. Malam  itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS. Al Qadr (97) : 1-5)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada suatu malam  yang diberkahi". (QS. Ad Dukhaan (44) : 3)

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Al Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menegakkan lailatul qodar (dengan ibadah) karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhori No.34, 36, 1875, 1768, Muslim No.1269, At Tirmidzi No.619 Abudaud No.1165,  An Nasa’i No.2177)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا أَبُو سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Abu Suhail dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan". (HR. Bukhori No.1878, 1880, Muslim No.1989, 1990, 1991, 1998, At Tirmidzi No.722, Abudaud No.1173, 1175, Ibnumajah No.1756,  Ahmad No.5275, 19879, 19896, 23306)

حَدَّثَنَا شُجَاعُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الَّذِي كَانَ يَكُونُ فِي بَنِي دَالَانَ يَزِيدُ الْوَاسِطِيُّ عَنْ طَلْقِ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ أَبِي عَقْرَبٍ الْأَسَدِيِّ قَالَ أَتَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ فَوَجَدْتُهُ عَلَى إِنْجَازٍ لَهُ يَعْنِي سَطْحًا فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ فَصَعِدْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا لَكَ قُلْتَ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبَّأَنَا أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي النِّصْفِ مِنْ السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ وَإِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ صَبِيحَتَهَا لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ قَالَ فَصَعِدْتُ فَنَظَرْتُ إِلَيْهَا فَقُلْتُ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ

Telah menceritakan kepada kami Syuja' bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Abu Khalid yang dikenal di kalangan banu Dalan dengan Yazid Al Wasithi dari Thalq bin Habib dari Abu 'Aqrab Al Asadi ia berkata, "Aku menemui Ibnu Mas'ud yang saat itu aku dapati ia berada di hasil buminya - tempat pengeringan kurma-. Aku mm dia mengatakan, 'Maha benar Allah dan Rasul-Nya'. Aku lalu naik dan mendekat ke tempat ia berada, aku lalu tanyakan kepadanya, 'Wahai Abu 'Abdurrahman, ada apa? Engkau katakan 'Maha benar Allah dan Rasul-Nya'? Ibnu Mas'ud lalu menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita bahwa malam lailatul qadar pada pertengahan tujuh hari terakhir, sebagai tandanya matahari akan muncul di pagi hari dengan tidak membawa sinar." Ibnu Mas'ud melanjutkan, "Aku lalu naik untuk melihat dan melihatnya, lalu aku katakan, 'Maha benar Allah dan Rasulk-Nya'." (HR. Ahmad No.4143)

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُولُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَفِي الْبَاب عَنْ عُمَرَ وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ وَجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ وَجَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَابْنِ عُمَرَ وَالْفَلَتَانِ بْنِ عَاصِمٍ وَأَنَسٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ وَأَبِي بَكْرَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَبِلَالٍ وَعُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَائِشَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَوْلُهَا يُجَاوِرُ يَعْنِي يَعْتَكِفُ وَأَكْثَرُ الرِّوَايَاتِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي كُلِّ وِتْرٍ وَرُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِينَ وَلَيْلَةُ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ وَخَمْسٍ وَعِشْرِينَ وَسَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَتِسْعٍ وَعِشْرِينَ وَآخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ قَالَ أَبُو عِيسَى قَالَ الشَّافِعِيُّ كَأَنَّ هَذَا عِنْدِي وَاللَّهُ أَعْلَمُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُجِيبُ عَلَى نَحْوِ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يُقَالُ لَهُ نَلْتَمِسُهَا فِي لَيْلَةِ كَذَا فَيَقُولُ الْتَمِسُوهَا فِي لَيْلَةِ كَذَا قَالَ الشَّافِعِيُّ وَأَقْوَى الرِّوَايَاتِ عِنْدِي فِيهَا لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِينَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّهُ كَانَ يَحْلِفُ أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَيَقُولُ أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَلَامَتِهَا فَعَدَدْنَا وَحَفِظْنَا وَرُوِيَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ أَنَّهُ قَالَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ تَنْتَقِلُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ حَدَّثَنَا بِذَلِكَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ أَيُوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ بِهَذَا

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishaq Al Hamdani telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Hisyam bin 'Urwah dari Ayahnya dari 'Aisyah berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadlan dan beliau bersabda: 'Raihlah malam lailatul Qodar pada sepuluh hari terakhir'." Hadits semakna diriwayatkan dari Umar, Ubay bin Ka'ab, Jabir bin Samurah, Jabir bin Abdullah, Ibnu Umar, Al Falatan bin 'Ashim, Anas, Abu Sa'id, Abdullah bin Unais, Abu Bakrah, Ibnu Abbas, Bilal, dan Ubadah bin Shamit. Abu 'Isa berkata; "Hadits 'Aisyah merupakan hadits hasan shahih, dan arti dari perkataan berliau "yujawiru" yaitu ber'itikaf. Kebanyakan riwayat dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal memakai lafazh: "Raihlah Lailatul Qodar pada sepuluh malam terakhir di malam yang ganjil". Diriwayatkan juga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa lailatul qodar diraih pada malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh dan dua puluh sembilan serta malam terakhir bulan Ramadlan. Abu 'Isa berkata; "Syafi'i berkata; 'Itu hanya pendapatku. Allah lebih tahu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab pertanyaan kami seperti yang sebelumnya. Beliau akan menjawab sebagaimana yang pertama. Ditanyakan kepada beliau, yang bisa mencarinya pada malam yang demikian". Lalu beliau kabarkan: "Carilah pada malam yang sekian…". Syafi'i berkata; riwayat yang paling kuat menurutku ialah riwayat malam ke dua puluh satu." Abu 'Isa berkata; "Diriwayatkan juga dari Ubay bin Ka'ab. Dia bersumpah bahwa lailatul Qodar diraih pada malam ke dua puluh tujuh. Dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabari kami tanda-tandanya lalu kami hapalkan." Diriwayatkan dari Abu Qilabah bahwa beliau berkata; "Malam lailatul qodar itu berpindah-pindah pada sepuluh hari terakhir." Telah menceritakan kepadaku Abdu bin Humaid telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Ayyub dari Abu Qilabah. (HR. At Tirmidzi No.722)

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ أَنَّ نَافِعًا أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepada saya Ibnu Wahab dari Yunus bahwa Nafi' mengabarkannya dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhua berkata: " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan". (HR. Bukhori No.1885, Muslim No.2005, At Tirmidzi No.720, Ibnumajah No.1763, Abudaud No.2106, 2109, Ahmad No.5896)

وعنْ عائِشَةَ رَضِيَ اللَّه عنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِذا دَخَلَ العَشْرُ الأَوَاخِرُ مِنْ رمَضَانَ ، أَحْيا اللَّيْلَ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَه ، وجَدَّ وَشَدَّ المِئزرَ.  متفقٌ عليه

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:"Rasulullah Saww. apabila telah masuk pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, beliau selalu beribadah pada waktu malam serta membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh ibadah dan mengikatkan sarungnya (tidak bersetubuh dengan istrinya)". (HR.Bukhari dan Muslim)

وعنْ عائِشَةَ رَضِيَ اللَّه عنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَجْتَهِدُ فِي رَمضانَ مَالا يَجْتَهِدُ في غَيْرِهِ ، وفي العَشْرِ الأَوَاخِرِ منْه ، مَالا يَجْتَهدُ في غَيْرِهِ.  رواهُ مسلمٌ

Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, berkata: "Rasulullah saww. sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah pada bulan Ramadhan, tidak seperti pada bulan-bulan yang lain, dan pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau saww. semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah tidak seperti pada malam-malam yang lain (dihari Ramadhan)." (Riwayat Muslim)

Kapankah atau tepatnya Malam Qadar (Lailatul Qadar) itu ?

Menurut pendapat yang masyhur tentang malam Al-qadar dengan mengutip keterangan dari Ubay bin Ka'ab dan Ibnu Abbas dan kebanyakan pendapat ulama', adalah jatuh pada malam yang keduapuluh tujuh, dengan mengambil dalil dari sabda Nabi Saww.:"Iltamisuu lailatal qadri fii sab-in wa isyriina khalat min syahri ramadhaana. "Carilah malam Al-Qadar pada malam keduapuluh tujuh yang telah berlalu  dari bulan Ramadhan". Yaitu malam yang pada waktu pagi cuacanya sangat cerah, dan yang dengan cuaca itu Allah telah menjayakan agama Islam dan menurunkan Malaikat untuk memberikan pertolongan kepada Kaum Muslimin.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِهْرَانَ الرَّازِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدَةُ عَنْ زِرٍّ قَالَ سَمِعْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُولُا وَقِيلَ لَهُ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُا مَنْ قَامَ السَّنَةَ أَصَابَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَقَالَ أُبَيٌّ وَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِنَّهَا لَفِي رَمَضَانَ يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِي وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mihran Ar Razi telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim Telah menceritakan kepada kami Al Auza'i telah menceritakan kepadaku Abdah dari Zirr ia berkata, saya mendengar Ubay bin Ka'ab berkata, dan telah dikatakan kepadanya bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata, "Siapa yang melakukan shalat malam sepanjang tahun, niscaya ia akan menemui malam Lailatul Qadr." Ubay berkata, "Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, sesungguhnya malam itu terdapat dalam bulan Ramadlan. Dan demi Allah, sesungguhnya aku tahu malam apakah itu. Lailatul Qadr itu adalah malam, dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat di dalamnya, malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot." (HR. Muslim No.1272)

و حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَى رَجُلٌ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَاطْلُبُوهَا فِي الْوِتْرِ مِنْهَا

Dan telah menceritakan kepadaku Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb - Zuhair berkata- Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Salim dari bapaknya radliallahu 'anhu, ia berkata; Seorang bermimpi bahwa Lailatul Qadr terdapat pada malam kedua puluh tujuh bulan Ramadlan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku bermimpi seperti mimipimu, yaitu pada sepuluh malam yang akhir. Karena itu, carilah ia pada malam-malam yang ganjil." (HR. Muslim No.1987, 1999, 2000)

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّهُ سَمِعَ مُطَرِّفًا عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ قَالَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada kami ayahku telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Qatadah bahwa dia mendengar Muttharif dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai lailatul qadr, beliau bersabda: "Lailatul qadr adalah malam ke dua puluh tujuh." (HR.Abudaud No.1178, Ahmad No.6185)

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ وَعَاصِمٍ هُوَ ابْنُ بَهْدَلَةَ سَمِعَا زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ وَزِرُّ بْنُ حُبَيْشٍ يُكْنَى أَبَا مَرْيَمَ يَقُولُ قُلْتُ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ إِنَّ أَخَاكَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ مَنْ يَقُمْ الْحَوْلَ يُصِبْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَقَالَ يَغْفِرُ اللَّهُ لِأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ لَقَدْ عَلِمَ أَنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَلَكِنَّهُ أَرَادَ أَنْ لَا يَتَّكِلَ النَّاسُ ثُمَّ حَلَفَ لَا يَسْتَثْنِي أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ قَالَ قُلْتُ لَهُ بِأَيِّ شَيْءٍ تَقُولُ ذَلِكَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ قَالَ بِالْآيَةِ الَّتِي أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ بِالْعَلَامَةِ أَنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لَا شُعَاعَ لَهَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdah bin Abu Lubabah serta 'Ashim yaitu Ibnu Bahdalah mereka telah mendengar Zirrb Hubaisy yang diberi kunya Abu Maryam, ia berkata; saya berkata kepada Ubai bin Ka'ab saudaramu yaitu Abdullah bin Mas'ud berkata; barang siapa yang melakukan shalat satu tahun maka ia mendapatkan lailatul qadar. Kemudian Ubai berkata; semoga Allah merahmati Abu Abdur Rahman; sungguh ia telah mengetahui bahwa lailatul qadar itu ada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, yaitu malam ke tujuh puluh dua, akan tetapi ia ingin agar orang-orang tidak berbergantung kepadanya. Kemudian ia bersumpah dan tidak mengucapkan insya Allah, bahwa malam tersebut adalah malam kedua puluh tujuh. Zirr berkata; aku katakan kepadanya; berdasarkan apakah engkau mengatakan hal tersebut wahai Abu Al Mundzir? Ia berkata; dengan tanda yang telah dikabarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau dengan tanda bahwa matahari terbit pada hari itu tidak memiliki sinar. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR.At Tirmidzi No.3274)

Keterangan diatas dikuatkan lagi oleh sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Utsman bin Al-'Ash mempunyai pembantu kecil yang berkata padanya:"Wahai tuan, sesungguhnya aku mendapatkan air laut rasanya tawar pada suatu malam Ramadhan". Utsman bin Al-'Ash berkata:"Apabila hal itu terjadi lagi di suatu malam, maka hendaklah kamu memberitahukan kepadaku". Lalu dia memberitahukan  kepadanya, ternyata malam itu adalah malam keduapuluh tujuh dari bulan Ramadhan.

Keterangan diatas masih dikuatkan lagi oleh penganalisaan sebagian ulama', yakni bahwa jumlah kalimat yang ada pada surat Al-Qadar adalah tigapuluh kalimat, sejumlah hari pada bulan Ramadhan. Demikian pula lafazh hiya (malam itu) dari kalimat salamun hiya, merupakan bagian kesempurnaan ayat yang keduapuluh tujuh. Dan kalimat yang menunjukkan malam Al-Qadar, pembacaannya adalah dengan diucapkan sekaligus, sekalipun kalimat-kalimat dalam surat Al-Qadar itu mengandung banyak kalimat seperti anzalnahu. Menurut analisa yang lain disebutkan, bahwa huruf yang menunjukkan nama lailatu'l Qadr ada sembilan huruf yaitu: Lam, Ya, Lam, Ta, Hamzah (Alif), Lam, Qaf, Dal, dan Ra. Dan Kalimat Lailatu'l-Qadri dalam surat Al-Qadar diulang sampai tiga kali, jadi 9x3=27.

Menurut pendapat lain yang dikutip dari keterangan sebagian ahli kasyaf menjelaskan, bahwa malam Al-Qadar itu jatuh pada hari yang bertepatan dengan awal bulan Ramadhan (pada sepuluh terakhir), Hanya saja, pendapat ini tidak dilandasi dengan pegangan apapun, sehingga dimungkinkan pendapat itu tidak terarah.

Menurut analisa Syaikh Ahmad Zaruq dan lainnya dijelaskan, bahwasanya malam Al Qadar itu tidak terlepas dari malam Jum'at pada tanggal-tanggal yang gasal/ganjil dari malam-malam yang akhir bulan Ramadhan. Analisa seperti ini juga dikutip dari keterangan Ibnu'l-'Arabi.

Didalam kitab tafsir Imam Al-Khatib dikemukakan suatu ketentuan tentang malam Al Qadar, dengan mengutip penjelasan dari Syaikh Abu'l Hasan Asy-Syadzali, Bahwasanya:

1. Jika awal Ramadhan pada hari Ahad, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal duapuluh sembilan.
2. Jika awal Ramadhan pada hari Senin, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal duapuluh Satu. kemudian perhitungan seterusnya dilakukan dengan naik dan turun menurut harinya.
3. Jika awal Ramadhan pada hari Selasa, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal duapuluh tujuh.
4. Jika awal Ramadhan pada hari Rabu, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal sembilanbelas.
5. Jika awal Ramadhan pada hari Kamis, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal duapuluh lima.
6. Jika awal Ramadhan pada hari Jum'at, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal tujuhbelas.
7. Jika awal Ramadhan pada hari Sabtu, maka malam Al-Qadar jatuh pada tanggal duapuluh tiga.  (di dalam Kitab At-Tuhfa Al-Mardhiyyah)

Apa yang harus kita lakukan pada malam Qadar (Laitul Qadar) itu ?

Kita memperbanyak shalat, berdoa, memperbanyak memohon ampun (istigfar) kepada Allah, dzikir atau shalawat kepada Nabi Muhammad Saww. pada malam tersebut.

وعنْ عائِشَةَ رَضِيَ اللَّه عنْهَا ، قَالَتْ : قُلْتُ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِن عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ ما أَقُولُ فيها ؟ قَالَ : قُولي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العفْوَ فاعْفُ عنِّي  رواهُ التِرْمذيُّ وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu, seandainya saya mengetahui pada malam itu adalah lailatul-qadri, apakah yang harus saya baca/ucapkan pada malam itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ucapkanah/bacalah: ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII (Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun, gemar memberikan pengampunan, maka ampuniiah saya). “ (HR. At Termidzi No.3435 dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih, Ibnumajah No.3840, Ahmad No.24215).

Wallahu a'lam bishawab..

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar bin Ahmad Al 'Aydrus.

Alfaqir ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

http://shulfialaydrus.wordpress.com/
http://shulfialaydrus.blogspot.com/

Pentingnya bershalawat kepada Nabi Muhammad Saww.

Pentingnya bershalawat kepada Nabi Muhammad Saww.

Shalawat merupakan Jamak dari kata shalat, dengan arti do'a, rahmat dari tuhan, memberi berkah, dan juga merupakan ibadah.

Bershalawat mempunyai pengertian: Apabila dari Allah berarti memberi rahmat, dari malaikat berarti memohonkan ampunan dan kalau dari kita (orang mukmin) berarti do'a supaya diberi rahmat. Shalawat memegang kunci, sebab merupakan realisasi dari kecintaan umat kepada Sang Pembawa Penerang (Muhammad Saww) dengan shalawat kita bisa mendapatkan segala karunia-Nya.

Mengenai shalawat jelas-jelas Allah memerintahkannya, hal ini Allah kemukakan dalam firmannya:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (Q.S. Al-Ahzab : 56)

Para ahli tafsir mengatakan pada kata Nabi disini adalah Nabi Muhammad saww. karena beliau selalu dipanggil bukan dengan namanya tetapi dengan julukan panggilan kemuliaan seperti Rasul atau Nabi tidak seperti Nabi-nabi yang lain, diayat ini ulama mengatakan bahwa pada ayat tersebut Allah dan para Malaikatnya selalu bershalawat kepada Rasulullah sampai saat ini dan terus sedang dikerjakan, karena diayat tersebut (yusholuuna) menggunakan kata kerja fi’il mudhori yaitu kalimat kata kerja yang sedang dilakukan dan terus menerus.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ ابْنُ عَثْمَةَ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَيْسَانَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ شَدَّادٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرُوِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا وَكَتَبَ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar yaitu Bundar telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid Ibnu Atsmah telah menceritakan kepadaku Musa bin Ya'qub Az Zam'i telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Kaisan bahwa Abdullah bin Syaddad telah mengabarkan kepadanya dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang paling dekat denganku pada hari Qiyamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku." Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan gharib, telah diriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang bershalawat satu kali kepadaku, maka Allah akan memberikan shalawat sepuluh kali kepadanya dan dicatat baginya sepuluh kebaikan." (HR. At Tirmidzi No.446, 447, An Nasa’i dan Ibnu Hibban)

Mengenai banyaknya shalawat Rasulullah saww. bersabda:

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللَّهَ جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي فَقَالَ مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Qabishah dari Sufyan dari Abdullah bin Muhammad bin 'Uqail dari Ath Thufail bin Ubai bin Ka'ab dari ayahnya berkata: Bila dua pertiga malam berlalu, Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam bangun lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, ingatlah Allah, ingatlah Allah, tiupan pertama datang dan diiringi oleh tiupan kedua, kematian datang dengan yang ada padanya, kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya, kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya." Berkata Ubai: Wahai Rasulullah, aku sering membaca shalawat untuk baginda, lalu seberapa banyak aku bershalawat untuk baginda? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam menjawab: "Terserah." Aku bertanya: Seperempat? Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam menjawab: "Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu." Aku bertanya: Setengah? Beliau menjawab: ""Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu." Aku bertanya: Dua pertiga?"Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu." Aku berkata: Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda. Beliau bersabda: "Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu dan dosamu diampuni." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.2381, Ahmad dan Al Hakim)

Pentingnya bershalawat kepada Nabi Muhammad Saww. terdapat dalam hadis Rasulullah dan kisah para ulama zuhud diantarannya:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa serta Ziyad bin Ayyub mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi dari Sulaiman bin Bilal dari 'Umarah bin Ghaziyyah dari Abdullah bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib dari ayahnya dari Husain bin Ali bin Abu Thalib dari Ali bin Abu Thalib ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR. At Tirmidzi No.3469, 3498 dan Ahmad No.7139)

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf dia berkata; telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dia berkata; telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan mengucapkan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat untuknya." (HR. An Nasa’i No.1280, Ahmad No.13257 dan Al Hakim)

، عن أنس رضي اللّه عنه قال‏:‏ قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم‏:‏ ‏"‏مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلْيُصَلِّ عَليَّ، فإنَّهُ مَنْ صَلَّى عَليَّ مَرَّةً، صَلَّى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ عَشْرا

Dari Anas r.a. ia berkata, Rasulullah Saww. Bersabda:
"Barangsiapa disebutkan namaku disisinya, maka hendaklah ia mengucapkan shalawat kepadaku, karena barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah Azza wa Jalla bershalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali". (HR. Ibnu Sunni dengan isnad jayyid).

حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ لَيْثٍ عَنْ كَعْبٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهَا زَكَاةٌ لَكُمْ وَاسْأَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا دَرَجَةٌ فِي أَعَلَى الْجَنَّةِ لَا يَنَالُهَا إِلَّا رَجُلٌ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ

Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad  telah menceritakan kepada kami Syarik dari Laits dari Ka'ab dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Bershalawatlah untukku, karena itu adalah zakat bagi kalian, dan mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena itu adalah derajat di surga yang paling tinggi yang tidak akan bisa didapat kecuali oleh satu orang saja, dan aku berharap bahwa orang itu adalah aku." (HR. Ahmad No.8415)

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ الْكَوْسَجُ قَالَ أَنْبَأَنَا عَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ قَالَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ قَالَ قَدِمَ عَلَيْنَا سُلَيْمَانُ مَوْلَى الْحَسَنِ ابْنِ عَلِيٍّ زَمَنَ الْحَجَّاجِ فَحَدَّثَنَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ ذَاتَ يَوْمٍ وَالْبُشْرَى فِي وَجْهِهِ فَقُلْنَا إِنَّا لَنَرَى الْبُشْرَى فِي وَجْهِكَ فَقَالَ إِنَّهُ أَتَانِي الْمَلَكُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّ رَبَّكَ يَقُولُ أَمَا يُرْضِيكَ أَنَّهُ لَا يُصَلِّي عَلَيْكَ أَحَدٌ إِلَّا صَلَّيْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا وَلَا يُسَلِّمُ عَلَيْكَ أَحَدٌ إِلَّا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا

Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur Al Kausaj dia berkata; telah memberitakan kepada kami 'Affan dia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad dia berkata; telah menceritakan kepada kami Tsabit dia berkata; datang kepada kami Sulaiman -mantan budak Al Hasan bin 'Ali pada masa Al Hajjaj-, maka dia menceritakan kepada kami dari 'Abdullah bin Abu Thalhah dari Bapaknya bahwa pada suatu hari Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam datang dengan wajah yang berseri-seri, maka kami berkata kepadanya, "Kami melihat wajahmu berseri-seri". Kemudian beliau bersabda: "Malaikat datang kepadaku, ia berkata kepadaku; 'Wahai Muhammad, Rabbmu berfirman, "Tidaklah Allah menjadikanmu ridha kalau ada seseorang yang bershalawat kepadamu kecuali Aku juga bershalawat kepadanya sepuluh kali?. Tidak ada seorangpun yang menyampaikan salam kepadamu kecuali Aku juga menyampaikan salam kepadanya sepuluh kali." (HR. An Nasa’i No.1266 dan Ibnu Hibba, dengan sanad yang baik)


حَدَّثَنَا جُبَارَةُ بْنُ الْمُغَلِّسِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ عَلَيَّ خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Jubarah bin Al Mughallas berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Amru bin Dinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa lupa bershalawat kepadaku, maka ia akan keliru menempuh jalan ke surga. " (HR. Ibnumajah No.898)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ حَدَّثَنَا أَبُو صَخْرٍ أَنَّ يَزِيدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Haiwah, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Shakhr bahwa Yazid bin Abdullah bin Qusaid menceritakan kepadanya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah seseorang memberi salam kepadaku melainkan Allah 'azza wajalla akan mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya." (HR. Ahmad No.10935, Abudaud)

التيمي أنّ رسول الله قال: صَلُّوا عَليَّ فَإِنّ الصّلاةَ عَلَيَّ كَفَّارَةٌ لَكُمْ وَزَكَاةٌ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلّى الله عَلَيْهِ عَشْراً

At Taimi meriwayatkan, bahwa Nabi saww. bersabda :
“Bacalah shalawat untukku, maka bacaan shalawatmu untukku itu menjadi penebus dosamu, dan kesucian untuk dirimu, maka barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat padanya sepuluh kali (ya’ni rahmat Allah akan turun padanya sepuluh kali lipat). (di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

» والطبراني: مَنْ صَلّى عَلَيَّ وَاحِدةً صَلّى الله عَلَيْه عَشْراً، وَمَنْ صَلّى عَلَيَّ عَشْراً صَلّى الله عَلَيْهِ مائَةً، وَمَنْ صَلّى عَلَيَّ مائَة كَتَبَ الله لَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ بَرَاءةً مِنَ النِّفَاقِ وَبَرَاءَةً مِنَ النَّارِ وَأَسْكَنَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مَعَ الشّهَدَاءِ

Nabi Muhammad saww. bersabda :
“Barangsiapa yang membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat untuknya sepuluh kali, dan barangsiapa bershalawat untukku sepuluh kali, maka Allah bershalawat untuknya seratus kali, dan barangsiapa bershalawat untukku seratus kali, maka Allah menulis diantara kedua matanya kebebasan dari nifak, dan kebebasan dari neraka dan ditempatkan pada hari kiamat bersama orang-orang yang mati syahid.” (HR. At Thabarani, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

وابن عساكر: «أَكْثِرُوا الصَّلاةَ عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاتَكُمْ عَلَيَّ مَغْفِرَةٌ لِذنُوبِكُمْ، وَاطْلُبُوا لِيَ الدَّرَجَةَ وَالوَسِيلَة، فَإِنَّ وَسِيلَتِي عِنْدَ رَبِّي شَفَاعَةٌ لَكُمْ»

Nabi Muhammad saww. bersabda :
“Perbanyaklah membaca shalawat untukku, karena shalawatmu padaku itu menyebabkan pengampunan dosa-dosamu, dan mintalah pada Allah untukku derajat wasilah, maka sesungguhnya wasilahku dihadapan Tuhan itu akan berupa syafa’at bagi kamu.” (HR. Ibnu As Sakir, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

والنميري وابن بشكوال موقوفاً على أبي بكر رضي الله عنه قال: الصلاة على رسول الله أمحق للخطايا من الماء للنار، والسلام على النبي أفضل من عتق الرقاب، وحب رسول الله أفضل من مهج الأنفس، أو من ضرب السيف في سبيل الله.

Abubakar ra. Berkata :
“Membaca shalawat pada Rasulullah saww. lebih kuat untuk menghapus dosa daripada air terhadap api, dan mengucap salam kepada Rasulullah saww. lebih afdhol dari memerdekakan budak, dan cinta kepada Rasulullah saww. itu lebih afdhol daripada mengorbankan jiwa dan daripada memukul dengan pedang fisabilillah.” (HR. An Numairi dan Ibn Basykual, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

وروي أن النبي قال: «ثَلاثَة تَحْتَ ظِلِّ الرَّحْمانِ عَزّ وَجَلّ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظِلّهُ. قيل: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: مَنْ فَرَّجَ عَنْ مَكْروبٍ مِنْ أُمّتِي وَمَنْ أَحْيَا سُنّتِي، وَمَنْ أَكْثَرَ الصَّلاة عَلَيَّ»

Nabi Muhammad saww. bersabda :
“Tiga macam orang yang akan mendapat naungan Allah Azza Wajalla, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Allah. Maka ditanya : siapakah mereka itu ya Rasulullah? Jawab Nabi Muhammad saww. : Siapa yang meringankan kesukaran orang dari umatku, dan siapa yang menghidupkan sunnahku, dan siapa yang banyak membaca shalawat kepadaku (untukku).” (di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ قَرَأْتُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, aku membacakan kepada Abdullah bin Nafi', telah mengabarkan kepadaku Ibnu Abu Dzi`bin dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bershalawatlah kepadaku, sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada." (HR. Abudaud No.1746, Ahmad No.8449)

Allah menurunkan wahyu kepada Musa as.: "Hai Musa, kalau engkau ingin Aku lebih dekat denganmu daripada pembicaraan dengan lidahmu, daripada bisikan hati dengan hatimu, daripada nyawa dengan badanmu, daripada sinar penglihatan dengan matamu dan daripada pendengaran dengan telingamu, perbanyaklah membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saww".

Sabda Rasulullah Saww.:
"Sesungguhnya Allah SWT. telah menciptakan malaikat yang memiliki sebuah sayap di dunia timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah arasy dan kedua kakinya dibawah bumi yang ketujuh, padanya ada bulu sebanyak bilangan makhluk Allah SWT, lalu apa bila ada seseorang laki-laki atau perempuan dari umatku membaca shalawat kepadaku, memerintahlah Allah SWT kepada malaikat itu untuk menyelam dalam laut dari cahaya di bawah Arasy. Malaikat itu menyelam di dalamnya kemudian keluar dan mengibaskan sayapnya. Meneteslah sebuah tetesan dari setiap bulu dan dan Allah SWT menjadikan dari setiap tetesan itu malaikat yang memintakan ampun padanya sampai hari kiamat".

Datang seorang perempuan kepada Hasan Al-Bashri ra, berkatalah dia: "Sesungguhnnya anak perempuanku yang masih sangat muda telah mati dan aku ingin untuk melihatnya di dalam tidur. Maka aku dating kepadamu agar kau ajarkan kepadaku apa yang dapat aku buat perantara untuk melihatnya". Diajarkannya oleh Hasan Al-Bashri perempuan itu, dan ia dapat bermimpi melihat anaknya yang pada anaknya itu ada pakaian dari aspal, pada lehernya terdapat rantai dan kakinya terikat. Diceritakanlah hal itu pada Hasan dan bersedihlah hatinya Hasan Al-Bashri. Berselang beberapa waktu Hasan bermimpi melihatnnya didalam surga dan pada kepalanya terdapat mahkota, lalu ia berkata : "Hai Hasan, tidakkah engkau mengenalku? Aku adalah anak puteri dari perempuan yang datang padamu dahulu dan mengatakan begini kepadamu". Berkatalah Hasan kepadanya: "Apa yang menjadikanmu dalam keadaan yang aku lihat ini?" Dia menjawab: "Ada seorang laki-laki lewat pada kami, dia membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saww. sekali sedang dalam kuburan itu ada lima ratus lima puluh orang dalam siksa. Lalu dipanggillah: "Hilangkanlah siksa dari mereka berkat bacaan shalawat laki-laki ini".

Disebutkan bahwa sesungguhnya seseorang laki-laki melihat perwujudan yang sangat buruk di hutan. Dia bertanya : "Siapakah engkau ini?" Bentuk yang buruk itu menjawab: "Aku adalah amalmu yang jahat". Bertanya lagi laki-laki itu : "Bagaimana bisa selamat darimu?" Dia menjawab : "Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saww." Sebagaimana Nabi Muhammad Saww. telah bersabda : "Membaca shalawat kepadaku dalam hari Jum'at delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa selama delapan puluh tahun baginya".

(Hikayah) Sesungguhnya seseorang laki-laki lupa dari membaca shalawat kepada tuan kita Nabi Muhammad Saww. Pada suatu malam dia mimpi melihat Nabi Muhammad Saww. tidak mau menoleh padanya, dia bertanya : "Ya Rasulallah, apakah engkau marah padaku?" Beliau menjawab: "Tidak". Dia bertanya lagi: "Lalu sebab apakah engkau tidak memandang kepadaku?" Beliau menjawab: "Karena aku tidak mengenalmu". Laki-laki itu bertanya: "Bagaimana engkau tidak mengenalku sedang aku adalah seorang dari umatmu. Para ulama meriwayatkan bahwa sesungguhnya engkau lebih mengenal umatmu dari pada seseorang ibu mengenali anaknnya". Beliau bersabda: "Mereka benar tetapi engkau tidak pernah mengingat aku dengan bacaan shalawat. Padahal kenalku dengan umatku adalah menurut kadar bacaan shalawat mereka padaku". Terbangunlah laki-laki itu dan mengharuskan dirinya untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saww. setiap hari seratus kali. Dia selalu melakukan itu, lalu dia melihat beliau dalam tidur dan beliau bersabda : "Aku mengenalmu sekarang dan akan memberi syafa'at padamu". Ya’ni karena dia telah menjadi orang yang cinta kepada Rasulullah Saww.

Dari Anas Bin Malik ra, dia berkata : "Bersabda Rasulullah Saww: "Barangsiapa yang membaca shalawat atas aku sekali, Allah akan menciptakan dari diri orang yang membaca shalawat itu sebuah awan putih. Kemudian Allah memerintahkan awan itu mengambil dari lautan rahmat. Dia mengambil dan Allah memerintahkannya menurunkan hujan. Ketika dia telah menurunkan hujan, maka setiap tetes yang manapun menetes di atas bumi Allah menciptakan emas darinya, dan setiap tetes yang menetes di atas gunung Allah menciptakan darinya perak, dan setiap tetes yang menetes pada orang kafir Allah menganugrahkan pada orang kafir itu keimanan".

Diriwayatkan dari Muhammad Bin Munkadir, Sesungguhnya dia berkata: "Aku mendengar ayahku berkata: "Ketika Sufyan Ats-Tsauri sedang tawaf, tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang tidak akan mengangkat telapak kaki dan tidak pula meletakkan telapak kaki itu, kecuali dia mesti membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saww." berkata Ats-Tsauri: "Aku berkata kepadanya: "Hai orang ini, sesungguhnya engkau telah meninggalkan tasbih dan tahlil serta menghadapi shalawat kepada Nabi Muhammad Saww. Adakah di sampingmu sesuatu mengenai ini?" Dia berkata: "Siapa engkau? Semoga Allah mengampunimu". Aku menjawab: "Aku Sufyan Ats-Tsauri". Dia berkata: "Seandainya engkau bukanlah orang yang zuhud ahlizamannya, tentu tidak akan aku ceritakan padamu dan tidak aku perlihatkan rahasiaku". Kemudian dia berkata kepadaku: "Aku pernah keluar dengan ayahku beribadah haji ke Baitullah Al-Haram, sehingga pada sementara tempat ayahku jatuh sakit, Aku mengurus perkaranya sehingga pada akhirnya ia meninggal dan menjadi hitamlah wajahnya. Aku berkata : "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" dan aku menutup wajahnya. Tertidurlah aku karena sangat mengantuk dengan perasaan amat sedih. Aku bermimpi bertemu seorang laki-laki yang tidak pernah aku lihat lebih tampan dari dia, yang lebih bersih pakaiannya dan lebih harum darinya. Dia mengangkat kaki dan melakkan yang lain, sehingga dekatlah dengan ayahku. Kemudian dia membuka kain dari wajah ayahku itu dan mengusapkan tangannya pada wajah ayah, dan menjadi bersinarlah wajah itu. Laki-laki itu mengundurkan diri pulang dan aku berpegang pada pakainnya lalu bertanya: "Hai hamba Allah, siapakah engkau ini yang Allah telah memberi anugrah kepada ayahku sebab engkau di bumi asing ini?" Dia berkata : "Tidaklah engkau mengenalku? Aku adalah Muhammad Bin Abdullah pemilik Al-Qur'an. Ingat, ayahmu adalah orang yang berlebihan pada dirinya tetapi dia memperbanyak shalawat atas aku. Ketika dia mengalami apa yang sedang dialaminya, dia minta pertolongan padaku sedang aku adalah orang yang banyak menolong kepada orang yang memperbanyak bacaan shalawat atasku". Lalu terbangunlah aku dan tiba-tiba wajah ayahku benar telah menjadi terang".

Datang dalam sebuah hadist, sesungguhnya Jibril as datang pada suatu hari kepada Nabi Muhammad Saww. dan berkata : "Ya Rasulallah, aku telah melihat seorang malaikat di langit berada diatas singgasana. Di sekitarnya terdapat tujupuluh ribu malaikat berbaris melayaninnya. Setiap nafas yang dihembuskan malaikat itu, Allah menciptakan darinnya seorang malaikat. Dan sekarang ini aku lihat malaikat itu ada diatas gunung Qaf dengan patah sayapnya, dan dia sedang menangis. Ketika dia melihat aku, dia berkata: "Adakah engkau mau menolong aku?" Aku berkata: "Apa salahmu?" Dia berkata: "Ketika aku berada diatas singgasana pada malam mi'raj, lewatlah padaku Muhammad Saww. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini, serta menjadikan aku berada di tempat ini seperti apa yang kau lihat". Jibril berkata: "Merendakan dirilah aku kepada Allah dan memberikan pertolongan padanya. Maka Allah berfirman : "Hai Jibril, katakanlah agar ia membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saww". Membaca shalawatlah malaikat itu pada engkau dan Allah mengampuninya serta menumbuhkan kedua sayapnya".

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah dari Abdul 'Aziz bin Shuhaib dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan telah menceritakan pula kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qotadah dari Anas berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya". (HR. Bukhori No.14, Muslim No.63, An Nasa’I No.4928, Ibnu Majah No.66 dan Ahmad No.12349)

Dari Abi Hurairah dan Amar bin Yasir Ra. Dari Nabi Saww, bahwa beliau bersabda:
"Sungguh Allah ta'aalaa telah menciptakan satu malaikat dan memberikan kepadanya pendengaran makhluk semuannya, dan dia berdiri diatas kuburku sampai qiyamat. Maka tidak seorangpun dari umatku yang membacakan shalawat untuk saya sekali, kecuali dia Malaikat menyebutkan namanya dan nama ayahnya serta berkata:"Hai Muhammad Saww, sungguh fulan bin fulan telah bershalawat kepadamu. Mereka para sahabat berkata:"Hai Rasulullah apakah engkau tidak tahu firman Allah: "Sungguh Allah dan para Malaikatnya bershalawat kepada Nabi". Maka beliau Nabi Saww. bersabda:"Ini adalah dari ilmu yang terjaga, dan kalau sekiranya kamu sekalian tidak bertanya, tentu tidak saya beritahu kepadamu. Sabda Nabi Saww.:"Sungguh Allah Swt. telah mewakilkan/menyerahkan dua malaikat untuk saya, maka tidaklah aku disebutkan dihadapan seseorang muslim kemudian membaca shalawat untuk saya, kecuali dua Malaikat itu berkata:"Mudah-mudahan Allah Swt. mengampuni engkau", dan para Malaikat pun berkata sebagai jawaban kepada keduanya:"Aamiin"="Semoga Allah mengabulkan". Dan tidaklah aku disebutkan dihadapan seorang muslim, kemudian dia tidak membaca shalawat untuk saya kecuali dua Malaikat itu berkata:"Semoga Allah tidak mengampuni engkau", dan para Malaikat berkata sebagai jawabankepada keduanya:"Aamiin"="Semoga Allah mengabulkan". (Abus Su'ud Ra)

Dari Anas bin Malik Ra. dari Nabi Saww.:
"Tidak satu do'apun kecuali antara do'a itu dan langit terdapat suatu hijab/aling-aling, sehingga dibacakan shalawat kepada Nabi Saww. Kalau dibacakan shalawat kepada Nabi Saww. maka terkoyaklah hijab itu dan masuklah do'a itu. Dan bila tidak dibacakan shalawat, maka kembalilah do'anya".

Diceritakan bahwa ada seseorang laki-laki yang shalih telah duduk bertasyahud dan dia terlupa membaca shalawat untuk Nabi Saww.. Maka dia bermimpi melihat Rasulullah Saww. dan berkata kepadanya:"Mengapa engkau lupa membaca shalawat untuk saya". Kata orang laki-laki itu:"Wahai Rasulullah Saww., karena saya disibukkan dengan menyanjung kepada Allah serta ibadah kepadanya, maka saya lupa". Maka Nabi Saww. bersabda:"Apakah engkau tidak mendengar sabdaku:"Semua amal itu terhenti dan semua do'a itu tertahan, sehingga dibacakan shalawat untuk saya". Selanjutnya beliau bersabda:"Kalau sekiranya pada hari qiyamat ada seorang hamba datang dengan membawa kebagusan seluruh penghuni dunia dan tidak terdapat shalawat untuk saya, niscaya kebagusan itu ditolak dan tidak diterima". (Zubdatul Waa'izdiina)

Dari Abdurrahman bin Aufin Dari Nabi Saww.:
"Telah datang kepada saya Malaikat Jibraa-il dan berkata:"Hai Muhammad Saww., tidak seorangpun membaca shalawat untukmu kecuali dibacakan shalawat oleh tujuh puluh ribu Malaikat, dan barangsiapa dibacakan shalawat oleh para Malaikat, maka dia tergolong keluarga sorga".

Diriwayatkan oleh Hasan Al-Bashari Ra. bahwa dia berkata:"Saya melihat Abu Ishmah dalam mimpi, maka saya berkata kepadanya:"Hai Abu Ishmah, apakah yang dilakukan oleh Allah Swt. kepadamu?" Dia menjawab:"Dia Allah Swt. telah mengampuni saya". Kata saya:"Dengan sebab apa?" Kata dia:"Saya tidak menuturkan sebuah hadits kecuali saya membaca shalawat untuk Nabi Saww.". (Zubdatul Waa'Izdiina)

Dari Nabi Saww., bahwa beliau bersabda:
"Telah datang kepada saya Malaikat Jibrail, Mikail, Israfil dan Izrail As. Kata Jibrail As. : "Hai Rasulullah Saww., barang siapa membaca shalawat untukmu pada tiap-tiap hari sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan saya lewatkan dia diatas jembatan seperti halilintar yang menyambar". Kata Mikail As.:"Saya akan member minum kepadanya dari telagamu". Kata Israfil As.:"Saya akan sujud kepada Allah Swt. serta tidak saya angkat kepala saya sehingga Allah Swt. Mengampuninya". Kata Izrail As.:"Saya akan mencabut ruhnya sebagaimana saya mencabut ruh para Nabi As. Diriwayatkan dari Abdullah bahwa dia berkata:"Kami mempunyai seorang pembantu yang melayani Sultan/raja, sedang dia bersifat fasiq. Maka pada suatu malam dia saya jumpai sedang tangannya pada/memegang tangan Nabi Saww. (bergandengan). Maka kata saya kepadanya (Nabi Saww):"Hai Nabi Saww. Allah, orang ini adalah termasuk hamba yang fasiq, maka bagaimana dia boleh meletakkan tangannya diatas tangan engkau? Sabda Nabi Saww.:"Sungguh dia telah diampuni, dan saya telah memberikan syafaat kepadanya dari Allah Swt.". Kata saya:"Wahai Nabi Saww. Allah, dengan sebab apa dia memperoleh kedudukan itu? Kata Nabi Saww.:"Dengan sebab banyaknya membaca shalawat untuk saya. Sungguh dia pada tiap-tiap malam akan tidur diranjangnya, dia membaca shalawat untuk saya seribu kali". (Tuhfatul Muluuki)

Dari Ka'ab Ra. bahwa dia berkata:"Bila telah datang hari qiyamat, maka Nabi Adam As. melihat salah seorang dari umat Muhammad Saww. yang digiring/dihalau keneraka; dan dia Nabi Adam As. memanggil:"Hai Muhammad". Kata/jawab Nabi Muhammad Saww. :"Yaa, hai Abulbasyar/ayah para manusia". Kata Adam:"Sungguh ada seorang dari umatmu yang dihalau keneraka". Maka Nabi Saww. meloncat dibelakangnya sehingga mendapatkan orang itu dan berkata:"Hai para Malaikat Tuhanku, berhentilah dahulu!". Mereka para Malaikat Berkata:"Hai Muhammad tidakkah engkau baca firman Allah Swt: "Laa ya'shuuna maa amarahum wa yaf'aluuna maa yu-maruun" Mereka itu tidak mendurhakai kepada Allah terhadap apa-apa yang diperintahkan dan mereka mengerjakan apa-apa yang mereka diperintah". Maka mereka mendengar seruanNya(Allah) : "Hai para Malaikat; taatlah kamu sekalian kepada Muhammad Saww.". Kata Nabi Saww.:"Kembalikan dia ketempat timbangan!". Maka amalnyapun ditimbang dan menjadi lebih beratlah kejahatannya daripada kebaikannya. Lalu Nabi Saww. mengeluarkan kertas/catatan dari sakunya yang didalam catatan itu terdapat tulisan shalawat yang dibacakan sewaktu didunia, kemudian diletakkan sebagai tambahan kebaikan sehingga menjadi lebih berat. Orang laki-laki itupun gembira dan berkata:"Demi ayahku dan ibuku, siapakah engkau ini? Rasulullah Saww. Bersabda:"Saya adalah Muhammad". Kemudian laki-laki itu mencium kaki Nabi Saww. seraya berkata:"Wahai Rasulullah, Apakah kertas/catatan itu? Kata Nabi Saww.:"Dia adalah shalawat yang engkau baca untuk saya sewaktu didunia saya simpan untuk kamu". Kata seorang hamba:"Duh menyesal sekali aku terhadap apa-apa yang telah aku lengahkan (tidak bershalawat)  disisi Allah Swt.". (Kanzul Akhbaari)

Diriwayatkan dari Nabi Saww. bahwa beliau bersabda:"
Sesungguhnya Allah ta'aalaa telah menciptakan para Malaikat yang di tangannya terdapat beberapa pena dari emas dan beberapa kertas dari perak, yang mereka itu tidak mencatat sesuatupun melainkan shalawat untuk saya dan keluarga rumah saya."
Telah diceritakan bahwa ada seorang Yahudi yang menuduh orang muslim mencuri ontanya. Maka ia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan manafiq. Nabi Saww. memutuskan hukum onta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan orang muslim, sehingga orang muslim itu kebingungan. Maka dia mengangkat kepalanya menengadah kelangit seraya berkata: "Tuhanku, dan Baginda Tuanku, Engkau Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak mencuri onta ini". Kemudian dia berkata pula:"Wahai Rasulullah, sungguh keputusan hukum engkau itu betul, akan tetapi mintalah keterangan kepada onta ini". Kata Nabi Saww.:"Hai onta milik siapakah engkau?" Onta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih terang : "Wahai Rasulullah, saya adalah milik orang muslim ini dan sesungguhnya mereka para saksi itu sama dusta". Kata Nabi Saww. : "Hai muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga Allah Swt. menjadikan onta ini bisa mengatakan milikmu? Wahai Rasulullah, saya tidak tidur diwaktu malam sehingga lebih dulu membaca shalawat untuk engkau 10 kali". Kata Nabi Saww.:"Engkau telah selamat dari hukum dipotong tanganmu didunia ini, dan selamat juga dari siksa diakhirat nantinya dengan sebab berkahnya engkau membaca shalawat untuk saya". (Durratul Waa'izdiina)

Dari Abi Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saww. Bersabda :
"Bershalawatlah atas para Nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kamu semua bershalawat kepadaku, sebab mereka itu sama diutus sebagaimana aku diutus". (HR. Ahmad dan Al-Khathib)

والبيهقي: أكْثِرُوا مِنَ الصَّلاةِ عَليَّ يَومَ الجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الجُمُعَةِ، فَمَنْ فَعَلَ ذالِكَ كُنْتُ لَهُ شَهيداً أَوْ شَفِيعاً يَوْمَ القِيَامَةِ

Nabi Muhammad saww. bersabda :
“Perbanyaklah membaca shalawat untukku pada hari Jum’at dan malam Jum’at, maka barangsiapa yang berbuat itu, maka aku akan menjadi saksi dan member syafa’at padanya dihari kiamat.” (HR. Al Baihaqi, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

وأبو نعيم: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الجُمُعَةِ مائَةَ مَرَّةً جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَمَعَهُ نُور لَوْ قُسِمَ ذلك النُّورُ بَيْنَ الخَلْقِ كُلِّهمْ لَوَسَعَهُمْ

Rasulullah Saww. Bersabda :
"Siapa bershalawat kepadaku dihari Jum'at seratus kali maka ia datang dihari kiamat dengan cahaya, andaikata dibagi antara makhluk semuanya maka cahaya itu akan memenuhinya". (HR. Abu Nu'aim, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad dan didalam Al-Hilyah)

وأبو داود والنسائي: إنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيامِكُمْ يَوْمَ الجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

Nabi Muhammad saww. bersabda :
“Sesungguhnya hari-hari yang utama bagi kamu yaitu hari Jum’at maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku, karena bacaan shalawatmu itu langsung disampaikan kepadaku )yaitu pada hari Jum’at itu).” (HR. Abudaud dan An Nasa’I, di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah Saww, Bersabda :
"Siapa bershalawat kepadaku disisi kuburku maka saya mendengarnya, siapa bershalawat kepadaku dari jauh maka shalawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku, dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratannya, dan aku sebagai saksi dan pembela baginya". (HR. Al-Baihaqy dan Al-Khatib)

وقال صلى الله عليه وسلم إن في الأرض ملائكة سياحين يبلغوني عن أمتي السلام

Nabi Muhammad saww. bersabda :
"Sesungguhnya diatas bumi ini ada malaikat yang berkelana dan menyampaikan salam dari umatku kepadaku". (Di dalam Kitab Ihya Ulumiddin)

Kata Syaikh Al-Muzdhir:"Sungguh kebiasaan para raja dan para orang-orang yang terhormat itu memuliakan kepada orang-orang yang mau menghormati para kekasihnya dan mau memuliakan para sahabat karibnya. Maka sesungguhnya Allah Swt. itu raja dari sekalian raja dan Dzat yang paling mulia, sehingga Dia Allah Swt. lebih berhak terhadap kebiasaan yang mulia itu. Sungguh orang yang memuliakan kekasihNya serta NabiNya Saww. dengan membaca shalawat untuk beliau, maka akan dia dapatkan rahmat dari Allah Swt., terhapus semua dosanya dan ditinggikan derajatnya.

Kata Ibnu Syaikh Rahimahullaahu ta'aalaa : "Yaitu Wajib membaca shalawat setiap disebutkan asma Nabi Saww., dan meskipun dalam satu majlis disebutkan seribu kali". (Durratun Nasihin)

 وروى التيمي عن زين العابدين أنه قال: علامة أهل السنة كثرة الصلاة على رسول الله

At Taimi meriwayatkan dari Zainal Abidin berkata :
“Tanda bahwa orang itu termasuk ahlussunnah, bila ia banyak membaca shalawat terhadap Rasulullah saww.” (di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

والطبراني: مَنْ قَالَ جَزَى الله عَنّا مُحَمَّداً بِمَا هُوَ أَهْلُهُ أَتْعَبَ سَبْعِينَ مَلَكاً ألْفَ صَبَاحٍ

At Thabarani berkata :
“Barangsiapa yang membaca JAZALLAAHU ANNAA MUHAMMADAN BIMAA HUWA AHLUHU, maka akan melelahkan (mencatat pahalanya) tujuhpuluh Malaikat seribu hari.” (di dalam Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrosyad)

Wallaahu a'lam bishawab..

Jadi banyak-banyaklah kita bershalawat kepada Nabi Muhammad Saww, terutama pada malam Jum'at dan hari Jum'at dan mengikuti Sunahnya Rasulullah Saww, agar kita diridhai oleh Allah Swt. dan mendapat safa'at dari Rasulullah Saww., serta tidak menjadi orang yang merugi diakhirat nanti karena mengetahui ganjaran dari shalawat kepada Nabi Saww. karena "siapa yang cinta pada sesuatu hal maka ia akan sering menyebut-nyebutnya".

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar bin Ahmad Al ‘Aydrus.

Alfaqir ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

http://shulfialaydrus.wordpress.com/
http://shulfialaydrus.blogspot.com/


Amalan-Amalan Sunah Agar Di Ampuni Dosa Sebanyak Buih Dilautan.



Amalan-Amalan Sunah Agar Di Ampuni Dosa Sebanyak Buih Dilautan.

حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ الْوَاسِطِيُّ أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ الْمَذْحِجِيِّ قَالَ مُسْلِم أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَى سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ

Telah menceritakan kepadaku Abdul Hamid bin Bayan Al Wasithi telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Suhail dari Abu 'Ubaid Al Madzhiji. -Muslim menjelaskan bahwa Abu Ubaid adalah mantan budak Sulaiman bin Abdul Malik- dari 'Atha` bin Yazid Al Laitsi dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa bertasbih (Subhanallah) kepada Allah sehabis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bertahmid (Alhamdulillah) kepada Allah tiga puluh tiga kali, dan bertakbir (Allahu Akbar) kepada Allah tiga puluh tiga kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, -dan beliau menambahkan- dan kesempurnaan seratus adalah membaca Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabh telah menceritakan kepada kami Ismail bin Zakariya dari Suhail dari Abu 'Ubaid dari Atha` dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti hadits di atas. (HR. Muslim No.939, Abudaud No.1286, Ahmad No.8478, 9878, Malik No.439)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI (Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari seratus kali, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni walaupun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhori No.5926, At Tirmidzi No.3388, Ibnumajah No.3802, Ahmad No.7667, 8518, 10266, dan Malik No.438)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ عَنْ زَبَّانَ بْنِ فَائِدٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَعَدَ فِي مُصَلَّاهُ حِينَ يَنْصَرِفُ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى يُسَبِّحَ رَكْعَتَيْ الضُّحَى لَا يَقُولُ إِلَّا خَيْرًا غُفِرَ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah Al Muradi telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Yahya bin Ayyub dari Zabban bin Fa`id dari Sahl bin Mu'adz bin Anas Al Juhani dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa tetap duduk di tempat shalatnya ketika selesai dari shalat shubuh (sambil berdzikir) sampai dia mengerjakan dua raka'at dluha dan tidak mengucapkan kata-kata kecuali yang baik, melainkan dosa-dosanya akan terampuni meskipun lebih banyak dari buih di lautan." (HR.Abudaud No.1095, Ahmad No.15070)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ أَخْبَرَنَا النَّهَّاسُ بْنُ قَهْمٍ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ شَدَّادٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin 'Ashim, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami An Nuhas bin Qahm dari Abu 'Ammar Syaddad dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bisa (mengerjakan) menjaga (setiap harinya) dua rakaat dhuha maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Ibnumajah No.1372, Ahmad No.9339, 10043, 10075)

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ الْوَصَّافِيُّ عَنْ عَطِيَّةَ الْعَوْفِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ حِينَ يَأْوِي إِلَى فِرَاشِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ رَمْلٍ عَالِجٍ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ عَدَدِ وَرَقِ الشَّجَرِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah berkata; telah menceritakan kepada kami Ubaidullah Ibnul Walid Al Washshafi dari 'Athiyyah Al 'Aufi dari Abu Sa'id Al Khudri berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ketika akan tidur ia mengucapkan: ASTAGHFIRULLAAH ALLADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIHI (aku memohon ampun kepada Allah yang tidak ada Tuhan yang patut di sembah selain Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Benar, dan aku bertaubat kepada-Nya) sebanyak tiga kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun seperti buih di lautan, walaupun seperti gunung pasir, walau seperti jumlah daun di pepohonan." (HR. Ahmad No.10652)

Alfaqir ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.. :)

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

http://shulfialaydrus.wordpress.com/
http://shulfialaydrus.blogspot.com/